Anda di halaman 1dari 30

PENGAWASAN KESEHATAN dan

KESELAMATAN KERJA
di RUMAH SAKIT
PENDAHULUAN
 UUD 1945, ps 27, ay. 2
Tiap warga negara berhak atas pekerjaan &
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

– Pekerjaan & penghidupan yg layak  pekerjaan yg bersifat


manusiawi, yg memungkinkan PEKERJA berada dlm kondisi
selamat & sehat, bebas dari kecelakaan & penyakit akibat
kerja
– Penghidupan yg layak adalah hidup sebagaimana layaknya
manusia, penhasilannya dpt memenuhi kebutuhan hidup
layak shg tingkat kesejahteraan dpt terpenuhi sesuai harkat
& martabat sbg manusia
3/18/2018 2
VISI, MISI dan STRATEGI
KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA (K3)
Visi Direktorat pengawasan Norma K3 
menjadi Pembina K3 yg Andal dan Profesional
Misi (unt mencapai visi di atas)
– Menciptakan tenaga K3 yg profesional & andal
– Membudayakan K3
– Mensosialisasikan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (SMK3)
– Mendorong terciptanya NIHIL kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di tempat kerja.
3/18/2018 3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan


dan meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK),
pengendalian bahaya di tempat kerja, proosi
kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi

3/18/2018 4
Upaya K3 di RS
Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kes
merupakan resultante dari 3 komponen K3, yaitu
kapasitas kerja, bebean kerja, dan lingkungan kerja.
Kapasitas kerja  kemampuan seorang pekerja unt
menyelesaikan pekerjaannya dgn baik pd suatu tempat
kerja dlm waktu tertentu
Beban kerja  kondisi yg membebani pekerja baik
secara fisik maupun non fisik dlm menyelesaikan
pekerjaannya; kondisi tsb dpt diperberat oleh kondisi
lingkungan yg tdk mendukungsecara fisik/non fisik
3/18/2018 5
Kinerja setiap petugas ....

Lingkungan kerja  kondisi lingkungan tempat


kerja yg meliputi faktor fisik, kimia, biolog,
ergonomi dan psikososial yg mempengaruhi
pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya

3/18/2018 6
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) dan
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN PEKERJAAN
Beberapa pengertian:
1. Penyakit Akibat Kerja /Occupational disease 
penyakit yg mempunyai penyebab spesifik atau
asosiasi/hubungan yg kuat dgn pekerjaan, yg
pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab
yg sudah diakui.
2. Penyakit yg berhubungan dgn pekerjaan/Work
related disease  penyakit yg mempunyai
beberapa agen penyebab, dimana faktor pada
pekerjaan memegang peranan bersama dgn
faktor risiko lainnya dlm berkembangnya
penyakit yg mempunyai etiologi kompleks
3/18/2018 7
Beberapa pengertian

3. Penyakit yg mengenai populasi pekerja /


Diseases affecting working populations 
penyakit yg terjadi pada populasi pekerja
tanpa adanya agen penyebab di tempat
kerja, namun dapat diperberat oleh
kondisi pekerjaan yg buruk bagi
kesehatan.

3/18/2018 8
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAK)

Kriteria umum:
– Adanya hubungan antara pajanan yg spesifik dgn
penyakit
– Adanya fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pd
populasi pekerja lebih tinggi daripada masyarakat
umum
– Penyakit-penyakit tsb dpt dicegah dgn melakukan
tindakan-tindakan preventif di tempat kerja.

3/18/2018 9
Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(5 golongan)
Golongan Fisik
– Bising, Vibrasi, Radiasi, Suhu ekstrem, tekanan, dsb.
Golongan Kimiawi
– Bahan-bahan kimia yang dipergunakan
Golongan Biologik
Golongan Fisiologik/Ergonomik
– Tempat kerja yg kurang ergonomis, tdk sesuai dgn
fisiologi dan anatomi
Golongan Psikososial
– Beban kerja terlalu berat, monotoni pekerjaan, dsb
3/18/2018 10
Penyakit Hati Akibat Kerja
Merupakan salah satu penyakit yg sering
terdiagnosis setelah kondisi pasien
lemah/terlambat.
Diagnosis PAK sulit ditegakkan pd keadaan
dini krn sulit dipastikan apakah di dpt di
tempat kerja atau tidak.
Penyebab penyakit hati akibat kerja:
– Infeksi: virus, bakteri
– Non infeksi: kontak bahan hepatotoksik

3/18/2018 11
Penyakit Hati Akibat Kerja (lanjutan)

1. Infeksi
a. Hepatitis Virus A Penularan melalui makanan/minuma
Virus B & C Penularan melalui kontak darah, tusukan
Predisposisi Medis, perawat, petugas pembersihan
limbah medis
Pencegahan Tempat pembuangan jarum bekas yg
aman, makanan/minuman pekerja
higienis, penggunaan sr. tangan dan baju
lengan panjang saat melakukan tindakan
invasif, kebersihan tangan seblm & ssd
3/18/2018
tindakan 12
Penyakit Hati Akibat Kerja (lanjutan)
b. Leptospirosis Penyebab leptospirosis yg hidup dlm
urine tikus.
Predisposisi Petugas pembersih sampah atau selokan

Pencegahan Pemakaian baju dan sepatu karet yg


melindungi terutama di musim
penghujan/banjir, sanitasi lingkungan,
pembuangan sampah, bila
pemberantasan sarang tikus.
Promotif Sanitasi lingkungan pekerjaan, selokan &
tempat sampah yg memadai,
pemberantasa sarang tikus sekitar rumah
3/18/2018 13
Penyakit Hati Akibat Kerja (lanjutan)
2. Noninfeksi
Kegagalan fungsi liver akibat terpapar bahan kimia yg
toksik terhadap hati, bahn ini masuk tubuh melalui
inhalasi.

Hati merupakan orgn tubuh yg sering mengalami PAK,


meskipun untuk penyebab infeksi sangat sulit dibuktikan
apakah timbulnya penyakit langsung akibat kerja

3/18/2018 14
Penyakit Paru Akibat Kerja
Penyakit yg disebabkan oleh partikel, uap, gas, atau
kabut berbahaya yg menyebabkan kerusakan paru bila
terinhalasi selama bekerja.
Respon bagian sistem pernapasan thd bahan
Lokasi organ Penyakit
Jalan napas Asma, Bronkitis/Bronkiolitis akut, bronkitis kronik,
karsinoma bronkogenik
Parenkim /alveoli Pneumokoniosis (asbestosis, silikosis, dsb),
Pneumonia, TB, Alveolitis ekstrinsik alergik
Lain-lain Penyakit yg berhubungan dgn asbestos, Demam asap
logam, Sindrom gedung sakit, Asap tembakau
lingkungan 15
Menghindari Pajanan/Pencegahan

Mengganti (substitusi) bahan yg berbahaya dgn bahan


yg kurang atau tdk berbahaya
Membatasi bahan pajanan
Ventilasi keluar
Memakai Alat Pelindung Diri (APD).
Penatalaksanaan penyakit paru akibat kerja termasuk
Mengganti pekerjaan yg menyebabkan penyakit atau
Pembatasan menyangkut apa yg boleh dan tdk boleh

3/18/2018 16
Identifikasi sumber bahaya di Rumah
Sakit (RS)
RS harus melakukan kajian, identifikasi sumber bahaya,
penilaian, serta pengendalian faktor risiko.
Identifikasi sumber bahaya  dilakukan dgn
pertimbangan:
– Kondisi dan kejadian yg dapat menimbulkan potensi bahaya
(Hazard)
– Jenis kecelakaan dan PAK yg munkin dapat terjadi
Sumber bahaya di RS diidentifikasi & dinilai untuk
menentukan tingkat risiko yg merupakan tolok ukur
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan PAK.
3/18/2018 17
Bahaya potensial (Hazard) berdasarkan
lokasi dan pekerjaan di RS
No Bahaya Pekerjaan yang paling
lokasi
Potensial berisiko
1 FISIK:
Bising Laundry, dapur, CSSD, gedung Karyawan yg bekerja di lokasi
genset-boiler, IPAL, IPS-RS tersebut
Getaran Ruang mesin-mesin, dan Perawwat, Cleaning service,
peralatan yg menghasilkan dsb
getaran (ruang gigi, dsb)
Debu Genset, bengkel kerja, Petugas sanitasi, teknisi gigi,
laboratorium gigi, gudang rekam petugas IPS dan rekam medis
medis, incinerator
Panas CSSD, dapur, laundry,incinerator, Pekerja dapur, pekerja
boiler. laundry, petugas sanitasi, IP-
3/18/2018 18
RS.
Bahaya potensial (Hazard) berdasarkan
lokasi dan pekerjaan di RS
No Bahaya Pekerjaan yang paling
lokasi
Potensial berisiko
1 FISIK:
Radiasi X-ray, OK yg menggunakan C- Ahli radiologi, radioterapist, dan
carm, ruang fisioterapi, unit gigi radiografer, ahli fisioterapi dan
petugas rontgen gigi
2 KIMIA:
Desinfektan Semua area Petugas kebersihan dan
perawat
Cytotoxis Farmasi, tempat pembuangan Pekerja farmasi, perawat,
limbah, bangsal petugas pengumpul sampah
Ethylene oxida Kamar operasi Dokter, perawat

3/18/2018 19
Bahaya potensial (Hazard) berdasarkan
lokasi dan pekerjaan di RS

No Bahaya Pekerjaan yang paling


lokasi
Potensial berisiko
2 KIMIA:
Formaldehyde Laboratorium, kamar mayat, Petugas kamar mayat, petugas
gudang farmasi laboratorium, dan farmasi
Methyl:
Methacrylate, Hg Ruang pemeriksaan gigi Petugas/dokter gigi, dokter
(Amalgam) bedah, perawat
Solvents Laboratorium, bengkel kerja, Tekinisi, petugas laboratorium,
semua area di RS. petugas pembersihan
Gas-gas anestesi Ruang operasi gigi, OK, di Dokter gigi, perawat, dokter
pemulihan (RR) bedah, dokter/perawat anestesi
3/18/2018 20
Bahaya potensial (Hazard) berdasarkan
lokasi dan pekerjaan di RS

No Bahaya Pekerjaan yang paling


lokasi
Potensial berisiko
3 BIOLOGIK:
AIDS, Hepatitis B IGD, kamar operasi, ruang Dokter, dokter gigi, perawat,
dan Non A-Non B pemeriksaan gigi, laboratorium, petugas laboratorium,
laundry petugas sanitasi dan laundry
Cytomegalovirus Ruang kebidanan, ruang anak Perawat, dokter yg bekerja di
bagian ibudan anak
Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat
Tuberkulosis Bangsal, laboratorium, ruang Perawat, petugas
isolasi laboratorium, fisioterapis

3/18/2018 21
Bahaya potensial (Hazard) berdasarkan
lokasi dan pekerjaan di RS

No Bahaya Pekerjaan yang paling


lokasi
Potensial berisiko
4 ERGONOMIK:
Pekerjaan yg Area pasien dan tempat Petugas yg menangani pasien
dilakukan secara penyimpanan barang (gudang) dan barang
manual
Postur yg salah Semua area Semua karyawan
dlm melakukan
pekerjaan
Pekerjaan yg Semua area Dokter gigi, petugas
berulang pembersishan, fisioterapis,
sopir, operator komputer, yg
berhubungan dgn pekerjaan
3/18/2018 juru tulis 22
Bahaya potensial (Hazard) berdasarkan
lokasi dan pekerjaan di RS

No Bahaya Pekerjaan yang paling


lokasi
Potensial berisiko
5 PSIKOSOSIAL:
Sering kontak dgn Semua area Semua karyawan
pasien, kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman fisik

3/18/2018 23
Penilaian & Pengendalian Faktor Risiko
Penilaian faktor risiko:
– Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dgn
jalan melakukan penilaian bahaya potensial yg menimbulkan
risiko kesehatan.
Pengendalian faktor risiko  dilaksanakan
melalui 4 tingkatan, yakni:
– Menghilangkan bahaya
– Menggantikan sumber risiko dgn sarana/peralatan lain yg
tingkat risikonya lbh rendah
– Administrasi
– Alat pelindung diri )APD)
3/18/2018 24
Langkah-langkah Penyelenggaraan K3 di RS

1. Tahap Persiapan
Menyatakan komitmen  dimulai dari Dirut, dibuktikan dgn
tindakan nyata  dihayati & dilaksanakan oleh seluruh staf
dan petugas RS
Menetapkan cara penerapan K3 di RS  bisa menggunakan
jasa konsultan/tidak untuk mengorganisasikan dan
mengarahkan orang
Pembentukan organisasi/unit pelaksanan K3 RS Membentuk
kelompok kerja penerapan K3 RS  peran & tanggung
jawabnya perlu ditetapkan
Menetapkan sumber daya yg diperlukan  orang, sarana,
3/18/2018
waktu, dan dana 25
Langkah-langkah Penyelenggaraan K3 di RS

2. Tahap Pelaksanaan:
Penyuluhan K3 kpd semua petugas
Pelatihan K3 yg disesuaikan dgn kebutuhan individu
dan kelompok  agar setiap individu berperilaku
sesuai dgn yg telah ditentukan
Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yg
berlaku:
Pemeriksaan kes petugas (prakarya,berkala dan
khusus)
3/18/2018
Penyediaan APD & keselamatan kerja 26
Tahap pelaksanaan (lanjutan)
Melaksanakan program K3 sesuai ketentuan:
– Peniapan pedoman pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat
– Penempatan pekerja pd pekerjaan yg sesuai kondisi kes.
– Pengobatan pekerja yg menderita sakit
– Menciptakan lingkungan kerja yg higienis secara teratur,
melalui monitoring lingkungan kerja dari hazard yg ada
– Melaksanakan biological monitoring
– Melaksanakan surveilan pekerja
3/18/2018 27
Langkah-langkah Penyelenggaraan K3 di RS

3. Tahap pemantauan dan Evaluasi;


Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dlm
pelaporan RS:
Pencatatan & pelaporan K3
Pencatatan & pelaporan semua kegiatan
Pencatatan & pelaporan PAK
Inspeksi dan pengujian kegiatan unt menilai
keadaan K3 secara umum dan tdk terlalu mendalam;
dilakukan berkala terutama oleh petugas K3
3/18/2018 28
Langkah-langkah Penyelenggaraan K3 di RS

3. Melaksanakan audit K3
– Meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan
dan prosedur, pengembangan karyawan dan program
pendidikan, evaluasi dan pengendalian
– Tujuan audit 
• Menilai potensi bahaya, gangguan kes dan keselamatan
• Memastikan dan menilai pengelolaan K3 apakah telah
dilaksanakan sesuai ketentuan
• Menentukan langkah unt mengendalikan bahaya
potensial serta pengembangan mutu.
3/18/2018 29
3/18/2018 30

Anda mungkin juga menyukai