Anda di halaman 1dari 60

Case Report Session

ACUTE HEART FAILURE

Preseptor :
dr. Muhammad Fadil, Sp.JP (K), FIHA

Regina Dwi Ananda


Rey Mas Fakhrury
Rima Karlina
Shafrina Irza
BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

2012 2030
46%
5,7 juta 8 juta

2-3 bulan Rawat Ulang


Saat Rawat
Pasca Rawat dalam 2-3 bulan
4-7%
7-11% 25-30%

Farmakis D, Papingiotis G, Parissis J (2017). Acute heart failure: epidemiology and socioeconomic burden. Continuing Cardiology Education, 2017, 3(3)
LATAR BELAKANG

Acute Heart Failure  gejala dan tanda perburukan


mendadak dari gagal jantung, dapat datang pertama kali (de
novo) ataupun sebagai eksaserbasi dari gagal jantung kronis
sebelumnya (decompensated)

Pria Riwayat Penyakit


>70 tahun gagal jantung komorbiditas

Kurmani S, Squire I (2017). Acute heart failure: definition, classification and epidemiology. Curr Heart Fail Rep, 2017, 14:385
LATAR BELAKANG

AHF with
ACS
Pulmonary ADHF
Edema
AHF
Cardiogenic Hypertensive
Shock HF

Right HF
ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2008. European Journal of Heart Failure (2008) 933-989
ESC guidelines for the
diagnosis and treatment
of acute and chronic heart
failure 2016.
Batasan • Diagnosis hingga tatalaksana
AHF
Masalah

Tujuan • Meningkatkan pengetahuan


dan pemahaman AHF
Penulisan

Metode • Tinjauan kepustakaan AHF


berdasarkan buku teks dan
Penulisan berbagai literatur
BAB II

ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn.MI
 Umur : 55 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Komplek Kharismatama Permai
 Pekerjaan : Swasta
 Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2018
ANAMNESIS

Telah dirawat seorang pasien laki-laki berusia 55


tahun sejak tanggal 17 Februari 2018 di Bangsal
Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan:

Keluhan utama :
• Sesak napas yang meningkat sejak 1 hari
sebelum masuk Rumah Sakit.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit sekarang:


• Sesak napas yang meningkat sejak 1 hari yang lalu. Sesak
tidak berbunyi menciut, tidak dipengaruhi cuaca dan
makanan. DOE (+), PND (+), OP (+). Riwayat sesak napas
sebelumnya (-), riwayat sembab pada kedua tungkai (-).
• Batuk (+) sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, tidak
berdahak, riwayat batuk lama sebelumnya (-)
• Nyeri dada (+) hilang timbul, durasi <5 menit, tidak
menjalar, keringat dingin (+), mual (-), muntah (-).
ANAMNESIS

Riwayat penyakit sekarang:


• Dada terasa berdebar-debar (-), pusing (-), pingsan (-)
• Demam (-), BAK warna dan frekuensi seperti biasa
• Penurunan berat badan 7 kg dalam tiga bulan terakhir
• Pasien pernah dirawat di Bangsal Jantung RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada Desember 2017 dengan diagnosis NSTEMI dan telah
menjalani PTCA 1 stent DES di LM – distal LCX pada CAD 3VD
(inkomplit di LAD, CTO di RCA)
• Pasien menjalani control rutin Poliklinik Jantung dan mendapatkan
terapi Aspirin 1x80 mg, Atorvastatin 1x40 mg, Ticagrelor 2x90 mg,
Ramipril 1x2,5 mg, Bisoprolol 1x2,5 mg dan Nitrat 2x0,5 mg.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu :


• Riwayat hipertensi (-), diabetes melitus (-)
• Riwayat penyakit jantung (+)
• Riwayat asma (-), gastritis (-)
• Riwayat stroke (-)
Faktor Resiko Kardiovaskuler :
• Merokok (-)
• Hipertensi (-)
• DM (-)
ANAMNESIS

Riwayat keluarga :
• Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat diabetes melitus (-)
• Riwayat
Riwayat penyakitSosial
Pekerjaan, jantung (-)Ekonomi, Kejiwaan
dan
dan Kebiasaan:
• Pasien merupakan seorang pekerja swasta
dengan aktivitas fisik sedang
PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital
 Keadaan umum : sakit berat  Berat badan: 43 kg
 Kesadaran : CMC  Tinggi badan: 155 cm
 Frekuensi nadi : 150x/menit  Status Gizi : Berat badan
 Frekuensi nafas : 30x/menit kurang (BMI=17,9)
 Tekanan darah : 120/93  Sianosis : tidak ada
mmHg  Edema : tungkai (-/-)
 Suhu: 36,5 C  Anemis : tidak ada
 Ikterus : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
 Kulit
Warna cokelat gelap, teraba hangat, turgor kulit baik
 Kepala
Normocephal
 Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
 Telinga
Tidak ditemukan kelainan
 Hidung
Tidak ada tanda perdarahan
 Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan JVP 5+3 cmH20
PEMERIKSAAN FISIK
Paru
 Inspeksi : normochest, pergerakan dinding dada simetris pada kondisi statis
dan dinamis
 Palpasi : fremitus sama kiri dan kanan
 Perkusi : sonor pada lapangan paru kanan dan kiri
 Auskultasi : suara nafas vesikular, ronkhi +/+ (ronki basah halus 1/3 basal
paru), wheezing -/-
Jantung
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : iktus teraba 1 jari lateral LMCS RIC VI, seluas ± 2 cm, kuat angkat
 Perkusi : Batas jantung atas : RIC II
Batas jantung kanan : LSD
Batas jantung kiri : 1 jari lateral LMCS RIC VI
 Auskultasi : S1-S2 reguler, bising tidak ada, gallop tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
 Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
 Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
 Akral hangat, edema tungkai (-/-), capillary refilling time <2 detik
Alat Kelamin
 Tidak diperiksa
Anus
 Tidak diperiksa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah lengkap
 Hb : 13,1 g/dl
 Ht : 40 %
 Leukosit : 10.300/mm3
 Trombosit : 168.000/mm
 GDS : 111 mg/dl
 Ur/Cr : 46/1,4 mg/dl
 Na/K/Ca/Cl : 138/4,6/8,3/108 Mmol/L
 Troponin I : 0,1 ng/ml

Kesan : leukositosis, kreatinin meningkat, troponin I meningkat


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan AGD
 pH : 7,43
 PCO2 : 18,3 mmHg
 P02 : 124,7 mmHg
 HCO3 : 12,1 mmol/L
 Becf : -12,5 mmol/L
 S02 : 99%
EKG

Irama sinus takikardi, QRS rate 150 x/menit, axis LAD, gelombang P
normal, PR interval 0,12 detik, QRS duration 0,06 detik, segmen ST
normal, Q patologis di V1-V2, T inverted di II, III, avF, LVH (+), RVH (-).
RONTGEN THORAKS

CTR 65%, segmen aorta normal, segmen pulmonal normal, pinggang


jantung (+), apeks tertanam, infiltrat (+), corakan bronkovaskular
(+), kranialisasi (+)
DIAGNOSIS KERJA

 AHF ec ACS
 NSTEMI TIMI 4/7 GS 156
 Susp. CAP
TATALAKSANA

Farmakologis :
• IVFD NaCl 0,9% 500cc/24 jam
• O2 binasal 4 L/menit
• Furosemid 40mg IV drip 5 mg/jam
• Nitrogliserin drip start 10 mcg/menit
• Loading ASA 160 mg
• Ticagrelor 180 mg

Terapi Non Farmakologis :


• Edukasi kepatuhan minum obat

Rencana :
• Ekokardiografi
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : dubia ad bonam


 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP

20/2/2018 20/2/2018
S/ Sesak napas (-) P/ Furosemid drip 3 mg/jam
Aspirin 1x80 mg
O/ KU Kes TD Nd Nf T Ticagrelor 2x90 mg
sdg cmc 94/66 80 20 af Ranitidin 2x50 mg
Azythromicin 500 mg
Atorvastatin 1x40 mg
A/ - AHF ec ACS
Bisoprolol 1x1,25 mg
- NSTEMI TIMI 4/7 GS 156 Enoksaparin 2x0,6 cc
- CAP
FOLLOW UP

20/2/2018 20/2/2018
S/ Sesak napas (-) P/ Furosemid drip 2 mg/jam
Aspirin 1x80 mg
O/ KU Kes TD Nd Nf T Ticagrelor 2x90 mg
sdg cmc 96/64 82 20 af Ranitidin 2x50 mg
Azythromicin 500 mg
Atorvastatin 1x40 mg
A/ - AHF ec ACS
Bisoprolol 1x2,5 mg
- NSTEMI TIMI 4/7 GS 156
- CAP
BAB III

DISKUSI
 Sesak nafas  PND, DOE, OP  gagal jantung

PND DOE OP

Gangguan pompa
LV O2 supply and Berbaring 
demand darah ekstremitas
>> tekanan unbalance balik ke jantung
atrium kiri

Bendungan paru Miokardium Bendungan paru


 Nyeri dada, yang hilang timbul, durasi < 5 menit, tidak
menjalar, disertai keringat dingin (+), mual ataupun
muntah (-)
 Riwayat nyeri dada sebelumnya ada
 Post rawatan bangsal Jantung RSUP Dr. M. Djamil dengan
diagnosis STEMI dan telah dilakukan PTCA 1 stent DES di
LM - distal LCX pada CAD 3 VD (inkomplit di LAD, CTO di
RCA)
 Nyeri dada  pengaruh respirasi (-), perubahan
posisi tubuh (-), kondisi lain seperti infeksi (-) 
nyeri iskemik

Pembuluh
Perubahan Penipisan
darah
komposisi tudung Iskemik
koroner
plak fibrus
pecah
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

Peningkatan
PND (+) DOE (+) Kardiomegali Kardiomegali
JVP
PERKI (Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular
Indonesia). Pedoman
Tatalaksana Gagal Jantung.
2015.
Akut

Presentasinya Kronik

acute on chronic
heart failure
Akut
• Pada gagal jantung akut manifestasi klinis berupa
sesak napas yang muncul secara cepat (< 24 jam)
akibat : kelainan fungsi sistolik atau diastolik atau
irama jantung, atau kelebihan beban awal (preload),
beban akhir (afterload), atau gangguan kontraktilitas.
Kronik
• Suatu sindrom klinis yang kompleks akibat adanya
kelainan struktural atau fungsional yang mengganggu
kemampuan pompa jantung atau mengganggu
pengisian jantung
Gejala gagal jantung akut
• Dapat muncul pada pasien yang awalnya tanpa
manifestasi klinis namun dengan pencetus, seperti:
sindrom koroner akut, hipertensi berat, atau
regurgitasi katup jantung.

sesak napas
pencetus
terjadi <24 jam
gagal jantung
Pada pasien dan sudah dikenal
akut :
ini mengalami
sindrom
penyakit sindrom
koroner akut
koroner akut
 Pemeriksaan Fisik  sakit sedang, kesadaran
komposmentis kooperatif, TD 120/93mmHg, nadi 150
kali/menit, suhu 36,5ºC, nafas 30x/menit, TB 155 cm, BB
43 kg, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, JVP
5+3 cmH2O
 Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan inspeksi, palpasi,
dan perkusi dalam batas normal, auskultasi suara nafas
vesikuler, Rh +/+, Wh -/-.
Ronki  transudasi cairan dari kapiler paru ke ruang intersisial.
 Pada pemeriksaan fisik jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari lateral LMCS RIC VI.
- Perkusi : batas jantung kiri 1 jari lateral LMCS RIC VI.
- Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-).

kardiomegali  tanda gagal jantung.


 Pemeriksaan abdomen didapatkan dalam batas normal.
 Pemeriksaan punggung tidak didapatkan kelainan.
 Pada ekstremitas tidak terdapat edema, serta pada
pemeriksaan ditemukan akral hangat dan CRT < 2’ 
perfusi jaringan masih baik
 EKG  irama sinus takikardi, QRS rate 150 x/menit, axis
LAD, gelombang P normal, PR interval 0,12 detik, QRS
duration 0,06 detik, segmen ST normal, Q patologis di V1-
V2, T inverted di II, III, avF, LVH (+), RVH (-). Pada
gambaran EKG didapatkan adanya T inverted di II, III, avF

 Iskemik.
 Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan CTR 65%,
segmen aorta normal, segmen pulmonal normal, pinggang
jantung (+), apeks tertanam, infiltrat (+), kranialisasi
(+).

 Apex tertanam dan CTR 65%  LVH.


 Pemeriksaan laboratorium 
peningkatan troponin I  penanda
terjadinya ACS  pencetus AHF
PERKI (Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular
Indonesia). Pedoman Tatalaksana
Gagal Jantung. 2015.
ESC guidelines for the diagnosis
and treatment of acute and chronic
heart failure 2016.
ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2016.
Oxygen
Therapy
and/or Diuretics Vasodilator
Ventilatory
Support

Thromboembolism Other
Vasopressor Prophylaxis drugs
Furosemid drip 5 NaCl 0,9% 500
mg/jam cc/24 jam

Diuretik Intravena

Euvolemia Gejala sesak dan


(warm and dry) tanda kongesti
Nitrogliserin 10
mcg/menit

Vasodilator

Resistensi
vaskular sistemik
ESC guidelines for the diagnosis and treatment of
acute and chronic heart failure 2016.
Aspirin 160
mg Gastro
intestinal

Antiplatelet Ticagrelor
180 mg
Ranitidin
2x50 mg
NSTEMI
ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure 2016.
Risiko kematian
Bisoprolol
dan infark
1x1,25 mg
berulang <<

LVEF <40%
Beta-blocker
Kondisi stabil
ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia). Pedoman
chronic heart failure 2016. Tatalaksana Gagal Jantung. 2015.
KESIMPULAN

Telah dilaporkan  pasien laki-laki 55 tahun


Diagnosis  AHF ec ACS + NSTEMI TIMI 4/7
GS 156 + CAP
KESIMPULAN

 Anamnesis  sesak napas yang meningkat sejak 1 hari


SMRS, tidak menciut, tidak dipengaruhi cuaca dan
makanan  eksklusi penyebab sesak akibat respirasi
 PND (+), DOE (+), OP (+), riwayat sesak (-), riwayat
sembab (-)
 Nyeri dada hilang timbul, menjalar (-), keringat dingin
(+), mual (-), muntah (-) riwayat nyeri dada (+)
 Pasien pernah diagnosis NSTEMI  PTCA 1 stent DES di
LM – distal LCX (Desember 2017)
 Pasien kontrol rutin poliklinik
 Pemeriksaan Fisik  frekuensi nadi 150x/menit,
tanda vital lain normal, BMI 17,9
 Jantung  iktus kordis teraba pada 1 jari lateral
LMCS RIC VI, batas jantung kiri pada 1 jari lateral
LMCS RIC VI  kardiomegali
 Paru  ronki basah halus
 Pemeriksaan laboratorium  leukositosis, kreatinin
>>, troponin I >>
 EKG  iskemik
 Rontgen Thoraks  kardiomegali dan infeksi paru
 Tatalaksana  IVFD NaCl 0,9% 500cc/24 jam, O2
binasal 4 L/menit, Furosemid 40mg IV drip 5
mg/jam, Drip NTG start 10 mcg/menit, Loading ASA
160 mg, Ticagrelor 180 mg
DAFTAR PUSTAKA
1. Farmakis D, Papingiotis G, Parissis J (2017). Acute heart failure: epidemiology and
socioeconomic burden. Continuing Cardiology Education, 2017, 3(3).
2. Kurmani S, Squire I (2017). Acute heart failure: definition, classification and epidemiology.
Curr Heart Fail Rep, 2017, 14:385.
3. Nieminen MS, Bohm M, Cowie MR, Drexler H, Filippatos GS, Jondeau G et al (2005). ESC
guidelines on the diagnosis and treatment of acute heart failure. European Heart Journal.
4. ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2012.
European Heart Journal (2012) 33, 1787-1847.
5. PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia). Pedoman Tatalaksana
Sindrom Koroner Akut. 2015.
6. PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia). Pedoman Tatalaksana
Gagal Jantung. 2015.
7. ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2016.
European Heart Journal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai