Anda di halaman 1dari 20

Eva Sundari

Jurusan Teknik Sipil-UPN


Telp. +62-83831305510
dheva_crown@yahoo.co.id

1
MATERI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

M.1 Manajemen Rekayasa


M.2 Manajemen Proyek Konstruksi
M.3 Organisasi Proyek Konstruksi
M.4 Unsur – unsur Pembangunan
M.5 Pelelangan
M.6 Evaluasi Penawaran
M.7 Kontrak Konstruksi
M.8 Rencana Anggaran Biaya
M.9 Rencana Kerja dan Rencana Lapangan
M.10 Komunikasi
M.11 Motivasi
M.12 Kepemimpinan
M.13 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
M.14 Produktivitas
M.15 Arrow Diagram Method
M.16 Precedence Diagram Method

2
KONTRAK KULIAH
• Kehadiran 15%
• Tugas 20%
• Quis 15%
• ETS 25%
• EAS 25%

3
Manajemen Rekayasa

Eva Sundari, ST.,MT

4
Referensi
• PMI, (2008), A guide to project management
Guideody body of knowledge (PMBOK® Guide)
Fourth edition, Project Management Institute, Inc.

• Wulfram I. Ervianto

5
6
Proyek konstruksi memiliki karakteristik yang
berbeda dengan dunia industri (manufaktur).
Ciri khusus dari proyek adalah sifatnya yang unik
dan tunggal, sehingga membutuhkan suatu
rancangan dan program pembangunan tersendiri.

7
Karakteristik dari proyek adalah munculnya
suatu teknik dan manajemen yang fleksible
sehingga dapat dengan mudah diaplikasikan
dalam berbagai jenis proyek.
Teknik manajemen harus disesuaikan
dengan kondisi dan situasi masing – masing
proyek.

8
Proyek sipil dalam pembangunannya bersifat dinamis,
dimana sumber daya yang dibutuhkan selalu berubah baik
jenis maupun jumlahnya.
Awal proyek, kebutuhan sumber daya relatif kecil jika
dibandingkan dengan tahap ditengah masa pelaksanaan.
Di akhir proyek kebutuhan sumber daya berangsur –
angsur menurun hingga pada akhirnya tidak lagi
dibutuhkan.
Kondisi ini berbeda dengan industri lainnya dimana jumlah
dan jenis sumber daya yang dibutuhkan konstan setiap
waktu Manajemen Kaku

9
TUJUAN MANAJEMEN REKAYASA

Tujuan manajemen rekayasa pada umumnya


adalah tercapainya suatu sasaran tunggal dan
sasaran penting lainnya, yang biasanya disebut
sebagai sasaran sekunder. Sasaran sekunder
tersebut lebih banyak bersifat sebagai kendala
(konstrain).
Kendala – kendala dalam proyek sipil biasanya
berhubungan dengan persyaratan kinerja, waktu
penyelesaian, batasan biaya, kualitas pekerjaan
dan keselamatan kerja.
10
Pelaksanaan proyek konstruksi berorientasi pada penyelesaian proyek
sedemikian rupa sehingga jumlah sumber daya yang digunakan dalam
pelaksanaan proyek berada pada posisi minimum. Aspek penting ini
dapat dicapai melalui penggunaan teknik manajemen yang baik yang
mencakup :
• Membentuk suatu manajemen yang baik
• Memotivasi orang – orang yang terlibat dalam proyek sesuai dengan
batasan kemampuannya.
• Membentuk semangat kerja kelompok dalam organisasi
• Menyediakan fasilitas yang memungkinkan bagi orang – orang yang
terlibat dalam proyek demi meningkatkan kemampuan.

11
FUNGSI MANAJEMEN REKAYASA
Ada delapan fungsi dasar manajemen yang dikelompokkan menjadi 3
kelompok :
Kegiatan Perencanaan :
 Penetapan Tujuan
 Perencanaan
 Pengorganisasian
Kegiatan Pelaksanaan :
 Pengisian staf
 Pengarahan
Kegiatan Pengendalian :
 Pengawasan
 Pengendalian
 Koordinasi

12
PENETAPAN TUJUAN

Tahap awal yang harus ditentukan adalah menetapkan tujuan utama yang
akan dicapai. Dalam menetapkan tujuan, harus diingat beberapa hal :
1. Tujuan yang ditetapkan harus realistis, artinya bahwa tujuan tersebut
memungkinkan untuk dicapai.
2. Tujuan yang ditetapkan harus spesifik, artinya tujuan tersebut memiliki
kejelasan mengenai apa yang ingin dicapai.
3. Tujuan yang ditetapkan harus terukur, artinya tujuan tersebut memiliki
ukuran keberhasilan.
4. Tujuan yang ditetapkan terbatas waktu, artinya tujuan mempunyai durasi
waktu.

13
PERENCANAAN

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan datang


untuk mencapai suatu tujuan.

Bentuk dari perencanaan dapat berupa perencanaan prosedur, perencanaan


metode kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran
biaya, perencanaan program rencana kegiatan beserta jadwal.

Proses perencanaan dalam proyek konstruksi mempertimbangkan :


Jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dalam suatu proyek
konstruksi.

14
PENGORGANISASIAN

Bertujuan untuk mengatur dan mengelompokan kegiatan proyek konstruksi


agar hasil yang diperoleh sesuai harapan.

Ketidaktepatan dalam mengatur dan mengelompokan kegiatan proyek dapat


berakita langsung terhadap tujuan proyek.

Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan dengan menyusun jenis kegiatan


dari yang besar hingga yang terkecil, kemudian dilanjutkan dengan
menetapkan pihak yang bertangung jawab terhadap pelaksanaan proyek
tersebut.

15
PENGISIAN STAF

Tahapan ini merupakan awal dari perencanaan personel yang akan ditunjuk
sebagai pengelola pelaksanaan proyek.

Kesuksesan proyek juga ditentukan oleh ketepatan dalam memposisikan


seseorang sesuai keahliannya, namun tetap memperhatikan juga ketepatan
waktu dari personel untuk menduduki jabatan sesuai keahliannya.

Sehingga definisi dari pengisian staf adalah pengerahan, penempatan ,


pelatihan, pengembangan tenaga kerja dengan tujuan menghasilkan kondisi
tepat personel (right people), tepat posisi (right position) dan tepat waktu (right
time).

16
PENGARAHAN

Bila penempatan staf telah dilakukan dengan tepat maka tim tersebut harus
mendapatkan penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan paparan waktu untuk
memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Tahap pengarahan dapat didefinisikan sebagai kegiatan mobilisasi sumber


daya yang dimiliki agar dapat bergerak sebagai kesatuan sesuai rencana yang
telah dibuat. Termasuk didalamnya memberikan motivasi dan melaksanakan
koordinasi terhadap seluruh staf.

17
PENGAWASAN

Proses ini berlangsung secara kontinu dari waktu ke waktu untuk mendapatkan
keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Pengawas proyek bisa dari pihak owner maupun pelaksana konstruksi.


Pengawasan dari pihak owner ditujukan agar memperoleh keyakinan bahwa
apa yang akan diterima sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan
pengawasan dari pihak pelaksana bertujuan agar konsktrusi yang dihasilkan
sesuai dengan permintaan owner.

18
PENGENDALIAN

Suatu proses penetapan atas apa yang telah dicapai, evalusi kinerja dan
langkah perbaikan bila diperlukan.

Pemantauan kegiatan yang telah terjadi dilapangan harus dilakukan dari waktu
ke waktu dan selanjutnya dilakukan perbandingan antara apa yang
seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi.

19
KOORDINASI

Koordinasi dilakukan setiap periode waktu tertentu, umumnya satu minggu


sekali. Bisa dilakukan secara internal maupun eksternal

Koordinasi eksternal (kontraktor, konsultan dan owner) sangat penting karena


kelancaran pelaksanaan kegiatan sangat tergantung pada owner, terutama
dalam pengambilan keputusan yang bersifat mendesak.

20

Anda mungkin juga menyukai