Anda di halaman 1dari 21

Journal Reading

Intramedullary Nailing dengan Pendekatan


Suprapatellar dan Penggunaan Prosthesis Condylar
sebagai Penanganan Fraktur Bikondilus pada Kasus
Fraktur Tibia Platea

Pembimbing :
dr. Ira Nong, Sp.OG
SMF ORTHOPEDY
RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA
Oleh:
2017
Hoberthina Punyanan, S.Ked
ABSTRAK
Latar Belakang

• Fraktur bikondilus tibia platea dapat ditangani dengan hasil


hasil yang berbeda-beda :

Penggunaan Plate
Intramedullary nailing
Metode Hasil

• Penelitian retrospektif dan • Semua fraktur akan bersatu →


prospektif 10-22 minggu (tanpa
• 17 orang pasien (25 sampai 75 komplikasi neurovaskular dan
tahun) infeksi (implan).
• Penanganan fraktur tertutup • Satu orang pasien mengalami
bikondilus tibia platea antara revisi awal dari fiksasi karena
2013 dan 2015. reduksi pada permukaan
• Semua pasien setuju untuk artikular yang kurang baik.
menjalani fiksasi faktur • Satu orang pasien mengalami
dengan intramedullary nailing pergeseran fraktur sekunder.
yang dilakukan dengan • Satu prosthesis condylar
pendekatan suprapatellar dan dilepas setelah penyembuhan
dengan penggunaan prostesis fraktur karena iritasi pada
condylar. lokasi insersi
• Pasien difollow up secara
berkala → KOOS
Hasil kesimpulan

• Namun, semua pasien • Hasil jangka pendek dan


mendapatkan kembali jangka menengah terkait
gerakkan lutut mereka yang dengan penggunaan teknik
normal tanpa fisioterapi dan yang diusulkan tampaknya
semuanya mendapatkan memuaskan.
kembali fungsi weight-
bearing secara total pada
bulan kelima pasca-operasi
Pengungkapan Pengungkapan

• Fraktur bikondilus tibia • Sebuah teknik bedah


plateus (klasifikasi baru yang melibatkan
AO/OTA tipe 41 C atau pengunaan
klasifikasi internal intramedullary nailing
dengan teknik dan prostesis condylar
penggunaan plate, baik telah disulkan dan diuji
dengan teknik terbuka secara biomekanis.
atau minimal invasif dan • Laporan ini menjelaskan
kontruksi fiksasi hasil penanganan jangka
eksternal yang melingkar pendek dan jangka
atau hibrida telah menengah dari
digunkan untuk penanganan fraktur
menangani luka ini, bikondilus tibia platea
meskipun dengan hasil dengan menggunakan
akhir yang beragam) teknik baru in.
Kelompok penelitian
• Operasi dilakukan 3 – 18
hari setelah kecelakaan Semua
Pasien ↑ 60
pasien
thn  fr.
memulai
Tingkat pergerakkan Kompleks 
kearahan
lutut  nyeri splint 
dilepas
Komorbidita
↓  tidak
kemungkinan
s menjalani
pergerakkan
fungsi
Kurang lutut yang
weight-
bergantung tidak
bearing  6
jaringan lunak terbatas 4-6
lokal minggu pasca
minggu.
OP
Gambar A dan B. Radiografi anteroposterior (Gambar 4-A) dan lateral
intraoperatif (Gambar 4-B) yang dibuat setelah pemasangan 2 prosthesis
kompresi.
A dan B. Radiografi intraoperatif menunjukkan pergeseran metafisis yang cukup
besar, yang ditangani dengan blocking screw anteroposterior.
C. Fiksasi pada area fraktur di metafisis anterior dilakukan dengan pemasangan 2
free lag screw
Klasifikasi Waktu ke
Waktu ke
masa
masa Rentang Durasi
Waktu inisiasi
Ka- JK, usia Jenis penyembuha pergerakan KOOS follow- Masalah/
operasi weight-
sus (tahun) cedera AO1 Schatzker2 Luo18 n / weight- lutut yang (poin) up komplikasi
(menit) bearing
bearing total dicapai (bulan)
pasrsial
(minggu)
(minggu)
1 L, 75 KLL C2 VI 3 125 8 16 0° - 140° 100 46
2 P, 70 KLL C1 V 3 110 10 15 0° - 125° 97,6 38
3 L, 35 KLL C3 VI 3 100 10 16 0° - 135° 100 35
4 L, 25 KLL C1 VI 2 L+P 105 6 10 0° - 125° 100 33
5 L, 32 KLL C1 VI 2 L+P 85 8 12 0° - 140° 100 29
6 L, 30 KLL C1 VI 3 90 8 14 0° - 135° 100 28
7 L, 28 KLL C1 VI 1 L+P 80 6 10 0° - 135° 100 26
Refiksasi karena
reduksi
8 L, 50 KLL C3 VI 3 115 10 18 0° - 115° 85,7 26 permukaan
artikuler yang
kurang baik
9 L, 46 KLL C2 VI 2 L+P 105 8 16 0° - 125° 96,4 24
Pergeseran
10 L, 37 KLL C2 V 3 120 10 16 0° - 115° 93,2 23
sekunder
Tendinitis patela,
pengangkatan
11 L, 34 KLL C1 VI 2 L+P 135 10 22 0° - 110° 83,4 21
prosthesis karena
iritasi
12 P, 67 KLL C1 VI 2 L+P 85 10 14 0° - 140° 100 21
13 L, 47 KLL C3 VI 3 105 10 16 0° - 135° 91,6 18
14 L, 32 KLL C1 VI 2 L+P 95 8 14 0° - 140° 96,4 17
15 P, 58 KLL C3 VI 2 L+P 105 10 14 0° - 125° 97,6 17
16 P, 64 KLL C1 VI 3 120 10 16 0° - 140° 95,4 15
17 L, 51 KLL C3 VI 3 150 14 18 0° - 130° 90,8 12
R 45,9 107,7 9,18 15,1 0° - 130° 95,8 25,2
A sampai F. Foto ini dibuat pada masa follow-up terakhir.
A dan B. Radiografi anteroposterior (Gambar 6-A) dan lateral (Gambar 6-B) dari sendi
lutut.
C dan D. Radiografi anteroposterior (Gambar 6-C) dan lateral (Gambar 6-D)
menunjukkan tibia secara keseluruhan.
E dan F. Foto-foto dari ekstremitas bawah yang menunjukkan pemulihan secara
anatomi dan fungsi dari sendi lutut serta sifat invasif yang minimal dari teknik yang
telah digunakan.
A sampai D. Pemindaian dengan tomografi terkomputerisasi (CT-scan) pasca-
operasi menunjukkan reduksi permukaan artikular dari tibia plateau yang hampir
anatomik, seperti yang ditunjukkan pada tampakan melintang (Gambar A),
koronal (Gambar B dan C), dan sagital (Gambar D).
Hasil

 waktu operasi rata-rata 80 sampai 150 menit.


 Tidak ada masalah intraoperatif yang terjadi dan tidak ada
pasien yang menerima tranfusi darah selama atau setelah
operasi.
 Seluruh pasien mendapatkan kembali fungsi ekstensi dan fleksi
dari sendi lutut pada saat follow up.
 Semua fraktur telah sembuh secara klinis → 10-22 minggu.
Hasil

 Pemulihan permukaan artikular dan alignment tibia dinilai


dengan radiografi dengan anteroposterior dan lateral dari sendi
lutut dan tibia (dari lutut hingga pergelangan kaki)
 Pasien difollow up secara klinis dan secara radiografi pada
interval 4 sampai 6 minggu sampai union fraktur dan mobilisasi
penuh dicapai, serta mereka diperiksa ulang pada bulan ke-6,
ke-12 dan ke-24 sesudahnya.
 Rata-rata rentang pergerakkan sendi lutut pada saat follow up
terakhir adalah 110O sampai 140O.
DISKUSI
• Tidak ada konsensus yang membahas mengenai
teknik bedah yang optimal, meskipun telah Antusiasme awal yang terciptaoleh pengenalan
diterima secara umum bahwa fraktur bikondilus minimally invasive plate osteosynthesis (MIPO) dengan
tibia platea harus ditangani secara operasi untuk locking plate menghilang oleh karena tingginya tingkat
meminimalkan risikokekakuan deformitas, atritis komplikasi seperti infeksi profunda ()sampai 18%,
dari sendi lutut. reduksi fraktur yang buruk (23%), kebutuhan
pemindahan implan (30%), iritasi lokasi implan (12%)

Intramedullary implans merupakan


pertimbangan pening terutama untuk pasien
yang lebih tua.
Kesimpulan
• Penggunaan kombinasi antara intramedullary nailing dan
prostesis condylar dapat menawarkan pilihan yang efisien
dalam menangani fraktur bikondilus tibia plateau dan
dikaitkan dengan keuntungan yang spesifik.

Melakukan penelitian perbandingan klinis yang melibatkan teknik


fiksasi konvensional lainnya untuk mendapatkanvalidasi dan
penelitian lebih lanjut terhadapteknik yang telah dijelaskan dalam
penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai