Anda di halaman 1dari 31

INTERAKSI BENDA

DENGAN RADIASI
ELEKTROMAGNETIK
KELOMPOK 1

ANGGOTA KEOMPOK :
 ANISA HIDAYATI A1C1150
 WINARSIH A1C1150
 IKHSAN ARIFKI A1C115014)
 SHEIRA FIRDA RUMANDA RSA1C115001)
 SRI WAHYUNINGSIH RSA1C115020)
 ANISA PUSPITA SARI RRA1C1150
 MELA PUSPITA RRA1C1150

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Drs. Damris M, M.Sc.,Ph.D
Radiasi Elektromagnetik
 Cahaya mempunyai kesamaan sifat dengan radiasi
elektromagnetik, terutama mengenai sifat penjalarannya.
 Cahaya terdiri dari 2 komponen, yaitu komponen listrik
dan komponen magnetik.
 Interaksi gelombang elektromagnetik terjadi antara
medan listrik gelombang elektromagnetik dengan gerakan
elektronik dari materi.
Radiasi Elektromagnetik
Penjalalan energi sinar, digambarkan
sebagai medan listrik dan medan
magnet

Frekuensi radiasi GE tetap, laju dan panjang gelombang


tergantung media tempat penjalarannya
Laju tercepat dalam vacuum
Sifat Radiasi Elektromagnetik
RADIASI ELEKTROMAGNETIK MEMPUNYAI DUA
SIFAT :
SEBAGAI GELOMBANG DAN MATERI (PARTIKEL)
Sifat Gelombang :
 Radiasi elektromagnetik mempunyai frekuensi ()
 Energi radiasi (Power radiation). Radiasi elektromagnetik
punya intensitas yang proporsional dengan energi radiasi
yaitu jumlah energi dari seberkas sinar yang melewati luasan
tertentu per detik.
 Difraksi. Bila seberkas radiasi elektromagnetik dilewatkan
melalui celah sempit, maka akan terjadi difraksi. Dalam
difraksi terjadi perubahan/pemisahan panjang gelombang.
REM sebagai energi yang merambat dalam bentuk gelombang.
Sifat Radiasi Elektromagnetik
 Panjang gelombang () :
Jarak dari puncak ke puncak antara gelombang.
 Frekuensi (  ) :
Jumlah osilasi lengkap (jumlah unit panjang
gelombang lengkap) yang dibuat gelombang per
detik. Satu osilasi per detik = satu hertz (Hz).
 Bilangan gelombang ( )
Sifat Radiasi Elektromagnetik
Sifat Radiasi Elektromagnetik
Sifat Radiasi Elektromagnetik
Sifat Partikel :
 Radiasi elektromagnetik memiliki energi radiasi

Energi radiasi elektromagnetik dipancarkan dalam bentuk


kuanta (atau foton), energi satu foton hanya akan
bergantung pada frekuensi.
E=h
 Sifat partikel dari radiasi elektromagnetik ditunjukkan
dengan efek fotolistrik
E = h  = h c /
 Keterangan:
E = energi foton dalam Joule
v = frekuensi radiasi elektromagnetik
h = tetapan Planck = 6,626 x 10–34 J.s
c = kecepatan cahaya = 3 x 108 m/s
 = panjang gelombang
Spektrum Elektromagnetik
SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK

Tipe Radiasi Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang


gamma-rays 1020-1024 <1 pm
X-rays 1017-1020 1 nm-1 pm
ultraviolet 1015-1017 400 nm-1 nm
visible 4-7.5x1014 750 nm-400 nm
near-infrared 1x1014-4x1014 2.5 µm-750 nm
infrared 1013-1014 25 µm-2.5 µm
microwaves 3x1011-1013 1 mm-25 µm
radio waves <3x1011 >1 mm
warna yang teramati Warna yang diserap Panjang gelombang

Green Red 700 nm

Blue-green Orange-red 600 nm

Violet Yellow 550 nm

Red-violet Yellow-green 530 nm

Red Green 500 nm

Orange Blue 450 nm

Yellow Violet 400 nm


Interaksi Radiasi dan Materi
Bila suatu radiasi elektromagnetik dilewatkan melalui materi,
maka komponen listrik akan berinteraksi dengan atom dan
molekul dalam materi tersebut.

Macam interaksi yang terjadi sangat bergantung pada macam


materi :
1. Transmisi Radiasi.
2. Absorbsi Radiasi. Dalam absorbsi atom/molekul akan
mengalami eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
3. Hamburan Radiasi/Proses Scattering. Terjadi karena
tumbukan antara radiasi elektromagnetik dengan
partikel besar dalam medium.
Interaksi Radiasi dan Materi

Metode refraksi
Dari fenomena gelombang
Metode refleksi

Metode absorpsi
Dari fenomena energi

Metode emisi
Interaksi Materi dan Radiasi GE

Reflection & scattering Refraction & dispersion


(memantul dan hambur) (membias&dispersi)

Absorption & transition Luminescence & emission


(penyerapan dan (pendaran &
transisi) emisi/pemancaran)
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi
Transmitansi

Apabila suatu berkas sinar radiasi dengan intensitas ( I0 ) dilewatkan melalui


suatu larutan dalam wadah transparan maka sebagian radiasi akan diserap,
sehingga intensitas radiasi yang diteruskan ( It ) menjadi lebih kecil dari (I0).
Transmitansi dengan simbol T dari larutan merupakan fraksi dari radiasi yang
diteruskan atau ditansmisikan oleh larutan, yaitu :
It It
%T  x 100 T
I0 I0
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi
Absorbansi
Absorbansi dengan simbol A dari suatu larutan merupakan logaritma dari 1/T
atau logaritma I0/It.
1
A  log Contoh :
T
I bila A = 0 artinya radiasi diteruskan 100%
 log 0 bila A = 1 artinya radiasi diteruskan 10%
It
 - log (T) Nama lain dari absorbansi adalah Optical Density (OD)
EXAMPLE
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi

Absorptivitas dan Absortivitas Molar


Absorbansi berbanding lurus dengan tebal larutan ( b ) dan konsentrasi
larutan ( C ), yaitu :

A=abC
dimana:
A = absorbansi
a = konstanta proporsional disebut absorptivitas ……. L g-1 cm-1
b = ketebalan ……………………………. cm
C = konsentrasi larutan ………………… g L-1
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi

Jika konsentrasi C dinyatakan dalam mol/liter (Molar) dan ketebalan dalam


cm, maka absortivitas disebut absorptivitas molar (), sehingga :
A=bC

satuannya L mol-1cm-1

Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan


ketebalan dan konsentrasi.

Rumus di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :


Radiasi dengan intensitas I0 yang dilewatkan bahan setebal b berisi sejumlah n
partikel (atom, ion atau molekul) akan mengakibatkan intensitas berkurang
menjadi It
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi
I0 > It I - dI

X
Io It

Y
db
b
Berkurangnya intensitas radiasi tergantung dari luas penampang (S) yang
menyerap partikel, di mana luas penampang ini sebanding dengan jumlah
partikel (n). Sehingga:

 dI dS
 S  n sehingga dS  dn
I S
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi
Bila diintegralkan
It n
dI k .dn  I t  k .n
  0 S  In   
Io
I  Io  S

I0 k.n
log 
I t 2,303 S

Luas penampang S dapat dinyatakan dalam volume V (cm) dan ketebalan b


(cm) :
I0
S  cm2  sehingga :
V k.n.b
log 
b I t 2,303V
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi
n/V menunjukkan banyaknya partikel/cm3, jadi besaran ini dapat dikonversi ke
dalam konsentrasi dalam mol/L, yaitu :
n partikel 1000 cm3 /L 
C x
6.02 x 10 partikel/mol
23
V cm3 

1000 n 6.02 x 10 23
C
C 23
mol/L atau n 
6.02 x 10 V V 1000
Sehingga:
 Io  6.02 x 10 23 .k.b.C 6.02 x 10 23 .k
Log   ε
 It  2.303 x 1000 2.303 x 1000

 Io 
Jadi Log    ε.b.C atau A  ε.b.C
 It 
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi
Untuk campuran, Hk. Lambert-Beer bersifat aditif.

ATotal  A1 + A2 + A3 ...... + An
or
ATotal   1 b1 c1 +  2 b2 c2 +  3 b3 c3 ...... +  n bn cn
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi

HUKUM LAMBERT-BEER

Grafik hubungan antara absorbansi (A) terhadap konsentrasi


(C) akan menghasilkan garis lurus melalui titik (0,0).
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi

Asumsi
1. Radiasi sinar datang harus monokromatis.
2. Spesi penyerap (molekul, atom, ion, dll) independen satu
sama lain.
3. Radiasi sinar datang merupakan berkas paralel yang tegak
lurus dengan permukaan media penyerap.
4. Radiasi sinar melintasi media penyerap dengan panjang
yang sama.
5. Media penyerap homogen dan tidak menyebabkan
penghamburan sinar.
6. Radiasi sinar datang mempunyai intensitas yang tidak terlalu
besar yang menyebabkan efek saturasi.
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi

LIMITASI HUKUM LAMBERT-BEER


A  abc
Menurut Hk. Lambert-Beer, A berbanding lurus dengan
panjang lintasan (b) dan konsentrasi (c), sehingga:
1. A tidak mempunyai limitasi terkait dengan b.
Gunakan sel yang tipis untuk sampel dengan konsentrasi tinggi.
Gunakan sel yang tebal untuk sampel dengan konsentrasi rendah.

Contoh: Jika A = 0.410 dalam kuvet (b = 1.0 cm)

Sehingga jika: b = 2.0 cm, A = 0.820


b = 0.1 cm, A = 0.041
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi

2. Chemical Deviation
A berbanding lurus dengan konsentrasi (c), kecuali:
untuk konsentrasi yang terlalu tinggi atau jika terjadi reaksi kimia
a. Biasanya, A menjadi nonlinier jika C > 0.10 M
 Pada konsentrasi diatas 0.10 M, jarak antar molekul analit menjadi
cukup dekat, yang mempengaruhi distribusi muatan, sehingga
mengubah cara molekul melakukan serapan (mengubah ).
b. A menjadi nonlinier jika terjadi reaksi kimia.
 Jika analit mengalami assosiasi, dissosiasi
atau bereaksi dengan pelarut atau komponen
lain dalam larutan, penyimpangan Hk.
Lambert-Beer akan terjadi.

+
HIn  H + In -
Color 1 Color 2
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi

3. Instrumental Deviation
a. Efek Radiasi Polikromatik
Idealnya, monokromator akan melewatkan radiasi monokromatis,
tetapi kenyataannya monokromator akan melewatkan radiasi berupa
pita. Bandwidth spektrometer akan mempengaruhi linieritas Hk.
Lambert-Beer.
Pengukuran dilakukan pada max untuk memperkecil error.

A
Hubungan Kuantitatif Radiasi dengan Materi
3. Instrumental Deviation
b. Hamburan cahaya

Anda mungkin juga menyukai