Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXPLICIT

INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PEMROGRAMAN WEB KELAS X JURUSAN
REKAYASA PERANGKAT LUNAK (RPL) DI SMKN
7 SAMARINDA

DEWI ANGGRAINI
1405045110
LATAR IDENTIFIKASI BATASAN RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
BELAKANG MASALAH MASALAH MASALAH PENELITIAN PENELITIAN
BAB I

BAB II BAB I
PENDAHULUAN

BAB III
LATAR IDENTIFIKASI BATASAN RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
BELAKANG MASALAH MASALAH MASALAH PENELITIAN PENELITIAN
BAB I

BAB II Rendahnya pemahaman siswa terhadap mata


pelajaran Pemrograman Web menghambat
keterampilan dalam menguasai bahasa
pemrograman, sehingga tingkat pencapaian hasil
belajar masih di bawah KKM

BAB III
LATAR IDENTIFIKASI BATASAN RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
BELAKANG MASALAH MASALAH MASALAH PENELITIAN PENELITIAN
BAB I

BAB II

1. KEMAMPUAN SISWA UNTUK MENANGKAP PELAJARAN


YANG BERBEDA-BEDA
2. KURANGNYA KETERTARIKAN SISWA DALAM
MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN

BAB III
LATAR IDENTIFIKASI BATASAN RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
BELAKANG MASALAH MASALAH MASALAH PENELITIAN PENELITIAN
BAB I

1. Penelitian dilakukan terhadap 30 siswa kelas X jurusan Rekayasa


Perangkat Lunak (RPL) SMK Negeri 7 Samarinda pada mata
BAB II
pelajaran Pemrograman Web menggunakan metode pembelajaran
Explicit Instruction.
2. Pengambilan data hanya dilakukan dalam pembelajaran
Pemrograman Web pada materi elemen-elemen dasar HTML dan
tabel HTML.
3. Data hasil penelitian adalah hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pemrograman Web meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
BAB III
LATAR IDENTIFIKASI BATASAN RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
BELAKANG MASALAH MASALAH MASALAH PENELITIAN PENELITIAN
BAB I

1. Apakah penerapan metode pembelajaran Explicit


Instruction dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal
BAB II
(KKM) pada mata pelajaran pemrograman web kelas X
RPL SMK N 7 Samarinda?

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa kelas X RPL


SMK N 7 Samarinda pada mata pelajaran pemrograman
web setelah diterapkan metode pembelajaran Explicit
Instruction?
BAB III
LATAR IDENTIFIKASI BATASAN RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
BELAKANG MASALAH MASALAH MASALAH PENELITIAN PENELITIAN
BAB I

1. Mengetahui penerapan metode pembelajaran Explicit


BAB II
Instruction dalam memenuhi KKM siswa kelas X RPL
SMK N 7 Samarinda pada mata pelajaran pemrograman
web.
2. Mengetahui seberapa besar peningkatan pembelajaran
dengan penerapan metode Explicit Instruction terhadap
hasil belajar siswa kelas X RPL SMK N 7 Samarinda
dalam mata pelajaran pemrograman web.
BAB III
LATAR IDENTIFIKASI BATASAN RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
BELAKANG MASALAH MASALAH MASALAH PENELITIAN PENELITIAN
BAB I

Penelitian ini diharapkan memperkaya


khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya pada aspek pembelajaran
pemrograman web dengan
menggunakan metode pembelajaran
Manfaat
Manfaat Explicit Instruction.
BAB II Keilmuan
Keilmuan

Manfaat
Prakis

BAB III 1. Untuk Guru


2. Untuk Siswa
3. Untuk Peneliti
4. Untuk Sekolah
PENELITIAN
KAJIAN KERANGKA
YANG HIPOTESIS
RELEVAN TEORI BERPIKIR
BAB I

BAB II
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

BAB III
PENELITIAN
KAJIAN KERANGKA
YANG HIPOTESIS
RELEVAN TEORI BERPIKIR
BAB I

1. Pada tahun 2010 Lingli & Utomo melakukan penelitian yang


berjudul “The Effects of Explicit and Implicit Instruction in English
Refusals”. Hasil dari penelitian yang didapat adalah model Explicit
BAB II Instruction lebih baik dibandingkan Implicit Instruction dilihat dari
penerimaan informasi pemilihan strategi dan level formalitas bagi
siswa.

2. Pada tahun 2013, Khaiyali melakukan penelitian yang berjudul


“ESL Elementary Teachers’ Use of Children’s Picture Books to
Initiate Explicit Instruction of Reading Comprehension Strategies”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman menggunakan
BAB III starategi explicit instruction lebih tinggi dari pembelajaran lain dan
praktek noninstructional
PENELITIAN
KAJIAN KERANGKA
YANG HIPOTESIS
RELEVAN TEORI BERPIKIR
BAB I

BAB II
Web merupakan bentuk implementasi dari bahasa pemrograman
web (Web Programming). Sejarah perkembangan bahasa
pemrograman web diawali dengan munculnya HTML (HyperText
Markup Language), yang kemudian dikembangkan dengan
munculnya CSS (Cascading Style Sheet) yang betujuan untuk
memperindah tampilan website dengan perintah-perintah atau kode
bahasa pemrograman CSS.
BAB III
PENELITIAN
KAJIAN KERANGKA
YANG HIPOTESIS
RELEVAN TEORI BERPIKIR
BAB I

BAB II
Explicit Instruction merupakan pembelajaran langsung yang khusus
dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat
diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah (Rosenshine &
Stevens, 1986: 3).

BAB III
PENELITIAN
KAJIAN KERANGKA
YANG HIPOTESIS
RELEVAN TEORI BERPIKIR
BAB I

BAB II

BAB III
PENELITIAN
KAJIAN KERANGKA
YANG HIPOTESIS
RELEVAN TEORI BERPIKIR
BAB I

BAB II
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran
Pemrograman Web kelas X Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak
(RPL) di SMK N 7 Samarinda akan meningkat jika pembelajaran
pemrograman web menggunakan metode Explicit Instructions

BAB III
METODE
METODE
RANCANGAN TEMPAT PROSEDUR
DESAIN PROSEDUR
INSTRUMEN ANALISIS
PENGUMPUL
PENGUMPULAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN DATA
ANDATA
DATA
BAB I

BAB II
BAB III
METODE PENELITIAN

BAB III
RANCANGAN METODE
TEMPAT PROSEDUR INSTRUMEN ANALISIS
PENGUMPULAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN DATA DATA

BAB I

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode penelitian tidakan kelas (PTK).
BAB II
Penelitian tidakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pemrograman
web dan perbaikan praktik pembelajaran. Melalui penelitian
tindakan kelas ini diharapkan ada perubahan cara
mengajar guru dan perilku siswa di kelas, serta adanya
solusi dari setiap permasalahan di dalam proses
pembelajaran.
BAB III
RANCANGAN METODE
TEMPAT PROSEDUR INSTRUMEN ANALISIS
PENGUMPULAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN DATA DATA

BAB I

BAB II
Penelitian ini dilaksanakan SMK Negeri Samarinda. Subjek
penelitiannya adalah siswa X RPL SMK N 7 Samarinda
yang berjumlah 30 siswa.

BAB III
RANCANGAN METODE
TEMPAT PROSEDUR INSTRUMEN ANALISIS
PENGUMPULAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN DATA DATA

BAB I

BAB II

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menerapkan


dua siklus. Peneliti melewati 4 tahapan, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi

BAB III
RANCANGAN METODE
TEMPAT PROSEDUR INSTRUMEN ANALISIS
PENGUMPULAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN DATA DATA

BAB I

BAB II

Instrumen Utama: Peneliti sendiri


Instrumen Pelengkap: lembar observasi, catatan lapangan dan
lembar tes

BAB III
RANCANGAN METODE
TEMPAT PROSEDUR INSTRUMEN ANALISIS
PENGUMPULAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN DATA DATA

BAB I

Data Kuantitatif diperoleh dari : angket dan tes. Data kuantitatif

BAB II diperoleh melalui langkah-langkah berikut.


1. Pertama, tes dilakukan sebanyak tiga kali. Tes pertama
dilakukan di awal pertemuan atau sebelum dilakukan siklus
pertama, tes kedua dilakukan untuk mengetahui
kemampuan terhadap kompetensi yang telah ditentukan.

2. Kedua, lembar observasi bertujuan untuk mengukur hasil


belajar siswa pada ranah psikomotor dan afektiff selama
BAB III proses pembelajaran berlangsung
RANCANGAN METODE
TEMPAT PROSEDUR INSTRUMEN ANALISIS
PENGUMPULAN
PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN DATA DATA

BAB I

1. Merekapitulasi nilai tes sebelum dilakukan tindakan


BAB II dan nilai tes diakhir siklus I dan siklus II.
2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar
pada siklus I dan siklus II yang berfungsi untuk
menghitung adanya peningkatan hasil belajar
3. Menganalisis ketuntasan hasil belajar siswa
menggunakan rumus persentase ketuntasan
klasikal.
BAB III

Anda mungkin juga menyukai