Anda di halaman 1dari 35

PENGANTAR

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

1
PENDAHULUAN
• Dalam era perdagangan bebas, parameter keberterimaan suatu
produk ditentukan oleh suatu spesifikasi yang berlaku universal

• Kesesuaian terhadap spesifikasi tersebut ditentukan oleh suatu


batas tertentu disekitar nilai yang diinginkan, yang kemudian
disebut dengan ketidakpastian

• Perbedaan metode penaksiran ketidakpastian menyebabkan


ditolaknya suatu komoditi ke negara lain yang mempunyai
metode yang berbeda

• Untuk mencegah hambatan perdagangan tersebut, beberapa


organisasi internasional sepakat untuk menyusun suatu
pedoman yang berlaku universal

• Pedoman tersebut kemudian disebut sebagai ISO “GUIDE TO


THE EXPRESSION OF UNCERTAINTY IN MEASUREMENT” yang
diterbitkan pertama kali pada tahun 1993
2
KONSEP DASAR

• Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur

• Hasil pengukuran merupakan taksiran nilai besaran ukur

• Karena hanya merupakan taksiran maka setiap hasil pengukuran


selalu mengandung kesalahan

• Terdapat dua komponen kesalahan pengukuran, yaitu:

Kesalahan acak; dan


Kesalahan sistematik

• Kesalahan acak timbul dari besaran berpengaruh yang tidak


terduga
• Kesalahan sistematik timbul dari besaran berpengaruh yang
dapat diduga berdasarkan model besaran ukur

3
KONSEP DASAR

Definisi Kesalahan Acak


• Hasil satu pengukuran dikurangi dengan nilai rata-rata dari
sejumlah besar pengukuran berulang terhadap besaran ukur
yang sama dalam kondisi pengukuran tertentu

e1
e3
e4
e6
e2
e5

x1 x4 x2  x5 x6 x3

• Nilai kesalahan acak tidak dapat dikoreksi karena bervariasi dari


satu pengukuran ke pengukuran lainnya

4
KONSEP DASAR
Definisi Kesalahan Sistematik
• Nilai rata-rata dari sejumlah besar pengukuran berulang
terhadap besaran ukur yang sama dalam kondisi pengukuran
tertentu dikurangi nilai benar besaran ukur tersebut

esistematik

xtrue x
• Dalam pengukuran, taksiran nilai benar diberikan oleh nilai
dalam sertifikat kalibrasi alat ukur atau standar pengukuran
• Taksiran nilai kesalahan sistematik dapat dihitung dari pengaruh
besaran yang dapat dikenali selama proses pengukuran
sehingga taksiran kesalahan sistematik ini dapat dikoreksi
dengan suatu nilai koreksi atau faktor koreksi

5
KONSEP DASAR

• Nilai benar besaran ukur dan kesalahan pengukuran merupakan


suatu nilai yang tidak dapat diketahui

• Hasil pengukuran hanya dikatakan lengkap bila disertai dengan


suatu taksiran rentang dimana nilai benar dari besaran ukur
tersebut diyakini berada di dalamnya

• Parameter yang menyatakan suatu rentang dimana nilai benar


dari besaran ukur tersebut diyakini berada di dalamnya dengan
tingkat kepercayaan tertentu disebut dengan KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN

• Ketidakpastian pengukuran dapat ditaksir berdasarkan hasil


pengamatan terhadap perilaku besaran ukur selama proses
pengukuran dilakukan
6
KONSEP DASAR

Akurasi

• Akurasi didefinisikan sebagai kedekatan dari kesesuaian antara


hasil pengukuran dengan nilai benar besaran ukur

• Akurasi merupakan suatu konsep kualitatif

Nilai benar Nilai benar

7
KONSEP DASAR

Presisi

• presisi adalah kedekatan dari kesesuaian antar hasil pengukuran


bebas yang dilakukan dalam kondisi tertentu.

• Presisi berhubungan dengan distribusi kesalahan acak, tidak


berhubungan dengan kedekatan terhadap nilai benar

Nilai benar Nilai benar

8
KONSEP DASAR
Ilustrasi
AB = 101 cmCD = 100 cm

EF = 102 cm
BERAPAKAH
PANJANG MEJA ??

TIDAK SAMA!!

A B
C SEMUA PENGUKURAN
D TIDAK PASTI
E F

9
KONSEP DASAR

Definisi Ketidakpastian Pengukuran

• Ketidakpastian pengukuran didefinisikan sebagai suatu


parameter yang terkait dengan hasil pengukuran, yang
menyatakan sebaran nilai yang secara beralasan dapat
diberikan kepada besaran ukur

• Apabila taksiran nilai besaran ukur dinyatakan dengan x, dan


ketidakpastian pengukuran untuk tingkat kepercayaan tertentu
dinyatakan dengan U, maka nilai dari besaran ukur tersebut,
yaitu X diyakini berada dalam rentang:

x- U < X < x + U

10
SUMBER KETIDAKPASTIAN

• Standar atau acuan

• Benda ukur

• Peralatan

• Metode pengukuran

• Kondisi lingkungan

• Personil pelaku pengukuran

11
SUMBER KETIDAKPASTIAN

• Sumber-sumber lain yang timbul dari


- definisi besaran ukur yang tidak memadai,
- nilai tetapan yang digunakan dalam perhitungan
keterbatasan teknik perhitungan
- perbedaan hasil pengamatan berulang pada kondisi yang sama

• Kesalahan pemakaian alat ukur, kesalahan program komputer,


kesalahan pemindahan data, kesalahan model besaran ukur
bukan merupakan sumber ketidakpastian melainkan penyebab
hasil pengukuran yang SALAH

12
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Populasi dan Sampel

Populasi

Sampel

n n

N X : Nilai rata - rata sampel


s 2 : Varian dari sampel
 : Nilai rata - rata populasi
 2 : Varian dari populasi

13
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Taksiran Varian dari Nilai rata-rata sampel

• Nilai rata-rata sampel untuk besaran ukur Xk sejumlah n

1 n
X   Xk
n k 1
• Varian sampel
1 n
s (Xk ) 
2
 k
n  1 k 1
( X  X ) 2

• Taksiran Varian dari nilai rata-rata sampel

s2 ( X k ) 1 n
s (X ) 
2

n
  k
n(n  1) k 1
( X  X ) 2

14
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Ketidakpastian

• Dalam suatu proses pengukuran ketidakpastian ditaksir dari


pengamatan terhadap n sampel besaran ukur Xk

• Dari n sampel besaran ukur Xk, ketidakpastian baku dapat


dihitung dengan:
 s
u ( X )  s( X ) 
n

s( X ) adalah simpangan baku rata-rata eksperimental

15
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Kemungkinan

Distribusi Normal

  2    2
Batas tingkat kepercayaan 95% Batas tingkat kepercayaan 95%

Interval kepercayaan 95%

16
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Kemungkinan

Distribusi Segiempat (rectangular)

Rentang

Setengah rentang (a)

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(30.5)

17
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Kemungkinan

Distribusi Segitiga (triangular)

Rentang

Setengah rentang (a)

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(60.5)

18
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Kemungkinan

Distribusi Bentuk-U (U-shape)

Rentang

Setengah rentang (a)

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(20.5)

19
KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN

Berdasarkan teknik evaluasinya, komponen ketidakpastian

pengukuran dapat diklasifikasikan menjadi komponen

ketidakpastian Tipe-A dan komponen ketidakpastian Tipe-B:

Komponen Ketidakpastian Tipe-A

• Dievaluasi dengan analisis statistik dari sekumpulan data


pengukuran, yang antara lain meliputi:

- Simpangan baku rata-rata eksperimental


- Simpangan baku eksperimental pooled
- Regresi linier dan teknik statistik lainnya

20
KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN

Komponen Ketidakpastian Tipe-B

• Dievaluasi dengan metode selain analisis statistik dari


sekumpulan data pengukuran, biasanya berdasarkan penetapan
ilmiah menggunakan informasi yang relevan, antara lain
meliputi:

- Data pengukuran sebelumnya

- Pengalaman dan pengetahuan

- Spesifikasi pabrik
- Data dari sertifikat kalibrasi
- Ketidakpastian yang ditetapkan berdasarkan databook

21
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU
Ketidakpastian baku adalah ketidakpastian dari hasil pengukuran
yang dinyatakan sebagai satu simpangan baku

Evaluasi Ketidakpastian Baku tipe A


1 n
X   Xk
• Nilai rata-rata dari n sampel n k 1
n

• Simpangan baku sampel


 i
( X  X ) 2

s i 1
n 1

• Simpangan baku dari Nilai s


rata-rata sampel n
s
• Ketidakpastian baku u
n
22
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE A
Ilustrasi

Panjang meja:
AB = 101 cm;
SIMPANGAN BAKU CD = 100 cm; NILAI RATA-RATA
=1 cm EF = 102cm =101 cm

KETIDAKPASTIAN BAKU
TIPE A=0.58 cm

23
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU

Evaluasi Ketidakpastian Baku tipe B

Distribusi Normal

Dalam sertifikat kalibrasi anak timbangan standar tercantum nilai


ketidakpastian untuk tingkat kepercayaan 95% adalah 0.01 mg
dengan faktor cakupan k = 2

Dari data dalam sertifikat kalibrasi standar tersebut maka


ketidakpastian baku dapat ditaksir dengan
u = (0.01 mg)/ 2 = 0.005 mg

24
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

Distribusi Segiempat

Resolusi timbangan yang digunakan untuk menimbang sampel


obat adalah 0.01 mg

0.01 mg

0.005 0.01 0.015


-a +a

a = + (0.01 mg)/ 2 = + 0.005 mg


u = a / (30.5) = + 0.0017 mg

25
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

Distribusi Segitiga

Dalam pemantauan suhu ruangan kalibrasi tercatat bahwa suhu


ruangan tersebut selalu berada dekat dengan pusat dari rentang
20 + 2 0C

Sehingga setengah rentang


diberikan oleh a = + 20C

-a +a
20-2 20 20+2
u=a/ (60.5) = + 1.15 0C

26
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

Distribusi Bentuk-U

Dalam pemantauan suhu ruangan kalibrasi tercatat bahwa suhu


ruangan tersebut selalu berada pada daerah batas dari rentang
20 + 2 0C

Sehingga setengah rentang


diberikan oleh a = + 20C

-a +a
20-2 20 20+2
u=a/ (20.5) = + 1.41 0C

27
KOEFISIEN SENSITIFITAS

Dalam suatu proses pengukuran sering dijumpai keadaan dimana


besaran yang diukur merupakan fungsi dari besaran masukan
lainnya

Koefisien sensitifitas menunjukkan laju perubahan besaran yang


diukur setiap satu satuan besaran masukan

Koefisien sensitifitas memberikan faktor konversi untuk mengubah


satuan dari besaran masukan ke dalam satuan besaran yang
diukur

28
KOEFISIEN SENSITIFITAS

Evaluasi Koefisien Sensitifitas

Secara matematis laju perubahan besaran yang diukur terhadap


besaran masukannya dapat dievaluasi dengan turunan parsial

Nilai dari koefisien sensitifitas sangat bergantung pada model


matematis yang menunjukkan relasi antara besaran yang diukur
dengan besaran masukannya

Secara eksperimental koefisien sensitifitas dapat dievaluasi dari


data pengamatan terhadap besaran yang diukur dengan
mengubah nilai salah satu besaran masukan dan mempertahankan
nilai besaran masukan lainnya

29
EALUASI KOEFISIEN SENSITIFITAS

Model Matematis

Jika relasi antara besaran yang diukur y, terhadap besaran-


besaran masukan x1, x2, xs dinyatakan dengan:
y = f (x1, x2, x3)

Koefisien sensitifitas dari masing-masing besaran masukan dapat


dinyatakan dengan:

y y y
; ;
x1 x2 x3

30
EALUASI KOEFISIEN SENSITIFITAS
Ilustrasi

LUAS BIDANG = A (cm2)


l (cm)
A=pxl
A A
p l
p p (cm)
l

Bila panjang segi empat berubah sebesar p (cm )


Maka luas segiempat akan berubah sebesar A  lp (cm )
2

Bila panjang segi empat berubah sebesar l (cm)


Maka luas segiempat akan berubah sebesar A  pl (cm 2 )

31
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU GABUNGAN

Apabila suatu besaran ukur y dapat dinyatakan sebagai fungsi dari


besaran masukan x1, x2, …, xn

Maka ketidakpastian baku gabungan dari besaran ukur y, yaitu


uc(y) dapat dinyatakan sebagai fungsi dari ketidakpastian baku dari
masing-masing besaran masukan, u(x1), u(x2), … u(xn) dengan
relasi sebagai berikut:
2 2 2
 y   y   y 
uc ( y )    
u ( x1 )     
u ( x2 )   ...   u ( xn ) 
 x1   x2   xn 

Bila masing-masing besaran masukan tersebut tidak berkorelasi


32
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BENTANGAN

Ketidakpastian bentangan dari besaran ukur, yaitu U dapat


dinyatakan sebagai fungsi dari ketidakpastian baku gabungan
dengan relasi
U = k x uc(y)

Dimana k merupakan faktor cakupan yang diperlukan untuk


mencapai tingkat kepercayaan tertentu

Apabila fungsi rapat kemungkinan dari besaran ukur diasumsikan


memiliki bentuk distribusi normal, maka
k = 1, untuk tingkat kepercayaan 68,3 %
k = 2, untuk tingkat kepercayaan 95 %; dan
k = 3, untuk tingkat kepercayaan 99%

33
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BENTANGAN

Dalam sertifikat kalibrasi biasanya digunakan pelaporan


ketidakpastian bentangan pada tingkat kepercayaan 95%
artinya:
terdapat 5 kemungkinan dari seratus pengukuran mempunyai nilai
diluar rentang ketidakpastian bentangan yang dilaporkan dalam
sertifikat

Dalam sertifikat kalibrasi standar pengukuran atau alat ukur harus


dicantumkan tingkat kepercayaan dan faktor cakupan yang
digunakan dalam perhitungan ketidakpastian bentangan

34
ILUSTRASI HASIL PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIANNYA
Nilai Variansi
Pengamatan tak terkoreksi

Rata-rata dari pengamatan


tak terkoreksi
Taksiran koreksi untuk
semua gejala sistematik
yang dapat diketahui
Hasil pengukuran
(tidak termasuk ketidakpastian
karena definisi besaran ukur yang
tidak lengkap)
Kesalahan yang tidak
diketahui (tidak bisa diketahui)
Nilai besaran ukur (tidak bisa
diketahui)
Nilai besaran ukur dengan
definisi yang tidak lengkap
Hasil akhir pengukuran

35

Anda mungkin juga menyukai