Anda di halaman 1dari 29

INFEKSI TULANG (Osteomielitis)

PENGERTIAN

Infeksi tulang atau Osteomyelitis merupakan proses


peradangan yang dapat terjadi secara mendadak atau
perlahan-lahan pada tulang yang disebabkan oleh invasi
mikroorganisme (bakteri atau jamur) terutama bakteri
staphylococcus aureus.

Sebuah kondisi atau penyakit yang disebabkan karena infeksi


yang terjadi pada tulang
Dilaporkan bahwa di rumah sakit pendidikan terkemuka di
Amerika 247 pasien mengalami osteomielitis dalam jangka waktu 4
tahun. Sedangkan osteomyelitis akut memiliki kejadian tahunan
diperkirakan sebesar 0,4 per 1.000 anak. Osteomielitis yang
disebabkan oleh bakteri yang terjadi pasca operasi, tusukan
langsung, dan infeksi jaringan lunak yang berdekatan dengan infeksi
sebesar 47%. Selain itu hematogen osteomyelitis sebesar 19%,
sebuah tinjauan kasus osteomyelitis berdasarkan durasi penyakit
menunjukkan bahwa osteomyelitis akut sebesar 56% dan
osteomyelitis kronis, yang dirawat inap sebelumnya untuk infeksi
yang sama, sebesar 44% dari pasien.
Osteomyelitis bisa terjadi melalui 3 cara :
1. Aliran darah (Osteomielitis hematogen)
Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui
darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang
terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi) aliran darah bisa membawa suatu
infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang
2. Penyebaran langsung
Bakteri bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur
terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan
tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang
Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya
Osteomyelitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi
jaringan lunak. Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa
menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu.
Memiliki riwayat patah tulang
Bakteri bisa langsung masuk ke tulang pada saat dilakukan
proses perbaikan patah tulang dengan menempelkan potongan
logam. Organisme juga bisa masuk ke tulang saat dilakukan
pembedahan tulang atau dari benda yang terkontaminasi bakteri dan
menembus tulang.
5. Staphylococcus Aureus Hemoliticus (koagulasi +) 90 %
Haemofilus Influenza (50 %) => sering pada anak < 4 tahun
Streptococcus Hemoliticus, E. Colli, B. Aerogenus kapsulata,
Penumococcus, Salmonella Tifosa, Pseudomonas Aerogenus,
Proteus Mirabilis, Brucella, dan bakteri anaerobik yaitu bakteroides
fragilis
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut
ini biasanya terjadi pada anak anak dari pada orang dewasa
dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam
darah. (osteomielitis hematogen)
2. Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih
sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang
dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma
(osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada
tulang yang fraktur.
Patofisiologi

Adanya
bakteri
(Patogen) Bakteri
Bateremia
Berkembang

Terjadi
Infeksi
Edema Inflamasi

Iskhemia

Nekrosis
Pada Osteomyelitis terdapat 2 fase manifestasi klinik :
Fase akut
Fase sejak infeksi sampai 10-15 hari. Panas tinggi, nyeri tulang
dekat sendi, tidak dapat menggerakan anggota tubuh.
Fase kronik
Rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena merah dan
bengkak dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau
mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, dan pengeluaran pus.
Infeksi derajat rendah dapat terjadi pada jaringan parut akibat
kurangnya asupan darah
Pada skening tulang dengan teknetium, area yang terinfeksi
menunjukkan kelainan, kecuali pada anak-anak. Tetapi hal ini tidak
akan muncul pada foto rontgen sampai lebih dari 3 minggu setelah
gejala pertama timbul.
CT scan dan MRI juga bisa menunjukkan daerah yang terinfeksi.
Untuk mendiagnosa infeksi tulang dan menentukan bakteri
penyebabnya, harus diambil contoh dari darah, nanah, cairan sendi
atau tulangnya sendiri.
Terapi

Tingkat kesembuhan melebihi 80% untuk pasien dengan


osteomielitis akut yang menjalani operasi sebagai ditunjukkan dan
menerima antibiotik suntik selama 4 sampai 6 minggu. Mati tulang
dan materi nekrotik lainnya dari infeksi bertindak sebagai reservoir
bakteri dan membuat infeksi sangat sulit untuk dihilangkan
Pada dasarnya penanganan yang dilakukan adalah :
Perawatan dirumah sakit.
pengobatan suportif dengan pemberian infus dan antibiotika.
Pemeriksaan biakan darah.
antibiotika yang efektif terhadap gram negatif maupun gram positif
diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah, dan
dilakukan secara parenteral selama 3-6 minggu.
Imobilisasi anggota gerak yang terkena.
Tindakan pembedahan.
Indikasi dilakukannya pembedahan ialah :
Adanaya sequester.
Adanya abses.
Rasa sakit yang hebat.
Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan (karsinoma
Epidermoid).
Terapi : Osteomyelitis
Antibiotik
Subtipe Pasien Kemungkinan bakteri yang menginfeksi

Staphylococcus aureus, streptokokus, Nafcillin atau oksasilin 50-150 mg / kg / hari IV


baru lahir Escherichia ditambah cefotaxime 100 -
coli 200 mg / kg / hari IV

• Jika divaksinasi untuk Haemophilus • Nafcillin 150 mg/ kg/hari IV atau


influenzae tipe b: S. aureus atau cefazolin 100 mg /kg / hari IV
Anak 5 tahun atau lebih muda
streptokokus
• Jika tidak divaksinasi terhadap H. • Cefuroxime 150 mg /kg /hari IV
Influenzae tipe b

Nafcillin 150 mg / kg / hari IV atau cefazolin 100


Anak-anak dari usia 5 tahun S. aureus
mg / kg / hari IV

Nafcillin 2 g IV setiap 4 jam atau cefazolin 2 g IV


Dewasa S. aureus
setiap 8 jam

Ciprofloxacin 750 mg PO dua kali sehari atau


Pecandu narkoba suntikan Pseudomonas ceftazidime 2 g IV setiap
8 jam ditambah tobramycin 5 mg / kg / hari IV

Nafcillin 2 g IV setiap 4 jam ditambah ceftazidime


Pascaoperasi atau posttrauma
Organisme Gram-positif dan gram negatif 2 g IV setiap 8
pasien
jam atau tikarsilin-klavulanat 3.1 g IV setiap 4 jam

Nafcillin 2 g IV setiap 4 jam atau cefazolin 2 g IV


Organisme Gram-positif dan gram negatif setiap 8 jam ditambah ceftazidime 2 g IV setiap 8
Pasien dengan insufisiensi jam
vaskular
Cefotetan 2 g IV setiap 12 jam atau klindamisin
Jika anaerob dicurigai 900 mg IV setiap
8 jam ditambah ceftazidime 2 g IV setiap 8 jam
SUMMARY MUST BE
READY FOR NEXT
WEEK
SHUKRAAN
Infeksi Artritis
Definisi

Infeksi Artritis

Arthritis septic adalah sendi yang mengalami infeksi akibat


penyebaran dari infeksi ditempat tubuh lain (penyebaran
hematogenesus) atau secara langsung akibat trauma atau
intervensi bedah.
Satu studi mengidentifikasi 22 pasien dengan septic arthritis
dirawat di rumah sakit lebih dari 10 tahun. Rumah sakit lain
melaporkan 15 kasus arthritis septik pinggul pada neonatal dalam
jangka waktu 3 tahun. Secara keseluruhan, kejadian tahunan arthritis
septic bervariasi dari 2 hingga 10 per 100.000 penduduk.
Stapylococcus aureus merupakan bakteri yang sering
menyebabkan arthritis bacterialis dan osteomelitis pada manusia.
Diduga, kemampuan sthapylococcus aureus untuk menginfeksi sendi
berhubungan dengan interaksi antara bakteri tersebut dengan
komponen matriks ekstrasululer.
Apley membagi 3 stadium, yaitu (Muttaqin, 2008):
Stadium akut.
Ditemukannya peradangan local berupa kemerahan, pembengkakan
sendi, atropi otot. Dengan pemeriksaan radiologi, terlihat adanya refraksi
tulang. Pada stadium dini terjadi peradangan sinovium (sinovitis),
pembengkakan sinovium, dan belum terdapat kerusakan tulang rawan.
Stadium Penyembuhan
Pada stadium ini terjadi penyembuhan secara berangsur-angsur.
Gejala klinis seperti panas dan nyeri menghilang serta terjadi klasifikasi
pada tulang.
Stadium Residual
Bila penyembuhan penyakit terjadi sebelum ada kerusakan pada
sendi, akan terjadi penyembuhan sempurna, tetapi bila telah terjadi
kerusakan pada tulang rawan sendi, akan terdapat gejala sisa/sekuela
yang bersifat permanen berupa fibrosis dan deformitas sendi.

Stadium
Arthritis Septic
Penyakit ini pada umumnya mengenai lebih dari satu vertebra. Infeksi
berawal dari bagian sentral, bagian depan atau daerah epifisial korpus
vertebra yang disebabkan oleh adanya bakteri. Selanjutnya bakteri akan
difagositosis oleh vacuolated synovial linning ells dan sel – sel PMN.
Fagositosis bakteri yang mati oleh sel-sel PMN, juga dapat menyebabkan
autolysis sel, PMN akan melepaskan enzim lisozomal kedalam sendi
yang menyebabkan kerusakan synovial, ligament dan rawan sendi. Selain
itu, sel PMN dapat merangsang metabolisme asam arakidonat dan
melepaskan kolagenase, enzim-enzim proteolitik dan IL-1 sehingga akan
terjadi reaksi inflamasi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen
sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya
pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan
sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
Beberapa faktor resiko antara lain :
1. Protesis pada sendi lutut dan sendi panggul disertai infeksi kulit
2. Infeksi kulit tanpa protesis
3. Protesis panggul dan lutut tanpa infeksi lutut tanpa infeksi kulit
4. Umur lebih dari 80 tahun
5. Diabetes Melitus
6. Artritis Rheumatoid yang mendapat pengobatan imunosupresif.
7. Tidakan bedah persendian
Pasien dengan Artrits Septic Akut di tandai dengan
(Sudoyo,dkk.2009):
1. Nyeri sendi hebat.
2. Bengkak sendi.
3. Kaku dan gangguan fungsi sendi.
4. Demam.
5. Kelemahan umum.
Pada dugaan terhadap kemungkinan arthritis bacterial, aspirasi cairan sendi harus segera
dilakukan untuk analisis, pewarnaan gram dan kultur cairan sendi.
Bila cairan sendi bersifat purulen dan atau ditemukan bakteri pada pewarnaan gram, segera
diberikan antibiotic berspektrum luas. Karena pada umumnya disebabkan oleh S.Aureus,
maka pilihan utama antibiotika adalan penicillin, kloksasilin, klindamisin atau netilmisin yang
diberikan secara parenteral. Pilihan antibiotic yang lain adalah kombinasi ampisilin dan
sulbaktam. Bila alergi terhadap penicillin dapat diberikan vankomisin atau klindamisin. Bila
pewarnaan didapatkan cocus gram positif, pilihan antibiotik adalah vankomisin. Bila
didapatkan basil gram negative, terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh yang
menurun, harus diberikan golongan aminoglikosida atau penicili anti pseudomonas atau
cephalosporin geenerasi ke 3. Bila didapatkan bakteri gram negative pada orng muda sehat,
maka pilihan antibiotic adalah penicillin atau septriakson. Pada neonates dan anak dibawah 2
tahun, antibiotic harus dipilih yang dapat mematikan H. influenzae, S. Aureus, dan
streptokokus grup B.
Setelah ada hasil kultur cairan sendi maka antibiotic diganti dengan yang telah sesuai dengan
dosis yang adekuat.
Next

Tindakan bedah harus dipertimbangkan jika keadaan sebagai


berikut :
Infeksi koksae pada anak anak
Sendi sendi yang sulit dilakukan joint drainage secara adekuat baik
secara aspirasi jarum maupun karena letak anatominya
Bersamaan dengan osteomielitis
Infeksi berkembang ke jaringan lunak sekitarnya
Kelompok Pasien Pilihan Antibiotik

Flukloksasilin 4 x 2gram i.v. Kebijakan


lokal mungkin menambahkan gentamisin i.v.
Tidak ada faktor risiko terhadap organisme
Jika alergi terhadap penisilin, maka diberikan klindamisin
atipikal
4 x 450-600 mg i.v. atau generasi kedua atau ketiga
sefalosporin

Generasi kedua atau ketiga sefalosporin seperti


Risiko tinggi terhadap sepsis gram negatif seforoksim 3 x 1,5 gram i.v. Kebijakan lokal mungkin
(usia tua, ISK berulang, baru selesai operasi menambahkan fluklosaksilin terhadap
abdomen) generasi ketiga sefalosporin. Bila alergi maka diskusikan
dengan ahli mikrobiologi.

Risiko MRSA (sedang dalam perawatan di


rumah sakit, tingaal di panti jompo, ulkus
Vankomisin i.v. ditambah generasi
pada kaki atau pemakaian kateter, atau
kedua atau ketiga sefalosporin i.v
faktor risiko lainnya yang ditentukan secara
lokal)

Seftriakson i.v. atau sesuai dengan


Diduga gonokokus atau meningokokus
pilihan lokal atau pola resistensi
IVDA Diskusikan dengan ahli mikrobiologi
Sedang perawatan di ruang intensif Diskusikan dengan ahli mikrobiologi
Foto rontgen
Misalnya pada tuberculosis tulang 4. Pemeriksaan MRI
belakang akan dijumpai hilangnya sudut
anterior superior atau inferior dari badan
Pemeriksaan ini terutama
vertebra dan hilangnya rongga antar vertebra. untuk melihat jaringan lunak yaitu
2. Tes darah diskus intervertebralis dan
Tes darah terhadap titer anti- stafilococus
dan anti – streptolisisn hemolisin, tifoid,
ligamentum flavum serta lesi
paratifoid, dan bruselosis dapat membantu dalam sum-sum tulang belakang.
penegakan diagnosis pada kasus sulit dan 5. Pemeriksaan CT Scan
pada pusat-pusat dengan pusat yang
memadai. Leukosit kadang meningkat sampai Pemeriksaan CT Scan
50.000/mm3 (nilai normal : 4.000- dengan mielografi. Pemeriksaan
10.000/mm3). mielografi dilakukan bila terdapat
3. Biopsi jarum
Juga dapat bermanfaat pada kasus sulit, gejala-gejala penekanan sum-
namun membutuhkan pengalaman serta sum tulang belakang.
pemeriksaan histology yang baik.
TERIMAKASIH
SUMMARY MUST BE
READY FOR NEXT
WEEK

Anda mungkin juga menyukai