Anda di halaman 1dari 14

PENGOBATAN RASIONAL

Shirley, S.Si., Apt.


RS Immanuel
Hospital Pharmacy Installation
PROSES
Permasalahan pasien  DIAGNOSIS

Tujuan Terapi

Pemilihan Obat

Terapi Dimulai

Hasil dan
Kesimpulan Terapi
POLA PENGOBATAN RASIONAL
Konsep (WHO) :
1. SUITABILITY  Efektivitas
- Diagnosis
- Obat : jenis, dosis, lama pemberian, rute ,
interaksi
2. SAFETY : ESO, Kontraindikasi
3. COST & KENYAMANAN

Kebijakan peresepan Informasi

Regulasi obat Industri farmasi

Pendidikan kedokteran Sosio Kultural


• Semakin banyak obat yang dikonsumsi, semakin
besar risiko efek samping dan interaksi obat
• Hati-hati :
– Usia sangat muda & lansia
– Hamil dan menyusui
– Penyakit : Ginjal dan Hati (kronis)
• Pemberian obat melalui suntikan belum tentu
merupakan pilihan yang terbaik.
• ‘Iatrogenic disease’ / penyakit tambahan /
penyakit buatan.
• Penyakit hati
POLA PENGOBATAN TIDAK RASIONAL

1. Polifarmasi : PUYER
2. Pemberian ANTIBIOTIKA yang berlebihan dan
tidak perlu
3. Tingginya tingkat pemberian obat injeksi
4. Tingginya tingkat pemakaian obat nongenerik
5. Tingginya tingkat pemakaian obat yang
sebenarnya tidak dibutuhkan: suplemen,
vitamin, penambah nafsu makan, antiaging,
antiosteoporosis, dsb.
• Di beberapa negara sedang berkembang,
persentase peresepan antibiotika yang
sebenarnya tidak perlu diberikan: 52-62%
• Indonesia: 43-60% antibiotika sebenarnya
tidak diperlukan
• Dampak : RESISTENSI
PENYEBAB
1. Banjirnya obat
2. Proses pengambilan keputusan (dokter dan farmasis):
- Lack of confidence
- Patient Pressure
- Company Pressure
3. Banjirnya informasi (PUSH , PROMOTE , EDUCATE ???)
“ terobosan ilmiah, penyembuhan ajaib, produk eksklusif,
formula rahasia, bahan-bahan kuno, tanpa risiko,
antipenuaan, memperbaiki penampilan seksual, semua
alami”
Testimoni
Obat dewa : aneka
Telah dibuktikan secara ilmiah , pasti aman
ANTIBIOTIKA
Antibiotic : substances produced by
microorganism to suppress the growth of
other microorganism
Antimicrobial: encomposses agents
synthesized in laboratory as well as those
natural antibiotics – can be bactericidal or
bacteriostatic.
Antimicrobial Agent

- Concentration

- Bacteria target

Bactericidal action Bacteriostatic action


1. Antibiotika tidak dapat membasmi semua
infeksi – hanya infeksi bakteria
KAPAN ANTIBIOTIKA TIDAK BEKERJA ???
- Colds and Flu
- Sebagian besar batuk
- Bronkitis akut
- Sebagian besar radang tenggorokan
- Sebagian infeksi telinga
- Sinusitis – pada umumnya tidak membutuhkan antibiotika
2. Antibiotic Safety
Efek samping:
- Gangguan sal cerna (diare, mual, muntah, kolik)
- Reaksi alergi (ringan – berat) : ruam, bengkak bibir & kel
mata, asma, Steven Johnson Syndrome, syok)
Berbagai penelitian menunjukkan pemberian antibiotik
pada usia dini akan meningkatkan resiko alergi dan
asma pada saat anak berusia 7 tahun. Bahkan beberapa
antibiotika dapat menimbulkan reaksi demam.
- Gangguan darah. Mis chloramfenicol menimbulkan
anemia aplastik.
- Gangguan fungsi hati. Mis : INH, Rifampisin, PZA,
Eritromisin, nitrofurantoin, trimetrorim, sulfonamid,
amoxicillin-clavulanic acid.
- Gangguan fungsi ginjal
- Munculnya kuman yang resistensi antibiotika
RESISTENSI ANTIBIOTIKA

• Antibiotika berlebihan
• Kuman-kuman yang tidak terbunuh bermutasi menjadi
kuman yang resisten “Superbug”  perlu antibiotika yang
lebih kuat.
• Dalam waktu cepat superbug akan kebal terhadap
antibiotika superkuat.
• Pemberian antibiotika yang berlebihan menyuburkan
kembali infeksi yang semula sudah dapat dibasmi.
• Dampak lain : terbunuhnya “kuman baik”  superinfection
• Superbugs dapat menginfeksi orang lain

Semakin sering dan lama menggunakan antibiotika, semakin besar resiko


terbentuknya superbugs dan semakin meningkat pula resiko superinfeksi.
Semakin jarang mengkonsumsi antibiotika, semakin jarang jatuh sakit
• Tetracycline : berikatan pada gigi dan
tulang yang berkembang
• Sulfonamid : kernicterus dan gangguan
saraf
• Renal function: aminoglikosida,
vancomycin, penicillin, carbapenem, etc
• Ototoksisitas: aminoglikosida, streptomisin
• Hepatic function: eritromisin, PZA
• Sumsum tulang : chloramfenicol
• Teratogenic: metronidazol, trimetoprim
• Infeksi katup jantung : bakterisidal
• Meningitis: chloramfenicol, metronidazol.
Cephalosporin, penicillin, aztreonam,
carbapenem (variation degrees).
• Osteomyelitis : < 4 weeks high rate of
failure.
• TBC

Anda mungkin juga menyukai