Resume Psikologi Kritis
Resume Psikologi Kritis
20050013032
KONSTRUKSI SOSIAL ATAS PENGETAHUAN PSIKOLOGIS
Dalam bab ini, penulis menggunakan kerangka kerja konstruksi
sosial untuk mengembangkan kritik terhadap psikologi
abnormal dan klinis.
Konstruksi sosial menekankan bahwa bahasa bukan cermin yang
sebenarnya bagi realitas atau piranti yang netral.
“Psikologi kritis” adalah istilah yang mencakup banyak bentuk
kritik penulis terhadap disiplin psikologi yang pada awalnya
muncul melalui keterlibatan kami dalam feminisme.
Penulis terus memfokuskan perhatian pada pengetahuan
psikologi mengenai wanita dan jender serta mengenai aspek-
aspek problematis yang berkaitan dengan wanita, apakah
sebagai pekerja lapangan, sebagai klien dalam terapi dan
konseling atau sebagai mahasiswa.
DIAGNOSIS: MENGADILI DAN PENAMAAN
Hampir semua pertemuan (encounters) dalam sistem
kesehatan mental dimulai dengan asesmen terhadap
kesulitan klien
Bagi kebanyakan ahli psikoterapi, apa yang penting
untuk perawatan (treatment) adalah pengetahuan
mereka tentang perasaan dan pengalaman klien,
diagnosis formal bukan hal yang penting atau
perhatian utama.
PEDOMAN DIAGNOSTIK DAN STATISTIK UNTUK GANGGUAN
MENTAL
Dari pendekatan konstruksi sosial, penulis menekankan pada tingkat
dimana diagnostik merupakan produk dari waktu dan tempat tertentu.
Tujuan utama psikologi klinis dan abnormal kritis adalah memusatkan
perhatian kembali pada konteks sosial, terutama dalam
mempertimbangkan bagaimana suatu distribusi sumber daya dan
kekuatan yang tidak seimbang antara kelompok-kelompok sosial dapat
memberi konstribusi bagi timbulnya rasa tidak bahagia dan tidak
berdaya.
Para ahli psikologi kritis tidak menyangkal adanya kenyataan bahwa
faktor-faktor biologi memiliki peranan dalam memunculkan terjadinya
beberapa masalah psikologis.
Dalam kalangan feminis, muncul beberapa pertanyaan penting
sehubungan dengan hal tersebut, diantaranya mengapa masalah pola
makan ini mengarah pada kelompok jender tertentu; mengapa hal
tersebut lebih banyak terjadi di Eropa dan Amerika Utara (terutama
Amerika serikat) dibandingakan dengan tempat lain; mengapa jumlah
wanita dan gadis remaja yang mengalami maslah tersebut meningkat
pesat dalam beberapa tahun terakhir; dan kelompok wanita dan gadis
remaja yang bagaimana yang rentan terhadap masalah tersebut
APAKAH PUTUSAN KLINIS MENGANDUNG BIAS?
Terdapat perbedaan yang besar dalam setiap rata-rata
kemunculan diagnosis antara jender, etnik, dan kelas
sosial.
para ahli klinis yang sedang mengevaluasi laporan-
laporan mengenai beberapa kasus yang serupa akan
mengubah putusan diagnosi mereka untuk merespons
informasi mengenai jender, kelas sosial, ras maupun
gaya hidup pasien.
Baik overdiagnosis maupun underdiagnosis sama-sama
memiliki konsekuensi negatif.
Banyak ahli psikolgi kritis yang memiliki keraguan
terhadap asumsi dasar psikologi mengenai
universalitas peilaku manusia yang telah
mentransendesi waktu, tempat dan kondisi.
PENGARUH IDEOLOGIS PADA DIAGNOSIS
Dengan memandang gangguan psikologis sebagai
bagian dari penyakit fisik, DSM mengarahkan
perhatian ahli-ahli klinis pada individu yang terpisah
dari konteks sosial.
Banyak para hali terapi dengan pendekatan sistem
keluarga telah memiliki model psikososial yang sesuai,
yang banyak menyoroti interaksi antara berbagai
faktor kepribadian individu dengan kelompok sosial
dan berbagai kondisi sosial sebagai dasar dalam
memahami perilaku.
FOKUS PADA INDIVIDU
Psikoterapi tradisional melibatkan pertemuan antara klien
dengan seorang ahli klinis dalam situasi perjumpaan satu
lawan satu yang terus menerus.
Pendekatan konvensional untuk menyelesaikan masalah-
masalah psikologis baik itu psikoterapi ataupun terapi obat
memposisikan individu sebagai lokus masalah
Putusan para ahli klinis mengenai cara yang efektif
mengatasi kiris dan penderitaan sering mengandaikan
bahwa hak-hak istimewa yang dimiliki kelas menengah
atas kekuasaan dan sumber daya sosial juga tersedia untuk
semua golongan.
Satu asumsi yang mendasari kebanyakan bentuk perlakuan
adalah bahwa apa yang salah berada pada individu,
sedangkan kondisi eksternal tidak perlu dipermasalahkan
atau dimodifikasikan.
WAKTU BAGI KEKUASAAN
Ahli terapi adalah seseorang yang memegang kekuasaan
dan menggunakan kekuatan dari keahlian yang
dimilikinya.
Kenyataan ini memunculkan label yang tidak
menyenangkan terhadap sesi terapi sebagai “waktu bagi
kekuasaan” (the power hour) dan mengkritisi terapi sebagai
suatu bentuk kontrol sosial (Green, 1995).
Ahli terapi yang peka terhadap ketidakseimbangan
kekuasaan dalam terapi yang peka terhadap
ketidakseimbangan kekuasaan dalam terapi berusaha
mencari cara untuk berbagi kekuasaan dengan klien dan
berusaha, mengawasi kecenderungan untuk menganggap
ahli terapi sebagai orang yang memegang kekuasaan.
Beberapa ahli terapi feminis menyatakan bahwa dengan
berada dalam suatu posisi atas-bawah vis-a-vis, seorang
ahli terapi telah menghalangi kesempatan bagi wanita
untuk mengembangkan sikap asertif dan percaya diri
dalam terapi.
BEBERAPA PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM
PERLAKUAN
Beberapa pendekatan perlakuan telah mencoba untuk
meletakkan berbagai masalah psikologis dalam konteks
sosial yang luas dan membahas konteks tersebut.
Pendekatan-pendekatan tersebut melibatkan bentuk-
bentuk terapi feminis yang mempertanyakan norma-
norma sosial serta tuntutan femininitas dan maskulinitas
yang konvensional.
Para ahli terapi keluarga bekerja dengan keluarga secara
keseluruhan. Mereka menggunakan teori-teori perubahan
dan strategi-strategi terapi yang menganggap masalah
berasal dari keluarga sebagai suatu sistem interaksi, bukan
karena pengaruh seorang anggota keluarga saja. Dalam
terapi keluarga, para kritisi berusaha untuk menghindari
teori yang menyalahkan keluarga sebagai penyebab
timbulnya masalah.
MEMPERTANYAKAN NILAI-NILAI DALAM
PERLAKUAN
Terapi sebagai sumber daya bagi mereka yang menderita,
ternyata tidak didistribusikan secara seimbang diantara
kelompok-kelompok sosial. Karena membutuhkan waktu
dan uang, terapi disediakan bagi mereka yang memiliki
kekayaan ekonomi dan gaya hidup yang mapan untuk
bertemu secara teratur berdasarkan kesepakatan yang
rutin.
Berbagai pendekatan diatur secara cermat, yang
menekankan batasan biaya pembayaran, dan khusus
mendukung bentuk-bentuk perlakuan yang singkat dan
dapat dilakukan sendiri oleh individu melalui pelatihan
terbatas.
Psikologi klinis tidak dapat melepaskan diri dari
kebutuhan akan uang dan medikalisasi dibidang kesehatan
mental.
ASUMSI-ASUMSI PENGETAHUAN
Standar-standar tradisional bagi produksi
pengetahuan dalam psikologi klinis dan abnormal
didasarkan pada pandangan konvensional bahwa
peneliti merupakan dan dapat menjadi seorang
pengamat yang tidak bias, tanpa kepentingan dan
bebas nilai.
Banyak pengetahuan psikologi klinis dan abnormal
ditulis menggunakan istilah-istilah yang bersifat
universal
Masalah selanjutnya dalam pencapaian pengetahuan
psikologi adalah pengabaian terhadap pengalaman
dan identitas sehari-hari.
UNTUK MENJADI SEORANG AHLI PSIKOLOGI KRITIS
Psikologi kritis lebih mengarahkan pada penguasaan sejumlah
paraktik yang merefleksikan suatu sikap skeptis dan kritis.
Penulis menjelaskan bagaimana kita dapat mengasah
kemampuan kritis anda sebagai kelanjutan dari studi kita
terhadap psikologi klinis dan abnormal:
1. Saat kita membaca tentang gangguan perilaku dan
penangannya, tanyakan pada diri kita mengenai kemampuan
menggeneralisasinya.
2. Carilah cela ketika membahas suatu topik
3. Jangan menggunakan alasan tentang kekurangan dan
gangguan untuk mengabaikan ketahanan dan kemampuan
manusia mengatasi masalah.
4. Tanyakan apakah defisiensi atau kualitas yang digambarkan
sebagai karakteristik individu barangkali lebih baik dijelaskan
sebagai perilaku-perilaku yang muncul karena situasi atau
konteks tertentu.
5. Muncul pertanyaan-pertanyaan mengenai intervensi
psikologis.
6. Tanyakan bagaimana kesejahteraan seluruh anggota
masyarakat dapat dicapai.
Definisi psikologi sosial yang paling umu diterima
menggambarkan disiplin ini sebagai satu upaya untuk
memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran,
perasaan dan perilaku individu yang dipengaruhi oleh
kehadiran orang lain secara aktual, dibayangkan, atau
hadir secara tidak langsung.
SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi modern kira-kira dimulai pada awal abad ke-
20.
Triplett (1898) melakukan eksperimen psikologi sosial
yang pertama, meneliti proses dimana kehadiran
individu lain tampaknya meningkatkan kinerja pada
tugas tertentu.
Ledakan pertama dalam penelitian sosial terjadi pada
periode antara 1920 sampai 1940.
Sebagian besar psikologi sosial pada periode tersebut
didorong oleh maraknya maslah-masalah sosial saat
itu. Salah satu pengaruh penting pada psikologi sosial
selama periode tersebut adalah peristiwa depresi.
Pada tahun 1935, pada konvensi American
Psychological Assosiation di New Hampshire, ahli
psikologi sosial Ross Stagner menjdai ketua suatu
pertemuan dimana Society for the Psychological Study
of Social Issues (SPSSI) didirikan.
SPSSI adalah organisasi pertama yang bertujuan
menggunakan penelitian psikologis untuk memajukan
kesejahteraan manusia.
Tujuan SPSSI ada dua:
Mendorong penelitian pada mereka yang mengalami
masalah psikologis karena kebijakan sosial, ekonomi,
dan politik modern.
Membantu masyarakat dan para wakilnya memahami
dan menggunakan sumbangan penelitian ilmiah
tentang perilaku manusia untuk tujuan pembuatan
kebijakan sosial.
KRISIS KEPERCAYAAN DIRI DALAM PSIKOLOGI
SOSIAL
Pada pertengahan tahun 1960-an, psikologi sosial telah
berkembang dari fase remaja menjadi disiplin ilmu yang
lebih matang dan maju.
Terdapat sebagian ahli yang mulai khawatir tentang masa
depan disiplin tersebut.
Dimulai oleh artikel yang ditulis Ring
Kelompok lain menyatakan bahwa metode laboratorium
dan pendekatan pengujian hipotesis untuk memahami
interaksi sosial tidak menukupi untuk mencapai
pemahaman tentang kompleksitas perilaku sosial manusia.
pada tahun 1967.
Pengkritik lain selama periode ini berpendapat bahwa
psikologi sosial pendekatannya terlalu bersifat
individualistis.
Kritik lain terhadap psikologi sosial selama periode “krisis”
adalah bahwa psikologi sosial tidak relevan
DUA PULUH TAHUN KEMUDIAN-KRISI
BERLANJUT
Augoustinos dan Walker (1995), berpendapat bahwa
krisis tersebut hilang begitu saja, bukan karena
masalah terselesaikan, tetapi karena psikologi sosial
telah kehilangan ketertarikannya untuk mengatasi
persoalan tersebut.
Rich (1981), berpendapat bahwa banyak persoalan
yang menimbulkan krisis telah diatasi dengan adanya
perkembangan psikologi sosial yang bersifat lebih
terapan dan lebih rumit metodologinya.
Jones (1985), berpendapat bahwa tidak pernah terjadi
krisis yang sesungguhnya dan psikologi sosial
seharusnya meneruskan kegiatannya seperti biasa.
SIAPA YANG MELAKUKAN PSIKOLOGI SOSIAL DAN
UNTUK SIAPA?
Cartwright berpendapat bahwa “mengacu pada kondisi
sosial waktu itu dimana mereka memasuki bidang
psikologi sosial, mereka (ahli psikologi sosial) sebagian
besar adalah orang Amerika berkulit putih, laki-laki dan ,
kelas menengah maka mereka mencerminkan kepentingan
dan bias lapisan dari populasi”.
Kini lebih banyak ahli psikologi sosial perempuan
dibandingkan sebelumnya, dan kaum perempuan tersebut
telah membuat sumbangan penting dalam tiap bidang
psikologi sosial.
Beberapa penelitian terhadap ciri-ciri partisipan selama
kurang lebih dua puluh lima tahun terakhir menunjukkan
bahwa penelitian psikologi sosial sangat membatasi siapa
yang dipilih menjadi subjek penelitian.
APA YANG DITELITI?
Ahli psikologi sosial akan menemukan suatu psikologi sosial
yang lebih berkaitan dengan individu dibandingkan dengan
bagaimana individu berhubungan satu sama lain.
kondisi ini sebagian merupakan hasil orientasi kognitif yang
mendominasi pemikiran dalam psikologi sosial masa kini.
Dengan dominasi pendekatan kognitif, psikologi sosial mundur
secara dalam dan semakin dalam dalam pikiran dari individu-
individu yang diteliti. Bahkan topik seperti hubungan intim
diteliti dari sudut pandang individu. Hal ini menciptakan
kesulitan untuk memahami interaksi sosial dari sudut pandang
yang lebih “kontekstual”, sudut kebudayaan.
Banyak teori yang muncul selama masa sebelum krisis psikologi
sosial bersifat motivasional. Akibatnya, teori dan penelitian
semakin menjadi berpusat pada individu dan semakin jauh jarak
dari perilaku sosial yang terjadi dalam lingkungan sosial.
Salah satu yang ditawarkan untuk mengatasi kirisi ditahun 1970-
an adalah membumikan penelitian dan teori psikologi sosial
dalam isu-isu psikologi sosial penting dan persoalan sosial masa
kini.
DIMANA PERILAKU SOSIAL DITELITI?
Pada tahun-tahun sekitar Perang Dunia II, ketika
psikologi sosial pertama kali mengalami ledakan
kegiatan, para peneliti melakukan penelitian pada
berbagai lingkungan.
Dengan pemujaan eksperimen laboratorium di tahun-
tahun 1960-an dan 1970-an, penelitian yang dilakukan
diluar laboratorium semakin langka.
Mungkin jika dibandingkan hal yang lain
ketergantungan psikologi sosial pada eksperimen
laboratorium adalah faktor yang melahirkan krisis
kepercayaan diri pada psikologi sosial pada tahun
1980-an dan 1990-an.
BAGAIMANA PERILAKU SOSIAL DITELITI?
Selama masa keemasan eksperimen laboratorium,
sebagian besar penelitian melibatkan manipulasi atas
variabel bebas yang dilakukan oleh peneliti dan
mengukur dampak dari manipulasi tersebut (biasanya
dengan skala yang jawabannya bersifat tertutup
(close-ended response scales) pada serangkaian
terbatas variabel tergantung).
KONDISI SAAT INI
Psikologi sosial seperti yang dipraktikkan hari ini tampaknya tidak
berubah secara substansial sejak periode “krisis” ditahun 1960-an dan
1970-an. Banyak masalah yang terjadi pada saat itu juga dialami oleh
ahli psikologi sosial hari ini. Dalam sudut pandang tertentu, kesulitan
yang ada semakin menonjol:
1. Ahli psikologi sosial masa kini didominasi oleh orang Amerika yang
berkulit putih, laki-laki dan perempuan dan kelas menengah.
2. Subjek penelitian psikologi sosial sebagian besar adalah mahasiswa
tingkat sarjana yang terdidik dengan baik, lebih terampil secara
kognitif dan kurang terikat dalam sekelompoknya, lebih tunduk,
kurang bervariasi dari segi umur, dan lebih kaya dibandingkan
populasi rata-rata.
3. Individuasi dan kognitifikasi psikologi sosial tersebut menjadikan
psikologi sosial tidak lagi didorong atau mendapat informasi dari isu
sosial dan masalah sosial penting hari ini.
4. Sebagian besar penelitian psikologi sosial masih melibatkan
individu-individu yang bekerja dalam lingkungan akademis,
laboratorium yang terisolasi. Interaksi sosial, bagaimanapun, tidak
terjadi dalam sebuah laboratorium atau dalam pikiran seseorang.
5. Metode yang digunakan dalam sebagian besar penelitian psikologi
sosial melibatkan pengujian hipotesis dengan memanipulasi
serangkaian terbatas variabel bebas dan menilai pengaruhnya pada
serangkaian variabel tergantung.
Kemitraan Penelitian
Satu jalan untuk memperluas sumber data psikologi
sosial melampaui mahasiswa tingkat sarjana dalam
lingkungan laboratorium adalah membentuk
kemitraan penelitian dengan individu-individu yang
mewakili satu kelompok dan hidup dalam lingkungan
yang akan diteliti.
Kemitraan juga diperlukan diantara para ahli psikologi
sosial dari bangsa yang berbeda, untuk memastikan
terjadinya perkembangan struktur pengetahuan (body
of knowledge) yang mencerminkan tidak hanya
sekedar konteks kebudayaan dan politik Amerika.
Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif atau alamiah secara khusus
sangat tepat untuk menggambarkan dan memahami
perilaku sosial dalam lingkungan alamiahnya. Beberapa
metode kualitatif yang biasa digunakan melibatkan
penggunaan wawancara mendalam, wawancara terbuka,
pengamatan alamiah, studi kasus dan analisis dokumen.