Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 7

 Ayu Tyas Purnamasari (101111044)


 Annisa Nur Luthfia (101111045)
 Risnia Aprilianti (101111046)
 Ratih Arinda Larasati (101111047)
 Febbi Yustitia A. (101111048
 Fenty Ayu Rosmania (101111049)
 Ridha Ramayanti (101111050)
 Isnaini Fajariah (101111051)
 Hidayatush Sholiha (101111052)
 Intan Putri Purnama N. (101111053)
 Kata "demokrasi" berasal dari dua kata,
demos = rakyat, dan kratos/cratein = pemerintahan.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

 Diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih


kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat.

 Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang


membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif,
yudikatif dan legislatif).
II. Jenis-Jenis Demokrasi
1. Demokrasi Langsung Bentuk demokrasi yang pertama
adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara
berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan
keputusan pemerintahan.
2. Demokrasi Perwakilan Di kebanyakan negara
demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan
satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya
dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan;
ini disebut demokrasi perwakilan.
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang
diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur
7. Persamaan di depan hokum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama,
dan mufakat.
IV. Asas Pokok Demokrasi
Asas Pokok Demokrasi Gagasan pokok atau gagasan dasar
suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat
manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan
yang sama dalam hubungan sosial.
Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok
demokrasi, yaitu:
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya
pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat
secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil.
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya
tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia
demi kepentingan bersama.
 Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam
pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun
tidak langsung (perwakilan).
 Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan
terhadap hak-hak asasi rakyat (warga negara).
 Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara
dalam segala bidang.
 Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman
yang independen sebagai alat penegakan hukum
 Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh
warga negara.
 Adanya pers (media massa) yang bebas untuk
menyampaikan informasi dan mengontrol perilaku dan
kebijakan pemerintah.
 Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk
menentukan (memilih) pemimpin negara dan
pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan
(suku, agama, golongan, dan sebagainya).
VI. Fungsi Demokrasi Pancasila
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan
bernegara. Contohnya:
a. Ikut menyukseskan Pemilu;
b. Ikut menyukseskan Pembangunan;
c. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang
mempergunakan sistem konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada
Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan
seimbang antara lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,
Contohnya:
a. Presiden adalah Mandataris MPR,
b. Presiden bertanggung jawab kepada MPR.
• Hal positif dari sistem
demokrasi di Indonesia
antara lain
berlangsungnya proses
pilkada yang berjalan
dengan baik.
• Terdapat penghitungan
hasil pemungutan
suara yang dilakukan
oleh seorang petugas,
dengan disaksikan
sejumlah masyarakat
dan pihak berwenang.
Study Kasus dari Sudut Pandang
Masyarakat
1. Rakyat merasa tidak puas terhadap
kepemimpinan kepala desa tersebut karena
munculnya kasus -kasus korupsi yang
dilakukan oleh pemerintah, karena tidak
adanya transparansi
1. Menimbulkan rasa kekecewaan dan
berkurangnya kepercayaan terhadap
tindakan pemerintah
3. Perlu adanya perbaikan mental seorang
pemimpin. Pemimpin yang diharapkan adalah
pemimpin yang mampu mengemban amanah
rakyat. Menampung dan mengaplikasikan
keinginan bersama rakyat. Pemimpin tidak
hanya bisa mengobral janji, tapi perlu
dibuktikan dengan tindakan
Studi kasus dari sudut pandang
mahasiswa
1. Mahasiswa merasa tidak puas dengan
kepemimpinan kepala desa.
2. Mahasiswa merasa mengemban amanah
rakyat untuk membela nasib rakyat yang
ditindas seorang pemimpin.
3. Mahasiswa berupaya menyampaikan
aspirasi dan pendapatnya.
Study Kasus dari Sudut Pandang
Pemerintah
1. Fachry Ali menilai pemilihan kepala daerah (Pilkada)
langsung oleh rakyat ternyata menimbulkan dampak
negatif yang lebih besar ketimbang pemilihan oleh
DPRD. Dampak negatif yang nyata-nyata terlihat
adalah komersialisasi dan moneterisasi jabatan politik
di daerah. Banyaknya kepala daerah yang tersangkut
kasus korupsi
2. Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Siti Zuhro menyatakan, pilkada langsung telah
mendorong terjadinya politisasi birokrasi
3. Ketua Tim Peneliti Departemen Politik FISIP
Universitas Airlangga Dwi Windyastuti Budi
Hendrarti menjelaskan sejumlah kemungkinan
pemicu maraknya korupsi yang melibatkan kepala
daerah.
Salah satunya, banyak kepala daerah yang
tergolong “politisi pendatang” yang tidak paham
teknis birokrasi sehingga muncullah budaya korupsi
di tingkat pejabat. Munculnya kasus korupsi dalam
kementerian menjadi puncak ketidakpuasan publik
terhadap kinerja kepala daerah, Namun asumsi
ketidakpercayaan itu juga ditujukan kepada para
pejabat yang lebih tinggi, yaitu DPR
3 Hal Negatif Dari Sistem Demokrasi di
Indonesia
1. Pemicu Anarkisme
Orang Indonesia mengartikan demokrasi itu dengan bebas mengekspresikan diri dan
mengungkapkan pendapat selonggar-longgarnya. Sehingga sering kita temukan banyak
aksi demonstran yang akhirnya berujung bentrok atau anarkis.
2. Anggaran Membengkak
Demokrasi yang mengatasnamakan suara rakyat adalah telah banyak memakan biaya.
Sebagai negara demokrasi maka Indonesia harus melakukan pemilihan terhadap
pemimpin secara langsung. Begitu besar biaya yang dikeluarkan untuk pemilu.
3. Pemicu Perpecahan Persatuan
Banyak rakyat bentrok hanya karna perbedaan pendapat dalam memilih pemimpin.
Bahkan rakyat dijadikan alat oleh sebagian orang untuk pemulus jalan mereka
menduduki kekuasaan tanpa mempedulikan gesekan yang akan timbul dengan rakyat
lainnya. Tidak hanya itu perpecahan juga akan terjadi di lembaga negara.
Kesimpulan
 Demokrasi yang dianut bangsa Indonesia adalah demokrasi
pancasila, dimana demokrasi pancasila adalah demokrasi
yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang
dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila
yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan.
 Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah
dipraktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun
dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita
belum membudayakannya.
 Untuk bisa melaksanakan budaya demokrasi perlu ada
usaha dari semua warga negara. Yang paling utama, tentu
saja, adalah:
1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.
2.Mempraktekanya secara terus menerus, atau
membiasakannya.

Anda mungkin juga menyukai