Dokter Pembimbing :
dr. Lucky H. Sp.KK
Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan
muncul bercak putih pada kulit pada ruas jari
tangan dan bahu ± sejak 2 tahun yang lalu.
Awalnya bercak hanya sedikit akan tetapi
makin lama makin meluas. Keluhan gatal (-),
panas (-) dan nyeri (-). Pasien belum pernah
berobat sebelumnya.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan makula
hiperpigmentasi berbatas tegas pada jari
tangan dan permukaan dada, skuama (-)
Keluhan utama : bercak putih
RPS : Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan
muncul bercak putih pada kulit ± sejak 2 tahun yang
lalu. Awalnya bercak hanya sedikit akan tetapi makin
lama makin meluas. Keluhan gatal (-), panas (-) dan
nyeri (-). Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
RPD : Pasien belum pernah mengalami keluhan
serupa sebelumnya. Rw. Alergi (-), DM (-), HT (-)
RPK : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan serupa.
KU : baik, komposmentis
Tinea Versikolor
Lesi berupa bercak hipopigmentasi dengan skuama pada permukaanya. Lesi biasanya
terdapat pada punggung atas dan dada yang dapat meluas ke leher dan lengan. Dengan
pemeriksaan potassium hydroxide (KOH) menunjukan adanya hypa dan spora.
Pityriasis Alba
Lesi berupa bercak hipopigmentasi dan dijumpai adanya skuama. Lesi biasanya terdapat
pada pipi, lengan dan paha bagian atas. Biasanya terdapat pada penderita dermatitis
atopik. Pada pemeriksaan histopatologi tidak ditemukan melanin di stratum basal dan
terdapat hiperkeratosis dan parakeratosis. Kelainan ini dapat dibedakan dari vitiligo
dengan adanya batas yang tidak tegas dan lesi yang tidak amelanotik serta pemeriksaan
menggunakan lampu wood.
Nevus Depigmentosus
Merupakan bercak hipopigmentasi yang besar, dijumpai pada semua
umur, tidak mengalami depigmentasi dan biasanya tidak berkembang.
Pada pemeriksaan histologi dijumpai melanosit dan melanin tetapi
dengan jumlah sel dan pigmen yang berkurang dibandingkan pada kulit
yang normal
Morbus Hansen
Makula hipopigmentasi yang terdapat pada penderita Morbus Hansen
mempunyai ciri-ciri khas yaitu makula anestesi, alopesia, anhidrosis dan
atrofi. Lesi dapat satu atau banyak, berbatas tegas dengan ukuran
bervariasi. Terdapat penebalan saraf perifer. Kelainan ini terjadi karena
menurunnya aktivitas melanosit. Pada pemeriksaan histopatologi jumlah
melanosit dapat normal atau menurun. Terdapat melanosit dengan
vakuolisasi dan mengalami atrofi serta menurunnya jumlah melanosom.
Piebaldism
Merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara dominan autosomal. yang timbul sejak lahir
atau segera setelah lahir, dimana tidak dijumpainya melanosit pada kulit dan rambut. Lokasi lesi
selalu pada permukaan tubuh bagian ventral dan rambut bagian depan sering berwarna putih,
kemudian bercak depigmentasi dapat meluas hingga ke dahi. Perkembangan lesi depigmentasi
biasanya stabil. Riwayat keluarga selalu dijumpai pada penyakit ini
Albinism
Merupakan kelainan genetik yang sering terdeteksi pada saat lahir. Dijumpai adanya melanosit tetapi
mengalami mutasi atau tidak mampu mensintesis melanin. Dapat mengenai seluruh permukaan
kulit, rambut maupun mata. Penderita akan menderita kelainan pada mata seperti nystagmus,
strabismus dan berkurangnya ketajaman penglihatan.
Lupus Erythematosus
Pada tipe sistemik maupun cutaneous, dapat dijumpai bercak depigmentasi dengan pinggir
hiperpigmentasi. Kadang-kadang dijumpai plak berwarna merah dan bersisik. Penderita mempunyai
riwayat penyakit yaitu terdapat lesi inflamasi yang dicetuskan oleh sinar matahari. Lokasi sering pada
daerah yang terpapar sinar matahari seperti wajah, kulit kepala dan lengan. Pemeriksaan biopsi dan
antinuclear antibodi (ANA) dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa.
VITILIGO
Sol. Bergamot 12,5%
(sebagai fotosensitizer, digunakan 5 menit sebelum lesi dijemur matahari)
Glisodin
(antioksidan berfungsi untuk menangkal radikal bebas)
1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada
kasus ini?
2. Apakah vitilgo bisa diobati? Bagaimana
penatalaksanaannya?
3. Bagaimana prognosis kasus vitiligo?
Kelainan warna kulit akibat berkurang atau
bertambahnya pembentukan melanosit pada
kulit
Hipermelanosis (melanoderma)
Hipomelanosis (leukoderma)
Vitiligo is a condition which
affects the skin’s
pigmentation and results in
loss of the normal skin color.
It affects people of all races
and approximately one third
of patients with vitiligo have
family members with the
same condition.
Although depigmentation
can begin in childhood the
average age of onset is 20
years.
“vitiligo” “vitium” atau “vitellum“ : artinya
cacat
Vitiligo adalah suatu hipomelanosis yang
didapat bersifat progresif, seringkali familial
Vitiligo merupakan kelainan depigmentasi
yang didapat disebabkan tidak adanya
melanosit pada epidermis, membran mukosa,
mata maupun bulbus dari rambut
Karakteristik lesi berupa makula ataupun
bercak depigmentasi yang berbatas tegas
dan biasanya asimptomatik. Kelainan ini
cenderung progresif dan jarang mengalami
regresi spontan.
Pada vitiligo, penyebab hilangnya melanosit
pada epidermis belum diketahui dengan
pasti
Diduga merupakan penyakit herediter yang
diturunkan secara autosomal dominan.
1. Autoimmune hipotesis
Merupakan teori yang banyak diterima, dimana immune
sistem tubuh akan menghancurkan melanosit. Pada vitiligo
dapat dijumpai autoantibodi terhadap antigen sistem
melanogenik yang disebut autoantibodi anti melanosit, yang
bersifat toksik terhadap melanosit dan menghambat
pembentukan melanin.
2. Neurogenik hipotesis
Beberapa bahan yang lepas dari ujung syaraf perifer pada kulit
seperti Neuropeptide-Y, merupakan bahan toksik terhadap
melanosit dan dapat menghambat proses melanogenesis.
Kemungkinan Neuropeptide-Y memegang peranan dalam
patogenesis vitiligo melalui mekanisme neuroimmunity atau
neuronal terhadap melanosit.
3. Self- destruct teori oleh Lerner
Mekanisme pertahanan yang tidak sempurna pada sintesis melanin di
dalam melanosit, menyebabkan menumpuknya bahan toksik (campuran
phenolik) yang menghancurkan melanosit. Hipotesis ini berdasarkan
pengaruh bahan toksik yang dihasilkan oleh campuran kimia (phenol)
terhadap fungsi melanosit.
4. Autocytotoxic hipotesis
Berdasarkan observasi, sewaktu terjadinya sintesis melanin, terbentuk
bahan kimia yang bersifat cytotoxic terhadap citoplasma dari sel sehingga
menyebabkan timbulnya kerusakan struktur yang penting seperti
mitochondria.
5. Genetik hipotesis
Vitiligo diperkirakan dapat diturunkan secara khromosom autosomal.
Cacat genetik ini menyebabkan dijumpainya melanosit yang abnormal dan
mudah mengalami trauma, sehingga menghalangi pertumbuhan dan
diferensiasi dari melanosit.
1. Tipe lokalisata
Fokal : terdapat satu atau beberapa makula depigmentasi pada beberapa lokasi
yang tersebar.
Segmental : terdapat satu atau beberapa makula depigmentasi yang
lokalisasinya unilateral pada satu areal tubuh. Sering dijumpai pada anak-anak.
Mukosal : makula depigmentasi hanya terdapat pada membran mukosa.
2. Tipe generalisata
Merupakan tipe yang sering dijumpai, berupa makula depigmentasi yang
distribusinya tersebar luas pada seluruh permukaan kulit. Pola yang sering
dijumpai yaitu bilateral dan simetris.
Acrofacial : makula depigmentasi yang terdapat pada distal ekstremitas dan
wajah.
Vulgaris : makula depigmentasi yang menyebar.
Campuran : acrofacial dan vulgaris atau segmental dan acrofasial dan atau
vulgaris.