Anda di halaman 1dari 21

Pain Management

M. FAJAR SETIA BUDI

PEMBIMBING : dr. Ahmad Marwan, Sp.An,M.Kes

BAGIAN ANESTESIOLOGI & REANIMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2015
DEFINISI
International Association for the Study of Pain
“Pengalaman sensoris dan emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang sebenarnya atau potensial
kerusakan jaringan atau digambarkan berkaitan
dengan kerusakan yang sesungguhnya”.
Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan tempatnya:

Peripheal pain

DEEP
PAIN
REFER-
(somatic RED
and PAIN
visceral
pain)

CENTRAL PAIN
Nyeri berdasarkan
patofisiologinya
1. Nyeri nosiseptik : nyeri yang berasal dari
aktivitas nosiseptor perifer yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan

Somatik
Visceral
(otot,
(organ
tulang dan
tubuh
jaringan
visceral)
ikat)
Nyeri neuropatik
suatu nyeri akibat cedera/disfungsi saraf
perifer/sentral (rasa seperti terbakar,
menusuk, kesemutan,dll).
Jenisnya
• Nyeri pasca stroke
• Cedera tulang belakang, dll
Sentral

• Focal
• Multifocal
Perifer • Simetris
Nyeri berdasarkan gejala klinis
Nyeri cepat/akut Nyeri lambat/kronis
Terjadi pada stimulasi nosiseptor Terjadi pada nosiseptor polimodal
mekanis dan suhu
Disalurkan oleh serat A-delta halus Disalurkan oleh serat C halus tak
bermielin bermielin
Menimbulkan sensasi tajam menusuk Menimbulkan sensasi tumpul, panas
dan pegal
Penyebabnya jelas Penyebab tidak jelas
Menghilang bila penyebab diterapi Sering tak berespon terhadap terapi
Mudah diketahui lokasinya Lokasinya tidak jelas
Muncul pertama kali Muncul berikutnya;menetap lebih
lama, dan lebih tidak menyenangkan
Reseptor nyeri (Nosiseptor)
• Cedera/trauma
Mekanis • Serat A delta

• Perubahan suhu yg terlalu ekstrim


Suhu • Serat A delta

• Bahan kimia iritan yang dikeluarkan oleh tubuh


Poli • Serat C tak bermielin
modal
Proses terjadinya nyeri
nosiseptik
1. Tranduksi : proses dari stimulasi nyeri
(nosiseptor) menjadi impuls listrik
2. Transmisi : suatu rangkain penyaluran
impuls listrik melalui sistem saraf ke otak.
3. Modulasi : aktivitas neural dalam upaya
mengontrol jalur transmisi nociceptor
tersebut
4. Persepsi : suatu proses yang
menhasilkan persepsi terhadap nyeri yang
bersifat subyektif.
Mekanisme nyeri
Stimulus nyeri → kerusakan jaringan →
melepaskan histamin dan bradikinin →
impuls diteruskan melalu serabut saraf
(aferen) A delta (cepat, sensasi tajam
dan terlokalisir) dan C tak bermielin
(terus menerus, tak jelas dan lambat) →
ditransmisikian sepanjang saraf aferen
kemdula spinalis → diteruskan ke
thalamus dan somatosensorik di kortek
serebri → persepsi nyeri
Teori Gate Control
Teori gate control dari Melzack dan Wall
(1965) menyatakan bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang
sistem saraf pusat
contohnya : menggosok punggung dgn
lambat, teknik distraksi, konseling, &
pemberian plasebo
Proses pengalaman nyeri
1. Fase antisipasi : individu belajar tentang
nyeri dan cara menghilangkanya.
2. Fase sensitasi : Reaksi individu terhadap
nyeri
3. Fase akibat : fase yang terjadi setelah
nyeri hilang/berkurang seperti : mual,
menggigil, ketakutan, dll.
Faktor yang berpengaruh
terhadap nyeri
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Budaya
4. Makna nyeri
5. Perhatian
6. Kecemasan dan stres
7. Pengalaman sebelumnya
8. Lingkungan dan individu pendukung
Penilaian nyeri
1. Wong-Baker faces rating scale
Numerical Rating Scale (NRS)

Semakin meningkat angka, menunjukan


nyeri yang semakin hebat
Visual Analogue Scale (VAS)

Hasil :
• 0-4 : nyeri rendah
• > 4 sedang menuju keberat : perlu
anlgesia
Terapi nyeri
Farmakologis
Golongan Contoh obat

Non opioids analgesik Paracetamol, NSAID (ex: ketorolak),


COX 2 inhibitor, gabapentin

Opioid lemah Tramadol, codein, paracetamol


denagn kodein atau tramadol

Opioid kuat Morfin, phetidine, diamorphine,


oxycodone, piritramide

Adjuvant (tambahan) Ketamin dan klonidin


Prinsip pengobatan menurut
WHO
• Langkah 1: Non opioid ± adjuvant :
Parasetamol, NSAID, COX-2 ± adjuvant
• Langlah 2 : opoioid untuk nyeri ringan-
sedang : tramadol, codein ± NSAID dan
cox 2, ± adjuvant
• Langkah 3 : opioid untuk nyeri sedang
hingga berat ± non opiod, ± adjuvant :
Fentanyl, Morphine, metadhone, ± NSAID,
± adjuvant
• Langkah 4 : Blokade saraf, epidural, PCA
pump, blokade saraf neurolitik
Non farmakologis
Exercise

Traction/ Terapi
penarikan dingin/panas

Terapi Terapi
manual okupasi

Anda mungkin juga menyukai