Hasil Solubiliti Phenitoin dan Fase Diagram Pseudoternary
Hasil Solubiliti Phenitoin
• Sediaan nasal harus memiliki volume sekecil mungkin. Diantara surfaktan-surfaktan,
solubilitas tertinggi terhadap PHN dimiliki oleh labrasol (mengandung 80% asam kaprilat). Hal tersebut dapat terjadi apabila komponen dari mikroemulsi yang dipilih memiliki kelarutan yang paling tinggi terhadap obat. • Capmul MCM adalah campuran dari monokaprilat dan digliserida yang diketahui bahwa memiliki potensi solubilisasi yang lebih baik dibandingkan dengan minyak fixed oil. Lebih lanjut volume minyak yang lebih kecil seperti capmul MCM lebih mudah untuk dielmusifikasi dibandingkan dengan fix oil dan asam lemak rantai panjang. Minyak memiliki panjang rantai karbon yang berkisar antara C8-12. Adanya kandungan asam kaprilat didalam capmul memberikan polaritas sehingga membuatnya cocok untuk mensolubilisasi obat yang tidak larut air. • Solubilitas dari phenitoin ditentukan dalam setiap komponen ME secara berurutan (minyak, surfaktan, dan co surfaktan) dan solubilitas dapat dilihat pada gambar 1. • Dapat diamati bahwa pada gambar 1 capmul MCM menunjukkan solublitas yang lebih tinggi terhadap PHN(penitoin) dibandingkan dengan minyak yang lain (p<0,05). Fase Diagram Pseudoternary • Diagram pseudoteary dibuat untuk identifikasi area mikroemulsi dan mengoptimasi rasio surfaktan atau cosurfaktan. • Area isotropik diidentifikasi didalam fase diagram yaitu pada area 1 fase mikro elusi. Fase diagram yang tersisa menunjukkan area kekeruhan contohnya multi fase, emulsi konvensional. Contoh Diagram Pseudoternary
Pada gambar diagram pseudoternary disamping
menunjukkan bahwa area maksimum monofase diperoleh dengan rasio 1:1 minyak dan smix berbanding 1:2 dan 2:1