Anda di halaman 1dari 8

VIROLOGI, TRANSMISI,

RISIKO & KERENTANAN,


DAN FAKTOR RISIKO
PENULARAN HIV/AIDS
VIROLOGI HIV/AIDS
Sejak dilaporkan kasus AIDS yang pertama oleh Gottlieb dkk. di Los
Angeles pada tanggal 5 Juni 1981, penelitian mengenai penyakit baru dan fatal ini
telah berkembang dengan amat pesat. Virus penyebabnya telah ditemukan dalam
waktu singkat, yaitu pada bulan Januari 1983 oleh Luc Montagnier dkk dari
Institut Pasteur Perancis, dan diberi nama LAV (lymphadenopathy virus).
Penemuan ini kemudian disusul berturut-turut oleh Gallo pada bulan Maret
1984 menamakan virus penyebab AIDS ini Human T Lymphotropic Virus type
III, disingkat HTLV-III. Pemakaian beberapa nama yang berbeda untuk virus
penyebab AIDS agak membingungkan banyak orang. Oleh sebab itu, pada bulan
Mei 1986, Komisi Internasional mengenai Taksonomi Virus menganjurkan
pemakaian istilah baru Human Immuno-deficiency Virus disingkat HIV.
TRANSMISI HIV/AIDS
Mekanisme transmisi seseorang terkena AIDS (infeksi HIV), Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Virus melakukan perjalanan dari dalam tubuh
satu orang ke bagian dalam tubuh orang lain dengan untaian RNAnya utuh.
Kemudian virus atau untai RNA yang utuh harus masuk ke aliran darah inang
baru dan kemudian berhasil menemukan dan memasuki sel T. Begitu berada di
dalam sel inang, HIV dapat mempersiapkan diri untuk melakukan replikasi.
Setelah replikasi, virus replika menginfeksi sel inang lainnya, seperti
menempel pada sel inang baru saat sel inang yang terinfeksi bertabrakan
dengan sel lain di aliran darah.
DIMANA VIRUS DITEMUKAN DI TUBUH MANUSIA?

1. Darah
2. Air mani
3. Sekresi vagina dan rahim
4. Air susu ibu
5. Air liur
6. Air mata
RISIKO DAN KERENTANAN HIV/AIDS
1. Wanita dan remaja putri
2. Pria Yang Berhubungan Seks dengan Pria
3. Penyalahguna Narkoba Suntik (Penasun)
4. Anak Rentan (Anak jalanan)
5. Penularan dari ibu ke anak
DATA PENELITIAN FAKTOR RISIKO PENULARAN HIV/AIDS
 Penasun (Pengguna Narkoba Suntik). Prevalensi HIV pada penasun
menunjukkanpenurunan dari 53% di tahun 2007 menjadi 41% di tahun 2011.
 LSL (Lelaki Suka Lelaki). Data yang sama menunjukkan adanya peningkatan
prevalensi HIV pada LSL yang signifikan. Pada STBP 2007 dan 2011, prevalensi HIV
pada LSL naik dari 5,3% menjadi 12%, dan STBP 2009 dan 2013 naik dari 7%
menjadi 12,8%.
 Waria. Hasil STBP 2007 dan SSH/SCP 2013 menunjukkan bahwa prevalensi HIV
pada waria mengalami penurunan yang cukup berarti yaitu dari 23,8% menjadi 19%.
 WPSL (Wanita Penjaja Seks Langsung) dan WPSTL (Wanita Penjaja Seks Tidak
Langsung). Prevalensi HIV pada WPSL mengalami penurunan yang signifikan di
Jakarta dan Bandung seperti yang dapat dilihat dari hasil SSH/SCP 2013 dan STBP
2013, yaitu dari 10,5% menjadi 3,8% dan dari 20,7% menjadi 9,4%,

Anda mungkin juga menyukai