Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN

ANESTESI
PADA PASIEN
BADAI
TYROID
Oleh :

Putu Isma Saraswati Dewi


PEMBIMBING:

dr. Bambang Soekotjo, M.Sc, Sp.An


PENDAHULUAN

– Badai tiroid sering terjadi pada pasien dengan hipertiroid yang


tidak diberikan terapi atau mendapat terapi yang tidak adekuat,
sindrom ini paling sering terjadi pada pasien dengan penyakit
Graves, tiroiditis dan struma multinodosa toksik.
– Pengelolaan badai tiroid memerlukan pemantauan intensif
sehingga pasien harus dirawat di Intensive Care Unit (ICU). Tujuan
pengelolaan yaitu usaha untuk menurunkan sintesis dan sekresi
hormon tiroid, strategi menurunkan pengaruh perifer hormon
tiroid, terapi mencegah dekompensasi sistemik dan terapi penyakit
pemicu.
DEFINISI BADAI TYROID

– Badai hipertiroid, atau yang disebut (Thyroid Storm) adalah


kondisi mengancam jiwa ketika pasien dengan disfungsi tiroid yang
mendasari menunjukkan tanda dan gejala hipertiroidisme yang
berlebihan. Badai tiroid dicetuskan oleh stressor seperti infeksi,
trauma, KAD, pembedahan, gagal jantung, atau stroke. Badai tiroid
adalah bentuk lanjut dari hipertiroidisme yang sering berhubungan
dengan stress fisiologi atau psikologis. Badai tiroid adalah keadaan
kritis terburuk dari status tirotoksik.
ETIOLOGI

– Pasien dengan hipertiroid yang tidak mendapatkan penanganan


yang tepat
– Tindakan pembedahan
– Infeksi
– Trauma
– Penyakit khusus : penyakit Grave, Goiter nodular toksik, hipertiroid
eksogen, tiroiditis, ca tiroid
– Penyebab lain : Penyakit troboblastis, pemakaiian yodium yang
berlebihan, obat-obatan seperti amiodarone
PATOFISIOLOGI

Menstimulasi
Hipotalamus Menstimulasi
kelenjar hipofisis TSH dilepaskan
melepaskan TRH kelenjar tiroid
anterior

Terjadi T3
dekompensasi Meningkatkan meningkat
Menstimulasi
saraf simpatik, hormone
kelenjar adrenal T4
gangguan pada GI epinefrine
dan meningkat
kardiovaskuler
MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang khas pada pasien dengan badai tiroid meliputi:


– Demam dengan suhu > 38,5oC
– Gangguan kardiovaskular berupa hipertensi dengan tekanan nadi
yang melebar, yang pada fase berikutnya hipotensi disertai tanda-
tanda gagal jantung antara lain fibrilasi atrium atau takikardi
ventrikular
– Gangguan neurologik berupa agitasi hiperrefleksia, delirium,
tremor, kejang, dan koma.
– Gangguan gastrointestinal, yang kebanyakan berupa muntah dan
diare
MANIFESTASI KLINIS

HIPERTIROID
Umum Turun berat badan, malaise, kelemahan otot,
intoleransi panas, cachexia, eritem pada telapak
tangan, proximal muscle waiting, myxoedema
pretibial (Grave disease).
Sistem saraf pusat Iritabilitas, kecemasan, hiperkinesis, tremor.
Kardiovaskuler Palpitasi, angina, tidak bernapas, hipertensi, gagal
jantung, takikardia, takiaritmia, atrial fibrilasi,
vasodilatasi.
Gastrointestinal Nafsu makan meningkat, muntah, diare
Genitourinari Oligomenorrhea, hilang libido
Mata (Hanya untuk penyakit Penglihatan buram / ganda, exoftalmos, kelopak
Grave) mata yang menutup lambat, edema konjungtiva.
DIAGNOSIS

– Gambaran klinis badai tiroid yang khas meliputi demam dengan


suhu > 38,5oC, gangguan kardiovaskular berupa hipertensi dengan
tekanan nadi yang melebar, yang pada fase berikutnya hipotensi
disertai tanda-tanda gagal jantung antara lain fibrilasi atrium atau
takikardi ventrikular, dan gangguan neurologik berupa agitasi
hiperrefleksia, tremor, kejang, dan koma
– Untuk memudahkan diagnosis, digunakan skor kriteria Burch dan
Wartofsky; skor lebih dari 45 berarti diagnosis badai tiroid dapat
ditegakan.
DIAGNOSIS

Keterangan:
- Skor ≥ 45 : kecurigaan
sangat tinggi (highly
suggestive)
- Skor 25-44 :
mengarahkan
kemungkinan (suggestive
of impending storm)
- Skor < 25 : tidak seperti
(unlikely thyroid storm
DIAGNOSIS

Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan
TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di
tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
– TSH (Tiroid Stimulating Hormone) mengalami penurunan
– Peningkatan level hormon tiroid termasuk T3 DAN T4
– Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk
memastikan pembesaran kelenjar tiroid
– Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
– Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
PENATALAKSANAAN

1. Menghambat sintesis hormon tiroid


Senyawa anti-tiroid :
Tujuan : digunakan untuk menghambat sintesis hormon tiroid
Kontraindikasi : Riwayat hepatotoksisitas atau agranulositosis dari
terapi tioamida sebelumnya
– propylthiouracil (PTU)
– methimazole (MMI)
PENATALAKSANAAN

2. Menghambat sekresi hormon tiroid


Setelah terapi anti-tiroid dimulai, hormon yang telah dilepaskan dapat dihambat
dengan sejumlah besar dosis
– Iodium: menurunkan uptake iodium di kelenjar tiroid. Pemakaian tunggal akan
membantu meningkatkan cadangan hormon tiroid dan dapat semakin
meningkatkan status tirotoksik
– Cairan lugol atau cairan jenuh kalium iodida dapat digunakan untuk tujuan ini.
Terapi iodium harus diberikan setelah sekitar satu jam setelah pemberian PTU
atau MMI.
– Litium: Pasien yang tidak dapat menggunakan PTU atau MMI Litium
menghambat pelepasan hormon tiroid melalui pemberiannya.
PENATALAKSANAAN

3. Menghambat aksi perifer hormon tiroid


– Propranolol adalah obat pilihan untuk melawan aksi perifer
hormon tiroid. Propranolol menghambat reseptor beta-adrenergik
dan mencegah konversi T4 menjadi T3.
– Esmolol merupakan agen beta-blocker aksi ultra-cepat yang
berhasil digunakan pada badai tiroid. Agen-agen beta-blocker non-
selektif, seperti propranolol maupun esmolol, tidak dapat
digunakan pada pasien dengan gagal jantung kongestif,
bronkospasme, atau riwayat asma.
MANAJEMEN ANESTESI
PADA BADAI TIROID
– Semua prosedur operasi elektif. Pasien harus memiliki nilai normal dari T3 dan
T4 , dan tidak boleh takikardia.
– Obat antitiroid dan antagonis B-adrenergik tetap diberikan pagi hari sebelum
operasi.
– Jika pada operasi emergency tetap harus dilanjutkan meskipun klinis
hipertiroid, kondisi hyperdinamyc bisa dikontrol dengan titrasi infus esmolol
– Fungsi kardiovaskular dan suhu tubuh harus tetap dimonitor pada pasien
dengan riwayat hipertiroid.
– Ketamine indirect agonist adrenergic lebih baik dihindari pada pasien dengan
hipertiroid sebab bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
PREMEDIKASI

Pada preoperatif dilakukan pemasangan NGT untuk jalur pemberian obat-obatan


bila terjadi kondisi emergency
– Menghilangkan kecemasan dengan golongan benzodiazepin misal
diazepam dengan dosis 5-20 mg per oral
– Mengurangi sekresi saliva dengan menggunakan antikolinergik yaitu
Atropin 0,2-0,6 IM/IV (0,25 mg)
– Memperkuat efek hipnotik dari agen anestesia umum yaitu dengan
memberikan fentanyl 0,05 mg IV. Selain itu penggunaan fentanyl pada
pasien hipertiroid untuk menumpulkan respon hemodinamik yaitu
hipovolemi dan vasodilatasi.
– Mengurangi mual muntah pasca operasi yaitu dengan memberikan
golongan 5-HT antagonis misalnya ondansetron dengan dosis 4 mg IV
INTRAOPERATIF

– Persiapan mesin anestesi, persiapan general anestesi (peralatan intubasi), dan


persiapan difficult airway.
– Monitor tensi, ECG, saturasi, dan temperatur core (rectal)
– Obat-obatan emergency.
– Pada pasien hipertiroid disiapkan lugol, PTU 400mg dilarutkan dalam spuit
(disiapkan bentuk serbuk 2 bungkus @ 400mg), Propanolol 20mg dilarutkan dalam
spuit (disiapkan bentuk serbuk 2 bungkus).
– Tidak dilakukan penambahan epinefrin pada obat anestesi lokal mencegah respon
sirkulasi
– Dilakukan monitoring respiratory, hemodinamik, dan temperature perioperatif.
INDUKSI

– Thiopental dapat menjadi obat induksi pilihan di mana obat ini


memiliki efek antitiroid pada dosis tinggi. Dosis thiopental adalah
3-6mg/, namun bisa juga digunakan Propofol dosis bolus untuk
induksi adalah 2-2,5 mg/kgBB. Selama induksi, pernafasan nadi
dan tekanan darah harus selalu diawasi dan diberikan oksigen.
POST OPERATIF

Perhatikan tanda tanda berikut :


- Perdarahan
- Edema laryngeal
- Hipokalemia
- Badai tiroid
PENGANAN BADAI TIROID

Langkah penanganan badai tiroid :


– Penggantian cairan dan elektrolit.
– PTU 400-600 mg per NGT, dilanjutkan tiap 6 jam.
– Lugol 1cc per NGT, dilanjutkan tiap 8 jam
– Propanolol 20 mg per NGT, diulang 3-4 jam
– Dexamethasone 5 mg iv, dulang 6-8 jam
– Methyl prednisolon 125 mg iv, diulang tiap 6 jam
– Dinginkan tubuh pasien lewat : Kompres
– Infuse dingin kristaloid
– Catheter spoeling secara periodic 200-300 cc NS dingin diaspirasi setiap 2-3 menit.
KESIMPULAN

– Badai tiroid sering terjadi pada pasien dengan hipertiroid yang tidak diberikan
terapi atau mendapat terapi yang tidak adekuat, dan dipicu oleh adanya infeksi,
trauma, pembedahan tiroid atau diabetes melitus yang tidak terkontrol.
Sindrom ini paling sering terjadi pada pasien dengan penyakit Graves, tiroiditis
dan struma multinodosa toksik
– Pengelolaan badai tiroid memerlukan pemantauan intensif sehingga pasien
harus dirawat di Intensive Care Unit (ICU). Tujuan pengelolaanuntuk
menurunkan sintesis dan sekresi hormon tiroid, strategi menurunkan pengaruh
perifer hormon tiroid, terapi mencegah dekompensasi sistemik dan terapi
penyakit pemicu. Selanjutnya terapi definitif penyebab disfungsi tiroid berupa
terapi obat anti tiroid, pemberian iodium radioaktif atau pembedahan
tiroidektomi bila kegawatan telah teratasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai