Anda di halaman 1dari 37

CONTOH KASUS ISU LINGKUNGAN

KEBAKARAN HUTAN
KELOMPOK 3

 IRKHAM KHAMDANI ( C.131.16.0055 )


 BAGUS SUGENG RIYADI ( C.131.16.0061 )
 AFIF FAHRUDIN ( C.131.16.0019 )
 IMAM MAHMUDI ( C.131.16.0060 )
 MUHAMMAD AL RA’AFI ( C.131.16.0063 )
 MUHAMMAD MAHMUDI ( C.131.16.0041 )
 KRISHNA AJI PRATAMA ( C.131.16.0043 )
 ARYO AJI ( C.131.16.0022 )
 AZZIS DEDDI HERMANTO ( C.131.16.0054 )
 MUHAMMAD NIAM ( C.131.16.0065 )
Kebakaran Hutan
ARYO

Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab


kerusakan hutan yang memiliki dampak
negatif. Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi,
atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran
yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat
memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian
disekitarnya.
ARYO
Kebakaran Hutan atau Api Hutan adalah Api Liar
yang terjadi di dalam hutan.Ada 3 macam
kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan yaitu kebakaran yang


terjadi pada lantai hutan dan membakar seresah, kayu-kayu kering dan
tanaman bawah.
2. Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu kebakaran yang membakar
seluruh tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang
daunnya mudah terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang
terjadi cepat merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain.
3. Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah
lantai hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran
yang terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api.
ARYO

Kebakaran dan Pembakaran


Kebakaran dan pembakaran merupakan sebuah kata
dengan kata dasar yang sama tetapi mempunyai
makna yang berbeda. Kebakaran indentik dengan
kejadian yang tidak disengaja sedangkan
pembakaran identik dengan kejadian yang sengaja
diinginkan tetapi tindakan pembakaran dapat juga
menimbulkan terjadinya suatu kebakaran.
M. MAHMUDI

Kebakaran-kebakaran yang sering terjadi


digeneralisasi sebagai kebakaran hutan, padahal
sebagian besar (99,9%) kebakaran tersebut
adalah pembakaran yang sengaja dilakukan
maupun akibat kelalaian, baik oleh peladang
berpindah ataupun oleh pelaku binis kehutanan
atau perkebunan, sedangkan sisanya (0,1%)
adalah karena alam (petir, larva gunung berapi).
M. MAHMUDI

Banyaknya jumlah bahan bakar yang dibakar di atas


lahan akhirnya akan menyebabkan asap tebal dan
kerusakan lingkungan yang luas. Untuk itu, agar
dampak lingkungan yang ditimbulkannya kecil, maka
penggunaan api dan bahan bakar pada penyiapan lahan
haruslah diatur secara cermat dan hati-hati. Untuk
menyelesaikan masalah ini maka manajemen
penanggulangan bahaya kebakaran harus berdasarkan
hasil penelitian dan tidak lagi hanya mengandalkan dari
terjemahan textbook atau pengalaman dari negara lain
tanpa menyesuaikan dengan keadaan lahan di Indonesia
(Saharjo, 2000).
M. MAHMUDI

Penyebab kebakaran hutan


 Sambaran petir saat musim kemarau
 Kecerobohan manusia (puntung
rokok & sisa api perkemahan)
 Aktivitas vulkanis
 Pembukaan lahan pertanian
 Kebakaran di bawah tanah (ground
fire) pada tanah gambut
AL RA’AFI

Kerugian yang di timbulkan

 Tahun 1997/1998 luas lahan 25 juta hektar kerugian


degradasi dan deforestasi US 1,6-2,7 milyar kerugian
akibat kabut US 674-799 juta, akibat emisi karbon US 2,8
milyar
 Menurut tacconi,2003 kerugian kebakaran hutan Indonesia
US 2,84-4,86 milyar(semua aspek)
 Dalam luasan tersebut Indonesia adalah luasan yang pling
luas area nya 9,7 juta hektar kerugian US 10 milyar
Dampak Kebakaran Hutan AL RA’AFI

terhadap Lingkungan
Biologis

lingkungan biologi yaitu segala


sesuatu di sekitar manusia yang
berupa organisme hidup selain dari
manusia itu sendiri seperti hewan,
tumbuhan, dan decomposer
AL RA’AFI

Dampak yang ditimbulkan dari adanya kebakaran hutan khususnya


terhadap lingkungan biologis antara lain sebagai berikut

Terhadap Bangsa
Bangsa
binatang flora dan tumbuhan
fauna

•Geobin : seluruh daur hidupnya •Tumbuhan tingkat tinggi (akar


di dalam tubuh tanah (Ciliophora, pohon, semak atau rumput)
Rhizopoda & Mastigophora, dll) •Tumbuhan tingkat rendah
•Geofil : sebagian daur hidupnya (bakteri, cendawan dan
di dalam tubuh tanah (serangga) Ganggang)
AZZIS
Terhadap keanekaragaman
hayati

Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan,


karena struktur tanahnya mengalami kerusakan.
Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan
terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi
menahan banjir. Karena itu setelah hutan terbakar,
sering muncul bencana banjir pada musim hujan di
berbagai daerah yang hutannya terbakar
Terhadap mikroorganisme AZZIS

Kebakaran hutan dapat membunuh organisme (makroorganisme dan mikroorganisme) tanah


yang bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah. Makroorganisme tanah misalnya:
cacing tanah yang dapat meningkatkan aerasi dan drainase tanah, dan mikroorganisme
tanah misalnya: mikorisa yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara P, Zn, Cu, Ca, Mg,
dan Fe akan terbunuh. Selain itu, bakteri penambat (fiksasi) nitrogen pada bintil-bintil akar
tumbuhan Leguminosae juga akan mati sehingga laju fiksasi ntrogen akan menurun.
Mikroorganisme, seperti bakteri dekomposer yang ada pada lapisan serasah saat kebakaran
pasti akan mati. Dengan temperatur yang melebihi normal akan membuat mikroorganisma
mati, karena sebagian besar mikroorganisma tanah memiliki adaptasi suhu yang sempit.
Namun demikian, apabila mikroorganisme tanah tersebut mampu bertahan hidup, maka
ancaman berikutnya adalah terjadinya perubahan iklim mikro yang juga dapat membunuhnya.
Dengan terbunuhnya mikroorganisme tanah dan dekomposer seperti telah dijelaskan di atas,
maka akan mengakibatkan proses humifikasi dan dekomposisi menjadi terhenti.
AZZIS
Terhadap organisme
dalam tanah
Kebakaran hutan biasanya menimbulkan dampak langsung
terhadap kematian populasi dan organisme tanah serta dampak
yang lebih signifikan lagi yaitu merusak habitat dari organisme
itu sendiri. Perubahan suhu tanah dan hilangnya lapisan
serasah, juga bisa menyebabkan perubahan terhadap
karakteristik habitat dan iklim mikro. Kebakaran hutan
menyebabkan bahan makanan untuk organisme menjadi
sedikit, kebanyakan organisme tanah mudah mati oleh api dan
hal itu dengan segera menyebabkan perubahan dalam habitat,
hal ini kemungkinan menyebabkan penurunan jumlah
mikroorganisme yang sangat besar dalam habitat. Efek negatif
ini biasanya bersifat sementara dan populasi organisme tanah
akhirnya kembali menjadi banyak lagi dalam beberapa tahun.
BAGUS ,S.

Dampak ekonomi

Secara ekonomi hilangnya hutan menimbulkan


potensi kerugian yang besar. Setidaknya ada tiga
kerugian lain yang bisa dihitung secara ekonomi,
yaitu kehilangan keuntungan karena deforestasi,
kehilangan keanekaragaman hayati, dan
pelepasan emisi karbon. Belum lagi dengan
kerugian langsung dan tidak langsung bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
Dampak kesehatan BAGUS ,S.

Asap mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang


menggangu pernapasan seperti seperti sulfur dioksida (SO2), karbon
monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida
(NOx) dan ozon (O3)
Material tersebut memicu dampak buruk yang nyata pada manula,
bayi dan pengidap penyakit paru . Selain itu juga dapat
menimbulkan gangguan jarak pandang/ penglihatan, sehingga dapat
menganggu semua bentuk kegiatan di luar rumah . Taconi, 2003
menyebutkan bahwa kebakaran yang mengakibatkan degradasi
hutan dan deforestasi menelan biaya ekonomi sekitar 1,62-2,7 miliar
dolar. Biaya akibat pencemaran kabut asap sekitar 674-799 juta
dolar; biaya ini kemungkinan lebih tinggi karena perkiraan dampak
ekonomi bagi kegiatan bisnis di Indonesia tidak tersedia. Valuasi
biaya yang terkait dengan emisi karbon menunjukkan bahwa
kemungkinan biayanyamencapai2,8 miliar dolar
BAGUS ,S.

Dampak positif kebakaran hutan

Kebakaran hutan membuat efek peremajan hutan dan


menyuburkan tanah hutan karena abu sisa pembakaran menjadi
mineral penting bagi tanah hutan. Biasanya setelah hutan habis
terbakar akan tumbuh tunas-tunas baru yang berkembang sangat
pesat karena tanah hutan menjadi subur.

Membakar hutan juga sering digunakan sebagai salah satu metode


pembersihan lahan untuk perkebunan dan pertanian. Humus yang
terbakar bisa menyuburkan tanah dan mempercepat penambahan
mineral dalam tanah. Tanah hutan yang telah terbakar relatif lebih
subur untuk lahan pertanian atau perkebunan. Kebakaran hutan
juga bisa memusnahkan hama
NIAM
Pencegahan Kebakaran Hutan di Indonesia

Upaya yang dilakukan oleh berbagai


bersifat represif pihak untuk mengatasi kebakaran hutan setelah
kebakaran hutan itu terjadi. Penanganan jenis
ini, contohnya adalah pemadaman, proses
peradilan bagi pihak-pihak yang diduga terkait
dengan kebakaran hutan (secara sengaja), dan
lain-lain.
bersifat preventif
NIAM
Pencegahan Kebakaran Hutan di Indonesia

Setiap usaha, tindakan atau kegiatan


yang dilakukan dalam rangka menghindarkan
bersifat represif
atau mengurangi kemungkinan terjadinya
kebakaran hutan. Jadi penanganan yang
bersifat preventif ini ada dan dilaksanakan
sebelum kebakaran terjadi. Selama ini,
penanganan yang dilakukan pemerintah dalam
bersifat preventif kasus kebakaran hutan, baik yang disengaja
maupun tidak disengaja, lebih banyak
didominasi oleh penanganan yang sifatnya
represif. Berdasarkan data yang ada,
penanganan yang sifatnya represif ini tidak
efektif dalam mengatasi kebakaran hutan di
Indonesia.
NIAM
Pencegahan Hutan Menurut UU No 45 Tahun 2004

1. Mapping 1. Pembuatan peta kerawanan hutan di wilayah


teritorialnya masing-masing. Fungsi ini bisa
dilakukan dengan berbagai cara, namun yang lazim
2. Informasi digunakan adalah 3 cara berikut:
- pemetaan daerah rawan yang dibuat
berdasarkan hasil olah data dari masa lalu
3. Sosialisasi maupun hasil prediksi.
- pemetaan daerah rawan yang dibuat
seiring dengan adanya survai desa (Partisipatory
4. Rural Appraisal)
Standardisasi - pemetaan daerah rawan dengan
menggunakan Global Positioning System atau citra
satelit
5. Supervisii
I. MAHMUDI
Pencegahan Hutan Menurut UU No 45 Tahun 2004

1. Mapping 2. Penyediaan sistem informasi kebakaran


hutan.
Hal ini bisa dilakukan dengan pembuatan
2. Informasi sistem deteksi dini (early warning system) di
setiap tingkat. Deteksi dini dapat dilaksanakan
dengan 2 cara berikut :
3. Sosialisasi o analisis kondisi ekologis, sosial, dan ekonomi
suatu wilayah
o pengolahan data hasil pengintaian petugas
4.
Standardisasi

5. Supervisii
I. MAHMUDI
Pencegahan Hutan Menurut UU No 45 Tahun 2004
3. Pengadaan penyuluhan, pembinaan dan
1. Mapping pelatihan kepada masyarakat.
Penyuluhan dimaksudkan agar
menginformasikan kepada masyarakat di setiap wilayah
mengenai bahaya dan dampak, serta peran aktivitas
2. Informasi manusia yang
seringkali memicu dan menyebabkan kebakaran hutan.
Penyuluhan juga bisa menginformasikan kepada
masayarakat mengenai daerah mana saja yang rawan
3. Sosialisasi
terhadap kebakaran dan upaya pencegahannya.
Pembinaan merupakan kegiatan yang
mengajak masyarakat untuk dapat meminimalkan
4.
intensitas terjadinya kebakaran hutan.
Standardisasi
Sementara, pelatihan bertujuan untuk
mempersiapkan masyarakat, khususnya yang tinggal di
sekitar wilayah rawan kebakaran hutan,untuk
5. Supervisii melakukan tindakan awal dalam merespon kebakaran
hutan.
I. MAHMUDI
Pencegahan Hutan Menurut UU No 45 Tahun 2004
4. Pembuatan dan penggunaan SOP (Standard Operating
1. Mapping Procedure).
Untuk memudahkan tercapainya pelaksanaan program
pencegahan kebakaran hutan maupun efektivitas dalam
penanganan kebakaran hutan, diperlukan standar yang
2. Informasi
baku dalam berbagai hal berikut :
- Metode pelaporan
Untuk menjamin adanya konsistensi dan keberlanjutan
3. Sosialisasi data yang masuk, khususnya data yang berkaitan dengan
kebakaran hutan, harus diterapkan sistem pelaporan yang
sederhana dan mudah dimengerti masyarakat. Ketika data
4. yang masuk sudah lancar, diperlukan analisis yang tepat
Standardisasi sehingga bisa dijadikan sebuah dasar untuk kebijakan yang
tepat.
- Peralatan
5. Supervisii Standar minimal peralatan yang harus dimiliki oleh setiap
daerah harus bisa diterapkan oleh pemerintah, meskipun
standar ini bisa disesuaikan kembali sehubungan dengan
potensi terjadinya kebakaran hutan, fasilitas pendukung,
dan sumber daya manusia yang tersedia di daerah.
AFIF ,F.
Pencegahan Hutan Menurut UU No 45 Tahun 2004

1. Mapping
5. Pemantauan dan pengawasan kepada pihak-
pihak yang berkaitan langsung dengan hutan.
Pemantauan adalah kegiatan untuk mendeteksi
2. Informasi kemungkinan terjadinya perusakan lingkungan,
sedangkan pengawasan adalah tindak lanjut dari
hasil analisis pemantauan. Jadi, pemantauan
3. Sosialisasi berkaitan langsung dengan penyediaan
data,kemudian pengawasan merupakan respon dari
hasil olah data tersebut.
4.
Standardisasi

5. Supervisii
Pemantauan, menurut kementerian lingkungan AFIF ,F.

hidup, dibagi menjadi empat


Pemantauan Pemantauan dengan cara mengamati langsung
Terbuka objek yang diamati. Contoh : patroli hutan

Pemantauan yang dilakukan dengan cara


Pemantauan penyelidikan yang hanya diketahui oleh aparat
Tertutup tertentu.

Pemantauan yang dilakukan berdasarkan


Pemantaun dokumen, laporan, dan keterangan dari data-data
Pasif sekunder, termasuk laporan pemantauan tertutup.

Pemantauan dengan cara memeriksa langsung dan


Pemanauan menghimpun data di lapangan secara primer.
Aktif Contohnya : melakukan survei ke daerah-daerah
rawan kebakaran hutan.
AFIF ,F.
Pengawasan Dapat dilihat melalui 2 Pendekatan

Kegiatan pengawasan untuk pencegahan


sebelum terjadinya perusakan lingkungan
Preventif (pembakaran hutan). Contohnya : pengawasan
untuk menentukan status ketika akan terjadi
kebakaran hutan

Kegiatan pengawasan yang bertujuan untuk


menanggulangi perusakan yang sedang terjadi
Represif
atau telah terjadi serta akibat-akibatnya sesudah
terjadinya kerusakan lingkungan.
KRISNA ,A.
Berbagai pengembangan fasilitas pendukung

Pengembangan dan sosialisasi hasil pemetaan kawasan rawan


kebakaran hutan
Hasil pemetaan sebisa mungkin dibuat sampai sedetail mungkin dan
disebarkan pada berbagai instansi terkait sehingga bisa digunakan
sebagai pedoman kegiatan institusi yang berkepentingan di setiap
unit kawasan atau daerah.

Pengembangan organisasi penyelenggara Pencegahan


Kebakaran Hutan
Pencegahan Kebakaran Hutan perlu dilakukan secara terpadu antar
sektor, tingkatan dan daerah. Peran serta masyarakat menjadi kunci
dari keberhasilan upaya pencegahan ini. Sementara itu, aparatur
pemerintah, militer dan kepolisian, serta kalangan swasta perlu
menyediakan fasilitas yang memadai untuk memungkinkan
terselenggaranya Pencegahan Kebakaran Hutan secara efisien dan
efektif.
KRISNA ,A.
PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DI
INDONESIA

Peraturan mentri kehutanan no. P.12/Menhut/li/2009 tentang


pengendalian kebakaran hutan

1. Memberdayakan semua posko petugas kebakaran hutan.


2. Memindahkan segala macam sumber daya.
3. Memantapkan koordinasi antara PUSDALKARHUTNAS dan
PUSDALKARHUTDA
4. Bekerja sama dengan pihak luar negri.
KRISNA ,A.

TERJADINYA KEBAKARAN HUTAN

 Interaksi bahan bakar


 Panas suhu tertentu
 Okigen
IRKHAM ,K.
KEBAKARAN HUTAN DI
CALIFORNIA
 Menghanguskan Lebih Dari 100 Bangunan,
 Menghanguskan Areal Hutan Seluas 155 Kilometer Persegi.
TERIMAKASIH
IRKHAM ,K.

PERTANYAAN

1. Sebutkan beberapa dampak yang dapat timbul akibat kebakaran


hutan!
2. Apa solusi yang harus di lakukan pemerintah untuk mencegah
terulangnya kebakaran hutan?
3. Apakah dampak positif dari kebakaran hutan?
4. Apa faktor yang dapat menimbulkan adanya kebakaran?
5. Sebutkan 3 macam dari kebakaran hutan!
JAWABAN NO.1

Sebutkan beberapa dampak yang


dapat timbul akibat kebakaran
hutan!
 Rusaknya ekosistem hutan,matinya hewan dan tumbuhan.
 Timbulnya beberapa penyakit yang dapat menyerang manusia seperti
asma, batuk, keracunan Co2.
 Terganggunya perekonomian, karena banyak penyakit yang dapat
menerang dan bahaya bagi warga untuk keluar rumah dalam keadaan
gelap karena kabut asap.
 Kerugian negara karena hilangnya lahan terbuka hijau, biaya
pemadaman, dan biaya pemulihan kembali.
JAWABAN NO.2

Apa solusi yang harus di lakukan


pemerintah untuk mencegah
terulangnya kebakaran hutan?
 Pembuatan maping kawasan yang rawan terjadi kebakran hutan.
 Penyediaan sistem informasi untuk kebakaran hutan.
 Pengadaan penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan masyarakat.
 Pembuatan SOP (Standard Operating Prosedure) untuk memudahkan
tercapainya pelaksanaan, penanganan kebakaran hutan.
 Pemantauan pan pengawasan kepada pihak – pihak yang berkaitan
langsung dengan hutan.
JAWABAN NO.3

Apakah dampak positif dari


kebakaran hutan?

Terlepas dari kerugian yang di timbulkan kebakaran hutan


juga memiliki dampak positif, yaitu peremajaan hutan. Abu
dari sisa hutan yang terbakar dapat menyuburkan tanah
sehingga tunas-tunas baru akan muncul dengan cepat di
kawasan kebakran hutan tersebut.
JAWABAN NO.4

Apa faktor yang dapat


menimbulkan adanya kebakaran?

Api tidak akan timbul apabila tidak ada faktor


penyebabnya dan beberapa faktor yang harus ada yaitu:
 Faktor pemicu entah itu seperti bahan bakar ataupun
puntung rokok.
 Suhu yang cukup tinggi untuk dapat menyalakan api.
 Oksigen,tanpa adanya oksigen api tidak akan muncul.
JAWABAN NO.5

Sebutkan 3 macam dari kebakaran


hutan!
 Api permukaan, yaitu kebakran terjadi pada lantai hutan dan
membakar seresah, kayu-kayu kering, dan tanaman bawah
 Api tajuk, yaitu kebakran yang membakar seluruh tajuk tanman
pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang daunya mudah terbakar.
Apabila tajuk hutan cukup rapat , maka api yang terjadi akan cepat
merambat den menjadikan kebakaran yang cukup besar.
 Api tanah, yaitu api yang membakar lapisan organik yang di bawah
lantai hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini,
kebakaran yang terjadi tidak di tandai dengan adanya nyala api.
IRKHAM ,K.

DISKUSI KELOMPOK

KASUS
Bagaimana pendapat
anda jika membuka
lahan dengan cara
membakarnya...?

Tindakan apa yang akan


anda lakukan untuk
mencegah kasus
tersebut..?

Anda mungkin juga menyukai