glukopiranosida
glikopiranosa
glikopiranosa
glukopiranosa
glukopiranosa
glukopiranosa
glukopiranosa
glukopiranosa
Tanpa air atau larutan pekat gula dipekatkan
sederet reaksi terjadi yang pada akhirnya
membentuk karamel. Tahap awal deret pada
akhirnya membentuk gula anhidro. Glukosa
menghasilkan glukosan (1,2-anhidro-α-D-
glukosa) dan levoglukosan (1,6-anhidro-β-D-
glukosa) kedua senyawa ini rotasi jenisnya
sangat berbeda jauh , berturut-turut +690 dan
-670. Senyawa ini dapat mendimerisasi
membentuk sejumlah disakarida reversi
termasuk gentibiosa soforosa yang terbentuk
jika glukosa di lelehkan.
Karamelisasi sukrosa memerukan suhu sekitar
2000C, Pada 1600C, sukrosa meleh dan membentuk
anhidrat glukosa dan anhidrat fruktosa(levulosan).
pada suhu 2000Curutn reaksi terdiri aras tiga tahap
yang jelas terisahnya waktunya, tahap pertama
memerlukan pemanasan 35 menit dan kehilangan
bobot 4,5 persen sesuai dengan kehilangan satu
molekul air permolekul sukrosa ini dapat berarti
pembentuka senyawa seperti isosakarosa. Pictet
dan sticter menunjukan bahwa susunan senyawa ini
adalah 1,3;2,2-dihidro-α-D-glukopiranosil-β-D-
glukopiranosil- β-D-fruktofuranosa, setalah
dipanaskan lebih lanjud selama 55 menit
kehilangan bobot menjadi 9 % dari pikmen yang
terbentuk disebut karamelan
Persaama 2C12H22O11-4H2O――>C24H36O18
Pigmen karamel laruan dalam air dalam air dan
etanol dan rasanya pahit titik lelehnya 1380C.
Menit menyebabkan terbentuknya keramelen,
senyawa ini dengan kehilangan berat 14% yang
kira kira 8 melukel air
3C12H22O11—8H2O -- C36H50O25
Karamelen hanya larut dalam air meleleh pada
1540C pemanasan lebih lanjud menyebabkan
pigmen sangat gelap yang hampir tak larut
dengan susunan molekul rata-rata C125H188O80
bahan ini diseut humin atau karamelin
Bau rasa karamel yang khas adalah akibat akhir
dari sejumlah hasil fragmentasi dandehidrasi
gula, termasuk diasetil, asam asetat, asam
format, dan dua hasil urai yang dilaporkan
mempunyai baurasa lhas karamel yaitu
asetilformoin (4-hidroksi-2,3,5-heksana-trion)
dan 4-hidroksi-2,5=dimetil 3(2H)-frranon.
Merupakan reaksi pencoklatan nonenzimatik
tanpa senyawa nitrogen. Makin murni gula,
makin mudah gula mengkristal. Kenyataan
bahwa gula reduksi tertentu lebih sukar
mengkristal, penyebabnya ialah bahwa adanya
anomer dan isomer cincin dalam larutan
mengakibatkan gula ini secara intrinsic ‘tidak
murni’. Campuran gula lebih sukar mengkristal
daripada gula tunggal.
Pertumbuhan Kristal sukrosa terdiri atas 2
tahap:
1. alih massa molekul sukrosa ke permukaan
Kristal
2. penyisipan molekul pada permukaan Kristal
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Kristal sukrosa mencakup kelewatjenuhan
larutan, suhu, kecepatan nisbi Kristal dan
larutan, sifat dan konsentrasi pencemar, dan
sifat permukaan Kristal. Pengaruh pencemar
ada 2 macam: kekentalan dapat meningkat jadi
menurunkan laju alih massa atau pencemar
dapat teradsorbsi pada permukaan Kristal khas
oleh karena itu mengurangi laju penyisipan
pada permukaan
Kelarutan laktosa lebih kecil daripada kelarutan
sebagian besar gula lain dan ini dapat
menimbulkan masalah dalam sejumlah makanan
yang mengandung laktosa. Laktosa dapat berada
dalam 2 bentuk Kristal: bentuk alpha- hidrat yang
dapat diperoleh dengan cara keritalisasi dari larutan
lewat jenuh pada suhu dibawah 93.5 C dan beta-
anhidrat yang dapat diperoleh dengan cara
keritalisasi dari larutan lewat jenuh pada suhu
diatas 93.5 C. pada kondisi normal, yang paling
stabil ialah bentuk alpha- hidrat. Pada
kesetimbangan dan pada suhu kamar bentuk beta-
anhidrat jauh lebih mudah larut, dan karenanya
kelarutan alpha- hidrat lebih kecil maka alpha-
hidrat akan mengkristal dan kesetimbangan akan
bergeser mengubah beta- anhidrat menjadi alpha-
hidrat. (gambar 4.16)
Kristal alpha- hidrat laktosa biasanya berbentuk
prisma atau berbentuk kapak Indian
(tomahawk). Kristal telah ditentukan ciri-cirinya
dengan cara difraksi sinar-X dana tetapan
berikut untuk dimensi sel satuan dan satu dari
sudut memoros (aksial) telah ditetapkan a=
0,798 nm; b= 2,168; c= 0,4836 dan beta=
109047’. Uraian muka Kristal secara
kristalografi ini tumbuh dengan laju yang
berlainan, jika muka makin diarahkan kerah
beta maka makin lambat pertumbuhannya dan
dalam muka (010) tidak tumbuh sama sekali.
(gambar 4.17)
Laktosa amorf atau laktosa lirkaca terbentuk
jika larutan yang mengandung laktosa
dikeringkan dengan cepat. Laktosa yang
dikeringkan tidak terbentuk Kristal dan
mengandung nisbah alpha atau beta yang sama
seperti produk asal. Ini berlaku untuk
pengeringan semprot atau pengeringan giling-
gilas dan juga pada saat penentuan kadar air.
Laktosa bakkaca sangat higroskopis dan
menyerap air dari udara. Jika kandungan air
mencapai sekitar 8 persen, molekul laktosa
mengkristal kembali dan membentul Kristal
alpha- hidrat.
ANGGOTA: