Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemi HIV pertama sekali diidentifikasi pada tahun 1983. Lebih dari 42 juta
orang hidup dengan infeksi HIV dan AIDS, kira – kira 70% berada di Afrika dan 20%
berada di Asia, dan hampir 3 juta orang meninggal setiap tahun (Langlaisrp et all,
2000).

Pasien yang terinfeksi HIV akan mengalami berbagai infeksi oportunistik akibat
penurunan imunitas (Langlaisrp et all, 2000). Infeksi oportunistik yang terjadi
dapat terlihat secara sistemik, berupa infeksi paru, infeksi gastrointestinal, tumor
dan keganasan (Devita et all, 1988), serta infeksi oportunistik oral berupa
peningkatan frekuensi penyakit mulut penderita (Cooganmm, 2005).

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui manifestasi oral pada penderita HIV/AIDS yang


berhubungan dengan penegakan diagnosa.
2. Untuk mengetahui lebih lanjut laporan kasus tentang manifestasi oral
pada pasien HIV/AIDS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Rongga Mulut

Rongga mulut merupakan sebuah bagian


tubuh yang terdiri dari :
a. Lidah
b. Palatum durum
c. Bibir
d. Gigi

Tulang mandibula dan maksila adalah


bagian tulang yang membatasi rongga
mulut (Yousem et al., 1998).
2.2 HIV/AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala dan infeksi yang
disebabkan oleh virus HIV yang berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Infeksi ini
merupakan infeksi dapatan dan tidak diturunkan.

Lesi oral dilaporkan sebagai klinis awal infeksi HIV. Lesi ini merupakan indikator
penekanan kekebalan tubuh dan dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal, diagnosis
dan penatalaksanaan pasien dengan HIV/AIDS (Greenspan et al., 1992).

Patofisiologi
Ciri khas penyakit HIV adalah penurunan progresif limfosit CD4+. Tanpa penyebab yang
pasti, rata-rata 60 sampai 80 sel/mm3 hilang setiap tahun; penuruan ini sangat
bervariasi dan kadang berlangsung pada periode stabilitas dengan penurunan yang
cepat.
2.3 Manifestasi Oral HIV/AIDS

Anda mungkin juga menyukai