Anda di halaman 1dari 36

BAHAN BERPIKIR

Allah SWT

Wahyu

Muhammad SAW

Sahabat

Tabi’in

Tabi’ Tabi’in
Kita
Kira-kira dari gelas pertama sampai ke akhir bisa tidak airnya utuh
(tidak berkurang/bertambah) dan tidak berubah warna/rasa?
Realitanya ada gelas yang sudah pecah (tidak utuh)
Realitanya bukan hanya air yang bisa diisikan tapi juga berbagai kontaminan
Realitanya banyak gelas yang sudah berisi air bercampur kontaminan
Rosulullah
Muhammad SAW

Kita sekarang
Keterangan Ilustrasi
1. 20 gelas adalah ilustrasi dari zaman Rosulullah Muhammad SAW ke
kita lebih kurang 20 generasi.
2. Air adalah ilustrasi ajaran (risalah/tuntunan) Islam
3. Gelas adalah ilustrasi manusia
4. Kontaminan (kerikil, pasir dan pewarna) adalah ilustrasi ajaran yang
mengkontaminasi ajaran murni islam (budaya, kebiasaan ataupun
kesalahan Ustadz/ulama/guru yang menyampaikan).
5. Kerikil atau pasir masih bisa kita saring untuk memisahkannya dari air.
Tapi pewarna tidak bisa disaring harus diproses dengan cara khusus
agar terpisah dari air.
6. Pewarisan risalah tidak sesederhana ilutrasi yang cuma 1 jalur (mirip
rantai makanan) tetapi banyak jalur dan saling terkait (mirip jaring
makanan)
DIENUL ISLAM
Definisi
Dinul berasal dari bahasa Arab "addin" yang berarti agama, sedangkan
islam itu sangat luas pengertiannya dan secara istilah disebutkan bahwa
islam itu adalah keselamatan, perdamaian yang meliputi :
Islam itu keselamatan, yang artinya seseorang yang memeluk agama
islam akan selamat di dunia dan akhirat selama dia menjalankan apa
yang terdapat dalam al-Qur'an dan Hadist sebagai pedoman hidup
agama Islam.
Islam itu perdamaian, yang artinya bahwa islam itu adalah damai dan
cinta perdamaian dan sebaliknya benci terhadap permusuhan.
Secara keseluruhan bahwa Dinul Islam itu adalah agama pembawa
keselamatan kepada umat manusia sepanjang hamba Allah tersebut
menjalankan syari'at dinul Islam itu sendiri yang berlandaskan al-Qur'an
dan Hadist.
Dalam al-Qur'an disebutkan dalam surah Ali ‘Imran: 19

“Sesungguhnya agama yang di ridhoi Allah di sisi-Nya ialah Islam.


1. Dari segi bahasa dinul Islam terdiri atas dua kata :
Pengertian ad-din dapat dilihat seperti ini :
a. Addin berarti peraturan, undang-undang, pedoman, agama, tata cara
dan adat istiadat.
Firman Allah SWT:

”Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun : 6)


b. Addin yang berarti pembalasan dan kiamat.

Firman Allah SWT :

”Penguasa hari pembalasan (kiamat)” (QS. Al-Fatihah : 4)


c. Addin yang berarti nasihat.

Bersabda Rasulullah SAW :

”Dia itu nasihat.” (Al-Hadist)


Sementara pengertian Islam itu sendiri mempunyai (memiliki) empat arti dalam
bahasa Arab.

a. Islam berasal dari kata :


Artinya : Selamat, keselamatan atau kesejahteraan.
Firman Allah SWT:

”Dengan kitab itulah Allah SWT menunjukkan orang-orang yang mengikuti


keridhaanNya kejalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah SWT
mengeluarkan orang–orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang
dengan seizin-Nya dan menunjukkan mereka kejalan yang lurus. (benar)” (QS. Al-
Maidah : 16)
b. Islam berasal dari kata :
Artinya : Tunduk, menyerah dan pasrah.
Firman Allah SWT :

”..... Katakanlah : Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang


sebenarnya) petunjuk dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada
Tuhan Semesta Alam.” (QS. Al-An-am : 71).
Islam berasal dari kata :
Artinya : Jenjang atau tangga.
• Firman Allah SWT :

”Ataukah mereka mempunyai tangga (kelangit) untuk mendengarkan


pada tangga itu (hal-hal yang gaib)...?” (QS. At-Tur : 38)
d. Islam berasal dari kata :
Artinya : Damai atau tentram.
Firman Allah SWT :

”Masuklah kedalam syorga itu dengan aman, itulah hari kekekalan.”


(QS. Qaf : 34)
Tujuan Dinul Islam
Tujuan Dinul Islam yang utama adalah bertauhid kepada Allah. Asal
makna tauhid adalah berkeyakinan bahwa Allah itu Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW
membawa risalah Dinul Islam dengan tujuan memurnikan tauhid, yaitu
mempercayai dan meyakini bahwa hanya terdapat satu Tuhan yang
wajib disembah, dimohonkan petunjuk dan pertologan-Nya.

Tauhid merupakan urat nadi segala bentuk ibadah dan muamalah


Nabi Muhammad SAW, membawa dinul islam berupa wahyu Allah yaitu Al-Qur'an
yang menjadi petunjuk dan pedoman hidup manusia yang pertama disamping
Sunnah Nabi Muhammad SAW yang kedua sebagai pedoman hidup manusia.
Konsep islam sebagai agama tauhid adalah ajaran sepanjang sejarah manusi dari
tiap-tiap Rasul, Mulai Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Daud, Musa dan Isa sampai Nabi
Muhammad SAW sebagai Nabi yang terakhir.

Firman Allah Q.S Al-Anbiya : 25 yang artinya :


"Dan kami tidak mengirim seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Aku (Allah), maka
sembahlah olehmu sekalian Aku (Allah)".
18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. 19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-
ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Tujuan dinul Islam dapat disimpulkan menjadi empat macam, yaitu
seperti berikut :
1. Dinul islam bertujuan agar setiap muslim mentaati peraturan Allah
dan RasulNya serta peraturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari. Peraturan harus ditaati dan dilaksanakan. Hanya dengan mentaati
dan melaksanakan peraturan tersebut hidup kita akan selamat di dunia
dan akhirat.
2. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim beriman kepada Allah dan
berakidah secara benar, menghindari kemusyrikan, kekhurafatan dan
ketahayulan. Tunduk dan pasrah kepada-Nya untuk memperoleh
hidayah dari Allah dengan disertai ikhtiar merupakan wewenang yang
dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia.
3. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim bertakwa, beribadah sesuai dengan tuntunan syariat
yang didasarkan atas kemampuannya sebagai muslim. Dinul Islam tidak merupakan beban berat
jika dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, kesadaran dan pemahaman yang tinggi apalagi
pengamalan ibadah mengenai jenjang kesanggupan.
• Mengenai kewajiban seorang mukmin didalam menjalankan ibadah dijelaskan oleh Allah dalam
Friman-Nya sebagai berikut:

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan....” (QS.
Al-Hajj : 78)
4. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim berakhlak mulia, beramal
shaleh, bergaul dan memelihara hubungan dengan semua mahkluk
Allah. Selain itu, setiap muslim harus berusaha memelihara lingkungan
dan melestarikannya untuk memperoleh kedamaian dan ketentraman.

Perhatikan Hadist Nabi SAW berikut ini :


”Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya
dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok
pagi.” (HR. Ibnu ’Asakir)

Hadits ini dhoif tapi mahsyur. Yang rentan adalah kalimat pertama
karena bisa menimbulkan persepsi positif “etos kerja” dan negatif “cinta
dunia”.
Ruang Lingkup Dinul Islam
Ruang lingkup dinul Islam meliputi rukun Islam, rukun iman dan ihsan.
Ihsan merupakan masalah pengabdian, ketaatan kepada Allah, Rasul
dan sesama makhluk. Ibadah ’am (umum) atau setiap ibadah termasuk
dalam ihsan yang menumbuhkan takwa, keikhlasan dan kesadaran.
”Pada suatu hari, kami (Sayyidina Umar r.a. dan para Sahabat) duduk – duduk bersama Rasulullah
SAW, lalu muncul dihadapan kami seroang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan
tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya. Dia
langsung duduk menghadap Rasulullah dan kedua telapak tangannya diletakkan diatas paha
Rasulullah SAW, seraya berkata : ”Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” lalu Rasulullah
SAW menjawab : ”Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad
Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan mengerjakan haji apabila
mampu.” Setelah itu dia bertanya lagi : ”Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah SAW
menjawab : ”Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari
kiamat dan beriman kepada qadar baik dan buruknya.” orang itu lantas berkata : ”Beritahu aku
tentang ikhsan.” Rasulullah menjawab : ”Beribadah kepada Allah seolah-lah anda melihat-Nya
walaupun anda tidak melihat-Nya, kerena sesungguhnya Allah melihat anda.” Dia bertanya lagi :
”Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab : ”Yang ditanya tidak lebih
tahu dari yang bertanya.” setelah itu dia betanya lagi : ”Beritahu aku tentang tanda-tandanya.”
Rasulullah menjawab : ”Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa
sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba
membangun gedung – gedung bertingkat.” setelah itu oran gitu pergi menghilang dari padangan
mata, lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Sayyidina Umar r.a. : ”Hai Umar, tehukah kamu siapa
orang yang bertanya tadi?” lalu aku (Umar r.a.) menjawab : ”Allah dan Rasulnya lebih
mengetahui.” Rasulullah SAW lantas berkata : ”Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama
kepada kalian.” (HR. Muslim)
Orang yang akan memeluk agama Islam harus dan waib hukumnya mengetahui dab
melaksanakan Rukun Islam yang terdiri dari lima
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
1. Mengucap dua kalimat syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak
ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa
Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.
2. Mendirikan Shalat wajib lima kali sehari.
3. Membaya Zakat
4. Puasa pada bulan Ramadhan
5. Ibadah Haji bagi mereka yang mampu.
Agama islam mempunyai Rukun Iman yang terdiri dari 6 yaitu :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Nabi dan Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Kiamat
6. Iman kepada Qoda dan Qadar (Ketentuan yang baik dan ketentuan
yang jelek)
Batasan dienul Islam
Adapun yang menjadi batas-batas dinul Islam ialah segala yang
berakibat kerusakan, baik terhadap diri sendiri maupun masyarakat dan
lingkungan. Demikian juga yang dilarang dan diharamkan sebab semua
itu mendatangkan kerusakan.
Ciri – Ciri Dinul Islam.
a. Islam sebagai Agama Fitrah
Agama fitrah artinya agama yang sesuai dengan tuntutan fitrah manusia. Misalnya, tentang
kebersihan, Islam memerintahkan agar penganutnya berkhitan untuk menjaga kebersihan
dalam ibadah. Menjaga kebersihan itu sendiri merupakan fitrah manusia.
Sesuai firman Allah SWT

”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) dan (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum :
30)
b. Islam sebagai Penyempurna Agama Lain.
Dinul Islam menyempurnakan agama sebelumnya. Syariat dinul Islam
sangat luas, apa yang belum pernah diajarkan oleh Nabi-nabi terdahulu,
dalam dinul Islam diajarkan, misalnya adanya muamalat, waris dan
munakahat dalam Islam yang diatur secara rapi.

lengkapi dalil
c. Islam sebagai Pendorong Kemajuan.
Dinul Islam sangat mendorong pemeluknya utnuk menggunakan akal.
Al-Qur’an menyebutkan berkali-kali tentang peranan akal pikiran,
misalnya :
- Apakah kamu tidak memikirkan ?

- Apakah kamu tidak melihat ?

- Coba perhatikan bagaimana unta diciptakan.


d. Islam sebagai Pedoman Hidup :
Syariat dinul Islam memberikan tuntunan cara beriman yang benar dan
bertuhan yang jelas. Syariat dinul Islam juga memberikan tuntunan
dalam beribadah untuk melakukan pengabdian kepada Allah secara
teratur dengan waktu yang teratur pula dan mensucikan harta yang
tidak mementingkan diri sendiri, tetapi ada aturannya, seperti zakat,
infak dan hadanah (memilhara anak).

Baca panduan yang ke 2 dan 3.


Pertanyaan
1. Wajibkah atau haramkah bersifat fanatik terhadap ajaran Islam?
2. Wajibkah kita meyakini bahwa selain pemeluk agama islam adalah
kafir?
3. Islam agama teori atau agama yang aplikatif?
4. Sempurnakah ajaran islam?
5. Wajibkah kita “mengislamkan” diri dan lingkungan kita pada tataran
praktek di kehidupan kita sehari2?

Anda mungkin juga menyukai