Anda di halaman 1dari 6

Diagnosis

Anamnesis
• Trias malaria (demam, menggigil, keringat dingin), sakit kepala, mual,
muntah, diare, nyeri otot
• Riwayat bepergian atau tinggal di daerah endemik malaria
• Riwayat sakit malaria atau minum obat malaria
• Riwayat transfusi
• Tanda-tanda malaria berat: dapat ditemukan gangguan kesadaran,
lemah, kejang, tubuh kuning, perdarahan, sesak nafas,
oliguria/anuria, air seni gelap (black water fever)
Pemeriksaan Fisik
• Demam, konjungtiva pucat, sklera ikterik, splenomegali, hepatomegali
• Malaria berat: suhu rektal > 40 derajat C, nadi cepat dan lemah, TD sistolik
< 70 mmHg (dewasa) dan < 50 mmHg (anak), takipnea, penurunan
kesadaran, tanda dehidrasi, tanda anemia berat, ikterik, ronki paru,
hepatomegali, splenomegali, gagal ginjal dengan oliguria hingga anuria,
dan gangguan neurologis

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis dengan mikroskop 
menentukan ada tidaknya spesies, stadium, dan kepadatan Plasmodium
• Diagnostik cepat atau RDT (Rapid Diagnostic Test), yakni HRP 2 (Histidine
Rapid Protein 2) yang diproduksi tropozoit, skizon, dan gametosit muda P.
Falciparum serta aldolase dan p-LDH (parasite lactate dehydrogenase) yang
diproduksi keempat Plasmodium aseksual dan seksual
• Pemeriksaan untuk malaria berat  darah perifer lengkap, kimia darah,
EKG, foto toraks, analisis CSS, biakan darah dan uji serologi, dan urinalisis.
Malaria Berat
Didiagnosis bila ditemukan P. Falciparum pada stadium aseksual dan disertai satu atau lebih
gejala berikut:
• Malaria serebral: malaria dengan penurunan kesadaran
• Anemia berat (Hb < 5 g/dl atau hematokrit < 15%) pada keadaan hitung parasit > 10.000
mikroL
• Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/34 jam pada dewasa atau < 1 ml/kgBB/jam pada anak)
• Edema paru/Acute Respiratory Distress Syndrome
• Hipoglikemia (GD < 40 mg/dl)
• Syok: TD sistolik < 70 mmHg + keringat dingin
• Perdarahan spontan/disertai kelainan lab berupa gangguan koagulasi
• Kejang > 2 kali/24 jam
• Asidemia atau asidosis
• Hemoglobinuria makroskopik karena infeksi malaria akut
• Keadaan lain yang digol sebagai malaria berat adalah hiperparasitemia > 5%, ikterus, dan
hiperpireksia.
Tatalaksana
Obat anti malaria tdd 5 jenis, yakni:
1. Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu
proguanil, pirimetamin.
2.Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit, yaitu
primakuin.
3.Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina,
klorokuin, dan amodiakuin.
4. Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah
gametosid yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosid untuk Plasmodium
vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale adalah kina, klorokuin dan
amodiakuin.
5. Sporontosid mencegah gametosit dalam darah untuk membentuk ookista
dan sporozoit dalam nyamuk Anopheles, yaitu primakuin dan proguanil.
Malaria Falciparum
Lini I:
• artesunat + amodiakuin + primakuin
• Dihiroartemisinin (2-4 mg/kgBB) + piperakuin (16-32 mg/kgBB) + primakuin
(0,75 mg/kgBB)
Lini II:
• Kina (tablet 200 mg kina fosfat/sulfat, per oral, 3 kali/hari) +
doksisiklin/tetrasiklin + primakuin

Malaria Vivax dan Ovale


Lini I:
• artesunat + amodiakuin atau DHP
Lini II malaria vivax:
• Kina + primakuin
Pencegahan
Meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko malaria dengan cara:
• Mencegah gigitan nyamuk  menggunakan kelambu berinsektisida
• Pengendalian vektor
• Kemoprofilaksis  doksisiklin 100 mg/hari, diberikan 1-2 hari
sebelum bepergian ke daerah endemik, selama berada di daerah
tersebut sampai 4 minggu , dan setelah kembali. Tidak boleh
diberikan pada ibu hamil dan anak di bawah 8 tahun dan tidak boleh
diberikan > 6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai