Anda di halaman 1dari 12

PROSES INDUSTRI KIMIA 1

PROCESS FOR AMMONIA SYNGAS


MANUFACTURE

DOSEN PENGAMPU: SARAH FIEBRINA H. ST.,MT

DISUSUN OLEH:
MUHAMAD HAIKAL (M1B116038)
Raw Material & Produk
• Bahan Baku : Hidrogen & Nitrogen (Gas)
• Produk : Ammonia (NH3) & Metana (CH4)

Bahan baku Hidrogen dan Nitrogen untuk pembuatan Ammonia sangatlah


mudah didapat karena menggunakan gas dari alam langsung. Hasil atau
produk yang diinginkan adalah Gas Ammonia dan Metana. Adapun Reaksi
yang didapat dalam pembuatan gas Ammonia dan Produk samping yang
didapat berupa Metana yakni:
 Ammonia Snthesis
3/2 H2 + ½ N2  NH3
 Methane (CH4)
CO + 3H2  CH4 + H2O
CO2 + 4H2  CH4 + 2H2O
SIFAT FISIKA DAN KIMIA HIDROGEN

 SIFAT FISIKA HIDROGEN


 Titik Lebur : -259,140C
 Titik Didih : -252,870C
 Warna : Tidak Berwarna
 Bau : Tidak Berbau
 Densitas : 0,08988 g/Cm3
 Kapasitas Panas : 14,304J/gK
• SIFAT KIMIA HIDROGEN
 Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H
 Energi Ionisasi : 1312 kJmol
 Afinitas Elektron : 72,7711 kJ/mol
 Berat Atom : 1,0079
 Potensial Ioniasasi : 13,5984 eV
SIFAT FISIKA DAN KIMIA NITROGEN

 SIFAT FISIKA NITROGEN


 Titik Leleh : -2100C
 Titik Didih : -1950C
 Massa Jenis : 0,001145 g/ml
 Bau : Tidak Berbau
 Warna : Tidak Berwarna
 SIFAT KIMIA NITROGEN
 Unsur yang stabil
 Pada suhu rendah, nitrogen sulit bereaksi dengan unsur kecuali litium.
 Pada suhu tinggi dapat bereaksi logam alkali dan alkali tanah.
 Pada suhu tinggi dapat bereaksi dengan unsur nonlogam seperti oksigen dan
hidrogen.
FLOWSHEET
PROSES PEMBUATAN AMMONIA
• PRIMARY AND SECONDARY REFORMING REACTION
1.1 PRIMARY REFORMING REACTION
CH4 + H2O  CO + 3H2
1.2 SECONDARY REFORMING REACTION
2CH4 + O2 + 4N2  2CO + 4H2 + 4N2

• SHIFT REACTION
CO + H2O  CO2 + H2
• OXIDATION REACTION
H2 + 1/2 O2  H2O
• AMMONIA SYNTHESIS
3/2 H2 + ½ N2  NH3
URAIAN PROSES
Pada pembuatan Ammonia (NH3) digunakan bahan baku yang berasal dari alam yaitu
Nitrogen dan Hidrogen. Dimana bahan baku disimpan di dalam tanki gas dengan kondisi operasi
T=30 0C dan P= 1 ATM. Bahan baku gas terlebih dahulu dinaikkan suhu nya menggunakan Heater
(H-01 & H-02) serta dinaikkan tekanannya dengan Compressor (C-01) lalu di alirkan ke
Desulfurizer (DS-01), dimana di Desulfurizer akan dilakukan penghilangan impurities dengan
adsorben berupa Zinc. Kondisi operasi di Desulfurizer ini adalah T= 4000C & P= 34,5 ATM.
Keluaran dari Desulfurizer selanjutnya di alirkan menuju Primary Reforming Reactor
(R-01). Namun sebelumnya suhu dinaikkan terlebih dahulu menjadi 750 0C. Kondisi operasi pada
Primary Reforming Reactor ialah T= 750 0C & P= 34,5 ATM dan menggunakan katalis Nikel
serta pada reaksi ini menghasilkan panas endotermis, sehingga dibutuhkan steam pada reaktornya.
Keluaran dari Primary Refoming Reactor (R-02) selanjutnya dialirkan menuju
Secondary Reforming Reactor (R-02). Pada reaktor ini panas yang dihasilkan yaitu eksotermis
sehingga untuk menstabilkan pergesaran panas ini dibutuhkan udara serta jaket pendingin.
Kondisi operasi pada Seconday Reforming Reactor ini tetap pada T= 750 0C & P= 34,5 ATM .
Lalu, keluaran dari Secondary Reforming Reactor dialirkan ke Shift Reactor, dimana
temperatur pada reaksi ini diturunkan menjadi 400 0C. Di dalam reaksi ini katalis yang digunakan
adalah katalis Oksida Besi dengan menghasilkan produk samping berupa CO yang nantinya akan
direaksikan kembali di dalam Methanation Reactor (R-04) untuk menghasilkan metana (CH4)
yang nantinya akan dijadikan sebagai sistem utilitas bahan bakar di alat proses.
URAIAN PROSES
Keluaran dari Shift Reactor dialirkan menuju CO2 Removal (COR-01) untuk
memisahkan antara CO2 dan Hidrogen. CO2 akan di reaksikan kembali di Methanation Reactor
(R-04) dengan hidrogen serta dengan sisa CO yang tidak terkonversi semua di reaktor
sebelumnya. Kondisi operasi di dalam CO2 Removal (COR-01) 400 0C dengan tekanan 34.5 atm.
Keluaran bawah dari CO2 Removal (COR-01) dimasukkan ke dalam Deoxygenation
(DO-01) untuk menghilangkan kandungan oksigen yang masih ada, kondisi operasi untuk alat ini
sama dengan kondisi operasi CO2 Removal (COR-01).
Sedangkan keluaran samping dari CO2 Removal (COR-01), dialirkan menuju
Methanation Reactor (R-04) untuk mereaksikan CO2 dan sisa CO dengan sisa Hidrogen untuk
menghasilkan Metana (CH4). Kondisi operasi alat ini 400 0C dengan tekanan 34.5 atm dengan
menggunakan katalis Nikel.
Keluaran dari Methanation Reactor (R-04) diexpander (E-3) menjadi 6.27 atm dan
dialirkan menuju Condenser (CD-01) dengan suhu 30 0C dan tekanan 6.27 atm agar fase metana
dari gas berubah menjadi liquid. Keluaran dari Condenser (CD-01) dimasukkan ke dalam tangki
penyimpanan (T-02) dengan suhu 30 0C dan tekanan 6.27 atm.
Keluaran dari Deoxygenation (DO-01) dimurnikan dengan menggunakan
Pressure Swing Adsorption (PSA-01) menggunakan adsorben silika gel dengan kondisi
operasi yang sama dengan Deoxygenation (DO-01).
URAIAN PROSES
Keluaran dari Pressure Swing Adsorption (PSA-01) dikompresi (C-
04) hingga tekanan mencapai 148 atm dan langsung dialirkan menuju
Ammonia Synthesis Reactor (R-05) untuk mereaksikan hidrogen dan nitrogen
dengan rasio mol 3:1 serta menggunakan katalis logam. Reaksi ini mengikuti
proses Haber-Bosch. Reaktor ini menggunakan jaket pendingin karena panas
reaksi yang dihasilkan adalah eksotermis. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor
dengan persen konversi 95%, adalah : 3/2 H2 + ½ N2  NH3
Keluaran dari reaktor ini diexpander (E-05) hingga tekanan turun
menjadi 15 atm dan dialirkan menuju Condenser (CD-02) untuk menurunkan
suhu hingga menjadi 30 0C dan merubah fase gas ammonia menjadi fase
liquid. Keluaran dari Condenser (CD-02) dimasukkan ke dalam tangki
penyimpana ammonia (T-03) dengan suhu 30 0C dan tekanan 15 atm.
LOGIKA PROSES
Bahan baku berupa gas alam Nitrogen dan Hidrogen di alirkan ke 2
heater langsung sebelum menuju ke Desulfurizer. Mengapa langsung memakai
2 heater? Karena suhu yang hendak dinaikkan cukup tinggi dari 300C-4000C
sehingga amat sangat riskan apabila hanya menggunakan 1 heater karena dapat
menyebabkan efisiensi alat berkurang banyak. Seperti yang diketahui minimal
efisiensi alat yaitu 80%, kalau kurang dari 80% dapat menyebabkan kerusakan
pada alat dan terganggunya proses.
Pada Proses Pembuatan Ammonia digunakan Desulfurizer bertujuan
untuk menghilangkan sulfur yang disini sebagai impurities yang dapat
menganggu jalannya katalis.
Lalu mengapa digunakan CO2 Removal? Tujuannya yakni
memisahkan antara CO2 dan Hidrogen. CO2 akan di reaksikan kembali di
Methanation Reactor (R-04) dengan hidrogen serta dengan sisa CO yang tidak
terkonversi semua di reaktor sebelumnya. Sehingga bisa didapat produk
samping berupa metana ( CH4 ).
LOGIKA PROSES
Lalu digunakan Deoxygenation untuk menghilangkan kandungan
Oksigen yang masih ada, dengan reaksi sebagai berikut: H2 + 1/2 O2  H2O .
Lalu disini untuk mengubah fase daripada Nitrogen dan Metana
menggunakan kondensor. Sehingga produk yang dihasilkan dalam fase liquid.

Anda mungkin juga menyukai