Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2

SCREENING HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency
Virus), adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia dan kemudian
menimbulkan AIDS. AIDS
(Acquired Immune Deficiency
Syndrome) merupakan
kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan
tubuh oleh HIV
Masa inkubasi AIDS diperkirakan antara 10 minggu
sampai 10 tahun. HIV ditularkan melalui :
1) hubungan seksual secara anal
2) tranfusi darah dan transplantasi organ yang
tercemar HIV
3) alat/jarum suntik atau alat tusuk lainnya
(akupuntur, tindik, tatto) yang tercemar oleh HIV
4) Pemindahan dari ibu hamil yang mengidap HIV
kepada janin yang dikandungnya, melalui proses
persalinan dan melalui pemberian ASI.
Penggunaan kondom pada
pelaku seks berisiko

Penemuan kasus baru HIV


AIDS

Sasaran skrining
Rapid test HIV adalah tes yang digunakan
untuk melakukan screening awal. Tes ini sangat
bermanfaat ketika berada di lokasi yang
memiliki keterbatasan peralatan.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan melakukan
rapid test antara lain :
• Tes berkualitas tinggi dan mudah digunakan di
lingkungan dengan perlengkapan tes yang kurang
memadai
• Tes dengan dasar aglutinasi, imuno-dot, imuno-
kromatografi, dan teknik imuno-filtrasi
• Selain mudah digunakan, hasil dapat diperoleh dalam
jangka waktu singkat (10 menit sampai 2 jam)
• Hanya dibutuhkan sedikit peralatan. Tes lebih ekonomis
dibandingkan ELISA yang memerlukan pemeriksaan di
laboratorium.
Enam perangkat uji cepat HIV lain yang telah disetujui
oleh Food and Drug Administration (FDA) dan telah
dipasarkan secara komersial di Amerika Serikat, yaitu :
1. OraQuick Advance Rapid HIV-1 / 2 Antibody Test,
2. Reveal G3 Rapid HIV-1 Antibodi Test,
3. Uni-Gold Recombigen HIV Test,
4. Multispot HIV-1/HIV-2 Rapid Test,
5. Clearview HIV 1 / 2 Pak Stat, dan
6. Clearview Complete HIV 1/ 2.
GOLD STANDARD PEMERIKSAAN
HIV AIDS
• ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay)
Tes ELISA dapat dilakukan dengan sampel darah
vena, air liur, atau air kencing. Saat ini telah
tersedia Tes HIV Cepat (Rapid HIV Test).
Pemeriksaan ini sangat mirip dengan ELISA.
Ada dua macam cara yaitu menggunakan sampel
darah jari dan air liur.
• Western Blot
Western Blot juga mendeteksi antibodi terhadap
HIV. Western blot menjadi tes konfirmasi bagi
ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif dan
lebih spesifik, sehingga kasus 'yang tidak dapat
disimpulkan' sangat kecil. Walaupun demikian,
pemeriksaan ini lebih sulit dan butuh keahlian
lebih dalam melakukannya.
Pencegahan melalui perilaku seksual:
• Absen hubungan seksual
• Berlaku saling setia
• Cegah dengan kondom
Pencegahan melalui darah
• Pastikan hanya menerima transfusi darah yang
tidak mengandung HIV.
• Orang yang terkena HIV sangat disarankan tidak
menjadi pendonor darah maupun organ tubuh.
• Hanya menggunakan alat-alat yang menusuk kulit
(jarum suntik, jarum tattoo, dan lain sebagainya)
yang masih baru atau sudah disterilkan. Pastikan
kita melihat bahwa alat-alat tersebut masih baru
atau sudah disterilkan.
Pencegahan melalui ibu ke bayi
• Bagi perempuan yang positif HIV, supaya
mempertimbangkan lagi untuk hamil.
• Bagi ODHA yang hamil, hubungi layanan
PPTCT di rumah sakit terdekat. PPTCT
(Prevention from Parent to Child
Transmission) merupakan pelayanan yang
dikhususkan kepada ibu yang terinfeksi HIV.
DASAR-DASAR PERAWATAN
BAGI ODHA
Perawatan bagi ODHA dilakukan secara komprehensif dan
berkesinambungan.
Konsep mata rantai perawatan komprehensif yang berkelanjutan dibangun
atas dasar pelayanan perawatan HIV dan AIDS dalam kerjasama tim dan
harus meliputi beberapa komponen seperti berikut:
• Konseling dan test HIV sukarela
• Tata laksana kasus infeksi simtomatik dengan diagnosis dini yang
memadai, pengobatan yang rasional, pemulangan yang terencana,
kemampuan untuk melakukan rujukan ke penyelenggara layanan yang
lain.
• Asuhan keperawatan yang mampu memberikan kenyamanan pasien
dan higienis, mampu mengendalikan infeksi dengan baik, memberikan
perawatan paliatif dan menangani kasus terminal, melatih dan mendidik
keluarga tentang perawatan dirumah dan pencegahan penularan serta
melakukan promosi pemakaian kondom.
• Perawatan dirumah dan dimasyarakat termasuk
diantaranya melatih keluarga dan relawan tentang
tatacara perawatan, pengobatan gejala yang sering
muncul, serta perawatan paliatif.
• Promosi gizi yang baik, dukungan psikologis dan
emosional, dukungan spiritual dan konseling.
• Membentuk kelompok dukungan di masyarakat
untuk memberikan dukungan emosional kepada
ODHA dan para pendampingnya.
CONTOH KASUS

Anda mungkin juga menyukai