Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KASUS

LUKA MEMAR

Pembimbing :
dr. Ratna Relawati M.Si. Med, Sp.F.
Ari Agus Saputra Aruzi

 Perkembangan kota-kota besar di Indonesia


telah mencapai tingkat perkembangan kota
yang pesat dan cukup tinggi. Meningkatnya
jumlah penduduk berbanding lurus dengan
meningkatnya kasus kecelakaan. Berbagai
jenis kecelakaan tersebut merupakan
penyebab kasus trauma. Trauma mengacu
pada luka tubuh atau kejutan yang
dihasilkan oleh cedera fisik tiba-tiba,
karena dari kekerasan atau kecelakaan.
luka-luka ;
akibat benda-
benda mekanik,
benda-benda
fisik fisik, kombinasi
benda fisik dan
Kekerasan dinamik, dan zat-
zat kimia korosif
psikis
kekerasan

Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam


kedokteran Forensik

Visum et Repertum
Definisi
Luka adalah hilang atau rusaknya
sebagian jaringan tubuh yang
disebabkan oleh trauma benda tajam
atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik atau gigitan
hewan.
Benda-benda mekanik

Benda-benda fisik

Kombinasi benda mekanik dan fisik

Zat-zat kimia korosif


1. Jenis Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul (blunt
force injury).
2. Jenis Luka Akibat Benda Tajam
3. Luka Akibat Tembakan Senjata Api
4. Jenis Luka Akibat Suhu / Temperatur
5. Luka Akibat Trauma Listrik
6. Luka Akibat Petir
7. Jenis Luka Akibat Zat Kimia Korosif
a. Luka lecet (abrasion) :
b. Luka memar (contusion) :
c. Luka robek, retak, koyak (laceration) :
Ari Agus Saputra Aruzi

 Putusnya atau rusaknya continuitas


jaringan karena trauma akibat
alat/senjata yang bermata tajam dan atau
berujung runcing.

 Contoh ;
• golok, pisau, dan sebagainya hingga keping
kaca, gelas, logam, sembilu bahkan tepi kertas
atau rumput.
 ciri – ciri :
• tepi dan dinding luka yang rata
• berbentuk garis
• tidak terdapat jembatan jaringan
• dasar luka berbentuk garis atau titik
 Macam luka akibat benda tajam :
a. Luka iris / luka sayat (incised wound)
b. Luka tusuk (stab wound)
c. Luka bacok (chop wound)
d. Luka akibat benda yang mudah pecah
(kaca)
 LTM jarak jauh  anak peluru
 LTM jarak dekat  anak peluru
dan butir-butir mesiu yang tidak habis
terbakar
 LTM jarak sangat dekat  anak peluru,
butir mesiu, jelaga dan panas/api
 LTM tempel/kontak  seluruh
komponen + jejas laras.
 Apabila setelah mengenai sasaran, anak
peluru masih memiliki tenaga untuk
meneruskan lintasannya dan menembus
ke luar tubuh maka akan ditemukan luka
tembak keluar (LTK).

 LTK > LTM


a. Benda bersuhu tinggi
 luka bakar (derajad I-IV)
b. Benda bersuhu rendah
 Vasokonstriksi  pucat  paralise vasomotor
kontrol  daerah menjadi kemerahan 
keadaan berat  gangren
 Sengatan oleh benda bermuatan listrik
dapat menimbulkan luka bakar sebagai
akibat berubahnya energi listrik menjadi
energi panas.

 Bentuk luka pada daerah kontak.


 Luka-luka karena sambaran petir
merupakan luka-luka gabungan akibat
listrik, panas dan ledakan udara.
.
Golongan Asam korosif ;
• Asam mineral, antara lain : H2SO4, HCl dan
NO3.
• Asam organik, antara lain : asam oksalat, asam
formiat dan asam asetat.
• Garam mineral, antara lain : AgNO3 dan Zinc
Chlorida.
• Halogen, antara lain : F, Cl, Ba dan J.
 Ciri – ciri :
• Terlihat kering
• Berwarna coklat kehitaman, kecuali yang
disebabkan oleh nitric acid berwarna kuning
kehijauan
• Perabaan keras dan kasar.
Golongan Basa korosif ;
 KOH
 NaOH
 NH4OH

Ciri – ciri :
- Terlihat basah dan edematus
- Berwarna merah kecoklatan
- Perabaan lunak dan licin.
Jumlah Luka

Regio anatomi
Lokasi luka Garis koordinat

Sebelum dirapatkan
Deskrips Bentuk Luka Sesudah dirapatkan
i Luka
Sebelum dirapatkan
Ukuran Sesudah dirapatkan
Luka

Sifat-sifat Daerah garis batas luka


Luka Daerah dalam garis batas
luka
Daerah sekitar garis batas
luka
Waktu terjadinya kekerasan sangat penting untuk keperluan oleh
penuntut umum, pembelaan oleh penasihat hukum terdakwa dan untuk
penentu keputusan hakim

Digunakan sebagai bahan analisa guna mengngkapkan banyak hal,


terutama yang berkaitan dengan ALIBI SESEORANG.

Yang dapat dinilai :


1. Luka antemortem dan
postmortem
2. Umur Luka
• Luka yang ditemukan pada jenazah
apakah luka yang terjadi sebelum atau
sesudah mati  mencari tanda-tanda
intravital
• Tanda intravital :
a. Jaringan itu masih hidup ketika terjadi
trauma
b. Organ dalam masih berfungsi ketika
terjadi
a. Jaringan setempat masih hidup
ketika terjadi trauma
1. Retraksi jaringan
2. Reaksi vaskuler
3. Reaksi mikroorganisme (infeksi)
4. Reaksi biokimiawi
b. Organ dalam masih berfungsi saat
terjadi trauma
1. Perdarahan hebat (profuse bleeding)
2. Emboli udara
3. Pneumothorak
4. Emfisema kulit ( krepitasi kulit)
• Ada beberapa cara untuk
memperkirakan umur luka, yaitu dengan
melakukan :
a. Pemeriksaan makroskopik
b. Pemeriksaan mikroskopik
(histology)
c. Pemeriksaan histokemik
Pemeriksaan biokemik
Ari Agus Saputra Aruzi

Aspek
Medis
AKIBAT
TRAUMA
Aspek
Yuridis
A. Aspek Medis
Konsekuensi dari luka yang ditimbulkan
oleh trauma dapat berupa :
- Kelainan fisik atau organik
- Gangguan fungsi dari organ tubuh
tertentu
- Infeksi
- Penyakit
- Kelainan psikis
B. Aspek Yuridis
Untuk menentukan berat ringannya
hukuman perlu ditentukan lebih dulu
berat ringannya luka :
1. Luka ringan
2. Luka sedang
3. Luka Berat
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Bab XX pasal 351 dan 352 serta Bab IX pasal
90.
Blus lengan panjang, berkerah, bahan sifon, warna hitam polos
dengan lengan dan kerah warna putih polos, merk “MUTIARA”,
tidak ada ukuran
Celana panjang motif batik, warna dominan coklat, tanpa merk,
tanpa ukuran, tidak terdapat saku di depan dan belakang.
Sandal berwarna coklat muda, dengan tali sandal berwarna biru
muda merk “CITY GIRLS” tanpa ukuran
Terdapat sebuah kalung panjang seulu hati, bahan logam, dengan
dua buah bandul mutiara berwarna keperakan, sepasang tindik
mutiara berwarna putih, sebuah gelang berwarna keperakan
Anggota gerak atas
•Kanan: terdapat luka memar di jari manis tangan kanan, di ruas jari
kedua dan ketiga, bentuk tidak teratur,batas tidak tegas, panjang enam
sentimeter lebar dua sentimeter, warna kemerahan, di sekitar memar
tidak ada kelainan
•Kiri: terdapat sebuah luka memar pada telapak tangan kiri, bentuk
tidak teratur, batas atas luka satu sentimeter di bawah pangkal ibu jari,
batas bawah luka satu sentimeter di atas pergelangan tangan, batas
tidak tegas, panjang lima sentimeter lebar tiga sentimeter, warna
keunguan, di sekitar memar tidak ada kelainan.
Anggota gerak bawah
•Kanan : tidak ada tanda-tanda kekerasan
• Kiri : terdapat luka memar di paha kiri sisi dalam, batas atas
tujuh belas sentimeter dari lutut dan batas bawah lima belas
sentimeter dari lutut. Ukuran luka penjang dua sentimeter lebar
satu sentimeter, batas tidak tegas, warna merah kebiruan, di
sekitar memar tidak ada kelainan-
Friska Oktavian

 Luka memar adalah jenis kekerasan


benda tumpul yang merusak pembuluh
darah kapiler dalam jaringan subkutan
sehingga darah akan meresap pada
jaringan sekitar

 Proses terjadi luka memar


 Pembengkakan timbul karena
perpindahan cairan dan sel darah dari
sirkulasi ke jaringan intertisial.

 Prosesperubahan warna
mula-mula berwarna merah
kebiruanberubah menjadi biru
kehitaman pada hari 1-3biru
kehijauancoklatwarna akan
menghilang pada minggu I-IV
 Sel
yang mengalami jejas atau cedera
akan melakukan respon adaptasi sendiri.
Penyebab jejas sel, antara lain:
• Hipoksia.
• Fisik
• Obat-obatan dan zat kimia.
• Reaksi imunologis.
• Defek genetic.
• Ketidakseimbangan nutrisi.
Friska Oktavian
Penurunan fungsi ATP pada sel yang cedera
Penurunan fungsi mitokondria pada
sel yang cedera
 KESIMPULAN
a) Pada ilmu kedokteran forensik luka menjadi suatu
hal yang penting. Luka bisa terjadi pada korban
hidup atau mati. Proses terjadinya luka pun bisa
melalui berbagai cara (fisik, mekanik dan kimiawi)
b) Pada kasus yang kami dapat korban mengalami
penganiayaan sehingga menyebabkan memar
pada kedua kelopak mata.
c) Hasil deskripsi luka yang tercantum dalam VER
dapat membantu pihak hukum untuk menentukan
kualifikasi luka sesuai dengan KUHP Bab XX pasal
351 dan 352 serta Bab IX pasal 90 sehingga dapat
menentukan hukuman yang diberikan pada pelaku.
 Saran
a) Sebaiknya seorang dokter atau calon
dokter mampu mendiskripsikan luka
sehingga mampu membuat Visum et
Repertum yang baik dan benar.
b) Sebaiknya seorang dokter atau calon
dokter tidak hanya mempelajari ilmu
kedokteran tetapi juga mengetahui
hukum kesehatan.
 A Joseph . Accidental Sharp Force Injury Fatalities, The
American Journal of Forensic Medicine and Pathology, 2001,
p 1-9.
 Body Mukesh Sharma et all , J Punjab Acad Forensic Med
Toxicol 2011;11(2) Forensic Interpretation Of Injuries /
Wounds Found On The Human, 1-5 p
 Dahlan Sofwan .Ilmu Kedokteran Forensik : Pedoman Bagi
Dokter dan Penegak Hukum ,Balai Penerbit FK UNDIP, 75 – 6
p, 77-0 p, 80 - 4 p, 86 – 8 p, 88 – 0 p
 Dahlan Sofwan. Petunjuk Praktikum Pembuatan Visum Et
Repertum, Balai Penerbit FK UNDIP , 3-15 p
 J Jeremy et al. Review Article : Gunshot Wounds 1. Bullets,
Ballistics, and Mechanisms of Injury, AJR 155:685-
690,.American Roentgen Ray Society: October 1990, 1-6 p
 Keith S , Simpson Forensic Medicine 13 th edition, Hodder
Education :2011 , 86-8p 87 p, 147 p
 Mun’im Idries , Ilmu Kedokteran Forensik FKUI, 37
p , 38 p ,44-8 p, 48 -9 p, 49-0 p, 50-1 , 51-2 p,
 Mun’im Idries,Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik
Edisi Pertama. 86 – 1 p, 91-4 p
 Neil E, Langois L. The science behind the quest to
determine the age of bruisesma review of the
English language literature, Forensic Sci Med
Pathol :2007 , 1-3 p.
 Sauko Peka et al. Knight Forensic Pathology Third
Edition. Edward Arnold :London. 2004. 143 – 8 p.
 Vincent J and Dominic Dimaio, Forensic Patology
Second Edition: CRC press, 2001. 94 p
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai