Anda di halaman 1dari 46

Brigitta Ayu Dwi Susanti

• Proses perawatan pra bedah


• Persiapan pre bedah
• Proses perawatan intrabedah
• Insisi bedah
• Hemostasis
• Penutupan luka
• Proses perawatan post operasi (rawat luka, Aldrete Score,
dll)
• Evaluasi dan dokumentasi askep perioperatif
• Perioperasi merupakan tahapan dalam proses
pembedahan yang dimulai pre operasi (pre bedah), intra
operasi (bedah), dan post operasi (pasca bedah).

PENGERTIAN PERIOPERASI
• Pre bedah merupakan masa sebelum dilakukannya
tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan pasien dan
berakhir sampai pasien di atas meja bedah (blm dimulai
prosedur pembedahan).

Pra Bedah
• Hal-hal yang perlu dikaji dalam tahap pra operasi adalah
pengetahuan tentang persiapan pembedahan, dan
kesiapan psikologis. Prioritas pada prosedur
pembedahan yang utama dg inform consent. Cek Lab,
maupun Pramedikasi

Persiapan pre bedah


Rencana tindakan pre operasi :
1. Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi.
2. Persiapan diet (makan 8 jm,cairan 4 jm)
3. Persiapan kulit (Hygienecukur)
4. Latihan napas dan latihan batuk
5. Latihan mobilitas  mencegah komplikasi sirkulasi,
mencegah dekubitus, merangsang peristaltik, serta mengurangi
adanya nyeri. Melalui latihan mobilitas, pasien harus mampu
menggunakan alat di tempat tidur
6. Pencegahan cedera (Cek identitas pasien, Lepaskan perhiasan
pada pasien yang dapat mengganggu, misalnya cincin, gelang,
Bersihkan cat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi,
lepaskan kontak lensa, lepaskan protesis, anjurkan pasien
untukmengosongkan kandung kemih, gunakan kaos kaki anti
emboli jika pasien berisiko terjadi tromboflebitis)
• Intra bedah merupakan masa pembedaahan dimulai sejak
ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien dibawa
ke ruang pemulihan.

Proses perawatan intrabedah


Hal yang perlu di dikaji dalam intrabedah adalah
• pengaturan posisi pasien.
• Pemantauan fisiologis perubahan tanda vital, sistem
kardiovaskular, keseimbangan cairan, dan pernafasan.
• pengkajian terhadap tim, dan instrumen pembedahan,
serta anestesia yang diberikan.
• Penggunaan baju seragam bedah
• Mencuci tangan sebelum pembedahan.
• Menerima pasien di daerah bedah.
• Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah
• Pembersihan dan persiapan kulit.
• Penutupan daerah steril.
• Pelaksanaan anestesia
• Pelaksanaan pembedahan.

Rencana tindakan intra:


1. Insisi pada garis tengah abdomen (mid-line incision)
2. Insisi pada garis tranversal abdomen bagian bawah
(Pfannenstiel incision)
3. Insisi Gridiron (muscle-splitting incision)

Insisi bedah
• Insisi Gridiron (insisi Mc Burney) - Digambarkan pada
tahun 1894 oleh McBurney, digunakan untuk usus buntu.
Sebuah sayatan miring dibuat di kuadran kanan bawah
perut, yang secara klasik digunakan untuk usus buntu.
Insisi ditempatkan tegak lurus terhadap garis
spinoumblical di titik Mc Burney, yaitu di persimpangan
sepertiga lateral dan medial dua pertiga garis spino-
umblical.
hemostasis
• Homeostasis adalah segala upaya yang dilakukan oleh
tubuh kita yaitu lingkungan hidup sel didalam tubuh kita,
yaitu cairan extrasel selalu dalam keadaan statis, konstan,
atau menetap. Cairan extrasel sebagai tempat sel hidup
menyediakan berbagai kebutuhan sel, namun disitu
pulalah sel akan membuang berbagai sisa
metabolismenya dan melepaskan berbagai macam
produk yang dihasilkannya.
• Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang
bermakna pemberian selimut hangat elektrik selama
operasi pada suhu 38OC terhadap kejadian menggigil
pasca bedah. Hal ini menunjukkan bahwa selimut hangat
elektrik merupakan cara yang efisien dan cepat untuk
menghasilkan pengaturan suhu pada pasien dan regulasi
suhu tubuh setelah operasi.
• Etiologi menggigil pada pasca bedah sangat multiple
meliputi: 1. Usia 2. teknik anestesi 3. Suhu dikamar
operasi yang rendah karena ketentuan suhu berkisar
antara 19 ºC – 22 ºC dengan kelembaban 55 % ( TIM
Depkes RI, 1993 ) 4. Infus dan spooling dengan cairan
yang dingin 5. Obat-obatan yang digunakan.
• Hemostasis di kamar bedah adalah respon fisiologis tubuh saat
kehilangan darah akibat cedera atau pecahnya pembuluh darah.
Hemostasis terjadi melalui cara : Spasme pembuluh darah,
Pembentukan trombosit, Pembentukan bekuan Pertumbuhan
jaringan ikat ke dlm bekuan darah dapat menutup lubang pada
pembuluh darah secara permanen
• Gangguan hemostasis dapat terjadi karena : Gangguan
trombosit Kelainan pembuluh darah ( Vaskuler ) Gangguan
pembekuan darah ( koagulasi ) Gangguan ketiganya Dapat
terjadi penyulit : Hemoragi Trombosis Atau keduanya
Pencegahan terjadinya penyulit : Pengkajian Pemeriksaan fisik
: ada tanda – tanda perdarahan ( kulit & selaput lendir )
Pengkajian hasil pemeriksaan hemostasis : Blooding Time,
Clothing Time, trombosit, agregasi trombosit, tromboplastin
parsial ( PTT & APTT)
Penutupan luka
• Faktor paling dominan yang mempengaruhi
penyembuhan luka post operasi SC di RS PKU
Muhammadiyah Gombong adalah personal hygiene (p =
0,000) kemudian disusul oleh status gizi (konsumsi)
dengan nilai probabilitas (Sig) 0,004 dan yang terakhir
adalah penyakit DM (Diabetes Mellitus) dengan nilai
probabilitas (Sig) 0,007. Faktor paling dominan yang
mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC di RS
PKU Muhammadiyah Gombong adalah personal hygiene.
• Penelitian dilaksanakan di RSUD “Kanjuruhan”
Kepanjen Kabupaten Malang pada bulan Mei hingga Juli
2013. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa ketiga faktor yaitu usia, komplikasi
penyakit dan teknik perawatan luka berkontribusi
menentukan terjadinya infeksi luka operasi (IlO)
Teknik steril vs. Teknik bersih
• Teknik steril memakai peralatan dan bahan yang telah
disterilkan sehingga tidak ada bakteri atau partikel virus
yang menempel di permukaannya. Instrumen disterilkan
memakai autoklaf untuk digunakan di ruang operasi atau
kasa/sarung tangan yang dibungkus satuan dari pabrik
adalah contoh peralatan steril.
• Teknik bersih memakai peralatan dan bahan yang tidak
memerlukan perlakukan yang seksama seperti
memperlakukan instrumen steril. Sarung tangan non-steril
atau kasa biasanya berisi banyak dalam satu pengepakan.
Alat bersih lebih murah dan lebih mudah disimpan
daripada alat steril dan menghemat namun tetap efektif
jika digunakan sesuai petunjuk.
• Basah ke kering
Indikasi: untuk membersihkan kotoran atau luka terinfeksi.
Teknik: lembabkan selembar kasa dengan larutan dan peras
untuk mengeluarkan cairan yang berlebih
• Basah ke basah
Indikasi: untuk menjaga luka bersih tetap bersih dan
mencegah pembentukan eksudat
Teknik: Basahi selembar kasa dengan larutan dan peras
hingga tidak terlalu basah. Buka kasa dan letakkan di atas
luka untuk menutupinya. Letakkan kasa kering di atasnya.
Kasa dijaga jangan sampai menjadi kering atau lengket
terhadap luka.
• Salep Antibiotik
• Indikasi: Salep antibiotik digunakan untuk menjaga luka
bersih tetap bersih dan mempercepat penyembuhan.
Teknik: Oleskan salep ke luka - tipis-tipis saja. Tutup
dengan kasa kering. Salf: basitracin
• adhesive bandage
• Jaring tawon (sufratul)
• Pasca bedah merupakan masa setelah dilakukan
pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang
pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

Proses perawatan post op


Pada perawatan post operatif perlu
• Memberi dukungan pada pasien.
• Menghilangkan rasa sakit.
• Antisipasi dan atasi segera komplikasi.
• Memelihara komunikasi yang baik dengan tim. Komunikasi
yang tidak baik merupakan masalah yang sering menyebabkan
kegagalan dalam perawatan post operatif.
• Rencana perawatan. Menyesuaikan perawatan dengan
kebutuhan pasien. Setiap pasien membutuhkan modifikasi
yang sesuai dengan protokol perawatan, yang mempunyai-
prolem unik tersendiri
Beberapa hal yang perlu dikaji saat post op diantaranya
• status kesadaran,
• kualitas jalan napas, sirkulasi dan perubahan tanda vital
yang lain, keseimbangan elektrolit, kardiovaskular,
• lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya,
• alat-alat yang digunakan dalam pembedahan.
• Selama periode ini proses asuhan diarahkan pada
menstabilkan kondisi pasien pada keadaan equlibrium
fisiologis pasien (homeostasis), menghilangkan nyeri dan
pencegahan komplikasi.
ALDRETE SCORE
• Aldrete Score (dewasa)
Nilai Warna
• Merah muda, 2
• Pucat, 1
• Sianosis, 0
Pernapasan
• Dapat bernapas dalam dan batuk, 2
• Dangkal namun pertukaran udara adekuat, 1
• Apnoea atau obstruksi, 0
Sirkulasi
• Tekanan darah menyimpang <20% dari normal, 2
• Tekanan darah menyimpang 20-50 % dari normal, 1
• Tekanan darah menyimpang >50% dari normal, 0
Kesadaran
• Sadar, siaga dan orientasi, 2
• Bangun namun cepat kembali tertidur, 1
• Tidak berespons, 0
Aktivitas
• Seluruh ekstremitas dapat digerakkan, 2
• Dua ekstremitas dapat digerakkan,1
• Tidak bergerak, 0
Steward Score (anak-anak)
Pergerakan
• Gerak bertujuan 2
• Gerak tak bertujuan 1
• Tidak bergerak 0
Pernafasan
• Batuk, menangis 2
• Pertahankan jalan nafas 1
• Perlu bantuan 0
Kesadaran
• Menangis 2
• Bereaksi terhadap rangsangan 1
• Tidak bereaksi 0

Jika jumlah > 5, penderita dapat dipindahkan ke ruangan.


• Bromage Score (spinal anestesi)
Kriteria Nilai
• Gerakan penuh dari tungkai, 0
• Tak mampu ekstensi tungkai, 1
• Tak mampu fleksi lutut, 2
• Tak mampu fleksi pergelangan kaki, 3

Jika Bromage Score 2 dapat pindah ke ruangan.


• Fokus penanganan luka adalah mempercepat penyembuhan luka dan
meminimalkan komplikasi dan biaya perawatan. Fokus utama dalam
penanganan luka adalah dengan evakuasi semua hematoma dan seroma
dan mengobati infeksi yang menjadi penyebabnya.
• Perhatikan perdarahan yang terlalu banyak (inspeksi lapisan dinding
abdomen atau perineal).
• Lakukan pemeriksaan hematokrit sehari setelah pembedahan mayor dan,
jika perdarahan berlanjut, diindikasikan untuk pemeriksaan ulang.
• Luka abdomen harus diinspeksi setiap hari. Umumnya luka jahitan pada
kulit dilepaskan 3-5 hari postoperasi dan digantikan dengan Steri-Strips.
• balutan luka diganti setiap hari dan diganti menggunakan bahan hidrasi
yang baik. Pada luka yang nekrosis, digunakan balutan tipis untuk
mengeringkan dan mengikat jaringan sekitarnya ke balutan dalam setiap
penggantian balutan. Pembersihan yang sering harus dihindari karena hal
tersebut menyebabkan jaringan vital terganggu dan memperlambat
penyembuhan luka.

Rawat luka
• Pengontrolan nyeri dilakukan dengan menggunakan analgetik secara
intravena atau intratrakea utamanya untuk pembedahan abdomen
terbuka. Kombinasi anestesi spinal-epidural dapat memanfaatkan
anestesi spinal. Dg pemberian analgetik narkotik (contohnya:
meperidin, 75-100 mg secara intramuscular setiap 4 jam, atau morfin,
10 mg intramuskuler setiap 4 jam).
• Pasien mentoleransikan intake oral dengan baik, regimen obatnya
harus diganti menjadi analgetik oral dan harus didukung oleh
ambulasi. Dua kelas besar untuk terapi non-opioid adalah
acetaminophen dan obat-obat anti inflamasi (NSAIDs). Secara
umum, obat-obat ini ditoleransi secara baik dan mempunyai resiko
rendah terhadap efek samping yang serius.

Nyeri post op
• Hubungkan bladder dengan kateter untuk sistem drainase
berdasarkan gravitasi. Penulisan intruksi untuk drainase
postoperatif lainnya, penggunaan kateter suksion,
pemintaan tekanan negatif dan interval pengukuran
volume drainase harus spesifik dan jelas.

Selang Drainase
• Untuk pembedahan minor, pemberian makanan dibutuhkan
dan ditoleransi, ketika pasien sadar secara penuh.
• Cek bunyi peristaltik
• Makan segera setelah operasi telah menunjukkan peningkatan
penyembuhan luka, merangsang motilitas usus, menurunkan
stasis usus, meningkatkan aliran darah usus, dan merangsang
refleks sekresi hormon gastrointestinal yang dapat
mempermudah kerja usus setelah operasi (Anderson, 2003;
Braga, 2002; Correia, 2004; Lewis, 2001). Keputusan inisiasi
“makan sesegera mungkin” dengan cairan atau makanan lunak
telah diteliti secara prospektif (Jeffery, 1996). Pada pasien
yang diberikan makanan lunak sebagai makanan pertama
setelah operasi.

Diit
• Demam
• Dehisensi luka: Umumnya dehisensi terjadi dalam 10 hari
setelah operasi. Gangguan superficial pada lapisan
subkutaneus dan kebocoran ekstensif berupa cairan
purulen peritoneal diindikasikan untuk didrainase.

Post op monitor adanya


Evaluasi&dokumentasi
askep perioperatif
• Dokumentasi perawatan preoperatif merupakan
dokumentasi yang dilaksanakan pada catatan proses
keperawatan sebelum operasi.
• Hal-hal yang didokumentasikan antara lain: pengkajian
fisiologis, pengkajian psikososial, pendidikan kesehatan
preoperatif , lokasi operasi, tingkat respons, efek
medikasi, dan tes diagnostik. Selain itu didokumentasikan
pula tanda vital, pengkajian dan persiapan kulit, alat yang
digunakan, pernyataan atau perilaku pasien, dan obat-
obatan yang diberikan.

Dokumentasi perawatan
preoperatif
• Dokumentasi pada perawatan intraoperatif meliputi
jenis prosedur operasi, waktu masuk, waktu anestesi, jenis
anestesi dan insisi. Selain itu dicatat pula restrain yang
digunakan, alat pengontrol suhu dan alat pemantauan,
adanya alergi, serta medikasi yang diberikan. Dokumentasi
ini juga meliputi lokasi drain, kateter, balutan, total
masukan dan keluaran, graft, prostesa (tipe dan ukuran),
jaringan yang diangkat, status isolasi dan klasifikasi luka.
Dokumentasi ini juga meliputi kondisi pasien ketika akan
keluar dari kamar operasi, keadaan sirkulasi. Keadaan insisi
nama anggota tim pembedahandan lain-lain.
• Pengkajian tentang fungsi respirasi, status kardiovaskuler,
pengembalian kesadaran, memantau tanda komplikasi,
respons psikososial, pengkajian lanjutan, dan diagnosa
keperawatan. Selain itu dicatat pula rencana keperawatan
intervensi, evaluasi serta tindakan untuk mencegah
bahaya pascaoperasi, rasa aman dan nyaman,
keseimbangan cairan, serta pencegahan infeksi dan
tingkat aktivitas.

Dokumentasi pada
perawatan pascaoperatif
• Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat dinilai
dari adanya kemampuan dalam memahami masalah atau
kemungkinan yang terjadi pada intrah dan pasca bedah. Tidak
ada kecemasan, ketakutan, serta, tidak ditemukannya risiko
komplikasi infeksi atau cedera lainnya.
• Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan status
kesehatan, seperti normalnya perubahan tanda vital,
kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
• Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan status
kesehatan, seperti adanya peningkatan proses penyembuhan
luka, sistem respirasi yang sempurna, sistem sirkulasi,
keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem eliminasi, aktivitas,
serta tidak ditemukan tanda kecemasan lanjutan.
• Keperawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama
dan sesudah operasi berlangsung, yang mana tugas
seorang perawat yaitu memberikan kenyamanan terhadap
pasien supaya saat dilaksanakannya operasi hingga paska
operasi sampai pemulihan pasien, hingga pasien
sembuh, pasien merasa nyaman dan tercukupi kebutuhan
– kebutuhannya.

kesimpulan
•TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai