Anda di halaman 1dari 20

 Etika sebagai ilmu yang normatif, dengan sendirinya

berisi norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan


dalam kehidupan sehari-hari
 Etika merupakan hal penting dalam profesionalisme
keperawatan, proses pembelajaran etika bukan hanya
memahami difinisi tetapi juga memahami masalah-
masalah yang ada di pelayanan kesehatan saat ini,
sehingga diharapakan mampu memahami teori dan
mampu mamahami masalah yang menjadi kenyataan
 Kompetensi yang harus dimiliki perawat adalah
perawat mampu mendifinisikan konsep etik dan
mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi di
pelayanan kesehatan, serta mampu menerapkan
pelayanan keperawatan dengan memperhatikan sikap
etik dengan menggukan kode etik keperawatan
sebagai pedoman
 Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan
penuntun untuk membuat keputusan etis praktik
profesional. Teori-teori etik digunakan dalam
pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara
prinsip-prinsip dan aturan-aturan
 Para ahli falsafah moral telah mengemukakan
beberapa teori etik, yang secara garis besar
dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi
dan deontologi.
 Teleologi.
Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang
berarti akhir. Pendekatan ini sering disebut dengan
ungkapan the end fustifies the means atau makna
dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir
yang terjadi. Teori ini menekankan pada
pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan
ketidakbaikan sekecil mungkin bagi
manusia.Contoh penerapan teori ini misalnya bayi-
bayi yang lahir cacat lebih baik diizinkan
meninggal daripada nantinya menjadi beban di
masyarakat.
 Penerapan teori ini perawat tidak
menggunakan pertimbangan, misalnya
seperti tindakan abortus dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa ibu, karena setiap
tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal
ini calon bayi) merupakan tindakan yang
secara moral buruk. Prinsip etika
keperawatan meliputi kemurahan hati
(beneficence).Inti dari prinsip kemurahan
hati adalah tanggung jawab untuk melakukan
kebaikan yang menguntungkan pasien dan
menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan pasien
 Permasalahan etis yang dihadapi perawat
dalam praktik keperawatan telah
menimbulkan konflik antara kebutuhan
pasien dengan harapan perawat dan falsafah
keperawatan. Masalah etika keperawatan
pada dasarnya merupakan masalah etika
kesehatan, dalam hal ini dikenal dengan
istilah masalah etika biomedis atau bioetis.
Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang
mempelajari masalah-masalah yang timbul
akibat kemajuan ilmu pengetahuan terutama
di bidang biologi dan kedokteran
 Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
 Perawatan dalam melaksanakan pengabdian senantiasa berpedoman pada
tanggungjawab yang pangkal tolaknya bersumber pada adanya kebutuhan
terhadap perawatan untuk individu, keluarga dan masyarakat,Perawatan
dalam melaksanakan pengabdian dalam bidang perawatan senantiasa
memelihara situasi lingkungan yang menghormati nilai budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan
masyarakat.Perawatan dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu
dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai
dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.Perawatan senantiasa
menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan individu dan masyarakat
dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya
serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas
kewajiban pada kepentingan masyarakat.
 Tanggung jawab perawat terhadap tugas.
 Perawatan senantiasa memelihara mutu pelayanan perawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan perawatan sesuai dengan kebutuhan individu dan atau
klien, keluarga dan masyarakat.Perawat wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya.Perawatan tidak akan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan perawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma
perawatan.Perawatan dalam menunaikan tugas dan kewajiban
senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh
dengan pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik serta kedudukan sosial.Perawat
senantiasa melakukan perlindungan dan keselamatan pasien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan
tangungjawab yang ada hubungan dengan perawatan.
 Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya.
 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lain, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
ataupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.Perawat
senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya
terhadap sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi
lain dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam bidang perawatan.Tanggung
jawab perawat terhadap profesi perawatan.Perawat senantiasa meningkatkan
pengetahuan kemampuan profesional secara sendiri atau bersama-sama dengan
jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat
bagi perkembangan perawatan.Perawat selalu menjungjung tinggi nama baik profesi
perawatan dengan menunjukkan tingkahlaku dan kepribadian yang luhur.Perawat
senatiasa berperan dalam penentuan pembakuan pendidikan dan pelayanan
perawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
perawatan.Perawatan secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi perawatan sebagai sarana pengabdian.
 Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah,
bangsa, dan tanah air.
 Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan
sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh
pemerintah dalam bidang kesehatan dan
perawatan.Perawatan senantiasa berperan aktif
dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan dan perawatan kepada
masyarakat.
 Kemampuan membuat keputusan masalah
etis merupakan salah satu persyaratan bagi
perawat untuk menjalankan praktik
keperawatan profesional. Dalam membuat
keputusan etis, ada beberapa unsur yang
mempengaruhi seperti nilai dan kepercayaan
pribadi, kode etik keperawatan, konsep
moral perawatan dan prinsip- prinsip etik.
 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
seseorang dalam membuat keputusan etis
antara lain faktor agama dan adat istiadat,
sosial, ilmu pengetahuan/teknologi,
legalisasi/keputusan juridis, dana/keuangan,
pekerjaan/posisi pasien maupun perawat,
kode etik keperawatan dan hak-hak pasien.
 Faktor agama dan adat istiadat.
 Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor
utama dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat
disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini maupun
kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang
diperlukan proses. Semakin tua dan semakin banyak pengalaman
belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-
nilai yang dimilikinya.
 Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh
penduduk dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat
istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia
harus beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama
Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana di Indonesia
menjadikan aspek ketuhanan sebagai dasar paling utama. Setiap
warga negara diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan yang
dianutnya.
 Faktor sosial.
 Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap
pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara lain
meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan
perundang-undangan.
 Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh
terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan
kesehatan yang tadinya berorientasi pada program
medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif
dengan pendekatan tim kesehatan.
 Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
 Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai
manusia pada abad sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai
meliputi berbagai bidang.
 Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan
kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan
ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur
baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan
gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesin
hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat
diganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
etika.
 Faktor legislasi dan keputusan juridis.
 Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling
berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi
menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi
perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan
menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai
hukum dapat menimbulkan konflik.
 Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi
permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topik yang
banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu
bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun
untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau
untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum
kesehatan.
 Faktor dana/keuangan.
 Dana/keuangan untuk membiayai
pengobatan dan perawatan dapat
menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat, pemerintah
telah banyak berupaya dengan mengadakan
berbagai program yang dibiayai pemerintah.
 Faktor pekerjaan.
 Perawat perlu mempertimbangkan posisi
pekerjaannya dalam pembuatan suatu
keputusan. Tidak semua keputusan pribadi
perawat dapat dilaksanakan, namun harus
diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia
bekerja. Perawat yang mengutamakan
kepentingan pribadi sering mendapat sorotan
sebagai perawat pembangkang. Sebagai
konsekuensinya, ia mendapatkan sanksi
administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan
 Kode etik keperawatan.
 Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo,
menyatakan bahwa kode etik merupakan salah satu
ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti
penting dalam penentuan, pertahanan dan
peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan
bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat
telah diterima oleh profesi.
 Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang
tepat terhadap masalah yang menyangkut etika,
perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis
permasalahan-permasalahan etis.
 Hak-hak pasien.
 Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak
manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari
interpretasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.
 Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara,
hak-hak hukum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas
dikenal menurut Megan (1998) meliputi hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi
informasi, hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang
pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi informed concent, hak
untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong, hak
untuk mempunyai pendapat kedua(secand opini), hak untuk diperlakukan
dengan hormat, hak untuk konfidensialitas (termasuk privacy), hak untuk
kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak untuk
mempertahankan dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi kematian
dengan bangga.

Anda mungkin juga menyukai