Anda di halaman 1dari 32

DERMATITIS NUMULARIS

DYAN JANNATUL FIRDAUSIYAH


2016.04.2.0055
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn.K
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 21 tahun
 Alamat : Surabaya
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Agama : Islam
 Status : Belum Menikah
 Tgl. Pemeriksaan : 6 Desember 2016
ANAMNESA

 Keluhan Utama :
 Bercak kemerahan pada kaki kanan.

 Keluhan tambahan :
 Gatal hilang timbul.
Riwayat Penyakit Sekarang
(Autoanamnesa)

 Pasien datang ke poli kulit kelamin RSAL Dr.


Ramelan Surabaya pada tanggal 6 Desember 2016
 Keluhan bercak kemerahan pada kaki kanan yang
tidak kunjung hilang sejak awal tahun 2016.
 Bercak terkadang terasa sangat gatal.
 Awalnya pasien mengatakan ada luka pada kaki kiri
yang di karenakan jatuh saat bermain arum jeram,
tidak terasa gatal,
 namun saat pasien mengkonsumsi ikan laut area
tersebut terasa gatal dan pasien menggaruknya.
 Beberapa minggu kemudian, timbul juga bercak di kaki
sebelah kanan yang tidak di ketahui penyebabnya
 Bercak juga terasa sangat gatal saat pasien
mengkonsumsi ikan laut.
 Saat gatal, pasien menggaruk area yang gatal tersebut,
terkadang sampai luka dan ada sedikit cairan yang
keluar.
 Pasien juga menyangkal adanya riwayat alergi
sebelumnya.
 Semakin hari, luka di kaki kiri mengering dan masih
meninggalkan bekas sampai sekarang, sementara bercak
kemerahan di kaki kanan semakin melebar. Saat gatal
pasien memberi salep yang dibeli di apotik.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya


 Riwayat alergi makanan disangkal
 Riwayat alergi obat disangkal
 Asma disangkal
 Diabetes Mellitus disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

•Ayah pasien pernah mengalami sakiit seperti


pasien
•Riwayat alergi makanan disangkal
•Riwayat alergi obat disangkal
•Asma disangkal
•Diabetes mellitus disangkal
Riwayat Psikososial

 Pasien adalah seorang mahasiswa.


 Pasien mandi 2 kali sehari menggunakan air PDAM
dan memakai sabun mandi.
 Pasien tidak menggunakan baju, handuk / peralatan
mandi bergantian
 Lingkungan tempat tinggal pasien cukup bersih
Pemeriksaan fisik

 Status Generalis
 Keadaan Umum : Tampak Baik,
 Kesadaran : Compos mentis
 Status Gizi : Baik,
 Kepala dan Leher : Dalam batas normal
 Thorax : Dalam batas normal
 Abdomen : Dalam batas normal
 Extremitas : lihat status dermatologi
Status Dermatologis

Lokasi: Tungkai bawah kanan


Efloresensi : Tampak regio pedis dekstra terdapat
adanya makula eritematus dangan batas jelas,
disertai sedikit skuama dan krusta.
Resume

 Anamnesa
-Pasien Tn.K usia 21th, datang dengan keluhan
kemerahan di kaki sebelah kanan yang tak kunjung
hilang sejak awal tahun 2016
-Bercak terkadang terasa sangat gatal.
-Bercak terasa sangat gatal saat pasien mengkonsumsi
ikan laut.
-Jika terasa gatal pasien selalu menggaruknya terkadang
sampai luka dan ada sedikit cairan yang keluar.
-Semakin hari, bercak kemerahan semakin melebar. Dan
saat gatal pasien memberi salep yang dibeli di apotik.
 Pemeriksaan Fisik
Status generalis : Dalam batas normal.

 Efloresensi Pedis Dekstra : Tampak regio pedis


dekstra terdapat adanya makula eritematus dangan
batas jelas, disertai sedikit skuama dan krusta
 DIAGNOSA KERJA
Dermatitis numularis

 DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis Kontak Alergik
PLANNING

o DIAGNOSA
Uji Tempel
o TERAPI
 Non medikamentosa:
Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya
Mencegah garukan pada daerah yang gatal
menghindari bahan alergi
 Medikamentosa:
Sistemik
- Loratadine tablet 1x10mg/hari
Topikal
-Krim Betamethasone valerat 0.1% mg
o MONITORING
Keluhan penderita berkurang, tetap atau makin
memberat.
Komplikasi yang dapat muncul
Dermatitis Numularis

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI DERMATITIS

 Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang


merupakan respon terhadap pengaruh faktor
eksogen dan atau faktor endogen.

 menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi


yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
DEFINISI DERMATITIS NUMULAR

 Dermatitis numular merupakan suatu peradangan


dengan lesi yang menetap, dengan keluhan gatal,
yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam,
sirkular atau lesi oval berbatas tegas,
 Umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki.
 Lesi awal berupa papul disertai vesikel yang
biasanya mudah pecah.
Lesi dermatitis numular Lesi dermatitis numularis
multiple di lengan tangan generalisata
EPIDEMIOLOGI

 Frekuensi : prevalensi 2 kasus per 1000


populasi.
 Ras : Tidak ada perbedaan dalam
predileksi ras
 Jenis Kelamin : Pria > wanita
ETIOLOGI

 Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui.


 menurut American Academy of Dermatology, ada
beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena
dermatitis numularis yakni tinggal di daerah yang
dingin, iklim yang kering atau mempunyai :
a. Xerosis (kulit kering).
b. Dermatitis tipe lain, terutama dermatitis atopi atau dermatitis
statis.
c. Aliran darah yang buruk dan/atau bengkak di kaki.
d. Luka (sengatan serangga, kontak dengan bahan kimia atau
abrasi)
e. Infeksi kulit karena bakteri.
f. Penggunaan obat-obatan seperti isotretinoin dan interferon.
PATOFISIOLOGIS

 Sedikit yang diketahui mengenai patofisiologi dermatitis


nummular
 Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan
gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan
mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit.
 Karena pada dermatitis nummular terdapat sensasi
gatal, telah dilakukan penelitian mengenai mast cell
pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya
peningkatan jumlah mas cell pada area lesi
dibandingkan dengan area yang tidak mengalami lesi
pada pasien yang menderita dermatitis nummularis.
 Substansi P dan kalsitosin terikat rantai peptide
meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non
lesi pada penderita dermatitis nummular.
Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan
sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.
 Penelitian ini telah menunjukkan bahwa adanya
mast cell pada dermis dari pasien dermatitis
nummular menurunkan aktivitas enzim chymase,
mengakibatkan menurunnya kemampuan
menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi
ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
enzim untuk menekan proses inflamasi.
GEJALA KLINIS

 Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh


sangat gatal.
 Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0
cm), kemudian membesar dengan cara berkonfluensi
atau meluas ke samping, membentuk satu lesi
karakteristik seperti uang logam (coin),
 eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas
tegas.
 Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi,
kemudian mengering menjadi krusta kekuningan.
 Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5 cm, jarang
sampai 10 cm.
 Lesi kronik berupa likenifikasi dan skuama
DIAGNOSIS

 Gambaran klinis yang khas: bulat (koin) atau


agak lonjong dan terasa gatal yang timbul pada
daerah predileksi.
DIAGNOSIS BANDING

 Dermatitis Kontak Alergi


 Dermatitis atopik
 Neurodermatitis sirkumskripta
 Dermatitis statis
 Psoriasis
 Impetigo
 Dermatomikosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Histopatologi
Akut: spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan
sel radang limfosit dan makrofag di sekitar
pembuluh darah.
Sub akut: parakeratosis, hiperplasi epidermal,
spongiosis.
Kronis: hiperkeratosis, akantosis
Tes tempel
Untuk kasus kronik yang rekalsitran terhadap
terapi.
Guna menyingkirkan kemungkinan adanya
dermatitis kontak.
PENATALAKSANAAN

kulit kering: pelembab / emolien


 lini pertama: kortikosteroid topikal potensi
menengah sampai dengan kuat, menggunakan
vehikulum krim atau salap
 lesi kronik vehikulum salap lebih efektif,
terkadang diperlukan oklusi
 lesi eksudatif: dikompres solusio garam faali
(PZ) kering: krim kortikosteroid topikal.
infeksi bakteri: antibiotik
 berat dan refrakter pengobatan: kortikosteroid
sistemik jangka pendek.
pruritus: antihistamin oral.
Fototerapi
PROGNOSIS

 Kelainan ini biasanya menetap selama berbulan


bulan, bersifat kronik dan residif.
 Dari penelitian dari sejumlah pendeirta yang diikuti
selama 2 tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25%
pernah sembuh untuk beberapa minggu sampai
tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali
masih dalam pengobatan.
PREVENTIF

1. Identifikasi penyebab /faktor pemicu.


2. Menghindari:
- suhu ekstrim,
- penggunaan sabun berlebihan
- penggunaan bahan wol atau bahan lain yang
dapat menyebabkan iritasi, serta bahan-
bahan lain yang bersifat iritan dan
alergen.
KOMPLIKASI

 Lesi dermatitis nummular dapat menjadi infeksi


sekunder. Eksoriasi berat atau lesi yang terinfeksi
dapat meninggalkan scar.

Anda mungkin juga menyukai