PENGERTIAN PERIOPERASI
• Pre bedah merupakan masa sebelum dilakukannya
tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan pasien dan
berakhir sampai pasien di atas meja bedah (blm dimulai
prosedur pembedahan).
Pra Bedah
• Hal-hal yang perlu dikaji dalam tahap pra operasi adalah
pengetahuan tentang persiapan pembedahan, dan
kesiapan psikologis. Prioritas pada prosedur
pembedahan yang utama dg inform consent. Cek Lab,
maupun Pramedikasi
Insisi bedah
• Insisi Gridiron (insisi Mc Burney) - Digambarkan pada
tahun 1894 oleh McBurney, digunakan untuk usus buntu.
Sebuah sayatan miring dibuat di kuadran kanan bawah
perut, yang secara klasik digunakan untuk usus buntu.
Insisi ditempatkan tegak lurus terhadap garis
spinoumblical di titik Mc Burney, yaitu di persimpangan
sepertiga lateral dan medial dua pertiga garis spino-
umblical.
hemostasis
• Homeostasis adalah segala upaya yang dilakukan oleh
tubuh kita yaitu lingkungan hidup sel didalam tubuh kita,
yaitu cairan extrasel selalu dalam keadaan statis, konstan,
atau menetap. Cairan extrasel sebagai tempat sel hidup
menyediakan berbagai kebutuhan sel, namun disitu
pulalah sel akan membuang berbagai sisa
metabolismenya dan melepaskan berbagai macam
produk yang dihasilkannya.
• Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang
bermakna pemberian selimut hangat elektrik selama
operasi pada suhu 38OC terhadap kejadian menggigil
pasca bedah. Hal ini menunjukkan bahwa selimut hangat
elektrik merupakan cara yang efisien dan cepat untuk
menghasilkan pengaturan suhu pada pasien dan regulasi
suhu tubuh setelah operasi.
• Etiologi menggigil pada pasca bedah sangat multiple
meliputi: 1. Usia 2. teknik anestesi 3. Suhu dikamar
operasi yang rendah karena ketentuan suhu berkisar
antara 19 ºC – 22 ºC dengan kelembaban 55 % ( TIM
Depkes RI, 1993 ) 4. Infus dan spooling dengan cairan
yang dingin 5. Obat-obatan yang digunakan.
• Hemostasis di kamar bedah adalah respon fisiologis tubuh saat
kehilangan darah akibat cedera atau pecahnya pembuluh darah.
Hemostasis terjadi melalui cara : Spasme pembuluh darah,
Pembentukan trombosit, Pembentukan bekuan Pertumbuhan
jaringan ikat ke dlm bekuan darah dapat menutup lubang pada
pembuluh darah secara permanen
• Gangguan hemostasis dapat terjadi karena : Gangguan
trombosit Kelainan pembuluh darah ( Vaskuler ) Gangguan
pembekuan darah ( koagulasi ) Gangguan ketiganya Dapat
terjadi penyulit : Hemoragi Trombosis Atau keduanya
Pencegahan terjadinya penyulit : Pengkajian Pemeriksaan fisik
: ada tanda – tanda perdarahan ( kulit & selaput lendir )
Pengkajian hasil pemeriksaan hemostasis : Blooding Time,
Clothing Time, trombosit, agregasi trombosit, tromboplastin
parsial ( PTT & APTT)
Penutupan luka
• Faktor paling dominan yang mempengaruhi
penyembuhan luka post operasi SC di RS PKU
Muhammadiyah Gombong adalah personal hygiene (p =
0,000) kemudian disusul oleh status gizi (konsumsi)
dengan nilai probabilitas (Sig) 0,004 dan yang terakhir
adalah penyakit DM (Diabetes Mellitus) dengan nilai
probabilitas (Sig) 0,007. Faktor paling dominan yang
mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC di RS
PKU Muhammadiyah Gombong adalah personal hygiene.
• Penelitian dilaksanakan di RSUD “Kanjuruhan”
Kepanjen Kabupaten Malang pada bulan Mei hingga Juli
2013. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa ketiga faktor yaitu usia, komplikasi
penyakit dan teknik perawatan luka berkontribusi
menentukan terjadinya infeksi luka operasi (IlO)
Teknik steril vs. Teknik bersih
• Teknik steril memakai peralatan dan bahan yang telah
disterilkan sehingga tidak ada bakteri atau partikel virus
yang menempel di permukaannya. Instrumen disterilkan
memakai autoklaf untuk digunakan di ruang operasi atau
kasa/sarung tangan yang dibungkus satuan dari pabrik
adalah contoh peralatan steril.
• Teknik bersih memakai peralatan dan bahan yang tidak
memerlukan perlakukan yang seksama seperti
memperlakukan instrumen steril. Sarung tangan non-steril
atau kasa biasanya berisi banyak dalam satu pengepakan.
Alat bersih lebih murah dan lebih mudah disimpan
daripada alat steril dan menghemat namun tetap efektif
jika digunakan sesuai petunjuk.
• Basah ke kering
Indikasi: untuk membersihkan kotoran atau luka terinfeksi.
Teknik: lembabkan selembar kasa dengan larutan dan peras
untuk mengeluarkan cairan yang berlebih
• Basah ke basah
Indikasi: untuk menjaga luka bersih tetap bersih dan
mencegah pembentukan eksudat
Teknik: Basahi selembar kasa dengan larutan dan peras
hingga tidak terlalu basah. Buka kasa dan letakkan di atas
luka untuk menutupinya. Letakkan kasa kering di atasnya.
Kasa dijaga jangan sampai menjadi kering atau lengket
terhadap luka.
• Salep Antibiotik
• Indikasi: Salep antibiotik digunakan untuk menjaga luka
bersih tetap bersih dan mempercepat penyembuhan.
Teknik: Oleskan salep ke luka - tipis-tipis saja. Tutup
dengan kasa kering. Salf: basitracin
• adhesive bandage
• Jaring tawon (sufratul)
• Pasca bedah merupakan masa setelah dilakukan
pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang
pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Rawat luka
• Pengontrolan nyeri dilakukan dengan menggunakan analgetik secara
intravena atau intratrakea utamanya untuk pembedahan abdomen
terbuka. Kombinasi anestesi spinal-epidural dapat memanfaatkan
anestesi spinal. Dg pemberian analgetik narkotik (contohnya:
meperidin, 75-100 mg secara intramuscular setiap 4 jam, atau morfin,
10 mg intramuskuler setiap 4 jam).
• Pasien mentoleransikan intake oral dengan baik, regimen obatnya
harus diganti menjadi analgetik oral dan harus didukung oleh
ambulasi. Dua kelas besar untuk terapi non-opioid adalah
acetaminophen dan obat-obat anti inflamasi (NSAIDs). Secara
umum, obat-obat ini ditoleransi secara baik dan mempunyai resiko
rendah terhadap efek samping yang serius.
Nyeri post op
• Hubungkan bladder dengan kateter untuk sistem drainase
berdasarkan gravitasi. Penulisan intruksi untuk drainase
postoperatif lainnya, penggunaan kateter suksion,
pemintaan tekanan negatif dan interval pengukuran
volume drainase harus spesifik dan jelas.
Selang Drainase
• Untuk pembedahan minor, pemberian makanan dibutuhkan
dan ditoleransi, ketika pasien sadar secara penuh.
• Cek bunyi peristaltik
• Makan segera setelah operasi telah menunjukkan peningkatan
penyembuhan luka, merangsang motilitas usus, menurunkan
stasis usus, meningkatkan aliran darah usus, dan merangsang
refleks sekresi hormon gastrointestinal yang dapat
mempermudah kerja usus setelah operasi (Anderson, 2003;
Braga, 2002; Correia, 2004; Lewis, 2001). Keputusan inisiasi
“makan sesegera mungkin” dengan cairan atau makanan lunak
telah diteliti secara prospektif (Jeffery, 1996). Pada pasien
yang diberikan makanan lunak sebagai makanan pertama
setelah operasi.
Diit
• Demam
• Dehisensi luka: Umumnya dehisensi terjadi dalam 10 hari
setelah operasi. Gangguan superficial pada lapisan
subkutaneus dan kebocoran ekstensif berupa cairan
purulen peritoneal diindikasikan untuk didrainase.
Dokumentasi perawatan
preoperatif
• Dokumentasi pada perawatan intraoperatif meliputi
jenis prosedur operasi, waktu masuk, waktu anestesi, jenis
anestesi dan insisi. Selain itu dicatat pula restrain yang
digunakan, alat pengontrol suhu dan alat pemantauan,
adanya alergi, serta medikasi yang diberikan. Dokumentasi
ini juga meliputi lokasi drain, kateter, balutan, total
masukan dan keluaran, graft, prostesa (tipe dan ukuran),
jaringan yang diangkat, status isolasi dan klasifikasi luka.
Dokumentasi ini juga meliputi kondisi pasien ketika akan
keluar dari kamar operasi, keadaan sirkulasi. Keadaan insisi
nama anggota tim pembedahandan lain-lain.
• Pengkajian tentang fungsi respirasi, status kardiovaskuler,
pengembalian kesadaran, memantau tanda komplikasi,
respons psikososial, pengkajian lanjutan, dan diagnosa
keperawatan. Selain itu dicatat pula rencana keperawatan
intervensi, evaluasi serta tindakan untuk mencegah
bahaya pascaoperasi, rasa aman dan nyaman,
keseimbangan cairan, serta pencegahan infeksi dan
tingkat aktivitas.
Dokumentasi pada
perawatan pascaoperatif
• Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat dinilai
dari adanya kemampuan dalam memahami masalah atau
kemungkinan yang terjadi pada intrah dan pasca bedah. Tidak
ada kecemasan, ketakutan, serta, tidak ditemukannya risiko
komplikasi infeksi atau cedera lainnya.
• Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan status
kesehatan, seperti normalnya perubahan tanda vital,
kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
• Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan status
kesehatan, seperti adanya peningkatan proses penyembuhan
luka, sistem respirasi yang sempurna, sistem sirkulasi,
keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem eliminasi, aktivitas,
serta tidak ditemukan tanda kecemasan lanjutan.
• Keperawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama
dan sesudah operasi berlangsung, yang mana tugas
seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan terhadap
pasien supaya saat dilaksanakannya operasi hingga paska
operasi sampai pemulihan pasien, hingga pasien
sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi kebutuhan
– kebutuhannya.
kesimpulan
•TERIMAKASIH