• Meliputi : Hazard Identification ( identifikasi bahaya) Risk Assesment ( penilaian resiko) Risk Control ( pengendalian resiko) Hazard Identification • (Process of recognizing that a hazard exists and defining its characteristics ). Proses mengenali bahaya dan menentukan karakteristiknya. Steps in hazard identification and risk analysis 1. Identifikasi jenis bahaya yang mungkin ada dan berpotensi membahayakan / menimbulkan kerugian, jenis bahaya : > physical hazard ( pencahayaan) > chemical hazard > biological hazard > ergonomy hazard > phychological hazard 2. Menentukan tingkat kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat membahayakan. Ada 3 hal yang jadi pertimbangan : Activities frequency (frekuensi kegiatan ) meliputi : rutin jarang sangat jarang Incident frequency ( frekuensi kejadian ) meliputi : - mungkin terjadi (1 bln yg lalu- 1 thn yg lalu) - jarang terjadi (lebih 1 thn – 2 thn) - tidak mungkin terjadi (tidak terjadi 5 thn terakhir) 3. Human behavior (perilaku manusia) meliputi : - tidak cukup terampil (tidak terlatih) - cukup terampil (terlatih tp tidak cukup memahami) - terampil ( terlatih dan memahami) Risk Assessment (penilaian resiko) • Resiko (risk) adalah the likelihood of an occurrence of a hazardous event or exposure (s). Kemungkinan kejadian suatu bahaya / paparan yang timbul. • Risk assessment merupakan proses evaluasi resiko yang ditimbulkan oleh bahaya, memastikan kecukupan pengendalian yang ada dan menetapkan apakah resiko dapat diterima / tidak. Risk control (pengendalian resiko) 1. Pemusnahan (elimination). eliminate hazard with different or other way when doing task ( menghilangkan bahaya dengan cara mengerjakan pekerjaan dengan cara lain/cara berbeda. 2. Substitution (substitusi) reduse risk from its source or using safer alternatives. Menurunkan resiko dari sumber nya atau menggunakan alternatif yang lebih aman. 3. Engineering control (rekayasa desain/teknik) tindakan kontrol sebagai tindakan pencegahan secara kolektif melalui rekayasa teknik. Termasuk : a. isolation/separation (pengisolasian/pemi- sahan). b. Install ventilation ( pemasangan ventilasi ) c. Safety guard ( pemberian alat pengaman) 4. Administrative control (pengendalian administrasi). tindakan berkaitan dengan : > pembatasan waktu kerja (limited time work) > jumlah paparan (exposure limitation) > pemberian pelatihan (training) Rotasi kerja ( job rotation ) Papan informasi (information board) Pemasangan label (labelling) Prosedur kerja& intruksi kerja (work procedure and work instruction) Pengawasan (monitoring) 5. Individual protection. Tujuan untuk mengurangi potensi terjadinya kerugian pada karyawan secara perorangan. seperti APD (mata) eye protection. Dilanjut evaluasi -> tingkat resiko untuk memastikan bahwa resiko turun ke tingkat yang dapat diterima / rendah. Dalam pencahayaan , faktor yang menentukan : Ukuran obyek Derajat kontras Lumenansi Lamanya melihat Mencegah kelelahan : Perbaikan kontras Meninggikan penerangan Rotasi pekerjaan Pencahayaan sangat berperan dalam produktivitas lingkungan kerja. Keluhan sering disebut dengan sick building syndrome. Pada peraturan menteri perburuhan No. 7/1964 mengatur pengertian penerangan dari sinar matahari dan penerangan tambahan. System penerangan di ruangan : 1. System pencahayaan langsung , dimana 100% menerangi benda secara langsung sehingga timbul efek kesilauan dan pantulan cahaya. Solusi langit-langit , dinding dan benda dibuat warna yang cerah. 2. Pencahayaan semi langsung (semi direct lighting). Menerangi 60 – 90 % ke benda 3. Pencahayaan difus (general diffuse lighting) Menerangi 40 – 60 % ke benda sehingga juga menimbulkan bayangan dan kesilauan. 4. Semi tidak langsung (semi indirect lighting). Menerangi 60 – 90 % ke langit-langit dan dinding sehingga bayangan tidak ada dan kesilauan dikurangi. 5. Tidak langsung (indirect lighting) 90 – 100 % ke langit-langit dan dinding sehingga tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan. • Pada indirect lighting menimbulkan kerugian yaitu mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. • Menghindari masalah pencahayaan : Desain tempat kerja Identifikasi dan penilaian problem dan kesulitan penerangan Penggunaan pencahayaan alami siang hari. Pencahayaan memenuhi syarat kesehatan : Pencahayaan alami dan buatann tidak menimbulkan kesilauan dan intensitas sesuai. Kontras sesuai kebutuhan (menghindari silau dan bayangan) Ruang kerja dengan alat berputar sebaiknya memakai lampu neon. Penempatan bola lampu. Bila bola lampu tidak berfungsi segera diganti.