KlasifikasiTanah
KlasifikasiTanah
Geoteknik
Geologi Pertambangan SMKN 1 Bpp
Profil Tanah
Komponen Tanah
Ada 4 komponen penyusun tanah :
1. Bahan Padatan berupa bahan mineral
(45% bahan mineral )
2. Bahan Padatan berupa bahan organic
(5% bahan organic )
3. Air ( 25% air )
4. Udara (25% udara )
Profil tanah
Profil tanah
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa
jenis tanah yang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa
ke dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok
berdasarkan pemakaiannya.
Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang mudah untuk
menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat
bervariasi tanpa penjelasan yang terinci.
Sebagian besar sisitem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan
untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks yang
sederhana seperti distribuai ukuran butir dan plastisitas.
Walaupun saat ini terdapat berbagai sisitem klasifikasi tanah, tetapi
tidak ada satupun dari sistem tersebut yang benar-benar
memberikan penjelasan yang tegas mengenai segala kemungkinan
pemakaiannya.
Hal ini disebabkan karena sifat-sifat tanah yang sangat bervariasi.
Yang dimaksud dengan tektur tanah adalah keadaan permukaan
tanah yang bersangkutan.
Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada
didalam tanah.
Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur tanah salah satunya
dikembangkan oleh Departemen Pertanian Amerika (USDA).
70
60
Indeks Plastisitas (PI)
50
40
A-7-6
30
A-2-6
A-6
20
A-2-7
A-7-5
10
A-2-4 A-2-5
A-4 A-5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Batas Cair (LL)
Untuk mengevaluasi mutu (kualitas) dari suatu tanah sebagai bahan
lapisan tanah dasar (subgrade) untuk jalan raya, suatu angka yang
dinamakan indeks grup (Group Index, GI) juga diperlukan selain
kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan.
Angka GI ini ditulis dalam kurung setelah nama kelompok dan
subkelompok dari tanah yang diuji. Group Index dihitung dengan
menggunakan persamaan :
GI = (F – 35) [0,2 + 0,005 (LL – 40)] + 0,01 (F – 15) (PI – 10)
dimana :
F = persentase butiran yang lolos saringan No. 200
LL = batas cair (Liquid Limit)
PI = indeks plastisitas (Plasticity Index)
Suku pertama persamaan GI yaitu ( F – 35 ) [ 0,2 + 0,005 ( LL – 40 ) ]
adalah bagian dari indeks grup yang ditentukan dari batas cair (LL).
Suku kedua yaitu 0,01 (F – 15) (PI – 10), adalah bagian dari indeks grup
yang ditentukan dari indeks plastis (PI).
Aturan untuk menggunakan nilai GI, yaitu :
a. Bila GI negatif atau < 0, maka GI dianggap = 0
b. Nilai GI yang diperoleh dari hasil perhitungan, dibulatkan ke angka
yang terdekat (contoh GI = 3,4 dibulatkan menjadi 3; GI = 3,5
dibulatkan menjadi 4).
c. Tidak ada batas atas untuk indeks grup.
d. Nilai GI untuk kelompok tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-3
selalu 0 (nol).
e. Untuk kelompok tanah A-2-6 dan A-2-7, hanya bagian dari indeks
grup PI saja yang digunakan, yaitu GI = 0,01(F – 15) (PI – 10).
Hasil dari uji analisis distribusi suatu tanah adalah sbb :
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 10 = 100%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 = 75%
Tanah memiliki batas cair (LL) = 54% dan indeks plastisitas (PI) = 23%.
Klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem AASHTO.
Penyelesaian :
Karena tanah yang lolos saringan No. 200 adalah 75% > 35%, maka
tanah ini masuk jenis lanau-lempung (silty-clay), yaitu masuk ke dalam
kelompok A-4, A-5, A-6, atau A-7.
Tanah memiliki LL = 54% > 41%, kemungkinan masuk dalam kelompok
A-5 , A-7-5 atau A-7-6.
Karena tanah memiliki PI = 23% > 11%, maka kemungkinan masuk
salah satu kelompok A-7-5 atau A-7-6.
Selanjutnya nilai PI dikontrol terhadap LL – 30 = 54 – 30 = 24%
Karena PI = 23 % < LL – 30, maka tanah masuk dalam kelompok A-7-5
GI = (F – 35) [0,2 + 0,005 (LL – 40)] + 0,01(F – 15) (PI – 10)
GI = (75 – 35) [0,2 + 0,005 (54 – 40)] + 0,01(75 – 15) (23 – 10) = 18,6
dibulatkan menjadi 19. Sehingga klasifikasi tanah A-7-5(19).
Sistem ini pada mulanya diperkenalkan oleh Casagrande pada th 1942
untuk dipergunakan pada pekerjaan pembuatan lapangan terbang yang
dilaksanakan oleh The Army Corps of Engineer selama perang dunia II.
Pada saat ini sistem klasifikasi USCS digunakan secara luas oleh para
ahli teknik.
Sistem USCS mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok besar,
yaitu :
1. Tanah berbutir kasar (Coarse-grained-soil), yaitu :
tanah jika lebih dari 50% tertahan saringan No. 200, terdiri dari :
• Kerikil dan tanah berkerikil diberi simbol G (gravel)
• Pasir dan tanah berpasir diberi Simbol S (sand).
2. Tanah berbutir halus (Fine-grained-soil), yaitu :
tanah jika lebih dari 50% beratnya lolos saringan No. 200, terdiri dari :
• Lanau (silt) anorganik diberi simbol M
• Lempung (clay) anorganik diberi simbol C
• Lanau organik dan lempung organik diberi simbol O
Untuk tanah gambut (peat), muck, dan tanah-tanah lain dengan kadar
organik tinggi diberi simbol PT.
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah :
• W = well graded (tanah dengan gradasi baik)
• P = poorly graded (tanah dengan gradasi buruk)
• L = low plasticity (tanah plastisitas rendah , LL < 50)
• H = high plasticity (tanah plastisitas tinggi, LL > 50)
Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbul kelompok seperti : GW,
GP, GM, GC, SW, SP, SM, dan SC.
Untuk klasifikasi yang benar, faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan :
1. Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 (ini adalah fraksi halus)
2. Persentase fraksi kasar yang lolos saringan No. 40.
3. Koefisien keseragaman (Uniformity coefficient, Cu) dan koefisien gradasi
(Gradation coeficient, Cc) utk tanah dimana (0–12)% lolos saringan No. 200.
4. Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos saringan
No. 40 (untuk tanah dimana 5% atau lebih lolos saringan No. 200).
Jika persentase butiran yang lolos saringan No. 200 adalah antara (5 –
12)%, simbol ganda seperti GW-GM, GP-GM, GW-GC, GP-GC, SW-SM,
SW-SC, SP-SM, dan SP-SC diperlukan.
Rincian klasifikasi tanah Sistem Unified (USCS) adalah sbb :
Simbol
Divisi Utama Nama Jenis
Kelompok
Kerikil gradasi baik dan campuran pasir-kerikil, sedikit atau tidak
Tanah berbutir kasar 50% atau lebih butiran
SW Pasir gradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus
Pasir bersih (sedikit atau
Pasir lebih dari
tak ada butiran halus)
50% fraksi kasar SP Pasir gradasi buruk, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus
lolos saringan
no. 4 (4,75 mm) Pasir banyak kandungan SM Pasir berlanau, campuran pasir-lanau
butiran halus SC Pasair lanau, campuran pasir-lempung
Lanau anorganik dan pasir sangat halus, serbuk batuan atau pasir halus berlanau
Tanah berbutir halus 50% atau lebih
lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
ML
Lanau dan lempung batas cair 50% atau atau berlempung
kurang Lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang, lempung berkerikil,
CL
lempung berpasir, lempung berlanau, lempung kuarus (clean clays)
Tanah dengan kadar organik tinggi PT Gambut (peat), dan tanah lain dengan kandungan organik tinggi
Simbol
Kelompok
Kriteria Klasifikasi
Kurang dari 5% lolos saringan no. 200 : GM, GP, SW, SP.
antara1 dan 3
D10 D60
Lebih dari 12% lolos saringa no. 200 : GM, GC, SM,SC.
D10
GP Tidak memenuhi kedua kriteria untuk GW
Klasifikasi berdasarkan prosentase butiran halus ;
GM Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI < 4 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari
Batas-batas Atterberg di atas garis A atau PI > 7 diagram plastisitas, maka dipakai simbol ganda
GC
D60 ( D30 ) 2
Cu Cc
yang mempunyai dua simbol
SM Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI < 4 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari
diagram plastisitas, maka dipakai simbol ganda
SC Batas-batas Atterberg di atas garis A atau PI > 7
ML
CL
OL
MH
CH
OH
PT Manual untuk identifikasi secara visual dapat dilihat di ASTM Designation D-2488
Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, MH, CH dan
OH didapat dengan cara menggambar batas cair (LL) dan indeks
plastisitas (PI) tanah yang bersangkutan pada bagan plastisitas
(Casagrande, 1984) yang diberikan.
Untuk tanah gambut (peat), identifikasi secara visual mungkin diperlukan
dengan menggunakan manual ASTM Designation D-2488.
Klasifikasikan contoh tanah dengan sistem klasifikasi Unified dengan
data-data sbb :
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 10 = 100%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 40 = 58%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 = 58%
Tanah memiliki batas cair (LL) = 30% dan indeks plastisitas (PI) = 10%.
Penyelesaian :
Karena tanah lolos saringan No. 200 adalah 58% > 50%, maka tanah ini
termasuk tanah berbutir halus.
Dengan menggunakan bagan plastisitas, untuk LL = 30 dan PI = 10,
tanah tersebut diklasifikasikan sebagai CL.
Klasifikasikan dari 2 contoh tanah dengan sistem klasifikasi USCS,
dimana hasil analisa saringan dan nilai plastisitas tanah adalah sbb :
No. Diameter Tanah I Tanah II
Saringan butiran (mm) (% lolos) (% lolos)
4 4,75 100 96
10 2,00 92 89
40 0,425 87 41
100 0,150 78 8
200 0,075 61 5
LL - 21 -
PL - 15 -
PI - 6 Nonplastis
Penyelesaian :
Dari tabel terlihat untuk tanah I > 50% lolos saringan No. 200 (61%).
Jadi tanah I adalah tanah berbutir halus, sehingga batas-batas Atterberg
dibutuhkan untuk klasifikasinya.
Dari nilai LL = 21 dan PI = 6, menurut diagram plastisitas, tanah
termasuk kelompok CL – ML.
Penyelesaian :
Tanah II terrmasuk tanah berbutir kasar, karena hanya 5% lolos
saringan No. 200.
Karena 96% lolos saringan No. 4 (> 50% lolos) maka tanah ini termasuk
pasir (bukan kerikil).
Tanah II lolos saringan No. 200 = 5%, termasuk kelompok (5 – 12)%
lolos saringan No. 200, jadi tanah II mempunyai dua simbol, yaitu SP –
SM tergantung pada nilai Cu dan Cc-nya.
100 Dari grafik diperoleh :
90 D60 = 0,8 mm,
80 D30 = 0,3 mm, dan
Persentase lolos (%)
( D30 ) 2 (0,3) 2
Koefisien Gradasi Cc 0,66 1
D10 D60 0,17 0,8
A-3 SP - SW, GP