Anda di halaman 1dari 18

Salmonellosis

Disusun oleh :
Manuel Christian (6103016035)
Monica Septian (6103016073)
Tri Rahayuningtyas (6103016105)
Melan Clarita Simanjuntak (6103016150)

Program Studi Teknologi Pangan dan Gizi


Fakultas Teknologi Peranian
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Surabaya
Kasus
Salmonella atau bakteri Salmonella sp
merupakan mikrobia patogen penyebab sakit perut
yang dapat menyebabkan kematian.

Salmonellosis adalah penyakit menular yang


dapat menyerang hewan maupun manusia. Bakteri
penyebab penyakit pada hewan dan demam
enterik serta gastroenteritis pada manusia.
Mekanisme Inveksi Salmonella spp.
Ingesti Salmonella melalui makanan yang
terkontaminasi

Penetrasi kedalam sel epitelium intestinal

Induksi degenerasi mikrovili enterosit

Struktur mikrovilar berkurang diikuti membran


bagian dalam antara sel bakteri dan induk

Salmonella terletak dan bermultiplikasi di


endosom

(Goosney et al., 1999 dalam Ariyati dan Supar, 2005)


Gejala dan Dampak
Infeksi
Dapat terjadi pada :
Terjadi
Demam,
abortus
lesu
pada sapi
bunting

Produksi
Diare dimana susu
feses encer menurun
disertai lendir
dan darah
S.Typhi
S.Abortus equi menyebabkan
menyebabkan septicemia dan
abortus pada kematian tiba-tiba
kuda muda

S.Abortus equi
menyebabkan
polyathtritis pada
Gejala Kolik dan kuda muda
Gastroenteritis
Diare

Kulit telinga Bayi babi


dan abdominal berumur 4 bulan
berwarna paling mudah
keunguan terinveksi

Nafsu makan
berkurang
Demam

Tubuh kurus Komplikasi


paru
S.Galinarum
dapat Unggas muda
menyebabkan seperti anak
kematian ayam mudah
terinveksi
Salmonella

Lesu dan
kurang nafsu
makan
Fese berwarna
putih atau coklat
kehijauan
Dampak pada manusia yang
mengkonsumsi bahan pangan dari
hewan yang terinveksi
• S. choleraesuis dapat menyebabkan septikemia
• Diare
• Demam
• kedinginan,
• sakit pada bagian dada, punggung dan perut
• Infeksi dapat terjadi pada jaringan intestinal dan sekitarnya
(peritoneum,vesika urinaria) maupun organ internal lain,
seperti: paru-paru, jantung dan tulang

(Grau,1989 dalam Prosiding Lokakarya Nasional


Penyakit Zoonosis,2005)
Upaya Pencegahan dan
Pengendalian
Beberapa Upaya
• Pemeriksaan dan pengawasan ternak yang
rutin
• Eliminasi sumber infeksi ( dengan vaksin)
• Penggunaaan antibiotika untuk terapi
salmonellosis
Pemeriksaan dan Pengawasan Ternak
• Sanitasi terhadap kandang, peralatan, dan
lingkungan peternakan
• Pencegahan terhadap hewan terinfeksi atau
carrier
• Pemberian pakan yang baik dan ditambahkan
vitamin B/Niacin

Sumber : Tjahajati, 2008.


Eliminasi Sumber Infeksi
• Dengan dua vaksin pada manusia ( kapsul
enteric coated, dan vaksin parenteral Vi
polisakarida kapsul )
• Pengawasan teknik pengolahan makanan

Sumber : Simanjuntak, 1998


Penggunaan Antibiotika
• Perlu dipertimbangkan
• Pemberian Fluorokuinolon, Azitromisin dan
Ofloxacin, Cefixime. (untuk demam tifoid)
• Pemberian Fluoroquinolone, dan Cefriaxone.
(untuk demam non tifoid)

Sumber : Serbeniuk , 2002.


Daftar Pustaka
http://idnews.co.id/susu-bayi-mengandung- bakteri-salmonella-beredar-di-83-
negara/
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publicationsandresources/pdf/publication-
pdfs/diseases-and-conditions/7190/doh-7190-ind.pdf
Goosney at al., 1999 dalam ariyati dan supar, 2005
Serbeniuk, F., 2002. Non-typhoidal Salmonella.
http://www.wou.edu/las/natsci_math/biology/
boomer/Bio440/emerging2002/Salmonella2
Simanjuntak, C.H., 1998. The development of typhoid vaccine in Indonesia.
Med. J. of Indonesia.70: 114-116.
Tjahajati, 2008. The current management of Salmonella typhi and Salmonella
in Indonesia. In Typhoid fever and other Salmonellosis. First Ed.
(Eds: OU J.T., C-H. CHIU dan C. CHIU). The Fourth International
Symposium on thypoid fever and other Salmonellosis, Taipei,
Taiwan. pp. 2530.

Anda mungkin juga menyukai