0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan20 halaman
Ulkus kornea disebabkan oleh kerusakan jaringan kornea akibat infeksi, cedera, atau kondisi lain. Terdapat beberapa tahapan ulkus kornea yaitu infiltrasi, ulserasi, regresi, dan penyembuhan. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan mata. Pengobatan bertujuan membunuh mikroorganisme, menekan radang, dan mempercepat penyembuhan dengan antibiotik dan obat lainnya
Ulkus kornea disebabkan oleh kerusakan jaringan kornea akibat infeksi, cedera, atau kondisi lain. Terdapat beberapa tahapan ulkus kornea yaitu infiltrasi, ulserasi, regresi, dan penyembuhan. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan mata. Pengobatan bertujuan membunuh mikroorganisme, menekan radang, dan mempercepat penyembuhan dengan antibiotik dan obat lainnya
Ulkus kornea disebabkan oleh kerusakan jaringan kornea akibat infeksi, cedera, atau kondisi lain. Terdapat beberapa tahapan ulkus kornea yaitu infiltrasi, ulserasi, regresi, dan penyembuhan. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan mata. Pengobatan bertujuan membunuh mikroorganisme, menekan radang, dan mempercepat penyembuhan dengan antibiotik dan obat lainnya
pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya kolagenase oleh sel epitel baru dan sel radang. stadium infiltrasi progresif stadium ulserasi aktif stadium regresif stadium penyembuhan/sikatrisasi adanya penurunan alamiah ini maka kuman dapat melekat pada permukaan epitel dan masuk ke dalam stroma melalui epitel yang rusak dan melakukan replikasi
pelepasan faktor kemotaktif yang merangsang migrasi sel
polimorphonuclear (PMN) ke stroma kornea yang berasal dari lapisan air mata dan pembuluh darah limbus
epitel terdapat kekeruhan yang berwarna
putih atau kekuning-kuningan, edema dan akhirnya terjadi nekrosis (sel PMN. Sel ini akan mengeluarkan enzim – enzim yang mencerna bakteri, dan juga merusak jaringan sekitarnya.) Pada epitel dan stroma terjadi nekrosis, pengelupasan, dan timbul suatu cekungan (defek)
Jaringan sekitarnya terdapat infiltrasi sel radang, dan edema
bilik mata depan timbul blefarospasme pada kelopak
reaksi radang ringan mata atau sampai terjadi hipopion
descemetokel, atau bahkan sampai perforasi
Secara klinis tampak infiltrat mengecil, batas ulkus lebih tegas, daerah nekrotik mendangkal, tanda – tanda radang berkurang. fibroblast membentuk stroma baru dan dilanjutkan dengan pengeluaran debris
Stroma tersebut mengisi seluruh defek, sehingga permukaan
kornea yang terinfeksi menjadi rata atau meninggalkan sedikit cekungan
Bila penyembuhan sudah selesai, pembuluh darah
mengalami regresi. Jaringan sikatrik yang terjadi tidak transparan, tetapi lama kelamaan kepadatannya akan berkurang terutama pada dewasa muda dan anak – anak. Tipe marginal o peradangan kornea bagian perifer berbentuk khas yang biasanya terdapat pada daerah jernih antara limbus dan kornea dengan tempat kelainannya, (ulkus timbul akibat sensitisasi terhadap prosuk bakteri, antibodi dari pembuluh limbus bereaksi dengan antigen yang berdifusi melalui epitel kornea). o Diduga dasar kelainannya adalah suatu reaksi hipersensitifitas terhadap eksotoksin bakteri, reaksi alergi, infeksi, dan penyakit kolagen vaskular. Hampir 50% disbbkan Staphilokokkus. o Kebanyakan ulkus kornea perifer bersifat jinak namun sangat sakit. Tipe sentral o merupakan ulkus infeksi akibat kerusakan epitel. Lesi terletak di sentral, jauh dari limbus vaskular. Hipopion biasanya menyertai ulkus. o Etiologi ulkus kornea sentral biasanya bakteri, virus, dan jamur. o Biasanya dimulai dari trauma kecil dari epitel kornea, seperti tergores oleh pensil atau terkena debu yang disusul infeksi sekunder. Ulkus tipe sentral Ulkus biasanya terbentuk akibat: Infeksi oleh bakteri (misalnya stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus), jamur, virus (misalnya herpes) atau protozoa akantamuba Kekurangan vitamin A atau protein. Mata kering (karena kelopak mata tidak menutup secara sempurna dan melembabkan kornea). Cedera mata. Ada benda asing di mata. Iritasi akibat lensa kontak. Gejala subjektif ulkus pada semua penderita adalah sama, yaitu: penurunan tajam penglihatan, fotofobia, nyeri, mata merah, mata berair, bengkak dan terdapat sekret. Gejala objektif ulkus kornea: Pada kelopak dan konjungtiva tampak hiperemis, edema, blepharospasme, dan tampak sekret. Pada epitel tampak ulkus, pada stroma terdapat infiltrat warna putih keabuan, pada jaringan sekitarnya terdapat infiltrat dan edema. Pada bilik mata depan tampak reaksi radang mulai dari tingkat ringan sampai terbentuk hipopion. Ringan serta beratnya gejala tergantung pada virule nsi kuman penyebabnya, kondisi penderita, serta lamanya gejala sebelum penderita datang untuk berobat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan mata : 1. Uji flueresense 2. Uji festel 3. Papan placido 4. Pemeriksaan gram, giemsa dan KOH(untuk jamur) 5. Pemeriksaan kultur dengan agar darah, agar coklat dan agar sabouraud 6. Uji sensitivitas Kertas flueresense yang telah terlebih dahulu dibasahi oleh garam fisiologi diletakkan di dalam sakus konjungtiva anterior. Penderita diminta untuk menutup matanya selama 20 detik, beberapa saat kemudian kertas ini diangkat dilakukan irigasi konjungtiva dengan garam fisiologis. Dilihat permukaan kornea bila terlihat warna hijau dengan sinar biru berarti ada kerusakan epitel kornea. Defek kornea akan terlihat hijau karena pada bagian itu akan bersifat basa dan memberi warna hijau. Pada keadaan ini disebut uji flueresense positif. Disebut juga Seidel (untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran kornea). Pada konjungtiva inferior ditaruh kertas fluresense atau diteteskan flueresense. Kemudian dilihat adanya cairan mata yang keluar dari fistel kornea. Bila terdapat kebocoran kornea adanya fistel kornea akan terlihat pengaliran cairan mata yang berwarna hijau mulai dari lubang fistel. Untuk melihat lengkungan kornea. Dipakai papan placido dengan gambaran lingkaran konsentris putih hitam yang menghadap sumber cahaya, sedang pasien sendiri membelakangi jendela. Melalui lubang di tengah plasidoskop dilihat gambaran bayangan plasido pada kornea. Tujuan pengobatan adalah untuk membunuh mikroorganisme dan menekan reaksi inflamasi, mempercepat penyembuhan defek epitel, mengatasi komplikasi, serta memperbaiki tajam penglihatan.
Secara umum pengobatan ulkus kornea adalah dengan
siklopegik, antibiotik topikal yang sesuai dan pasien dirawat apabila terjadi perforasi, pasien tidak dapat menggunakan obat sendiri, dan perlu obat sistemik. Secara Umum : ◦ Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu dan berfungsi sebagai inkubator ◦ Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali sehari ◦ Diperhatikan kemungkinan terjadi glaukoma sekunder ◦ Debridemen sangat membantu penyembuhan ◦ Diberi medikamentosa yang sesuai dengan kausa ◦ Sulfa atropin tetes mata 1% 3x1 ◦ Roborantika, analgetika, sedatif Kalau tidak sembuh dapat dilakukan: Kauterisasi kimia dan mekanik Parasentesa Membuat flap konjungtiva