Anda di halaman 1dari 18

GROUP LEADERSHIP

Jumat 01 april 2011


GROUP LEADERSHIP
2. Creating a Therapeutic Frame
Group Structure
Boundary Maintenance
Creation of a Safe Environment

3. Cognitive Framing
Education
Reflection
Clarifications
Confrontation
Interpretation
1. Belief in Group Therapy as a Legitimate and
Effective Treatment

• Keyakinan terhadap treatment tertentu akan lebih


manjamin kesuksesan jalannya suatu terapi
• Jika tidak ada antusiasme dan keyakinan terhadap
suatu treatment yang efektif, maka akan sulit
mengembangkan treatment kelompok yang efektif.
2. Optimism
• Keyakinan merupakan keseluruhan dari sikap
optimistik seorang terapis terhadap kemampuan
mencapai tujuan kelompok.
• Optimistik terapis adalah salah satu faktor yang
menjadi dasar utama untuk keefektifitasan kelompok
(Yalom, 1995), menanamkan suatu keyakinan pada
klien, bahwa rasa sakit dan penderitaan adalah
mungkin untuk disembuhkan.
• Rasa optimis klien yang berkelanjutan akan menambah
kekuatan internal anggota kelompok untuk menangani
emosi-emosi negatif dan menguranginya.
3. Capacity for Empathy and Caring
• Rogers (1957) kemudian Truax and Carkhuff (1967)
memandang pentingnya empati, menganggap
unconditional positif, dan genuine sebagai dasar untuk
kesuksesan terapis.

4. Awareness of the Self


• Mengetahui kekuatan dan kelemahan interpersonal
klien, yang memungkinkan terapis untuk
mengantisipasi beragam kelompok, sehingga pada
kelompok mana mereka akan berfungsi lebih efektif.
5. Ability to Deal with Narcissism and Shame
• Seseorang narsis yang sehat, merupakan hal penting dan
diperlukan untuk kesuksesan fungsi sebagai seorang
leader.
• Terapis yang belajar untuk peduli terhadap kebutuhan-
kebutuhan dirinya, tapi disesuaikan dengan kliennya.
• Seorang leader harus kharismatik namun
berkonfrontasi: mereka menjadi suporter ketika para
anggota membuat progress, tapi menjadi menghina
ketika para anggota gagal melakukan progress.
• Ketika klien tidak menunjukkan progress, secara
potensial dapat membahayakan self-esteem terapis
• Kritik, devaluasi, dan cemoohan oleh para anggota juga
potensial menyerang kompetensi dan keyakinan diri
terapis.
• Narsisisme terapis berarti dalam hal apakah terapis
dapat mengakui ketika ia gagal atau berbuat keliru.
• Weber dan Gans (2003) menulis bahwa rasa malu dapat
diredakan oleh pengakuan terapis yang berbuat salah,
yang dilarang untuk membuat kesalahan.
6. Capacity to be Aware of Multiple Levels of
Interaction
• Terapi kelompok adalah unik, yang memiliki banyak
tingkatan interaksi.
• Group leadership memerlukan fleksibilitas,
spontanitas, kreatifitas, dan toleransi ambiguitas, yang
menyertai tension, dan juga kemampuan untuk
menentang, mengontrol interaksi.
7. Ability to Manage Fear and Anxiety
• Self-reflection adalah penting untuk memulai proses
mengatur rasa takut ini.
• Mengakui adanya kebutuhan akan keberanian dan
penerimaan (untuk kekuasaan dan dominansi,
kekuatan dan kontrol), keinginan (untuk penerimaan),
dan rasa takut (agresi dan rejeksi)
Creating a Therapeutic Frame

Tugas Leader yang utama adalah menciptakan dan


memelihara suatu kerangka terapi yang efektif. Tugas
yang spesifik, antara lain :

1. Group Structure
• Mencakup perumusan tujuan dan fungsi dalam
kelompok, menentukan tempat dan waktu yang tepat,
menentukan komposisi kelompok yang sedang
berlangsung (ukuran, gender dan tipe dari klien),
menseleksi klien untuk keanggotaan, menyiapkan
anggota yang potensial untuk pengalaman kelompok,
dan membantu partisipan dalam membentuk tujuan
individu yang tepat (lihat chapter 3).
2. Boundary Maintenance
• Batas eksternal mencakup batasan keanggotaan,
batasan waktu, aliansi yang yang tidak sehat baik di
dalam maupun diluar kelompok, dan batas-batas
informasi.
• Batas internal mencakup batas antara terapis dan
anggota kelompoknya.

3. Creation of a Safe Environment


• Suatu lingkungan yang aman secara emosi dimana
para anggota dapat mulai mempercayai terapis dan
setiap anggota lainnya.
Cognitive Framing
• Education
– Contohnya: seorang terapis yang memanfaatkan
kerangka kerja interpersonal dapat menggunakan
permainan peran untuk membantu anggotanya
untuk mempersiapkan interaksi diluar
kelompoknya.
Reflection
Hal ini adalah kemampuan untuk merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain dan kemudian
dengan sederhana menyatakan status
perasaan anggotanya
Clarifications
Clarifications adalah pertanyaan-pertanyaan
atau pernyataan-pernyataan yang membantu
individu untuk lebih mengerti hubungan
antara cognitive framework dan reaksi mereka
Confrontation
Pemimpin menantang anggotanya untuk
menantang cara pandang mereka terhadap
diri sendiri
• Interpretation
Membuat interpretasi diasumsikan bahwa
pola perilaku sudah ditemukan sebelumnya.
Interpretasi dapat membuat kontribusi yang
signifikan dalam menterjemahkan
pengalaman yang berarti karena mereka
membantu anggota-anggota melihat bahwa
perilaku dan reaksi-reaksi yang terlihat
irrasional atau aneh dapat dimengerti dan
koheren ketika dihubungkan dengan elemen
psikologi yang tersembunyi
Ada dua struktur kepemimpinan yang
umum dipakai dalam terapi kelompok:
1. solo therapy

Clarity simplicity

 Minim difusi tanggung jawab  Memudahkan menetapkan


bentuk kelompok
 Manifestasi reaksi anggota
pada terapis lebih besar  Kebebasan untuk mengatur
relasi
 Manifestasi reaksi terapis
pada anggota lebih besar.  Efisien.
• co-therapy.

Richness Continuity Safety


 Dualisme perspektif  Interupsi kelompok yang  Kesamaan untuk
disebabkan hal-hal mengekspresikan rasa
 Stimulus interpersonal
seperti terapis libur dan marah pada satu terapis
pada anggota lebih besar
sakit lebih sedikit. lebih besar karena
 Kesempatan terapis adanya terapis lain.
 Berbagi tanggung jawab
untuk mengamati
untuk merekrut anggota
feedback dan proses
baru.
reaksi lebih besar

Anda mungkin juga menyukai