Anda di halaman 1dari 71

PP No.

55 Tahun 2016
Ketentuan Umum dan
Tata Cara Pemungutan
PAJAK DAERAH
KELOMPOK II
kelas 4-01 / prodi d3 pajak alih program
ANDRIE ANUGRAH PUTRA (4) | ARVIN ARYANSYAH (5)
AZMAN MENDALE (6) | BHIMA CHANDRA BHUANA (7)

2
1

JENIS DAN PENGATURAN


BAB II - PP NOMOR 55 TAHUN 2016
Jenis pajak daerah
PAJAK DAERAH

PROVINSI KABUPATEN

OFFICIAL SELF OFFICIAL SELF


ASSESSMENT ASSESSMENT ASSESSMENT ASSESSMENT

(Pasal 2 dan 3 PP 55 Tahun 2016)


4
Pengaturan pajak
● Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah, paling sedikit
mengatur ketentuan mengenai:
a. nama, objek Pajak, dan subjek Pajak;
b. dasar pengenaan, tarif, dan cara penghitungan Pajak;
c. wilayah Pemungutan;
d. masa Pajak;
e. penetapan;
f. tata cara pembayaran dan penagihan;
g. kedaluwarsa;
h. sanksi administratif; dan
i. tanggal mulai berlakunya.
5
Pengaturan pajak
● Ketentuan tambahan:
a. pengurangan, keringanan, dan pembebasan atas
pokok Pajak dan/atau sanksinya;
b. pengajuan dan penyelesaian keberatan;
c. penghapusan piutang Pajak kedaluwarsa; dan/atau
d. pengurangan, keringanan, dan pembebasan Pajak
kepada kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara
asing (asas resiprokal).

(Pasal 4 PP 55 Tahun 2016)

6
2
PENDAFTARAN DAN
MASA PAJAK
BAB III - PP NOMOR 55 TAHUN 2016
Pendaftaran Pajak
Self Assessment Official Assessment
WP diwajibkan mendaftarkan WP wajib mendaftarkan objek
diri kepada Kepala Daerah Pajak kepada Kepala Daerah
untuk mendapatkan nomor menggunakan surat
pokok Wajib Pajak Daerah. pendaftaran objek pajak
Jika tidak, Kepala Daerah (selain PBB) atau SPOP (untuk
berwenang menerbitkan PBB).
NPWPD secara jabatan.
Pajak
(Pasal 5 PP 55 Tahun 2016)
Pusat???
8
“ Masa Pajak berlaku untuk jenis
Pajak yang dibayar sendiri
berdasarkan penghitungan
oleh Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(2) dan ayat (4).*
(Pasal 6 ayat (1) PP 55/2016)

*Pasal 6 ayat (2): “Kecuali BPHTB.”


9
PENETAPAN,
3
PEMBAYARAN,
PELAPORAN, DAN
KETETAPAN PAJAK
BAB IV- PP NOMOR 55 TAHUN 2016
Penetapan Pajak
Official Assessment
Kepala Daerah menetapkan pajak berdasarkan:
 surat pendaftaran objek pajak (selain PBB-P2) dan
menerbitkan SKPD.
 SPOP (untuk PBB-P2) dan menerbitkan SPPT, tetapi dapat
menerbitkan SKPD apabila:
 SPOP tidak disampaikan setelah batas waktu surat teguran.
 Berdasarkan hasil pemeriksaan atau data lain, pajak terutang
lebih besar daripada SPOP.

(Pasal 7 PP 55 Tahun 2016)


11
Pajak
Terutang =
Tarif x DPP*
*Ketentuan Lain:
 PBB Terutang = Tarif x (DPP – NJOPTKP)
 BPHTB = Tarif x (DPP – NPOPTKP)

12
Penetapan Pajak
Official Assessment
DPP:
1. PKB & BBNKB  NJKB  Nilai Perolehan Air Tanah dan
2. Pajak Air Permukaan  Nilai Air Permukaan ditetapkan
Perolehan Air Permukaan melalui Pergub berpedoman
3. Pajak Reklame  Nilai Sewa ketentuan menteri terkait.
4. Pajak Air Tanah  Nilai  Nilai Perolehan Air Tanah
Perolehan Air Tanah ditetapkan Perbup/walikota
5. PBB-P2  NJOP berpedoman Pergub.

(Pasal 8 PP 55 Tahun 2016)


13
Penetapan Pajak
Self Assessment
DPP:
1. Pajak BBM  Nilai BBM (w/o 4. Pajak mineral bukan logam
PPN) dan batuan/Sarang Burung
2. Pajak Rokok  Cukai Walet  Nilai Jualnya
3. Pajak Hotel/Restoran/ 5. PPJ  Nilai Jual Tenaga
Hiburan/Parkir  Jumlah Listrik
Pembayaran/ Yang 6. BPHTB  Nilai Perolehan
Seharusnya Dibayar/Diterima Objek Pajak

(Pasal 9 PP 55 Tahun 2016)


14
Surat Setoran
Pajak Daerah
(SSPD)
“Wajib Pajak membayar atau
menyetor Pajak yang terutang
dengan menggunakan SSPD.”

(Pasal 13 ayat (1) PP 55/2016)

15
Pembayaran dan
Pelaporan Pajak
Self Assessment Official Assessment
 WP Bayar: JT Pembayaran:
 Paling lambat 30 hari kerja  1 bulan sejak tanggal kirim
setelah saat terutang. SKPD
 WP Lapor SPTPD:  6 bulan sejak SPPT diterima
 Setelah berakhirnya masa
pajak.
 BPHTB, SSPD = SPTPD
(Pasal 13 & 14 PP 55 Tahun 2016)
16
Ketetapan Pajak
Untuk Pajak SKPDKB
Daerah dengan
sistem Self SKPDKBT
Assessment,
Kepala Daerah SKPDN
dapat
menerbitkan: SKPDLB

(Pasal 16 s.d. 18 PP 55 Tahun 2016)


17
Ketetapan Pajak
SKPDKB
● Diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 5 tahun sejak
saat pajak terutang dalam hal:
a. Berdasarkan pemeriksaan/data lain, pajak terutang
tidak/kurang dibayar  sanksi bunga 2% per bulan
(max 24 bln).
b. Setelah ditegur, tidak menyampaikan SPT s.d. JT
Surat Teguran  sanksi bunga 2% per bulan.
c. Kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi  sanksi
adm kenaikan 25% dari pokok + sanksi bunga 2% per
bulan. (Pokok ditetapkan secara jabatan)
18
Ketetapan Pajak
SKPDKBT
● Diterbitkan dalam hal ditemukan data baru dan/atau data
yang semula belum terungkap dan menyebabkan
penambahan Pajak yang terutang  sanksi adm kenaikan
100% dari kekurangan pajak tsb (kecuali WP melapor
sebelum pemeriksaan).
SKPDN
● Diterbitkan dalam hal jumlah Pajak yang terutang sama
besarnya dengan jumlah kredit Pajak atau Pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit Pajak.

19
Ketetapan Pajak
SKPDLB
● WP lebih bayar pajak  ajukan permohonan
pengembalian.
● Kepala daerah memberikan keputusan dalam waktu 12
bulan sejak diterimanya permohonan..  Lewat dari itu,
permohonan dianggap dikabulkan  SKPDLB diterbitkan
dalam 1 bulan.
● Pengembalian kelebihan pajak paling lambat 2 bulan sejak
SKPDLB terbit  Lewat dari itu WP dapat imbalan bunga
2% per bulan.

20
4
PENAGIHAN DAN
PENGHAPUSAN PIUTANG
BAB V- PP NOMOR 55 TAHUN 2016
Penagihan Pajak
Pasal 19 PP 55 Tahun 2016:

Kepala Daerah dapat menerbitkan STPD untuk jenis Pajak yang dipungut
berdasarkan penetapan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) dan ayat (3) dalam hal
a. Pajak terutang dalam SKPD atau SPPT yang tidak atau kurang dibayar
setelah jatuh tempo pembayaran;
b. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan
Banding yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran;
atau
c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.
*Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap bulan untuk paling lama 15
bulan sejak saat terutangnya Pajak.
22
Penagihan Pajak
Pasal 20 PP 55 Tahun 2016:

Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan STPD untuk jenis
Pajak yang dibayar sendiri berdasarkan penghitungan oleh Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan ayat (4) dalam hal:
a. Dari hasil Penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai
akibat salah tulis dan/atau salah hitung;
b. SKPDKB, SKPDKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar setelah
jatuh tempo pembayaran; atau
c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda
*Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap bulan untuk paling lama 15
bulan sejak saat terutangnya Pajak.
23
Penagihan Pajak
Pasal 21 PP 55 Tahun 2016:

Pajak yang terutang berdasarkan SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,


STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib
Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

*PPSP dilaksanakan berdasarkan peraturan Perundang-undangan


(UU No.19/2000 tentang PPSP)
24
Penagihan Pajak
Serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi
utang pajak dan biaya penagihan, dengan :

1. Menegur atau Memperingatkan


2. Melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus
3. Memberitahukan surat paksa
4. Mengusulkan pencegahan
5. Melaksanakan penyitaan
6. Melaksanakan penyanderaan
7. Menjual barang yang telah disita

25
Penagihan Pajak
Alur dan Jadwal Pelaksanaan Penagihan Pajak

26
27
Penagihan Pajak
Cakupan utang pajak

Pajak Pajak
Pusat Daerah
PBB
PPh
P2

PPN

PPnBM

PBB
P3

28
Penagihan Pajak
Dasar Penagihan Pajak
SK Pembetulan
STP
Penelitian, SK Keberatan
Upaya
Pemeriksaan SKPKB Hukum WP Putusan
Pajak
Banding
SKPKBT
PK

Yang menyebabkan jumlah pajak


yang masih harus dibayar bertambah

29
Penagihan Pajak
Dasar Penagihan Pajak Dasar Penagihan Pajak
● STP ● PPh
● SKPKB ● PPN
● SKPKB Tambahan ● PPnBM
● S Kep Pembetulan ● Bunga Penagihan
● S Kep Keberatan ● PBB (SPPT)
● Putusan Banding
● Putusan PK

30
Penagihan Pajak
Pejabat Penagihan Pajak (Juru Sita Pajak)

Pejabat ditunjuk oleh :

Pajak Pusat Pajak Daerah


(Menteri Keuangan) (Kepala Daerah)

Kepala KPP Kadin Pendapatan

31
Penagihan Pajak
Tugas Juru Sita

1. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan


Sekaligus.
2. Memberitahukan Surat Paksa
3. Melaksanakan penyitaan atas barang penanggung pajak
berdasarkan surat perintah melaksanakan penyitaan
4. Melaksanakan penyanderaan

32
Penagihan Pajak
Wewenang Juru Sita

1. Memasuki dan memeriksa ruangan termasuk lemari, laci, atau


tempat lain untuk menemukan objek sita.
2. Meminta bantuan kepada Kepolisian, kejaksaan, departemen
yang membidangi hukum dan perundang-undangan, pemda
setempat, BPN, Dirjen Perhubungan laut, PN, Bank, atau pihak lain
dalam rangka penagihan pajak.
3. Menjalankan tugasnya diwilayah kerja pejabat yang
mengangkatnya, kecuali ditetapkan lain dengan keputusan
menteri/kepala daerah

33
Penagihan Pajak
Tahapan dalam pelaksanaan penagihan pajak
Penagihan seketika dan
sekaligus Pelelangan

Surat Teguran Pencegahan

Surat Paksa Penyanderaan

Penyitaan

34
Penagihan Pajak
Penagihan seketika dan sekaligus
● Tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh JSP
kepada PP tanpa menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua
jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak

35
Penagihan Pajak
Surat Teguran
● Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang
sejenis diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak
melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh
tempo pembayaran

36
Penagihan Pajak
Surat Paksa
● PP tidak melunasi utang pajak s.d. tgl jatuh tempo & telah
diterbitkan ST/SP.
● Sudah dilaksanakan PSS
● PP tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan
persetujuan angsuran/penundaan pembayaran.

37
Penagihan Pajak
Surat Paksa
● Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan
kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau
Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis
● terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan
seketika dan sekaligus; atau
● Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan
angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

38
Penagihan Pajak
SP terhadap OP
● Penanggung pajak
● orang dewasa, apabila Penanggung Pajakyang
bersangkutan tidak dapat dijumpai
● salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang
mengurus harta peninggalannya
● para ahli waris

39
Penagihan Pajak
SP terhadap Badan
● Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung
jawab, pemilik modal
● pegawai tetap
● Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, Surat Paksa
diberitahukan kepada Kurator, Hakim Pengawas atau
Balai Harta Peninggalan, dan dalam hal Wajib Pajak
dinyatakan bubar atau dalam likuidasi

40
Penagihan Pajak
Penyitaan
● Dilakukan berdasarkan SPMP jika PP tidak melunasi utang
pajak setelah lewat 2x24 jam setelah SP diberitahukan.
● Dilaksanakan oleh JSP dengan 2 orang saksi
● Penyitaan tetap dilakukan meskipun PP tidak hadir dengan
catatan salah seorang saksi berasal dari Pemda, dan BAPS
ditandatangani oleh PP dan saksi-saksi.

41
Penagihan Pajak
Pelelangan/Lelang
a. Pengumuman lelang minimal 14 hari setelah pelaksanaan
penyitaan
b. Pelaksanaan lelang minimal 14 hari setelah pengumuman
lelang

42
Penagihan Pajak
Pencegahan
● Larangan bersifat sementara terhadap PP tertentu untuk
keluar wilayah NKRI berdasarkan alasan tertentu

Syarat kuantitatif = sekurang-kurangnya 100 juta


Syarat kualitatif = Diragukan iktikad baiknya

43
Penagihan Pajak
Penyanderaan
● Pengekangan sementara waktu kebebasan PP dengan
menempatkannya di tempat tertentu

44
Penagihan Pajak
PPSP
● Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dilakukan jika
penanggung pajak tidak melunasi piutang pajaknya sesuai
jatuh tempo ditentukan.

45
Penagihan Pajak
Proses PPSP (Pasal 5,6 UU No.19/2000 PPSP)
● Surat perintah penagihan seketika dan sekaligus
● Memberitahukan Surat Paksa
● Meaksanakan penyitaan atas barang penanggung pajak
berdasarkan surat perintah melaksanakan penyitaan
● Melaksanakan penyanderaan

46
Penghapusan Piutang Pajak
Apa saja yang dapat dihapuskan?
a. Surat Tagihan Pajak (STP);
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
d. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT);
e. Surat Ketetapan Pajak (SKP);
f. Surat Ketetapan Pajak Tambahan (SKPT);
g. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
h. Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang
menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar
bertambah.

47
Penghapusan Piutang Pajak
PP 55/2016

Piutang Pajak Dihapuskan jika tidak dapat atau tidak mungkin


ditagih lagi karena
1. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa.
(tertangguh apabila diterbitkan Surat Teguran/Surat
Paksa/ada pengakuan baik secara langsung atau tidak
langsung dari WP)
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan piutang
Pajak diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.

48
Penghapusan Piutang Pajak
PMK 68/2012 WP OP

1. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak


mempunyai harta warisan atau kekayaan;
2. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan;
3. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
4. Dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah
dilakukan penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang perpajakan; atau
5. Hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan
karena kondisi tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan
dan/atau berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan
49
Penghapusan Piutang Pajak
PMK 68/2012 WP Badan

1. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajak


tidak dapat ditemukan;
2. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
3. Dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan
telah dilakukan penelusuran secara optimal sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan; atau
4. Hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat
dilaksanakan karena kondisi tertentu sehubungan dengan adanya
perubahan kebijakan dan/atau berdasarkan pertimbangan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
50
Penghapusan Piutang Pajak

51
5

PENYIDIKAN
BAB V- PP NOMOR 55 TAHUN 2016
Penyidikan Pajak
 Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu akan
dapat menunjukkan adanya tindak pidana di bidang perpajakan
yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
 Penyidik pajak adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang
khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan, sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang hukum acara pidana yang berlaku.

53
Penyidikan Pajak
 Penyidikan merupakan proses kelanjutan dari hasil pemeriksaan
yang mengindikasikan adanya bukti permulaan tindak pidana
perpajakan.
 Bukti permulaan adalah keadaan dan/atau bukti-bukti berupa
keterangan, tulisan, perbuatan, atau benda-benda yang dapat
memberi petunjuk bahwa suatu tindak pidana sedang atau telah
terjadi yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang dapat menimbulkan
kerugian pada negara.

54
Penyidikan Pajak
 Tugas penyidik adalah mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang
perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya

55
Penyidikan Pajak
menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang


pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpaj akan;

memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen dokumen


lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan; 56
Penyidikan Pajak
melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta
melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas


penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;

menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan


ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung
dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
57
Penyidikan Pajak
memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan;

memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa


sebagai tersangka atau saksi;

menghentikan penyidikan;

melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan


tindak pidana di bidang perpajakan menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan
58
6
KEBERATAN, BANDING,
DAN PENGURANGAN
BAB VI- PP NOMOR 55 TAHUN 2016
Keberatan & Banding
Pajak Pusat: Pajak Daerah:
 UU NO 16 Tahun 2009  UU 28 Tahun 2009
 PMK 09/PMK.03/2013  PP NO 55 Tahun 2016
 SE 11/PJ/2014  Diajukan kepada Kepala
 Diajukan kepada KPP Daerah atau pejabat yang di
terdafatar tunjuk

 Diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak


tanggal surat atau tanggal pemotongan atau Pemungutan.
 Dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak

60
Pengurangan/Pembatalan/Pembetulan/
Penghapusan Sanksi & Pokok Pajak
Pajak Pusat: Pajak Daerah:
 UU KUP NO 16 Tahun 2009  UU 28 Tahun 2009
pasal 16, pasal 36  PP NO 55 Tahun 2016
 PMK 8/PMK.03/2013  Diatur dalam masing –
 paling lama 6 bulan sejak masing perda.
permohonan diterima, harus
memberi keputusan atas
permohonan Wajib Pajak

 Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, dapat


membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak

61
7
PEMBUKUAN DAN
PEMERIKSAAN
BAB VII- PP NOMOR 55 TAHUN 2016
Pembukuan
Pajak Pusat: Pajak Daerah Pasal 27:
 Wajib Pajak orang pribadi yang  WP yang melakukan usaha
melakukan kegiatan usaha atau dengan omzet paling sedikit
pekerjaan bebas dan Wajib 300 Juta wajib pembukuan
Pajak badan di Indonesia wajib
 Minimal memuat data
menyelenggarakan pembukuan
 Pembukuan sekurang- penjuaan beserta bukti
kurangnya terdiri atas catatan pendukungnya agar dapat
mengenai harta, kewajiban, dihitung besar pajak
modal, penghasilan dan biaya, terutang
serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang.
Pemeriksaan (KUPD)
Pemeriksaan (KUPD)
Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan antara lain dalam ha:
1. Wajib pajak mengajukan keberatan
2. Pencocokan data dan/atau alat keterangan; atau
3. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak

65
Pemeriksaan (KUP)
8

KETENTUAN PIDANA
BAB VII- PP NOMOR 55 TAHUN 2016
Ketentuan Pidana
Pidana di bidang perpajakan daerah dapat berupa:
a. WP yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD
atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau
melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga
merugikan keuangan daerah
b. WP yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau
mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau
melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga
merugikan keuangan daerah
Ketentuan Pidana
Pidana yang diterapkan untuk Pejabat atau Tenaga Ahli
berupa:
1. Karena kealpaannya, dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp 4.000.000
2. Karena dengan sengaja tidak memenuhi kewajibanya atau
seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban
pejabat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2
(dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.

70
Terima kasih!
Pertanyaan?
Best Regards,
Kelompok II PDRD – Kelas 401 Pajak AP
71

Anda mungkin juga menyukai