Anda di halaman 1dari 19

TBC Paru pada Anak

KELOMPOK D2
 Alfrida Ade B 102011137
 Sylvia 102012007
 Henok N 102012068
 Edwin 102012096
 Teriany Widjaya 102012099
 Rahel Tjandrawan 102012286
 Priscilla Nathalia 102012356
 Ahmad Marzuqi 102012475
 Siti Nur Afiqah 102012486
SKENARIO 5
 Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa
ke Puskesmas dengan keluhan batuk yang
tidak kunjung sembuh sejak 2 minggu yang
lalu. Keluhan disertai demam ringan terutama
pada malam hari dan nafsu makan serta berat
badan menurun. Pada PF didapati kesadaran
compos mentis dan tampak sakit ringan. BB
15kg, TD 90/60 mmHg, frekuensi nafas
24x/menit, suhu 37.7⁰C. Lain-lainnya dalam
batas normal.
RUMUSAN MASALAH
 Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun
datang dengan keluhan batuk yang tidak
kunjung sembuh sejak 2 minggu lalu
disertai demam ringan dan nafsu makan
menurun
MIND MAP
Anam
Penata nesis
PF &
laksan
PP
aan

Kompl WD &
ikasi DD

RM
Faktor Patofis
resiko iologi

Epide
Gejala
miolo
klinik
Etiolo gi
gi
Anamnesa
 Anamnesis yang kita lakukan yaitu
aloanamnesis
 Hal-hal yang perlu kita tanya:
◦ Bagaimana riwayat sosial keluarga?
◦ Menanyakan apakah di satu rumah ada yang seperti ini?
◦ Apakah gejala yang khas selama 2 minggu ini?
◦ Apakah anak tersebut pernah mengalami hal yang sama?
◦ Pernah diberikan obat?
◦ Bagaimana keadaan lingkungan sekitar?
Pemeriksaan Fisik/PF
 Pemeriksaan fisik  memperkuat temuan
anamnesis.
 Pemeriksaan fisik meliputi :
◦ Kita melihat keadaan umum anak
◦ Cek TTV anak
◦ Meraba apakah ada yang sakit pada bagian dada
◦ Perkusi pada bagian dada, bagaimana bunyinya
◦ Dengarkan suara napas dari sang anak
Pemeriksaan Penunjang/PP
 Pemeriksaan untuk konfirmasi :
1. Foto rontgen paru
2. Pemeriksaan sputum atau bilasan lambung
3. Tes uji Mantoux

 Foto rontgen paru


Adanya pembesaran kelenjar lymphe di hilus. Inilah yang menjadi kekhasan
TBC aktif. Namun apabila ditemukan adanya suatu kalsifikasi pada daerah
paru, maka itu adalah proses inaktif pada anak.
 Pemeriksaan sputum
Pada pemeriksaan sputum yang dilakukan pada penderita TBC, maka
ditemukan bahwa hasilnya yaitu ditemukan bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
 Mantoux test
ditemukan eritema pada daerah yang disuntikkan, tepatnya pada
daerah bagian voler lengan bawah, setelah itu diukur indurasinya.
Biasanya pada uji mantoux yang positif, maka akan ditemukan
indurasi yang ukurannya lebih dari 10mm
Working Diagnosis
 TBC paru pada anak
 Penting dilakukan anamnesis dan PP
 Batuk darah, penurunan berat badan dalam 2
minggu, pembesaran kelenjar getah bening
servikal.
Differential Diagnosis
BKB (Batuk Kronis Berulang)
 Batuk yang lebih dari 14 hari dalam 3 episode di 3
bulan berturut-turut
 Merupakan batuk lanjutan akibat penyakit
sebelumnya
Faringitis bakterial
 Peradangan akut membran faring. Paling sering
stretococcus beta hemolitikus grup A
 Tidak ada keluhan batuk
 Hanya pembesaran KGB servikal, demam <38˚C
dan nyeri tenggorokan
Asma bronkial
 Obstruksi yang bersifat reversible
 Berhubungan erat dengan orang yang memilki
riwayat alergi (IgE)
 Dispnea, mengi, sesak napas
Pneumonia
 Peradangan yang diakibatkan oleh bakteri,
virus ataupun jamur
 Retraksi saat melakukan inspirasi
 Perkusi pekak, fremitus lemah dan suara ronki
Etiologi
 Penyebab tuberculosis paru yaitu
Mycobacterium tuberculosis.
 Batang lengkung, gram positif, peleimorfik, tidak
bergerak, tidak membentuk spora, panjang
sekitar 2-4 µm.
 Tumbuh baik pada suhu 37-41˚C. Pada uji
niasin akan menghasilka mikolat, bakteri ini juga
menghasilkan katalase.
 Tumbuh lambat, waktu pembentukkannya
adalah 12-24 jam. Pada uji isolasi yang
ditanamkan pada media selektif, akan tumbuh
sekitar 1-3 minggu
Epidemiologi
 Kontak erat (misalnya dalam sebuah keluarga) dan
pajanan massif (misalnya pada petugas kesehatan).
 Uji tuberculin (Mantoux) pada 50% penduduk
Indonesia menunjukkan hasil positif dengan
perincian berdasarkan golongan umur sebagai
berikut: 1-6 tahun 25,9%, 7-14 tahun 42,4%, dan 15
tahun ke atas 58,6%.
Patofisiologi
 Tuberculosis primer:
Sarang primer + limfangitis local +
limfadenitis regional = kompleks primer
 Post primer:
 Kuman non aktif, akan bersarang di apex. Kemudia
membentuk granuloma yang terdiri dari sel histiosit dan
sel datia langhans yang dikelilingi jaringan limfosit
Gejala Klinis
 Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
 Demam subfebril. Tetapi kadang-kadang panas badan
bisa mencapai 40-410C.
 Pembesaran kelenjar superfisialis yang tidak sakit dan
multiple
 Batuk / batuk darah gejala ini banyak ditemukan

Komplikasi
 TB millier, meningitis et causa TB, efusi
pleura, pneumothoraks, bronkiektasis dan
atelektasis
Faktor risiko
 Anak dengan usia kurang dari 5 tahun, sedang
menderita penyakit infeksi (morbili, varisela),
anak yang mendapat obat imunosupresif
jangka panjang (sitostatik, steroid, dll).

Penatalaksanaan
 kombinasi INH dan Rifampicin selama 6 bulan dengan
Pirazinamid pada 2 bulan pertama. Pada TBC berat
dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai
dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan (ditambah
Etambutol dan Streptomisin), dilanjutkan dengan INH
dan Rifampicin selama 4-10 bulan
Prognosis
 Prognosisnya pada kasus TBC paru yaitu
tergantung dari penanganan dan
kepatuhan pada sang penderita.

Pencegahan
 Pencegahan untuk penyakit TBC paru yaitu
dengan menjaga kebersihan diri dan
lingkungan terdekat.
 Berikan suntikkan BCG
Kesimpulan
 Hipotesis diterima
 Anak tersebut menderita TB paru
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai