Anda di halaman 1dari 18

Gastroesofageal Reflux Desease pada

Bayi dan Penatalaksaannya

Ika Salamah
102014151
Skenario 7

Seorang ibu membawa bayinya usia 4 bulan dengan


keluhan kalau bayinya sehabis minum susu sering
keluar kembali melalui mulut, kurang lebih 1-2
sendok makan dan ini terjadi setiap kali bayi
tersebut menyusu sejak 2 minggu yang lalu.

Rumusan Masalah: Seorang Bayi 6 bulan dengan


keluhan habis minum susu keluar susu sejak 2 m
inggu yang lalu.
 Identitas: Bayi 6 bulan
 Keluhan Utama: Sehabis
TTV : dalam batas normal
minum susu sering keluar
BB: 7,5 kg
kembali minum susu
PB: 65 cm
langsung muntah , 1-2
Bayi aktif menyusui
sendok makan.
Working Diagnosis
GERD

• Kondisi patologis
• sejumlah isi lambung
berbalik(refluks) ke esophagus
melebihi jumlah normal.
• Menimbulkan berbagai
keluhan dan kelainan.
• Heartburn & regurgitasi.
Differential Diagnosis

• Penyempitan dari sfingter pylorus.


• Hal ini merupakan penyebab
penyumbatan usus yang paling
umum pada bayi.
• terjadi ketika otot-otot pylorus
menebal dan mencegah makanan
masuk ke usus halus. Bayi dapat
muntah, mengalami dehidrasi, dan
kehilangan berat badan.
Differential Diagnosis
Atresia Duodenalis

• Kegagalan kanalisasi pd masa embrional


disertai atresia bagian usus lainnya
• Sering muntah-muntah mengandung
empedu
• Distensi abdomen terjadi dibagian atas-
bila habis minum-gerakan peristaltik
melintasi garis tengah, kiri-kanan
• Foto abdomen polos-ada gambaran
“double buble” tidak ada gambaran
udara di usus halus
• Pengobatan definitif-operasi
Epidemiologi

• Bayi mengalami refluks ringan, sekitar 1 : 300 hingga 1:1000


• Gastroesofagus refluks paling banyak terjadi pada bayi sehat berumur
4 bulan, dengan > 1x episode regurgitas, Pada umur 6 – 7 bulan,
gejala berkurang dari 61% menjadi 21%, Hanya 5% bayi berumur
12 bulan yang masih mengalami RGE.
Etiologi

• Penyakit gastroesofageal refluks bersifat multifaktorial.


• Hal ini dapat terjadi oleh karena :
– sfingter esophagus bagian bawah yang inkompeten
– relaksasi dari sfingter esophagus bagian bawah yang bersifat
sementara
– terganggunya ekspulsi dari refluks lambung dari esophagus,
ataupun hernia hiatus.
Patofisiologi

 Dari mulut-esophagus-lambung(cardia) harus melalui saluran yang


lancer/paten. Tapi sebaliknya, dari lambung-esophagus harus dicegah.
 Faktor-faktor penting agar mekanisme ini terjadi, dipengaruhi oleh:
 Segmen esofagus intraabdominal
 Selaput lendir di esofagus distal
 Motilitas esofagus
 Pada bayi, fungsi ini belum berfungsi baik, terutama karena belum
terbentuknya segmen esofagus intraabdominal.
Manifestasi Klinis
Penatalaksanaan

NON MEDIKA
MENTOSA
MEDIKA
MENTOSA

• Antagonis reseptor H2 (H2RAs; eg, ranitidine, cimetidine,


famotidine, nizatidine)
• penghambat pompa proton inhibitors (PPIs; eg,
omeprazole, esomeprazole, lansoprazole)
Komplikasi
1. Esofagitis →
striktura(distal esophagus)
→ Disfagia →Barret
esophaagus
→adenocarsinoma
esophagus
2. Nutrisi →Gagal tumbuh
3. Extra Esophagus
Prognosis

Umumnya baik jika tidak ada


komplikasi.
Kesimpulan

• Gastroesofageal reflux (GER) adalah suatu keadaan,


dimana terjadi disfungsi sfingter esofagus bagian bawah
sehingga menyebabkan regurgitasi isi lambung ke dalam
esofagus.
• Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gejala-
gejala atau kerusakan jaringan yang terjadi sekunder akibat
refluks isi lambung
Kesimpulan

• Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik,


dan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik tidak
banyak yang khas. Namun terdapat beberapa pemeriksaan
penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis.
• Pilihan terapi GERD termasuk perubahan gaya hidup
(misalnya, modifikasi diet, posisi tubuh yang benar selama
dan setelah makan), terapi farmakologi, dan operasi
antirefluks
-THANKYOU-

Anda mungkin juga menyukai