Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI PELAYANAN APOTEK

KELOMPOK 10
Oleh:
Dwi Adha Hidayana 17340140
Eva Latifa Novaretta 17340145
Kiki Loviana 17340157
Ferina Dwi Mulyasari 17340159
BAHASAN

Pendahuluan

Pembahasan
• Standar pelayanan kefarmasian di apotek
• Evaluasi mutu di apotek
• Indikator evaluasi mutu

Kesimpulan
PENDAHULUAN
Membentuk masyarakat yang sehat.

Diperlukan upaya-upaya kesehatan
Pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu untuk
kepada masyarakat mencapai tujuan pembangunan
kesehatan tersebut (Siregar dan
Amalia, 2004).

Merupakan tempat pengabdian dan


praktek profesi apoteker dalam
Apotek melakukan pekerjaan kefarmasian
untuk membantu mewujudkan
tercapainya derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat.

Evaluasi pelayanan apotek yang


sesuai dengan peraturan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien/masyarakat .
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTEK
Tujuan Standar
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 35 Pelayanan Kefarmasian
Tahun 2014 Pasal 1 tentang Standar di apotek:
Pelayanan Kefarmasian di apotek.

Sebagai pedoman
praktek apoteker
dalam menjalankan
profesi.
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak
ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
bagi tenaga kefarmasian dalam Untuk melindungi
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. masyarakat dari
pelayanan yang tidak
profesional.

Pelayanan kefarmasian adalah suatu Melindungi profesi


pelayanan langsung dan bertanggung jawab dalam menjalankan
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan praktek kefarmasian
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang (Depkes, 2004)
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.
BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR
PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK ADALAH :

1. Pelayanan Resep
• Skrining Resep
• Persiapan obat
2. Promosi dan Edukasi
3. Pelayanan Residential (Home Care)
Audit

Metode Evaluasi Review

Observasi
Mutu menejerial

Kesesuaian proses
terhadap standar
Evaluasi mutu di Apotek

Indikator Evaluasi
Mutu
Efektifitas dan efisensi

Audit

Review
Metode Evaluasi
Mutu Pelayanan
survei
Farmasi Klinik
Indikator Evaluasi
Mutu
Observasi
INDIKATOR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGEVALUASI MUTU
PELAYANAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1027/MENKES/SK/IX/2004 ADALAH :

Indikator Evaluasi Mutu


Tingkat kepuasan
konsumen
Adanya dokumen
prosedur tetap
Dimensi waktu
pelayanan obat
Pengelolaan sumber daya yang digunakan untuk mengevaluasi
mutu Pelayanan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 adalah :
1. Sumber Daya Manusia
2. Sarana dan prasarana.
3. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya.
4. Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan
kegiatan administrasi yang meliputi:
• Administrasi umum.
Meliputi pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan
dokumentasi sesuai ketentuan berlaku.
• Administrasi pelayanan
Meliputi pengarsipan resep, pengarsipan catatan, pengobatan pasien,
pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
KESIMPULAN
• standar pelayanan farmasi merupakan tolak ukur yang digunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 35 Tahun 2014 Pasal 1.
• Evaluasi mutu di Apotek dilakukan terhadap mutu manajerial dan
mutu pelayanan yang meliputi audit, review.
• Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi mutu Pelayanan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 yaitu indikator tingkat kepuasan
konsumen, adaya dokumen prosedurtetap, dan dimensi waktu
pelayanan obat.

Anda mungkin juga menyukai