Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 6 :

Rian Santoso
Rusqi Librian
Syahna Habibah
Windy Puspita D.
Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur
berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan
tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan
rukun Islam.

Sedangkan tujuan ekonomi islam adalah sebagai


berikut :
 Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam sistem Islam
mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan,
serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian
pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi,
tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di
dunia dan di akhirat.
 Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah
swt memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya
dalam surat At Taubah ayat 105:

“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-


Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat
pekerjaan itu.
Karena kerja membawa pada keampunan, sebagaimana
sabada Rasulullah Muhammad saw:
Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja
tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapat ampunan”
(HR.Thabrani dan Baihaqi)
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa
prinsip dasar:
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan dari Allah swt kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari
penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi
batas (nisab)
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Sistem Ekonomi Islam

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qasas:
77)

Daripada ayat di atas terdapat beberapa asas ekenomi


Islam, di antaranya:
1. Allah Pemilik Segala Sesuatu
Allah memberikan kekayaan kepada manusia dan Dia adalah
pemilik sebenar segala sesuatu.
2. Kekayaan di Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan
Akhirat
Manusia mestilah menggunakan kekayaan yang diperolehinya di
dunia untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan sejahtera di
Akhirat kelak.
3. Kebahagian di Dunia Tidak Boleh Diabaikan dalam
Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini.
Manusia hendaklah bekerja sekuat-kuatnya untuk mendapatkan
kebaikan di dunia dengan cara yang paling adil dan dibenarkan
oleh undang-undang.
 4. Tetap Berlaku Adil kepada Sesama Manusia
Manusia mestilah berlaku baik terhadap sesama manusia.
Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang-orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan.
 5. Tidak Boleh Melakukan Sebarang Kerosakan
Manusia mesti mengelakkan dirinya daripada melakukan
pebuatan-perbutan dosa yang termasuk dalamnya kegiatan-
kegiatan mencari hasil kekayaan yang tidak adil, membazirkan
sumber-sumber dan hasil-hasil kekayaan serta melakukan
penipuan dalam perniagaan.
Ciri-ciri utama sistem ekonomi Islam

1. Sistem ekonomi Islam adalah sebagian daripada sistem Islam


yang Syumul
 Salah satu ciri yang menonjol dalam sisttem ekonomi Islam
ialah kegiatan ekonomi mempunyai hubungan yang rapat
dengan sistem Islam yang syumul sama ada dari segi aqidah
mahupun syariatnya. Sistem ekonomi Islam tidak boleh
dipisahkan daripada dasar-dasar aqidah dan nilai-nilai syariat
Islam. di segi aqidah, sistem ekonomi Islam dilandaskan kepada
hakikat bahawa Allah adalah Pencipta dan Pemilik alam semesta
seperti firman Allah:

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan


untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di
antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa
ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi
penerangan”.(Luqman: 20)
2. Mewujudkan keseimbangan di antara kepentingan individu
dengan kepentingan masyarakat
 Dalam sistem ekonomi Islam kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat adalah sehaluan dan selari,
bukannya bertentangan di antara satu sama lain
sebagaimana yang dirumuskan oleh sistem-sistem lain.
Untuk mewujudkan keseimbangan ini, sistem ekonomi
Islam memberi kebebasan bagi anggota masyarakat untuk
terlibat dengan berbagai-bagai jenis kegiatan ekonomi yang
halal di samping menyelaraskan beberapa bidang kegiatan
tersebut menerusi kuasa undang-undang dan
pemerintahan.
MANAJEMEN ZAKAT
A. Pengertian dan Dasar Hukum Zakat
Zakat adalah memberikan harta yang telah mencapai
nisab dan haul kepada orang yang berhak menerimanya
dengan syarat-syarat tertentu. Nisab adalah ukuran tertentu
dari harta yang dimiliki yang mewajibkan dikeluarkannya
zakat, sedangkan haul adalah berjalan genap satu tahun.
Zakat juga berarti kebersihan, setiap pemeluk Islam yang
mempunyai harta cukup banyaknya menurut ketentuan
(nisab) zakat, wajiblah membersihkan hartanya itu dengan
mengeluarkan zakatnya.
Di dalam Alquran Allah telah berfirman sebagai berikut:

 “Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi
Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. Q.S. Al-
Baqarah, 2:110
 “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. Q.S. At-Taubah, 9:60.
 “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. Q. S. At-Taubah, 9:103.
B. Hukum Zakat
 Hukum mengeluarkan zakat yaitu fardlu ‘ain bagi setiap
muslim/muslimah yang telah memenuhi syarat-syaratnya dan sesuai
dengan ketentuan hukum Islam. Karena zakat merupakan salah satu
dari rukun Islam. Yaitu rukun Islam yang ketiga.
 Di dalam alqur’an cukup banyak ayat yang menjelaskan tentang
kewajiban mengeluarkan zakat. Yang pada umumnya selalu beriringan
dengan kewajiban mendirikan sholat. Hal ini menunjukkan bahwa
ibadah sholat dan zakat mempunyai persamaan dalam keutamaanya.
Sholat merupakan ibadah badaniyah yang paling utama. Sedangkan
zakat merupakan ibadah maliyah yang paling utama.
 Ibadah zakat ini di wajibkan oleh Allah kepada kaum muslimin pada
tahun 2 H dengan turunnya firman Allah SWT dalam surat At-
Taubah,9:103. Orang yang mengaku Islam , apabila mengingkari
kewajiban zakat dianggap murtad (keluar dari Islam).
C. Macam-Macam Zakat

1) ZAKAT FITRAH
Zakat fitrah adalah zakat yang di keluarkan seusai bulan Ramadhan atau menjelang Idul
Fitri bagi setiap muslim maupun yang menjadi tanggungannya dengan beberapa syarat
dan ketentuan. Syarat-syarat wajib zakat fitrah yaitu :
 Islam
 Orang tersebut memilikki kelebihan harta untuk keperluan makan malam hari raya
dan siang harinya, baik untuk diri sendiri dan keluarganya maupun untuk hewaan
peliharaannya.
 Pada waktu terbenam matahari hari terakhir bulan Ramadhan orang tersebut sudah
lahir atau masih hidup. Orang yang lahir sesudah terbenam matahari atau meninggal
sebelum matahari di hari terakhir bulan Ramadhan tidak wajib membayar zakat.
 Sesuatu hal yang harus di keluarkan untuk zakat fitrah adalah makanan pokok,
seperti beras, jagung dan gandum. Menurut madzhab Syafi’i, besaran makanan pokok
yang di keluarkan untuk zakat fitrah itu senilai 1 shok (2,5 kg) untuk setiap pribadi.
Zakat fitrah boleh di bayar dengan uang asalkan senilai dengan harga makanan pokok
yang telah di tentukan itu.
2) ZAKAT MAL
 Zakat mal atau zakat harta yang wajib di keluarkan zakatnya adalah :
- Emas, perak dan mata uang.
- Hewan ternak, jenis hewan ternak yang wajib di keluarkan zakatnya yaitu unta,
sapi, kerbau dan kambing.
- Biji-bijian atau makanan pokok, seperti beras, jagung dan gandum.
- Buah-buahan meliputi kurma dan anggur.
- Harta perniagaan.
- Barang tambang dan harta rikaz (harta terpendam).
 Syarat wajib untuk zakat mal ini terbagi menjadi dua. Ada syarat umum yang meliputi semua
harta dan syarat khusus untuk zakat emas, perak, mata uang dan harta perniagaan.
1) Syarat umum :
- Islam.
- Merdeka.
- Milik yang sempurna.
- Mencapai satu nishob.
2) Syarat khusus zakat emas, perak, mata uang dan harta perniagaan :
- Pemiliknya orang Islam yang merdeka (bukan hamba sahaya/budak).
- Haul (mencapai satu tahun) Harta tersebut telah di milikki genap satu tahun.
- Harta milik pribadi dan hak penuh pemiliknya.
D. Adapun harta-harta yang wajib dizakati itu adalah sebagai
berikut:

1. Harta yang berharga, seperti emas dan perak.


2. Hasil tanaman dan tumbuh-tumbuhan, seperti padi, gandum, kurma, anggur.
3. Binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, dan domba.
4. Harta perdagangan.
5. Harta galian termasuk juga harta rikaz.
Adapun orang yang berhak menerima zakat adalah:
E. Orang yang Berhak Menerima Zakat:

 1. Fakir, ialah orang yang tidak mempunyai dan tidak pula


berusaha.
 2. Miskin, ialah orang yang tidak cukup penghidupannya
dengan pendapatannya sehingga ia selalu dalam keadaan
kekurangan.
 3. Amil, ialah orang yang pekerjaannya mengurus dan
mengumpulkan zakat untuk dibagikan kepada orang yang
berhak menerimanya.
 4. Muallaf, ialah orang yang baru masuk Islam yang masih
lemah imannya, diberi zakat agar menambah kekuatan
hatinya dan tetap mempelajari agama Islam.
 5. Riqab, ialah hamba sahaya atau budak belian yang diberi
kebebasan berusaha untuk menebus dirinya agar menjadi
orang merdeka.
 6. Gharim, ialah orang yang berhutang yang tidak ada
F) Pengolaan Zakat di Indonesia
 Di Negara Kesatuan Republik Indonesia, zakat mendapat perhatian dari
pemerintah dan para ulama. Hal ini terbukti antara lain dengan lahirnya
Undang-Undang No.38 Th.1999 tentang pengolaan zakat. Undang-Undang
itu kemudian di susul oleh Surat Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia tanggal 13 Oktober 1999, Nomor 581 Th.1999 tentang
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Th.1999 tentang pengolaan zakat.
 Berdasarkan Undang-Undang No.38 Th.1999 dan Surat Keputusan Menteri
Agama No.581 Th.1999 tentang pengolaan zakat tersebut dapat di
kemukakan beberapa hal yaitu :

a. Azas dan Tujuan Pengolaan Zakat


 Dalam bab II, Pasal 4 dan 5 Undang-Undang no.38 Th.1999 di sebutkan
bahwa pengolaan zakat berdasrkan iman dan takwa, keterbukaan, dan
kepastian hukum sesuai Pancasila dan UUD 1945, sedangkan pengolaan
zakat bertujuan :
 o Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat
sesuai dengan tuntunan agama.
 o Meningkatkan peran dan fungsi keagamaan dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
 o Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.
b.Organisasi Pengolaan Zakat

 Organisasi pengolaan zakat terdiri dari dua jenis, yaitu : Badan Amil Zakat
(BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). BAZ di dirikan oleh pemerintah terdiri
unsur masyarakat dan pemerintah. Sedangkan LAZ adalah institusi
pengolaan zakat yang sepenuhnya di bentuk oleh prakarsa masyarakat dan
oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial, dan
kemaslahatan umat Islam.
 BAZ terdapat berbagai tingkatan yang mempunyai dewan dan komisi, serta
memilikki tugas, wewenang dan tanggung jawab pada Badan Pelaksanaan
Zakat pada tiap tingkatan dalam prinsipnya adalah sama. Tugas dari BAZ itu
sendiri terdiri dari:
- Menyelenggarakan tugas administratif dan teknis pengumpulan.
- Mengumpulkan dan mengolah data yang di perlukan dalam
menyusun rencana pelaksanaan zakat.
- Menyelenggarakan bimbingan di berbagai bidang.
- Menyelenggarakan tugas penelitian dan pengembangan,
komunikasi, informasi, dan edukasi pengolaan zakat.
 Mengenai LAZ keberadaanya di kukuhkan oleh pemerintah apabila telah
memenuhi beberapa persyaratan seperti : memilikki badan hukum sendiri,
memilikki data muzakki dan mustahiq, memilikki pembukuan, dan
melampirkan surat pernyataan bersedia di audit. Sama halnya dengan BAZ,
LAZ juga terdapat beberapa tingkatan.
MANAJEMEN WAKAF

Pengertian waqaf

Menurut istilah bahasa waqaf berarti menahan


atau berhenti tetapi menurut istilah fuqaha’
menyerahkan harta atau benda milik pribadi yang
kekal zatnya ke pihak lain untuk kepentingan umum
supaya bisa bermanfaat dengan bertujuan mendapat
keridlaan Allah. Waqaf biasanya di sebut dengan
sodaqoh jariyah seperti menyerahkan sebidang tanah
untuk kepentingan masjid, pondok pesantren,
musholla, dan sarana pendidikan.
Hukum waqaf sendiri adalah jaiz atau boleh
tetapi karena nilainya yang sangat potensial maka
dapat di katakan sunnah.
RUKUN DAN SYARAT WAQAF

 Orang yang mewaqafkan ( al-waqif) syaratnya : baligh, berakal, atas


dasar kemauan sendiri, memilikki hak membelanjakan terhadap
benda yang di waqafkan.
 Orang yang menerima waqaf (al-mauquf alaih) syaratnya : berhak
memilikki selama-lamanya, bila waqaf perorangan maka berhak
memilikki sesuatutersebut, mampu dan sanggup mengelola benda
yang di waqafkan.
 Benda yang di waqafkan (al-mauquf) syaratnya : benda tetap, tidak
mudah rusak bila di manfaatkan, milik orang yang mewaqafkan,
barang yang di waqafkan berlaku selamanya tidak di batasi
waktunya, bbarang yang di waqafkan harus tunai.
 Lafadz waqaf (sighat). Yaitu ikrar serah terima waqaf dengan
syaratnya : dengan bahasa yang jelas atau kinayah yang di sertai
dengan niat waqaf, jika di berikan kepada orang tertentu maka
harus di jawab. Sedangkan untuk umum tidak di syaratkan untuk di
jawab.
MACAM-MACAM WAQAF

Di dalam ajaran Islam waqaf terbagi menjadi 2 macam


yaitu :
 Waqaf Dzurri, yaitu waqaf yang di berikan oleh
seseorang khusus untuk kerabatnya, anak cucu, orang
tua dan saudara. Menurut pandangan agama waqaf ini
bertujuan untuk membentengi kehidupan mereka dari
kesengsaraan.
 Waqaf Khairi, yaitu waqaf yang di berikan untuk amal
kebaikan secara umum.
WAQAF DI INDONESIA

Pelaksanaan waqaf di Indonesia di atur oleh Undang-


Undang Republik Indonesia No.41 Th.2004 tentang Waqaf,
yang di sahkan oleh Presiden Republik Indonesia Dr.H.
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 27 Oktober 2004.
a) Pengertian, Dasar-Dasar Waqaf, Tujuan dan Fungsinya

 Mengacu pada Undang-Undang RI No.41 Th.2004, yang di maksud


waqaf adalah perbuatan hukum waqif untuk melepaskan atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk di manfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum
menurut syari’at.
 Waqaf hukumnya sah apabila di laksankan sesuai dengan syari’at.
Waqaf yang telah di ikrarkan tidak dapat di batalkan. Waqaf
bertujuan untuk memanfaatkan harta benda waqaf sesuai dengan
fungsinya, sedangkan fungsi waqaf mewujudkan potensi dan manfaat
ekonomis harta benda waqaf untuk kepentingan ibadah dan
memajukan kesejahteraan umum.
b) Unsur Waqaf
 Waqif (orang yang berwaqaf) meliputi perseorangan,
organisasi dan badan hukum.
 Nazir, yaitu pihak yang menerima waqaf dari waqif
untuk di kelola dan di kembangkan sesuai dengan
peruntukkanya.
 Harta benda waqaf, adalah harta benda yang
memilikki daya tahan lama atau manfaat jangka panjang
serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariat. Ada dua
macam harta benda yang bisa di waqafkan yaitu : benda
tidak bergerak dan benda bergerak.
 Ikrar waqaf, adalah pernyataan kehendak waqif yang
di ucapkan secara lisan atau tulisan kepada nazir, untuk
mewaqafkan harta benda miliknya dengan di saksikan
oleh dua orang saksi di hadapan Pejabat Pembuat Akta.
 Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi waqaf,
harta benda waqaf hanya dapat di peruntukkan bagi :
sarana kegiatan ibadah, sarana kegiatan pendidikan dan
kesehatan, bantuan untuk fakir miskin, anak terlantar,
c) Hikmah Waqaf
Di antara hikmah waqaf antara lain :
 Merupakan realisasi perintah Allah agar seseorang
menafkahkan sebagian hartanya di jalan Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran
ayat 92.
 Sebagai tanda syukur seorang hamba Allah atas
nikmat yang telah di terimanya.
 Sebagai sumber dana sosial bagi keluarga yang
tidak mampu.
 Sebagai sumber dana, sarana dan pra sarana
aktifitas agama islam.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai