Ekonomi Politik
Kelompok 1 :
1. Adhitya prayudha
2. Afifah Fahira
3. Rengga Dwi Saputra
4. Sitti Fildzah Rahma
5. Yaseer Khatami
Rezim berasal dari kata regime yang berarti a form or
new system of government,a government in power.
Dengan pengertian ini, yang dimaksudkan dengan
rezim sesungguhnya sama dengan pengertian sistem.
Maka, apa yang dimaksudkan dengan sistem politik
sama artinya dengn rezim politik dan rezim ekonomi
politik. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai
rezim politik dan rezim ekonomi politik.
A. Rezim Politik
Rezim politik adalah sistem politik yang berlaku di
suatu negara pada suatu periode tertentu dengan
mengembagkan sistem kelembagaan poitik tertentu
sesuai dengan kerangka sosial budaya di negara
tersebut.
Studi sosiologi yang dikembangkan Duverger,
menyebutkan bahwa rezim politik dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Klasifikasi Purba
Klasifikasi purba menyebutkan bahwa rezim politik terdiri dari tiga
jenis:
• Monarki : suatu pemerintahan yang dipegang oleh suatu orang
penguasa. Jenis ini terdapat pada sistem kerajaan zaman dulu yang
saat ini hanya terdapat di beberapa negara.
• Oligarki : suatu pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang.
• Demokrasi : suatu pemerintahan yang dipegang oleh semua orang.
Tentang rezim politik, Aristoteles membedakannya
berdasarkan korup tidaknya suatu pemertintah. Ia membaginya atas
tirani, oligarki, dan demokrasi. Bentuk murni pemerintah yang
dikemukakan di atas adalah monarkhi,aristokrasi dan timokrasi
(demokrasi dengan pemilihan yang terbatas).
Jean Bodin yang mengombinsaikan jenis rezim politik
Aristoteles di atas dengan mengemukakan bahwa suatu
pemerintahan monarkhi dapat menjadi pemerintahan demokrasi
apabila semua rakyat mendapatkan kesempatan yang sama dalam
memegang jabatan pemerintahan. Disebut aristokratik aapabila
jabatan-jabatan egara hanya diberikan kepada kaum bangsawan dan
orang-orang kaya.
2. Klasifikasi Hukum Masa Sekarang
Ahli hukum percaya kepada trias politica Montesquieu, bukan pada
teorinya namun pada praktik. Mereka membuat klasifikasi rezim politik
menurut hubungan internal antara kekuasaan dan elemen yang berbeda yang
membentuk negara. Mereka membedakan tiga jenis rezim pemerintahan :
• Rezim dengan pemerintahan perwakilan.
Rezim ini sering melakukan tindakan-tindakan yang bersifat dictator. Karena
itu, perwakilannya lebih bersifat teoritis deibandingkan praktiknya.
• Rezim dengan pemusatan kekuasaaan.
Semua keputusan penting dalam rezim ini diambil oleh suatu organ negara
(misalnya lembaga kepresidenan atau presidency) untuk kepetingan suatu
kelompok atau sekumpulan orang.
• Rezim parlementer
Berada diantara monarkhi dan republic. Ia dapat saja memiliki rezim monarkhi,
tetapi kekuasaan raja dibatasi konstitusi sehingga disebut dengan rezim
monarkhi konstitusi. Ia juga dapat disebut dengan pemerintah republik apabila
menganut sistem presidensil seperti USA.
Kedua sistem pemerintah ini kemudian dibedakan atas sistem
parlementer dan sistem persedensil. Dalam sistem parlementer
dikenal dengan kepala negara dan kepala pemerintahan. Kepala
negara dipegang oleh raja atau ratu seperti di Inggris.
Sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana mentri.
Di dalam sistem presidensil, presiden menjadi kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan.
3. Klasifikasi Sosiologi Modern
Ada dua jenis utama : rezim pluralitas atau demokratis dan
rezim Unitarian atau otokratis.
• Rezim Pluralitas adalah rezim yang mengizinkan adanya
tuntutan politik secara terbuka dan bebas. Tuntutan itu
disampaikan melalui partai politik yang jumlahnya lebih dari
dua. Ia juga disebut rezi liberal. Aktivitas kelompok penekan
dalam memengaruhi proses pembuatan keputusan dapat
dipahami sebagai wujud rezim politik pluralitas.
• Rezim Unitarian mensyaratkan bahwa konflik dan tuntutan
politik secara resmi tidak diperkenankan.
Masih ada klasifikasi lain :
• Monarkhi warisan turun menurun dan monarkhi yang diperoleh
melalui kemenangan dalam pemilu atau lewat suatu kudeta.
• Pemerintahan otokrasi moderat yang mengizinkan adanya
perbedaan pendapat dalam hal politik serta mengizinkan adanya
kekuatan opotisisi. Ada pula rezim totalitarian yang tidak
menghendaki adanya kelompok oposisi dan memaksa kepda
lawan-lawanya untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan gelap.