Anda di halaman 1dari 13

Mengulas Sedikit Tentang PLTA KETENGER

Disusun Oleh :
Maulana Ibrahim
16414468
Teknik Elektro Gunadarma
SEJARAH PLTA Ketenger

Dalam masa pembangunan PLTA Ketenger telah disurvei oleh pemerintahan


Hindia Belanda pada tahun 1932, sedangkan pelaksanaan pembangunannya
dilaksanakan pada tahun 1935 dan selesaipada tahun 1939 oleh kontraktor Hindia
Belanda NV. ANIEM 9 (N.V. Algemeene Nederlandsch Indische Electriciteit
Maatchappy) untuk mesin unit 1 dan 2 dengan daya terpasang masing – masing 3,52
MW.

Sedangkan pada tahun 1998 – 1999 di bangun kembali (renovasi) untuk mesin 3
dengan daya terpasang 1,05 MW oleh kontraktor PT. Dirga Bratasena Engenering
Medan, untuk analisa mengenai dampak lingkungannya dilakukan oleh tim pusat studi
kependudukan dan lingkungan hidup lembaga penelitian Universitas Diponegoro
Semarang dan disetujui oleh pihak Komisi AMDAL Pusat Departemen Pertambangan
dan Energi di Jakarta.
Tujuan Pembangunan PLTA Ketenger

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, terutama kebutuhan energi listrik


untuk daerah Gambasari dan Pasanggrahan, dimana energi listrik ini dimafaatkan untuk
menggerakan turbin dari sungai Banjaran dan sungai Surobadak. Volume air dari kedua
sungai dialirkan dan ditampung kedalam kolam tando dengan maksud mendapat debit
dan tinggi jatuh yang diinginkan, baru kemudian air dalam kolam dialirkan melewati
pipa besar untuk memutar turbin.

Energi listrik yang dihasilkan PLTA ketenger disalurkan ke berbagai daerah antara lain:
Purwokerto, Purbalingga, Gombong, Karanganyar, Kebumen dan pompa air
Gambarsari serta pesanggrahan melalui saluran tinggi 30 kV.
• Periode Pembangunan
Periode pembangunan PLTA Ketenger dilakukan beberapa tahapan, tahap pertama
adalah pembangunan atau pekerjaan sarana yang meliputi: pembuatan jalan masuk, kantor,
gudang, bengkel, perumahan dinas, pagar, saluran air minum dan instalasi listrik serta penyediaan
tanah. Tahapan kedua adalah pekerjaan sipil meliputi: pembangunan kolam tando, bendungan
banjaran, bak pengedap masuk kolam, pipa pesat dan gedung pembangkit. Tahap terakhir terdiri
dari pemasangan turbin, generator, indoor switchgear, cranes, transformer dan peralatan
switchgear serta perlengkapan lainnya.

• Pelaksanaan Pembangunan
Pembangunan sarana sumber tenaga PLTA Ketenger secara garis besar dilaksanakan
pada periode sebagai berikut:
• Tahun 1935 – 1937 yaitu bendungan Banjaran masuk bak pengedap, pekerjaan pipa beton
bertulang sepanjang 778 m berdiameter 1,4 m, kolam tando dan bak pelimpah.
• Tahun 1937 – 1939 yaitu pekerjaan pipa pesat, gedung sentral, turbin, generator dan
perlengkapannya.
• Tahun 1998 – 1999 pelaksanaan pembangunan PLTA Ketenger 3 atau PLTM (Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro) Curug Gede.
Manfaat dari Pembangunan PLTA Ketenger

Karena pusat listrik ini menggunakan sumber daya air, dilihat dari dampak
negatif hampir tidak ada karena dalam operasionalnya sangat ramah dengan
lingkungan, sumber hayati maupun ekosistem alam sekitar. Sedangkan dampak positif
yang terjadi dengan dibangunnya PLTA Ketenger diantaranya :
• Menghasilkan energi listrik yang murah dan berkualitas
• Proses operasionalnya hampir tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
masyarakat, habitat dan ekosistem lingkungan sekitarnya.
• Tidak menimbulkan hilangnya sumber daya alam karena air yang dipakai pada
hakekatnya tidak hilang volumenya, termasuk tidak memakai bahan bakar dan
lainnya.
• Sangat menunjang program listrik masuk desa sisi pariwisata alamnya dan peluang
– peluang bisnis lainnya yang sangat tergali seperti air minum mineral dan
agribisnis.
• Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekelilingnya.
Sumber – Sumber Potensi Tenaga PLTA Ketenger

Sumber – sumber potensi tenaga PLTA Ketenger adalah curah hujan dan debit
sungai. Jumlah curah hujan didaerah sekitar PLTA Ketenger dan aliran sungai atau debit
sungai Banjaran dan Sarobadak sangat baik. Dimana debit ini sangat dipengaruhi oleh
curah hujan itu sendiri, keadaan geografis, flora temperature, dan factor lainnya
disebelah hulu sungai.

Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pilihan alternative
yang tepat karena Indonesia kaya akan air, selain itu pembangkit ini tidak merusak alam,
murah operasionalnya dan akan tercipta prospek bisnis yang lain seperti pariwisata,
perikanan, olahraga alam dan sebagainya.

Salah satu implementasinya adalah dengan membangunya PLTA Ketenger yang


berlokasi di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Propinsi
Jawa Tengah kurang lebih 12 km di sebelah Utara Kota Purwokerto.
Bagian – Bagian Utama PLTA Ketenger

1. Waduk & Bendungan (Kolam Tando)


Waduk berfungsi sebagai penampung air dari sungai Banjaran dan
Surobadak, luas tangkapan hujan 30 km, debit rata-rata tiap tahun yang masuk kekolam
Tando adalah 2,1 m3/detik.

Bagian ini merupakan komponen utama dari suatu pusat pembangkit hidro yang mana
berfungsi sebagai penyimpan air untuk menggerakan turbin air. Bendungan ini berguna
juga sebagai kesinambungan kerja, pengendali air serta untuk mendapatkan adanya
tinggi jatuh air.

Bendungan ini digolongkan atas beberapa jenis menurut struktur, bahan-bahan


kontruksinya, tujuan penggunaannya, prinsip perencanaannya, tinggi maupun untuk
katagori lain. Menurut tujuan penggunaannya, dibedakan atas bendungan penyimpan,
bendungan pengaturan. Sedangkan menurut bahan kontruksinya dan prinsip
perencanaannya dibedakan atas bendungan urungan yang terdiri dari urungan batu,
urungan tanah, bendungan beton, bendungan kerangka baja dan bendungan kayu.
Bendungan PLTA Ketenger memiliki ukuran:
a. Luas dasar kolam : 1,768 m2
b. Luas permukaan kolam : 3,536 m2
c. Elevasi air tertinggi : 658 m
d. Elevasi air terendah : 650 m
e. Volume efektif : 20.000 m3
2. Tangki Surja (Surge Tank)
Pada sutu instalasi pembangkit listrik tenaga air haruslah memperhitungkan
kemungkinan bahaya yang timbul pada saluran pipa pada instalasi tersebut misalnya
terjadinya water hammer akibat penutupan katup secara cepat.

Water hammer ini dapat menimbulkan peningkatan tekanan pada saluran pipa sehingga
dapat menyebabkan pecahnya pipa apabila tekanan yang terjadi melebihi kekuatan
maksimum dari pipa tersebut terutama untuk saluran yang relatif panjang dibagi dengan
tinggi terjun yang ada. Untuk itulah perlu dipasang Surge tank Fungsinya terutama
untuk: mengurangi water hammer akibat perubahan beban, menampung air saat beban
mendadak turun, mensuplai air pada saat pembebanan mendadak dan lain-lain.
3. Rumah Pembangkit (Power House)

Bangunan sentral atau rumah pembangkit yang didalamnya terdapat fasilitas-


fasilitas atau bagian-bagian PLTA seperti turbin air, generator, ruang kontrol, ruang
tegangan tinggi, ruang bengkel dan sebagainya. Rumah pembangkit sangat penting
sekali karena semua kegiatan pembangkit terpusat disini. Rumah pembangkit PLTA
Ketenger 2 lantai (dua lantai diatas tanah dan dua lantai dibawah tanah).
4. Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat adalah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air dari kolam
tandu ke Rumah Pembangkit. Pipa pesat (penstock) berfungsi:
• Untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin.
• Untuk mendapatkan tekanan hidrolistika yang sebesar-besarnya.

Secara mekanis penstock berfungsi sebagai sarana pengubah tenaga kinetis dari
hidrostatik pada reservoir (penampung) menjadi tenaga pontesial. Tenaga air tersebut
menjadi tenaga mekanik pada turbin. Turbin akan menggerakan generator sehingga
menimbulkan listrik. Pipa pesat ini memiliki ukuran 1,40 m untuk beton bertulang,
dengan diameter 0,85 m dan panjangnya 778,00 m. Sedangkan untuk pipa baja
memiliki ukuran diameter 0,85 dan panjangnya 1910,00 m.
Proses Distribusinya

Pada proses distribusi air melalui pipa pesat terdapat tiga bagian utama yaitu
Kolam Tando, Surge Tank dan Power House. Berikut ini merupakan jalur pipa pesat
yang terdapat di PLTA Ketenger.
Go Follow :
Maulana Ibrahim Part II
imim_baim
imim_baim
087876026087

Anda mungkin juga menyukai