Anda di halaman 1dari 14

ALFI NURFAUZIAH 13171002

DEA NADIA ULFA 13171011


HANA HANIFA FADLAN 13171020
MUTIA QURATU AYUNI 13171030
SINTA AGUSTINA 13171039
YUSI ANWAR 13171048

FA1 Matrikulasi
PENGERTIAN

ASMA
Asma adalah gangguan inflamasi kronis pada saluran
nafas yang menyebabkan penyempitan saluran nafas
dan gejala episode berulang seperti mengi, sesak
napas, sesak dada, dan batuk (Dipiro, 2015).

2
KLASIFIKASI

Departemen
Kesehatan
RI.2007.Pharmac
eutical Care
Untuk penyakit
Asma.Jakarta:Bal
ai Pustaka.
ETIOLOGI

Pada individu yang rentan, inflamasi Stimulus asma


menyebabkan episode berulang dari Infeksi respiratori (inflamasi)
bengek, sesak nafas, sesak dada dan Alergen (serbuk sari, debu)
batuk. Inflamasi juga menyebabkan Lingkungan (asap rokok, binatang,
hiperresponsivitas bronkus terhadap udara, suhu)
berbagai stimulus. Sehingga dapat
Emosi (ketawa berlebih)
menyebabkan asma.
Obat (pengawet)

4
GEJALA
Asma Kronik (berkelanjutan) Asma Parah Akut (tibatiba)

dispnea disertai dengan bengek Dispnea parah


Sempit dada (pernafasan cepat) Akumulasi mucus berlebih
Batuk (terutama pada malam hari) Sesak dada
Interval gejala (mingguan, bulanan Bunyi saat inspirasi dan ekspirasi
atau tahunan) Batuk kering
Bunyi saat ekpirasi Takhipnea (cepat dan dangkal)
Bronkospasme parah
Kulit pucat dan kebiruan
(Isofarmakoterapi, 2013) 5
PATOFISIOLOGI
Pencetus serangan • Alergen : debu, kecoa,
(alergen dan non-alergen) tungau, sisik kulit kucing,
lumut dan serbuk sari
• Non-alergen : olahraga,
Antibodi IgE berikatan dengan sel udara dingin, sulfur
mast dalam mukosa saluran nafas dioksida dan gerakan
pernafasan cepat

Pelepasan mediator
(histamin, triptase, leukotrien C4 dan D4,
prostaglandin D2)

merangsang produksi mukus Hipereaktivitas bronkus


Kontaksi otot polos
oleh sel epitel bronkus non-spesifik

Bronkokonstriksi akut Produksi mukus Bronkospasme

6 (Katzung, 2010)
7
Simpatomimtik Selektif 2

Metilxantin Kortikosteroid

Kromolin dan Obat – obat


Nedokromil lain

8
Penggolongan Obat
PENGGOLONGAN OBAT
GOLONGAN MEKANISME KERJA CONTOH
Simpatomimetik Melemaskan otot polos saluran nafas dan Epinefrin, Efedrin Dan Isoproterenol
menghambat pelepasan mediator bronkokontriksi
dari sel-sel mast

Selektif 2 Pendudukan agonis di reseptor 2 di saluran napas Short acting  terbutaline (Bricasma), metaproterenol
menyebabkan serangkaian reaksi yang (Alupent ), salbutamol/albuterol (Ventolin )
menyebabkan relaksasi otot polos saluran napas Digunakan untuk meredakan asma secara cepat
 bronkodilatasi. Long acting  salmeterol, formoterol (Berotec )
Umumnya digunakan untuk profilaksis.

metilxantin • Inhibisi pde Theophylline,theobromine, dan Caffeine.


• Antagonis reseptor adenosin (adenosin
menyebabkan bronkokonstriksi dan
menyebabkan pelepasan mediator dari sel
mastosit)

Kortikosteroid • Inhibisi produksi sitokin yang berperan dalam Beclomethasone, Triamcinolone, Flunisolide,
inflamasi. Budesonide, Fluticasone (Inhalasi)
• Menurunkan reaktivitas bronkial dan
menurunkan frekuensi eksaserbasi asma bila
diminum secara teratur

9
PENGGOLONGAN OBAT
GOLONGAN MEKANISME KERJA CONTOH
Kromolin dan • Stabilisasi membran sel mast.
nedokromil • Bekerja dengan menginhibisi respon
terhadap paparan alergen, tetapi tidak
menyebabkan bronkodilatasi.

antileukotrin memblok leukotrien reseptor D4 Zafirlukast, Montelukast, Zileuton

Antibodi monoklonal Rekombinan DNA (antibodi monoklonal) yang omalizumab


anti-IgE secara selektif berikatan dengan IgE 
menghambat penempelan IgE ke sel mastosit
dan basofil.

(Katzung, 2010)
1
0
Dipiro, 2012
Penatalaksaan Asma Akut
Perkiraan keparahan
Pasien dengan risiko tinggi untuk serangan fatal memerlukan perhatian medis segera setelah perawatan awal.
Gejala dan tanda sugestif dari eksaserbasi yang lebih serius seperti sesak napas yang ditandai, ketidakmampuan
berbicara lebih dari sekadar ungkapan pendek,
Penggunaan otot aksesori, atau kantuk harus berujung pada pengobatan awal sambil segera berkonsultasi dengan
dokter.
Jika tersedia, ukur nilai PEF-50% -79% yang diperkirakan atau yang paling baik menunjukkan perlunya mediasi bantuan
cepat. Tergantung pada
Respon terhadap pengobatan, kontak dengan dokter juga dapat ditunjukkan. Nilai di bawah 50% menunjukkan perlunya
perawatan medis segera

Penanganan Awal
SABA inhalasi: (setiap 20 menit, 3 kali dalam
1 jam) atau perawatan nebulizer.

Respon yang baik


Tidak mengi atau dyspnea; PEF 80% Respon buruk
Respon Sedang
prediksi atau kemampuan terbaik Ditandai mengi dan dyspnea.
Mengi dan dispnea terus-
SABA dilanjutkan setiap 3-4 jam PEF <50% prediksi atau terbaik.
menerus(takipnea). PEF 50% -79%
untuk 24-48 jam. Tambahkan kortikosteroid sistemik oral.
diprediksi atau kemampuan terbaik
Pertimbangkan penggunaan Ulangi SABA inhalasi.
Tambahkan kortikosteroid oral
kortikosteroid Jika parah dan
Lanjutkan SABA
tidak responsif terhadap pengobatan awal:
- Hubungi dokter
First Line Pengobatan Asma Berdasarkan Tingkat Keparahan
Tingkat Medikasi Harian (pilihan pertama) Alternatif/Pilihan Lain Alternatif atau Pilihan
keparahan Lain
Asma Intermiten Tidak Perlu ----- -----
Asma Persisten Glukokortikosteroid inhalasi -Teofilin Lepas Lambat -----
Ringan -Kromolin
-Leukotrien modifiers

Asma Persisten Kombinasi inhalasi -Glukokortikosteroid inhalasi atau Ditambah agonis beta-e-
Sedang glukokortikosteroid dan beta-2-kerja ekuivalennya) kerja lama oral
cepat Ditambah Teofilin lepas lambat Atau
Atau -Ditambah teofilin lepas
Glukokortikostreroid inhalasi ditambah lambat
agonis beta-2-kerja lama oral Atau
Glukokortikostreroid inhalasi (400-800
ug BD atau ekuivalennya) ditambah
Lekotrien modifiers
Asma Persisten Glukokortikostreroid inhalasi dan Prednisolon/metilprednisolon oral
Berat agonis beta-2-kerja lama oral selang sehari 10 mg ditambah agonis
ditambah ≥1 dibawah ini : beta-2 kerja lama oral, lalu ditambah
-teofilin lepas lambat teofilin lepas lambat
-leukotrien modifiers
-glukokortikosteroid oral

PDPI, 2003
Semua Tahapan : ditambahkan agonis beta-2-kerja singkat jika diperlukan tetapi
tidak melebihi 3-4 kali sehari
Semua tahapan : Bila tercapai dan asma terkontrol, pertahankan terapi
paling tidak selama 3 bulan, kemudian turunkan dosis secara bertahap
sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap
terkontrol.
TERIMAKASIH

ASTHMA

Anda mungkin juga menyukai