Anda di halaman 1dari 23

Tiga penyebab utama kematian ibu di Indonesia

adalah perdarahan (30%), eklampsia (25%), dan


infeksi (12%). WHO memperkirakan kasus
preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara
berkembang daripada di negara
maju.Prevalensi preeklampsia di negara maju
adalah 1,3% - 6%, sedangkan di negara
berkembang adalah 1,8% - 18%. Insiden
preeklampsia di Indonesia sendiri adalah
128.273/tahun atau sekitar 5,3%.
 Hipertensi dalam kehamilan
didefinisikan sebagai tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg
Hipertensi kronik
•TD ≥ 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau
KLASIFIKASI
didiagnosis sebelum umur kehamilan 20
minggu. Preeklampsia
•Kriteria minimum :
Hipertensi gestasional •TD ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20
•Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama minggu
kali selama kehamilan setelah uk 20 minggu •Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ +1 dipstick
•Tidak ada proteinuria Preeklampsia berat :
•TD kembali normal < 12 minggu postpartum •TD ≥ 160/110 mmHg
•Proteinuria 2 g/24 jam atau ≥ +2 dipstick
•Diagnosis pasti ditegakkan postpartum
•Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali diketahui
•Dapat disertai gejala preeklampsia (nyeri naik sebelumnya
epigastrium atau trombositopenia)
•Trombosit < 100.000/mm3
•Microangiophatic hemolysis (peningkatan
Hipertensi
kronik dengan LDH)
superimposed preeklampsia •Peningkatan ALT atau AST
•Nyeri kepala persisten atau gangguan visual
•Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam pada perempuan
yang hipertensi tapi tidak ada proteinuria •Nyeri epigastrik persisten
sebelum umur kehamilan 20 minggu Eklampsia:
•Peningkatan tiba-tiba pada proteinuria atau •Kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain
TD atau trombosit < 100.000/mm3 pada pada perempuan yang menderita preeklampsia
perempuan dengan hipertensi dan proteinuria
sebelum umur kehamilan 20 minggu
Dari berbagai macam faktor risiko terjadinya
hipertensi dalam kehamilan maka dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a.Primigravida
b.Hiperplasentosis, seperti molahidatidosa,
kehamilan ganda, diabetes melitus, hidrops
fetalis, bayi besar.
c.Umur yang ekstrim.
d.Riwayat keluarga yang pernah mengalami
preeklampsia dan eklampsia
e.Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil
f. Obesitas
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik
pada kehamilan yang ditandai dengan adanya
disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap
adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi
endotel dan koagulasi.
Diagnosis preeklampsia ditegakkan
berdasarkan adanya hipertensi dan proteinuria
pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Edema
tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik
karena sangat banyak ditemukan pada wanita
dengan kehamilan normal
Banyak teori yang dikemukakan tentang
terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu:
a. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
b. Teori Iskemia Plasenta danPembentukan Radikal
Bebas
c. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi
dalam kehamilan
d. Disfungsi sel endotel
e. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
f. Teori adaptasi kardiovaskular
g. Teori genetika
h. Teori defisiensi gizi
i. Teori stimulasi inflamasi
 Hipertensi
 Proteinuria
 Edema
 Oliguria
 Kejang
 Asamurat
 Gangguan visus
 Disebut preekalmpsia berat
apabila terdapat satu atau lebih Disebut Preeklamsia Ringan
tanda berikut : apabila
- TD ≥160/110mmHg pada 2 - TD diastolik 90-110mmHg
pemeriksaan yang berjarak 4-6 - Proteinuria sampai ++
jam, dengan pasien dalam - Tidak ada tanda-tanda lain dari
keadaan istirahat. PEB
- Proteinuria ≥5g/24 jam, atau
dipstik +3
- Oliguria
- udema paru
- cerebral or visual disturbance
- Pulmonary edema
- nyeri perut kanan atas
- gangguan fungsi hepar PER dapat dengan cepat
- Trombositopenia meningkat menjadi PEB,
- IUGR dengan risiko kejang

9
Tujuan dasar penatalaksanaan untuk
setiap kehamilan dengan penyulit pre-
eklamsia adalah:
• Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, dan
gangguan fungsi organ vital pada ibu
• Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil
mungkin bagi ibu dan janinnya.
• Melahirkan bayi sehat
• Pemulihan sempurna kesehatan ibu.
Cara pemberian magnesium sulfat
regimen:
• Loading dose : initial dose 4 gram MgSO4
intravena, (40 % dalam 10 cc) selama 15 menit.
• Maintenance dose :Diberikan infus 12 gram
dalam larutan Ringer /12 jam; Selanjutnya
maintenance dose diberikan 4 gram i.m. tiap 4-6
jam.
Di RSU dr. Pirngadi Medan, antihipertensi
diberikan jika tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan
atau tekanan diastolik ≥ 110 mmHg.
 Antihipertensi lini pertama
• Nifedipine
 Dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit, maksimum
120 mg dalam 24 jam.Tidak boleh diberikan secara
sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat maka hanya
boleh diberikan per oral.
 Antihipertensi lini kedua
 Sodium nitroprusside: 0,25 μg i.v./kg/menit, infuse;
ditingkatkan 0,25 μg i.v./kg/5 menit.
 Diazokside: 30-60 mg mg i.v./5 menit; atau i.v infuse 10
mg/menit dititrasi
Persalinan pervaginam merupakan cara yang paling
baik bila dapat dilaksanakan cepat tanpa banyak kesulitan.
 Pada eklampsia gravidarum perlu diadakan induksi dengan
amniotomi dan infus pitosin, setelah penderita bebas dari
serangan kejang selama 12 jam dan keadaan serviks
mengizinkan.
 Tetapi, apabila serviks masih lancip dan tertutup terutama
pada primigravida, kepala janin masih tinggi, atau ada
persangkaan disproporsi sefalopelvik, sebaiknya dilakukan
seksio sesarea.
 Jika persalinan sudah mulai pada kala I, dilakukan
amniotomi untuk mempercepat partus dan bila syarat-syarat
telah dipenuhi, dilakukan ekstraksi vakum atau cunam.
 Maternal • Fetal
• Eklamsia • Pertumbuhan janin
• Perdarahan terhambat
serebrovaskular • Persalinan prematur
• HELLP syndrome • Perdarahan serebral
• Pneumothorax
• Gagal ginjal
• Serebral palsy
• Edema paru
• Ablasio retina
• Solusia plasenta
• Koma
• Trombosis vena
Kumpulan gejala multisistem dengan
karakteristik anemia hemolitik,
mikroangiopati, gangguan fungsi hepar
dan trombositopenia. Sindroma ini
terdapat pada 10% dari pasien PE.
 Didahului tadna dan gejala yang tidak khas malaise, lemah, nyeri kepala,
mual, muntah (semuanya ini mirip tanda dan gejala infeksi virus)
 Adanya tanda dan gejala preeklampsia
 Tanda-tanda hemolisis intravaskular: kenaikan LDH, AST, dan bilirubin
indirek
 Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar: kenaikan ALT, AST, LDH
 Trombositopenia ( trombosit ≤ 150.000/ml)
 Semua perempuan hamil dengan keluhan nyeri pada kuadran atas
abdomen, tanpa memandang ada atau tidaknya tanda dan gejala
preeklampsia, harus dipertimbangkan sindroma HELLP
Pengaruh TBC pada kehamilan
tergantung dari beberapa faktor antara
lain: lokasi penyakit (intra atau
ekstrapulmonal), usia kehamilan, status
gizi ibu dan ada tidaknya penyakit
penyerta.
 Jika pemberian OAT dimulai pada awal kehamilan akan
memberikan hasil yang sama seperti pasien yang tidak hamil,
tetapi bila diagnosis dan penanganan terlambat terjadi
peningkatan angka morbiditas bayi 4 kali lipat dan peningkatan
kelahiran preterm sebesar 9 kali lipat. Selama kehamilan dapat
terjadi transmisi basil TBC ke janin. Transmisi biasanya terjadi
secara limfatik, hematogen atau secara langsung. Janin dapat
terinfeksi melalui darah yang berasal dari infeksi plasenta melalui
venaumbilikalis atau aspirasi cairan amnion
Penatalaksanaan pasien TBC padakehamilan
tidak berbeda dengan TBC tanpa kehamilan.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
pemberian OAT yang bisa menimbulkan efek
teratogenik terhadap janin. Penatalaksanaan
secara umum terbagi atas penderita dengan TBC
aktif dan TBC laten.
Wanita hamil dengan TBC aktif biasanya diterapi dengan
tidak mempertimbangkan trisemester kehamilan. OAT yang
digunakan tidak berbeda dengan wanita yang tidak
hamil.Golongan utama OAT seperti isoniazid, rifampisin,
etambutol digunakan secara luas pada wanita hamil. Obat-obat
tersebut dapat melalui plasenta dalam dosisrendah dan tidak
menimbulkan efek teratogenik pada janin. Pada pemberian
isoniazid sebaiknya diberikan piridoksin 50 mg/hari untuk
mencegah terjadinya neuropati perifer.
Tuberkulosis laten adalah pasien
dengan uji tuberkulin positif dan secara
klinis tidak ada tanda-tanda terjadi
tuberkulosis aktif. Terapi pada TBC laten
tergantung faktor risiko dan hasil
konversi uji tuberkulin. Pemberian terapi
pada TBC laten biasanya ditunda sampai
2-3 bulan setelah kelahiran
Obat antituberkulosis harus tetap
diberikan kecuali streptomisin, karena
efek samping streptomisin pada
gangguan pendengaran janin

Anda mungkin juga menyukai