Pembimbing:
dr. Wiwin Sundawiyani Sp.S
DEFINISI
• Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan
sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau
pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan
sekitar.
proprioseptik
pengaturan
keseimbangan
tubuh
Jenis • vertigo lebih banyak ditemukan pada
wanita dibanding pria (2:1), sekitar
kelamin 88% pasien mengalami episode
rekuren
Insufisiensi
vertebrobasiler
Obat
Labirin, telinga dalam Saraf otak Telinga luar
ke VIII dan tengah
vertigo posisional neuritis iskemik Otitis media
paroksisimal benigna (misalnya pada
DM)
pasca trauma Tumor
infeksi, inflamasi
penyakit menierre (misalnya pada
sifilis, herpes
zoster)
labirinitis (viral, bakteri)
neuritis
toksik (misalnya oleh aminoglikosid, vestibular
streptomisin, gentamisin)
neuroma akustikus
oklusi peredaran darah
di labirin tumor lain di sudut
serebelo-pontin
fistula labirin
Nystagmus
Gejala Primer Gejala Sekunder
Pembengkakan rongga
endolimfatikus
Keseimbangan tubuh
(vestibuler) terganggu
Vertigo
Tinitus
Tes ini dilakukan jika pemeriksaan yang lain hasilnya normal. Pasien
diinstruksikan untuk bernapas kuat dan dalam 30 kali. Lalu diperiksa nistagmus dan
tanyakan pasien apakah prosedur ersebut menginduksi terjadinya vertigo.
Jika pasien merasakan vertigo tanpa nistagmus maka didiagnosis sebagai
sindrom hiperventilasi.
Jika nistagmus terjadi setelah hiperventilais menandakan adanya tumor pada
nervus VIII.
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Pemeriksaan membrane timpani untuk menemukan
vesikel (misalnya herpes zoster auticus (Ramsay Hunt
Syndrome)) atau kolesteaatoma.
Hennebert sign
Valsava maneuver
Head impulses test
- Hennebert sign (vertigo atau nistagmus yang terjadi ketika
mendorong tragus dan meatus akustikus eksternus pada sisi
yang bermasalah) mengindikasikan fistula perikimfatik .
- Valsava maneuver (exhalasi dengan mulut dan hidung
ditutup untuk meningkat tekanan melawan tuba eusthacius
dan telinga dalam) dapat menyebabkan vertigo pada
pasien dengan fistula perilimfatik atau dehiscence kanalis
semisirkularis anterior
Head impulses test
Pasien duduk tegak dengan mata terfiksasi pada objek sejauh 3 m.
Pemeriksa menolehkan kepala pasien ke salah satu sisi pemeriksa
menolehkan kepala pasien sisi lainnya horizontal 20o dengan cepat.
Pada orang yang normal mereka terfiksasi di objek. Jika ada
evalusi laboratorium
pemeriksaan elekrolit, gula darah, fungsi thyroid dapat menentukan etiologi
vertigo pada kurang dari 1 persen pasien
evalusi radiologis
Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo yang
memiliki tanda dan gejala neurologis, ada factor resiko untuk terjadinya CVA,
tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi struktur dan integritas
batang otak, cerebellum, dan periventrikular white matter, dan kompleks nervus
VIII.
Diagnosis Banding
Vertigo dengan tuli Vertigo tanpa tuli Vertigo dengan tanda intracranial
Kelainan organ-
organ dikepala
Migraine
Menurut
ICHD 2
Tension Cluster
Type Headache
Headache
Migraine
Epidemiologi
o Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat
o 75% diantaranya adalah wanita.
o Semua usia tetapi biasanya muncul pada usia 10 ± 40 tahun
Etiologi dan Faktor Resiko Migrain
Teori Vascular
Pembuluh darah otak
Gangguan vasospasme berkonstriksi
CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel mast meningens dan akan
merangsang pengeluaran mediator inflamasi sehingga menimbulkan inflamasi neuron.
CGRP juga bekerja pada arteri serebral, otot polos yang akan mengakibatkan
peningkatan aliran darah dan bekerja pada post junctional site second order neuron
yang bertindak sebagai transmisi impuls nyeri.
PATOFISIOLOGI
Diagnosis Migrain
Kriteria diagnostik IHS untuk migren dengan aura
mensyaratkan bahwa harus terdapat paling tidak tiga
dari empat karakteristik berikut, yaitu:
Sedikitnya satu gejala aura yang berkembang secara
bertahap selama ≥ 5 menit, dan/atau dua atau lebih
gejala aura yang terjadi berurutan
Gejala aura berlangsung selama 5-60 menit
Lokasi Unilateral
Kualitas berdenyut
Intensitas nyeri sedang-berat
Keadaan diperberat oleh aktifitas fisik atau diluar
kebiasaan aktivitas rutin (seperti berjalan atau naik tangga)
Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini :
Nausea dan/atau muntah
Fotofobia dan fonofobia
Tidak berkaitan dengan penyakit lain
Tatalaksana Migrain
Non Farmakologi
Farmakologi
menghindari faktor Lini Pertama
pencetus serangan, seperti Paracetamol 100-600 mg/ 6-8 jam
perubahan pola tidur Aspirin 500-1000 mg/ 6-8 jam, maksimal 4 gram/ hari
(kurang tidur/ tidur
berlebih), makanan yang Ibuprofen 400-800 mg/ 6 jam, maksimal 2,4 gr/ hari
merangsang, cahaya Ketorolac 60 mg IM tiap 15-30 menit, maksimal 120 mg/hari, tidak
terlalu terang, stres, boleh lebih dari 5 hari
kelelahan, perubahan Potasium diklofenak 50 mg-100 mg/hari, dosis tunggal
cuaca, dsb Sodium naproksen 275 – 550 mg/ 2-6 jam, dosis maksimal 1,5 gr/ hari
Steroid seperti dexametahson atau methylprednisolon dapat menjadi
pilihan pada pasien dengan status migrenosus (serangan migrain >72
jam)
Lini Kedua
Golongan triptan seperti sumatriptan 6 mg subkutan atau
50-100 mg per oral, atau derivat ergot seperti ergotamin 1-
2 mg yang dapat diberikan secara oral, subkutan ataupun
rektal dan dihidroergotamin (DHE).
Tension Type Headche (TTH)
Rasa nyeri dalam, seperti tertekan berat atau terikat erat, umumnya bilateral yang pada awalnya
timbul secara episodic dan terikat dengan stress tetapi kemudian nyaris setiap hari muncul dalam
bentuk kronis, tanpa ada lagi kaitan psikologis yang jelas.
Nyeri bilateral, menekan sangat kuat dengan itensitas nyeri sedang hingga kuat. Timbul dalam
waktu singkat dengan durasi yang berubah-ubah (episodic form), atau terus menerus (chronic form).
Tension headache tidak ada ciri-ciri seperti pada migrain seperti muntah, photophobia dan
phonophobia.
Epidemiologi
• TTH terjadi 78% sepanjang hidup dimana Tension Type
Headache episodik terjadi 63% dan Tension Type Headache
kronik terjadi 3%. Tension Type Headache episodik lebih
banyak mengenai pasien wanita yaitu sebesar 71%
sedangkan pada pria sebanyak 56%. Biasanya mengenai
umur 20-40 tahun.
Faktor Resiko
• Frekuensi serangan
tidak mencapai 15
hari setiap bulan • Frekuensi serangan
• Berlangsung selama lebih dari 15 hari
30 menit ± 7 hari setiap bulan
• Berlangsung lebih
dari 6 bulan
Manifestasi Klinis
Diagnosis TTH
Tension Type Headache harus memenuhi syarat yaitu sekurang-kurangnya dua dari berikut ini :
Adanya sensasi tertekan/terjepit
Intensitas ringan-sedang
Lokasi bilateral
Tidak diperburuk aktivitas
Tidak dijumpai mual muntah
Tidak ada salah satu dari fotofobia dan fonofobia.
Tatalaksana TTH (consensus IX PERDOSSI)
Prognosis dan Komplikasi
Nyeri kepala vaskular yang juga dikenal sebagai nyeri kepala Horton, sfenopalatina neuralgia, nyeri
kepala histamine, sindrom Bing, erythrosophalgia, neuralgiamigrenosa, atau migren merah (red migraine)
karena pada waktu serangan akan tampak merah pada sisi wajah yang mengalami nyeri..
Epidemiologi: Etiologi:
Dibandingkan dengan migren, cluster headache nyeri
Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V) akibat
kepala yang paling hebat dan insidensinya jarang
dilatasi pembuluh darah sekitar.
Serangan pertama muncul antara usia 20-40 tahun Pembengkakan dinding arteri carotis interna.
Puncak onset awal 20-29 tahun Pelepasan histamin
Letupan paroxysmal parasimpatis.
Laki-laki dan wanita 9:1 Abnormalitas hipotalamus.
Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu, biasanya Penurunan kadar oksigen.
dini hari menjelang pagi yang akan membangunkan
penderita dari tidurnya.
Patofisiologi
• Darah rutin,
TTH • CT Scan atau MRI
eletrolit, kadar kepala + kontras
gula darah • Darah rutin,
• CT Scan eletrolit, kadar
kepala/MRI kepala gula darah
• Radiologi : atas
indikasi
Migraine Cluster
Nyeri Kepala Sekunder
Nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala yang
disebabkan oleh gangguan lain
Nyeri kepala pasca trauma dapat merupakan nyeri akut atau kronik.
Nyeri akut dapat terjadi setelah trauma yang menyebabkan trauma ringan
atau berat.
Trauma berat dapat menyebabkan perdarahan otak, perdarahan subdural
atau epidural.
Nyeri kepala setelah trauma biasanya merupakan bagian dari sindrom pasca
trauma yang meliputi dizziness, kesulitan konsentrasi, gelisah , perubahan
kepribadian , dan insomnia.
Pemeriksaan: Foto tulang tengkorak AP dan lateral,CT-Scan, EEG.
TATALAKSANA
Analgesik sederhana
Asetosal 1000 – 1500 mg sehari
Parasetamol 1000 – 1500 mg sehari
Nyeri kepala • Keluhan sakit gigi (nyeri gigi) dapat disebabkan karena
karena sakit gigi berbagai penyakit pada gigi
• Iritis
Nyeri kepala pada • Glaukoma
kelainan mata • papilitis
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan
psikiatrik
Rehabilitasi
Latihan pengendaraan otot-otot misalnya latihan
relaksasi, psikoterapi, yoga, meditasi, dll
PENUTUP
Cephalgia atau sakit kepala merupakan suatu
gejala yang sering dikeluhkan.
Cephalgia bukan sebuah diagnosis suatu penyakit.
Perbedaan gejala, onset, dan nyeri pada cephalgia
berbeda-beda, maka harus lebih teliti untuk
melakukan anamnesis dan pemeriksaan.
Cephalgia harus diklasifikasikan secara cermat
untuk mengetahui penyebabnya