Anda di halaman 1dari 64

SEJARAH SINGKAT

PERKEMBANGAN PELAYARAN
• Adanya peradaban manusia membuat terbukanya pikiran dan cita-
cita manusia untuk dapat menguasai tidak hanya daerah daratan,
tetapi juga daerah perairan. Hal tersebut dikarenakan dua pertiga
luas bumi berupa air dan tanpa disadari bahwa lautan dan
samudera dalam segala aspeknya memiliki daya tarik yang sangat
kuat terhadap manusia. Kesadaran tersebut menciptakan keinginan
manusia untuk berkuasa serta kenyataan bahwa pada umumnya
lautan tidak takluk dibawah kedaulatan suatu negara pun telah
menyebabkan berbagai negara untuk dapat mengusai lautan.
• Awalnya Manusia purba berlayar dengan sebatang kayu. Inilah
nenek moyangnya kapal laut. Kapal laut generasi pertama ini masih
sangat sederhana. Berabad-abad nenek moyang manusia tertarik
hal itu. Mereka menaiki sepotong batang kayu untuk menyeberangi
sebuah sungai.
• Dengan kedua belah tangan mereka mendayung batang kayu
tersebut. Karena beratnya batang kayu, maka jalannya tidaklah
begitu cepat. Kemudian manusia mendapatkan dayung sebagai
pengayuh dan pengemudi. Tidak akan terpikir oleh manusia
untuk dapat mengarungi lautan tanpa dilengkapi dengan dayung
dalam batas jangkauannya (F.O. Pandean)
• Bangsa Phunisia, Thionghoa, Yunani, Romawi, India, Viking, Inca,
Portugis, Spanyol, Peranscis, Inggris, Belanda, dan Amerika serta
nenek moyang kita sendiri merupakan bangsa-bangsa bahari
yang berjasa dalam bidang pelayaran dan perkapalan dunia.
Dengan adanya hasrat untuk dapat berlayar lebih jauh dari
pantai, maka dibangunlah kapal-kapal yang lebih besar, yang
dapat berlayara lebih lama dan diawaki dengan jumlah orang
yang lebih sedikit. Kemudian manusia menemukan mesiu,
pedoman-pedoman dan teori ahli seperti Keppler Copernicus dan
Galilei yang menyebutkan bahwa manusia dapat mencapai duia
bagian timur dengan berlayar ke arah barat. dengan adanya
pernyataan inii maka permintaan pasar ke perdagangan Eropa
akan barang-barang dagang dari dunia Timur semakin meningkat.
• Pelayaran-pelayaran yang dilakukan dengan rakit, perahu layar,
dan perahu dayung ikut berkembang mengikuti peradaban
manusia, dan akhirnya terciptalah pelayaran seperti sekarang ini.
Perahu-perahu pada saat itu dibangun, dimiliki dan dinahkodai
sendiri oleh para pedagang untuk mengangkut dagangan mereka.
Adakalanya juga perahu tersebut mengangkut penumpang dan
barang saudagar-saudagar lain ke pelabuhan tertentu dengan
menarik bayaran.
• Status kepemilikan suatu kapal yang awalnya untuk kepentingan
pribadi berubah menjadi kapal pengangkutan umum yang diikuti
dengan perkembangan perdagangan antar benua yang
menyelenggarakan rute pelayaran tetap, seperti Benua Eropa dan
Amerika dengan ddengan memakai kapal layar.
• Tahun 1776 James Watt menemukan mesin uap, kemudian
Robert Fulson membuat sebuah kapal uap. Dengan hal tersebut
berkembanglah pengetahuan dalam membuat kapal motor, kapal
turbin dan pembuatan mesin penggerak kapal dengan reaktor-
atom. Di Indonesia sendiri, pada abad ke sebelas telah berlaku
“Undang-Undang Laut Malaka” yang menunjukkan bahwa pada
saat tersebut Indonesia sudah mengenal perdagangan dan
pelayaran.
• Dengan perkembangan peradaban secara pesat, terutama setelah
penggantian layar ke tenaga uap serta dengan semakin ramainya
perdagangan dan lalu lintas antar pulau dan antar benua, maka
kebutuhan akan berbagai macam peraturan untuk mengatur pelayaran
niaga di seluruh dunia untuk memperoleh keseragaman sangat
diperlukan. Sebagai akibatnya, berbagai negara maritim di dunia baik
secara pribadi atau bersama-sama menyusun peraturan pelayaran
tersebut. Diantaranya The International Law Association di London
tahun 1873 bagian maritime Law Association, yang kemudian
melahirkan The Hague Rules 1921, yang kemudian dirubah di Brussels
tahun 1924.
• Salah satu Konvensi internasional penting yaitu “International
Convention for the Safety of Life at Sea, yang terakhir diadakan tahun
1960, yaitu suatu konvensi untuk menjaga keselamatan jiwa manusia
dilaut, didalamnya termasuk ketentuan-ketentuan mengenai syarat-
syarat pembangunan kapal, perlengkapannya, peraturan-peraturan
unruk mencegah terjadinya pelanggaran (tubrukan) di laut, dan
sebagainya.
• Pada saat ini, seluruh kegiatan shipping mulai dari pengawasan kapal,
pemberian ijasah kepada perwira kapal, sampai pada tanggung jawab
perusahaan pelayaran terhdap keselamatan baik penumpang maupun
muatan, semuaya diatur di dalam undang-undang dan peraturan-
peraturan.
Namun demikian ada juga kalanya beberapa pihak mencoba
membalikkan semboyan tersebut menjadi “The Flag Promotes
The Trade” atau pelayaran menunjang atau menggalakkan usaha
pelayaran. Yang artinya bahwa perkembangan kegiatan
perdagangan suatu masyarakat tergantung pada pelayaran,
misalnya untuk memajukan perekonomian suatu daerah.
Dengan demikian maka dapat diartikan bahw perkembangan
suatu wilayah atau masyarakat tergantung pada perkembangan
pelayaran atau sebaliknya, perkembangan suatu wilayah atau
masyarakat tergantung pada aktivitas atau kegiatan perdagangan,
bisnis dari suatu wilayah atau masyarakat tersebut.
Bagi usaha-usaha pelayaran yang ditunjang oleh pemerintah,
tujuan tersebut kemungkinan besar dapat tercapai, akan tetapi
bagi usaha lainnya yang diselenggarakan berdasarkan hukum
ekonomi untuk menggalakkan perdagangan melalui usaha
pelayaran agak sulit untuk dilaksanakan.
kepelabuhanan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan, disampaikan
bahwa:
• Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,
keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang
dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar,
tempat perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta
mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap
memperhatikan tata ruang wilayah.
Jenis-jenis pelabuhan
DITINJAU DARI SEGI PENYELENGGARAANYA
1. Pelabuhan Umum. 2) Pelabuhan Khusus
 PT (persero) Pelabuhan Indonesia  Pelabuhan LNG Arun di aceh yang
I berkedudukan di Medan; digunakan untuk mengirimkan hasil
 Pelabuah Indonesia II produksi gas alam cair ke daerah
berkedudukan di Jakarta; atau Negara lain
 Pelabuhan Indonesia III  Pelabuhan Pabrik Aluminium
berkedudukan di Surabaya dan Asahan di Kuala Tanjung Sumatra
Pelabuhan Indonesia IV Utara digunakan untuk melayani
berkedudukan di Ujung Pandang; import bahan baku bouksit dan
 Pelabuhan Tg. Perak Surabaya; export aluminium ke daerah lain.
 Pelabuhan Tanjung Perak  Pelabuhan Petrokimia Gresik
Surabaya;  Pelabuhan khusus semen
 Pelabuhan Indonesia I  Pelabuhan LNG Arun
Jenis-jenis pelabuhan
DITINJAU DARI SEGI PENGUSAHAANNYA
1. Pelabuhan yang 2. Pelabuhan yang tidak
diusahakan diusahakan.
• Contoh pelabuhan ini Pelabuhan ini terdiri dari :
sebagai berikut :
 Pelabuhan Nusa Barung
 Pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta  Pelabuhan sindang Biru
 Pelabuhan Tanjung Perak  Pelabuhan sepekan
Surabaya
 Pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta
Jenis-jenis pelabuhan
DINTINJAU DARI FUNGSI PERDANGAN NASIONAL DAN
INTERNASIONAL

1. Pelabuhan laut 2) Pelabuhan Pantai


• Di Indonesia contoh dari Pelabuhan ini meliputi :
pelabhan laut, di antaranya  Pelabuhan Sindang Biru
:  Pelabuhan Ratu Jawa Barat
 Pelabuahan Gorontalo  Pelabuhan Ratu Jawa Barat
 Pelabuhan Tarakan
 Tanjung Mas Semarang
 Tanjung Intan Cilacap
 Pelabuahan Gorontalo
Jenis-jenis pelabuhan
DINTINJAU DARI SEGI PENGGUNAANNYA
1. Pelabuhan Ikan menyediakan 2. Pelabuhan minyak
tempat bagi kapal-kapal ikan •Untuk keamanan, pelabuhan
untuk melakukan kegiatan minyak harus diletakkan agak jauh
penangkapan ikan dan dari keperluan umum. Pelabuhan
memberikan pelayanan yang minyak biasanya tidak
memerlukan dermaga atau
diperlukan. pangkalan yang harus dapat
Contoh pelabuhan ikan adalah menahan muatan vertikal yang
pelabuhan ikan cilacap. besar, melainkan cukup membuat
Pelabuhan ikan cilacap berada di jembatan perancah atau tambatan
yang dibuat menjorok ke laut
pantai teluk penyu dan untuk mendapatkan kedalaman air
menghadap ke samudara yang cukup besar. Bongkar muat
Indonesia dengan gelombang dilakukan dengan pipa-pipa dan
cukup besar. pompa-pompa.
Jenis-jenis pelabuhan
DINTINJAU DARI SEGI PENGGUNAANNYA
3. Pelabuhan Barang 4. Pelabuhan Penumpang
• Pelabuhan /terminal penumpang
• Di pelabuhan ini terjadi digunakan oleh orang-orang yang
bepergian dengan menggunakan
perpindahan moda kapal penumpang. Terminal
transportasi, yaitu dari penumpang dilengkapi dengan
statiun penumpang yang melayani
angkutan laut ke angkutan segala kegiatan yang berhubungan
darat dan sebaliknya. dengan kebutuhan orang yang
berpergian, seperti ruang tunggu,
kantor maskapai pelayaran, tempat
penjualan tiket, mushala, toilet,
kantor imigrasi, kantor bea cukai,
keamanan, direksi pelabuhan, dan
sebagainya.
Jenis-jenis pelabuhan
5. Pelabuhan Militer
• Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup
luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal
perang dan agar letak bangunan cukup terpisah.
Konstruksi tambatan maupun dermaga hamper sama
dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan
perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang
letak/kegunaan barang bangunan harus seifisien
mungkin, sedang pada pelabuhan militer bangunan-
bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya
agak berjauhan.
Jenis-jenis pelabuhan
DITINJAU MENURUT LETAK GEOGRAFIS
1. Pelabuhan alam 2. Pelabuhan buatan
• Conntoh dari pelabuhan • Contoh dari pelabuhan ini
alam adalah sebagai berikut adalah :
:
 Pelabuhan tanjung Priok
 Pelabuhan Palembang
 Pelabuhan tanjung emas
 Pelabuhan belawan
 Pelabuhan Pontianak
 Pelabuhan New York
 Pelabuhan San Fransisco
 Pelabuhan London
Jenis-jenis pelabuhan

3. Pelabuhan Semi Alam


• Pelabuhan ini merupakan campuran dari
kedua tipe diatas. Misalnya suatu
pelabuhan yang terlindungi oleh lidah
pasir dan pelindungan buatan hanya
pada alur masuk. Contohnya :
• Pelabuhan Bengkulu
1. PELAYARAN TETAP (LINER
SERVICE)
• Pelayaran tetap memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Jalur pelayaran (trade lane) dan perjalanan kapal tertentu dan
teratur, menyinggahi pelabuhan yang ditetapkan sebelumnya
dengan frekuaensi yang tetap dan mempunyai sailing schedule
tertentu yang semuanya diumumkan kepada semua cargo owner
(pemilik muatan). Bila pengusaha kapal membatalkan suatu
sailing tanpa menyediakan kapal pengganti makan shipper
(pengirim) yang telah membuku muatannya mempunyai hak
berdasarkan hukum atas ganti kerugian dari pengusaha kapal.
Sebaliknya, bila pihak shipper (pengirim) yang telah mebukukan
atau membatalkan muatannya, pengusaha pelayaran berhak
meurut hukum atas ganti rugi dari shipper, ganti kerugian ini
disebut dead freight.
2) Umumnya pelayara tetap dapata menerima semua jenis muatan.
3) Pelayaran tetap menawarkan freight rate (daftar tarif angkutan)
yang telah ditetapkan dan telah berlaku umum. Tarif terseebut
berlaku sampai adanya pemberitahuan mengenai perubahan
berikutnya. Pada pelayaran samudera sering ditetapkan oleh
conference (ditetapkan melalui kesepakatan antar sesama anggota
bila perusahaan menjadi anggota conference).
4) Carrier (perusahaan pelayaran) harus mempunyai peraturan atau
syarat-syarat pengangkutan yang dicantumkan pada lembar formulir
Bill ofLading (B/L) atau mungkin ada perjanjian khusus antara
carrier dengan shipper. Dengan perjanjian dan penandatanganan
B/L, pihak yang dirugikan apabila kejadian dapat mengajukan claim
atau tuntutan hukum pada pengadilan.
UNTUNG RUGINYA SERVICE
LINER
KEUNTUNGAN KERUGIAN
• Memenuhi kebutuhan bagi • Liner membutuhkan satu
cargo owner, yaitu satu organisasi yang mahal/besar,
pelayaran tetap dan teratur. harus ada unit usaha, armada,
keuangan dan
• Mempunyai customer tetap yang administrasi/umum dalam
selalu men-support perusahaan. jumlah yang sesuai dengan
• Karena sifatnya yang teratur, kegiatan.
lebih mudah diramalkan dan • Harus balanced trade terutama
diadakan prplanning sehingga untuk liner container untuk
kemungkinan untung/rugi lebih menghindari biaya repositioning
yang tinggi.
mudah diketahui sebelumnya.
• Agar dapat memelihara satu
frekuensi yang tinggi harus
mempunyai armada yang
besar/banyak.
2. PELAYARAN TRAMP (TRAMPER
SERVICE)/Tidak Tetap
• Pelayaran tramp merupakan pelayaran bebas yang
tidak terikat ketentuan formal, tidak mempunyai jalur
pelayaran tetap, dan kapal dapat berlayar kemana saja.
Kapal dapat membawa muatan apa saja dan sering
membawa muatan yang sejenis.
• Pelayaran tramper tidak memiliki jadwal yang
diumumkan sebelumnya. Syarat pengangkutan dan
uang tambang (freight rate) dalam pelayaran tramp
merupakan hasil pemufakatan dari kedua belah pihak.
UNTUNG RUGINYA TRAMPER
SERVICE
KEUNTUNGAN KERUGIAN
• Kapal hanya menyinggahi • Tidak mudah untuk dapat
pelabuhan yang emmpunyai memperoleh employent
prospek yang bermuatan kapal karena tidak
cukup. mempunyai customers yang
• Pelabuhan yang disinggahi tetap.
kurang, tetapi muatan yang • Ada kemungkinan berlayar
diangkut cukup banyak. Jadi, dalam keadaan kosong
biaya akan rendah dan menuju suatu pelabuhan
pendapatan cukup tinggi. muat atau tidak memperoleh
• Organisasi perusahaan muatan balik.
cukup sederhana, yang
penting ada unit armada.
3. PELAYARAN KHUSUS
• Pelayaran khusus adalah pelayaran yang tidak termasuk
dalam liner atau tramper dan mengangkut
barang/muatan khusus.
• Pelayaran khusus meliputi beberapa jenis, yaitu:
1) Pelayaran yang khusus melayani kepentingan
perusahaan sendiri/tidak melayani pihak lain.
2) Angkutan minyak atau LNG.
3) Pelayaran wisata laut.
4) Pelayaran khusus mengangkut barang industri seperti
angkutan pupuk, semen, batubara, log, dll.
4. PELAYARAN GLOBAL
• Pada era globalisasi pelayaran samudera yang
ada di dunia mengalami perubahan yang
mendasar dari “Operasional Tunggal” (single
operation) menjadi Aliansi Global Liner.
Perusahaan pelayaran kelas dunia membentuk
Aliansi Global Liner untuk memperkecil
persaingan dan untuk memberikan pelayanan
angkutan laut yang lebih kempetitif.
CIRI KHUSUS DARI PELAYARAN
GLOBAL LINER
1) Jenis kapalnya adalah full container dengn kapasitas yang besar,
saat ini sudah mencapai generasi ke sepuluh kurang lebih 10.000
TEUs.
2) Hanya meninggahi HUB Port
3) Tiap aliansi menentukan jalur pelayaran yang ada di dunia, yaitu:
• Asia-Europe
• Trans-Pacific
• Trans Atlantic
• Intra Asia
4) Tarif uang tambang bersifat End to End (langsung ke konsumen).
5) Dari HUB Port ke pelabuhan tujuan atau SPOKE dilakukan oleh
pelayaran feeder liner.
5. PELAYARAN FEEDER
• Pelayaran Feeder adalah pelayaran yang menggunakan kapal
kontainer dengan ukuran dan kapasitas lebih kecil yang
mengumpulkan muatan di suatu pelabuhan untuk
dipindahkan ke mother vessel nyadan melayari jalur HUB
Port ke SPOKE atau sebaliknya.
• Perubahan pola pelayaran liner di dunia menyebabkan
adanya HUB port di setiap kawasan seperti di Asia Tenggara,
yaitu Pelabuhan Singapore. Pelayaran feeder liner yang
menghubungkan pelabuhan HUB ke SPOKE disebut
international Feeder Liner. Sedangkan dari salah satu
pelabuhan SPOKE di suatu negara ke pelabuhan lain sebagai
pelabuhan tujuan terakhir dari muatan yang diangkut oleh
global liner disebut domestics feeder liner.
INDONESIA ARCHIPELAGIC SEA
LANES (ALKI)
• Indonesia Archipelagic Sea Lanes
Mengingatkan bahwa jika Indonesia ingin kembali
pada kejayaan “Gemah Ripah Loh Jinawi”, maka
pemberdayaan potensi 5 Alur Laut Kepualauan
Indonesia sebagai Negara Maritim harus diwujudkan
perkuatan konektivitas nasional yaitu dengan
menghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi
berdasarkan prinsip integrasi dan keberagaman,
dengan “intermodal supply chain system” dan,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan aksesibilitas dan pusat pertumbuhan
ekonomi ke daerah penyangga.
(Prof. Sudjanadi Tjipto Sudarmo, Port Business
Development, 2016)
INDONESIA ARCHIPELAGIC SEA
LANES (ALKI)
TRAYEK-TRAYEK PELAYARAN DI INDONESIA
Dalam rangka untuk melaksanakan program Tol Laut,
Dirjen Perhbungan Laut dalam Surat Keputusan Dirjrn
Perhubungan Laut Nomor Al.108/6/2/DJPL-15 tanggal
26 Oktober 2015 tentang jaringan trayek
Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk
Angkutan Barang Dalam Rangka Tol Laut, yang telah
diubah dengan Surat Keputusan Dirjen Perhubungan
Laut AL> 108/07/8/2015 tanggal 21 Desember 2015
tentang Jaringan Trayek Pelayaran Tol Laut Tahun
Anggaran 2016 dan Ketentuan-Ketentuan
Pelaksanaannya telah menetapkan 6 jaringan Trayek
Angkutan Barang melalui Laut atas dasar Kewajiban
Pelayanan Publik (Publict Service Obligation)
6 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN
BARANG MELALUI LAUT

TRAYEK 1 Tg. Perak Wanci Namlea Fak-Fak Kaimana

Tg. Perak Wanci Namlea Fak-Fak Kiaimana Timika


6 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN
BARANG MELALUI LAUT

TRAYEK 2 Tg. Perak Kalabahi Moa Saumlaki Dobo

Tg. Perak Kalabahi Moa Saumlaki Dobo Merauke


6 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN
BARANG MELALUI LAUT

TRAYEK 3 Tg. Perak Larantuka Leoleba Rote Sabu

Tg. Perak Larantukai Lewoleba Rote SAbu Waingapu


6 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN
BARANG MELALUI LAUT

TRAYEK 4 Tg. Perak Makasar Manokwari Waisor Nabire

Manokwari Waisor Nabire Serui Biak Serui

Makasar Tg. Perak


6 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN
BARANG MELALUI LAUT

TRAYEK 5 Makasar Tahuna Lirung Morotai Tobelo

Lirung Morotai Tobelo Ternate Babang Ternate

Tahuna Makasar
6 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN
BARANG MELALUI LAUT

TRAYEK 6 Tg. Priok Tarempa Natuna Tarempa

Tg. Priok
Untuk itu, dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan transportasi laut dalam
trayek-trayek tersebut, maka pelabuhan-
pelabuhan yang kan dikunjungi kapal
yang bersangkutan harus dilengkapi
dengan sarana dan prasaran yang
memadai dan sesuai ketentuan, serta
ditingkatkan kinerja operasional
pelabuhannya.
TRAYEK-TRAYEK PELAYARAN DUNIA
1. Jalur Pelayaran Jepang - Inggris
• Negara yang dilewati : Thailand, China, Malaysia, Singapore,
Indonesia, Saudi Arabia dan Mesir
• Selat yang dilewati : Selat Malaka, Terusan Suez dan Giblatar
2. Jalur Pelayaran Indonesia - Saudi Arabia
• Negara yang dilewati : Singapore, Malaysia, Sri Lanka dan India
• Selat yang dillewati : Selat Malaka, Bengal Bay/Maldive Strait
dan Gulf Country South Strait
3. Jalur Pelayaran Korea Selatan - Iran
• Negara yang dilewati : Thailand, Canada dan Myanmar
• Selat yang dilewati : Selat Malaka, Bengal Bay dan Gulf Country
South Srait
4. Jalur Pelayaran China - Australia
• Negara yang dilewati : Filiphina, Indonesia, Malaysia
dan Singapore
• Selat yang dilewati : Filiphina Strait, Biak(Jaya Pura)
dan Malaka(Jakarta, Australia)
5. Jalur Pelayaran Jerman - Jepang
• Negara yang dilewati : Singapore, Malaysia, Sri Lanka,
India dan Mesir
• Selat yang dilewati : Selat Malaka dan Bengal Bay
• Kesimpulan dari rute pelayaran tersebut bahwa
pelayaran antara Benua Asia ke Eropa atau
sebaliknya, pelayaran dari wilayah Asia ke
Australia atau sebaliknya harus melewati wilayah
perairan Indonesia. Bisa memasuki wilayah
Indonesia melalui Selat Karimata, Selat Malaka,
Maupun Selat Sunda. Jadi wilayah Indonesia
sangat strategis dalam pelayaran perdagangan
dunia. Hal itulah yang membuat Indonesia
menjadi bagian terpenting dari perdagangan
dunia. Pelabuhan-pelabuhan kapal indonesia
selalu ramai dengan kapal-kapal yang transit atau
berdagang langsung di Indonesia.
ISTILAH KEPEMILIKAN KAPAL
PEMAKAI JASA ANGKUTAN LAUT
 Industrial Carrier, yaitu si pemakai jasa adalah si pemilik kapal
itu sendiri, dimana kapal dipakai utuk mengangkut barang-
barangnya sndiri. Jadi disini tidak ada suatu kontrak
pengangkutan.
 Private Carrier, adalah sebuah kapal yang telah di kontrakkan
(charter) oleh suatu pihak tertentu (chareterer). Disini kondisi-
kondisi dan syarat-yarat perjanjiannya adalah menurut
persetujuan dari kedua belah pihak.
 Common Carrier, yaitu sebuah kapal yang menawarkan jasa
angkutannya kepada umum yang membutuhkan, dimana
pengguna jasa tidak terbatas pada satu pihak saja. Dasar
kontrak yang digunakan adalah konosemen.
The Hague Rules mengatur pertanggungan jawab untuk
pengangkutan di laut dimana barang-barangnya dilindungi
olkonosemen. Sebuah perusahaan pelayaran dengan
konosemen yang berdasarkan The Hague Rules , maka
pengangkutan yang diselenggarakannya berpatokan bahwa
jangka waktu tanggung jawabnya muatan-muatan dimulai
sejak saat muatan itu diangkat oleh alat kapal atau alat-alat
bongkar muat di pelabuhan muat, dan berakhir pada saat
muatan tersebut diturunkan di pelabuhan tujuan, jangka
waktu tersebut dikenal dengan istilah “from tackel to tackle”.
Jadi, untuk pengangkutan lautnya, tanggung jawab dari pihak
Carrier (pengangkut) adalah from tackel to tackle.
PERATURAN PELAYARAN NIAGA
DI INDONESIA
JENIS PERATURAN
NO. TAHUN JUDUL TENTANG

1 2011 Peraturan Menteri Pemanduan Peraturan Menteri


Perhubungan
Nomor PM. 53
Tahun 2011
2 2011 Peraturan Menteri Pengerukan Dan Reklamasi Peraturan Menteri
Perhubungan
NomorPM. 52
Tahun 2011
3 2011 Peraturan Menteri Terminal Khusus Dan Terminal Peraturan Menteri
Perhubungan Untuk Kepentingan Sendiri
Nomor PM. 51
Tahun 2011
4 2011 Peraturan Menteri Telekomunikasi Pelayaran Peraturan Menteri
Perhubungan
NomorPM. 26
Tahun 2011
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

5 2011 Peraturan Menteri Tentang Sarana Bantu Navigasi- Peraturan


Perhubungan Pelayaran Menteri
NomorPM. 25 Tahun
2011

6 2011 Peraturan Menteri Tata Cara Dan Persyaratan Pemberian Peraturan


Perhubungan Izin Penggunaan Kapal Asing Untuk Menteri
NomorPM 48 Tahun 2011 Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk
Kegiatan Mengangkut Penumpang
Dan/Atau Barang Dalam Kegiatan
Angkutan Laut Dalam Negeri

7 2011 Keputusan Direktur Jend Pedoman Pencetakan Pengisian Dan Keputusan


eral Perhubungan Laut Pelaporan Blanko Surat Persetujuan Direktur
Nomor:UK.11/17/13/DJP Berlayar Jenderal
L-10

8 2010 Peraturan Menteri Tarif Angkutan Penyeberangan Lintas Peraturan


Perhubungan Nomor PM. Antar Provinsi Menteri
71 Tahun 2010
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

9 2010 PERATURAN MENTERI Perubahan Atas Peraturan Menteri Peraturan


PERHUBUNGAN NOMOR Perhubungan Nomor KM 22 Tahun Menteri
PM 73 TAHUN 2010 2010 Tentang Pengangkutan
Barang/Muatan Antarpelabuhan
Laut Di Dalam Negeri

10 2010 PERATURAN MENTERI Perubahan Kedua Atas Peraturan Peraturan


PERHUBUNGAN NOMOR Menteri Perhubungan Nomor KM. 2 Menteri
KM 47 TAHUN 2010 Tahun 2009 tentang Tarif Angkutan
Penyeberangan Lintas Antar Propinsi

11 2010 Keputusan Direktur Pedoman Pencetakan, Pengisian dan Ditjen Hubla


Jenderal Perhubungan Pelaporan Blanko Surat Persetujuan
Laut Nomor: Berlayar
UK.11/17/13/DJPL-10

12 2010 Keputusan Direktur Jend PedomanPencetakan Pengisian Dan Ditjen Hubla


eral Perhubungan Laut Pelaporan Blanko Surat Persetujuan
Nomor:UK.11/17/13/DJP Berlayar
L-10
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

13 2010 PERATURAN MENTERI Pengangkutan Barang/Muatan Antar Peraturan


PERHUBUNGAN Pelabuhan Laut Di Dalam Negeri Menteri
NOMOR KM 22
TAHUN 2010
14 2010 PERATURAN MENTERI Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Peraturan
PERHUBUNGAN Umum Bidang Angkutan Laut Untuk Menteri
NOMOR KM 12 Tahun Penumpang Kelas Ekonomi Tahun
2010 Anggaran 2010
15 2010 PERATURAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Peraturan
PEMERINTAH MARITIM Pemerintah
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN
2010
16 2010 PERATURAN ANGKUTAN DI PERAIRAN Peraturan
PEMERINTAH Pemerintah
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN
2010
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

17 2010 PERATURAN Perubahan Atas Keputusan Menteri Peraturan


MENTERI Perhubungan Nomor Km 17 Tahun Menteri
PERHUBUNGAN 2000 Tentang Pedoman Penanganan
NOMOR KM 2 TAHUN Bahan/Barang Berbahaya Dalam
2010 Kegiatan Pelayaran 01 Indonesia
18 2010 PERATURAN Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Peraturan
MENTERI Berlayar (Port Clearance) Menteri
PERHUBUNGAN
NOMOR KM 1 TAHUN
2010
19 2010 PERATURAN KENAVIGASIAN Peraturan
PEMERINTAH Pemerintah
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN
2010
20 2010 PERATURAN Perubahan Atas Peraturan Menteri Peraturan
MENTERI Perhubungan Nomor KM 22 Tahun Menteri
PERHUBUNGAN 2010 Tentang Pengangkutan
NOMOR PM 73 Barang/Muatan Antarpelabuhan Laut
TAHUN 2010 Di Dalam Negeri
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

21 2010 PERATURAN MENTERI Perubahan Kedua Atas Peraturan Peraturan


PERHUBUNGAN Menteri Perhubungan Nomor KM. 2 Menteri
NOMOR KM 47 Tahun 2009 tentang Tarif Angkutan
TAHUN 2010 Penyeberangan Lintas Antar Propinsi
22 2010 Keputusan Direktur Pedoman Pencetakan, Pengisian dan Ditjen Hubla
Jenderal Perhubungan Pelaporan Blanko Surat Persetujuan
Laut Nomor: Berlayar
UK.11/17/13/DJPL-10
23 2010 PERATURAN MENTERI Pengangkutan Barang/Muatan Antar Peraturan
PERHUBUNGAN Pelabuhan Laut Di Dalam Negeri Menteri
NOMOR KM 22
TAHUN 2010
24 2010 PERATURAN MENTERI Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Peraturan
PERHUBUNGAN Umum Bidang Angkutan Laut Untuk Menteri
NOMOR KM 12 Tahun Penumpang Kelas Ekonomi Tahun
2010 Anggaran 2010
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

25 2010 PERATURAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Peraturan


PEMERINTAH MARITIM Pemerintah
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN
2010
26 2010 PERATURAN ANGKUTAN DI PERAIRAN Peraturan
PEMERINTAH Pemerintah
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN
2010
27 2010 PERATURAN Perubahan Atas Keputusan Menteri Peraturan
MENTERI Perhubungan Nomor KM 17 Tahun Menteri
PERHUBUNGAN 2000 Tentang Pedoman Penanganan
NOMOR KM 2 TAHUN Bahan/Barang Berbahaya Dalam
2010 Kegiatan Pelayaran 01 Indonesia
28 2010 PERATURAN Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Peraturan
MENTERI Berlayar (Port Clearance) Menteri
PERHUBUNGAN
NOMOR KM 1 TAHUN
2010
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

29 2010 PERATURAN KENAVIGASIAN Peraturan Pemerintah


PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN
2010
30 2008 PERATURAN Rencana Induk Pelabuhan Khusus Peraturan Menteri
MENTERI Minyak Dan Gas Bumi
PERHUBUNGAN PT.Pertamina (Persero) Balongan
NOMOR KM 21
TAHUN 2008
31 2008 UNDANG-UNDANG PELAYARAN UU/PERPU
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN
2008
32 2008 PERATURAN Rencana Induk Pelabuhan Peraturan Menteri
MENTERI Bengkulu
PERHUBUNGAN
NOMOR KM 14
TAHUN 2008
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

33 2008 PERATURAN Perubahan Kedua Atas Keputusan Peraturan


MENTERI Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Menteri
PERHUBUNGAN Tahun 2002 Tentang Organisasi dan
NOMOR KM 9 TAHUN Tata Kerja Administrator Pelabuhan
2008
34 2008 PERATURAN Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Peraturan
MENTERI Umum Bidang Angkutan Laut Menteri
PERHUBUNGAN Penumpang Kelas Ekonomi Tahun
NOMOR KM 8 TAHUN Anggaran 2008
2008
35 2007 PERATURAN Perubahan Atas Keputusan Menteri Peraturan
MENTERI Perhubungan Nomor KM 55 Tahun Menteri
PERHUBUNGAN 2002 Tentang Pengelolaan Pelabuhan
NOMOR KM 55 Khusus
TAHUN 2007
36 2007 PERATURAN Rencana Induk Pelabuhan Khusus PT. Peraturan
MENTERI Pertamina (Persero) UP.III Plaju Menteri
PERHUBUNGAN
NOMOR KM 24
TAHUN 2007
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

37 2007 PERATURAN MENTERI Rencana Induk Pelabuhan Batulicin Peraturan Menteri


PERHUBUNGAN NOMOR
KM 23 TAHUN 2007

38 2007 PERATURAN MENTERI Tarif Batas Atas Angkutan Penumpang Laut Peraturan Menteri
PERHUBUNGAN NOMOR Dalam Negeri Kelas Ekonomi
KM 22 TAHUN 2007

39 2007 PERATURAN MENTERI Sistem Dan Prosedur Pelayanan Kapal, Peraturan Menteri
PERHUBUNGAN NOMOR Barang Dan Penumpang Pada Pelabuhan
KM 21 TAHUN 2007 Laut Yang Diselenggarakan Oleh Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Pelabuhan

40 2006 Peraturan Menteri Penyediaan Bahan Bakar Minyak Dalam Peraturan Menteri
Energi Dan SumberDaya Rangka Pemberdayaan Industri Pelayaran
Mineral Nasional
Nomor 26 Tahun 2006
JENIS
NO. TAHUN JUDUL TENTANG PERATURAN

41 2007 Peraturan Bersama Pembentukan Forum Informasi Peraturan Menteri


Menteri Perhubungan MuatanDan Ruang Kapal
Dan Menteri
Perdagangan
Nomor KM.16 Tahun
2007 Nomor21/M-
DAG/PER/5/2007

42 2006 Peraturan Menteri Penyederhanaan Sistem Dan Peraturan Menteri


Perhubungan Prosedur Pengadaan Kapal Dan
NomorKM.26 Tahun Penggunaan Penggantian Bendera
2006 Kapal

43 2005 Instruksi Presiden Pemberdayaan Industri Pelayaran Instruksi Presiden


Republik Indonesia Nasional
Nomor 5 Tahun 2005

44 2002 Peraturan Pemerintah Perkapalan Peraturan


Republik Indonesia Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2002
PENGERTIAN KAPAL

Pasal 309 Ayat (1) Undang-Undang


KUHD Nomor 17 Tahun
• “Kapal” adalah semua alat berlayar, apapun
nama dan sifatnya. Termasuk didalamnya adalah 2008 tentang
: kapal karam, mesin pengeruk lumpur, mesin
penyedot pasir, dan alat pengangkut terapung
lainnya. Meskipun benda-benda tersebut tidak
Pelayaran
dapat bergerak dengan kekuatannya sendiri,
• “Kapal” adalah kendaraan air dengan bentuk dan
namun dapat digolongkan kedalam “alat
jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga
berlayar” karena dapat terapung/mengapung
angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik
dan bergerak di air.
atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan
air, serta alat apung dan bangunan terapung
yang tidak berpindah-pindah.
KLASIFIKASI JENIS-JENIS KAPAL

Kapal yang digerakkan oleh tenaga mekanik adalah kapal


yang mempunyai penggerak mesin, misalnya kapal motor,
kapal uap, kapal tenaga matahari, dan kapal nuklir.

Kapal yang digerakkan oleh tenaga angin adalah kapal


layar.

Kapal yang ditunda adalah kapal yang bergerak dengan


menggunakan alat penggerak kapal lain.
Kapal yang berdaya dukung dinamis adalah jenis kapal yang dapat dioperasikan di permukaan
air atau di atas permukaan air dengan menggunakan daya dukung dinamis yang diakibatkan
oleh kecepaan dan/atau rancang bangun kapal itu sendiri, misalnya jerfoil, hidrofoil, hovrcraft,
dan kapal-kapal cepat lain yang memenuhi kriteria tertentu.

Kapal di bawah permukaan air adalah jenis kapal yang mampu bergerak di bawah
permukaan air, misalnya kapal selam.

Kapal apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah adalah alat apung dan
bangunan terapung yang tidak mempunyai alat penggerak sendiri serta ditempatkan di suatu
lokasi perairan tertentu dan tidak berpindah-pindah untuk waktu yang lama misalnya , hotel
terapung, tongkang akomodasi untuk penunjang kegiatan lepas pantai, dan tongkang
penampung minyak, serta unit pengeboran lepas pantai yang dapat berpindah (mobile off-
shore drilling units)
SURAT UKUR KAPAL
(Ps. 155 & 156 Undang-undang No 17 Th. 2008)

Surat Ukur
• Berdasar hasil Pengukuran • Dipasang pada setiap
Kapal, diterbitkan surat kapal yang telah diukur
ukur dengan ukuran • Dterbitkan oleh Menteri dan mendapat surat ukur.
tonase kotor sekurang- Perhubungan dan • Dipasang dengan baik di
kurangnya GT 7 (20 m3) dilimpahkan kepeda kapal dan mudah dibaca.
pejabat yang ditunjuk.

Hasil Pengukuran
Tanda Selar
Kapal
PENDAFTARAN DAN KEBANGSAAN KAPAL
(Kapal Yang Dapat Didaftar Di Indonesia)

1 Kapal dengan isi kotor,


2 Dimiliki oleh warga negara
Indonesia atau badan
hukum yang didirikan
sekurang-kurangnya 20 m3 berdasarkan hukum
atau yang senilai dengan Indonesia dan
berkedudukan di
Indonesia.
TANDA PENDAFTARAN KAPAL
(Berdasarkan Ps. 158 & 159 UU No. 17 Th. 2008)

Pendaftaran kapal Buku daftar kapal


Kantor Syahbandar
dicatat Indonesia

Pemilik diberikan
Bukti kapal sudah di
Bukti hak milik kapal surat tanda
daftar
pendaftara kapal

Kapal yang telah


Merupakan salinan
didaftar wajib
Disebut gross Acte pertama dari asli
dipasang tanda
(minute acte)
pendaftaran
Hanya kapal yang
Sistem memenuhi kriteria
pendaftaran kapal “Sistem Tertutup” yang dapat
Indonesia didaftarkan di
Indonesia
SURAT TANDA PENDAFTARAN
HILANG/MUSNAH
Surat tanda pendaftaran hilang/musnah, diberikan surat tanda pendaftaran
kapal baru sebagai pengganti.

Surat tanda pendaftaran pengganti hanya dapat diberikan oleh pejabat pendaftar
pencatat balik nama kapal pada tempat kapal didaftarkan berdasarkan penetapan
pengadilan negeri. (Ps. 161 UU No. 17 Th. 2008)

Tugas pendaftar pencatat balik nama kapal dibebankan kepada syahbandar oleh Kepala
Dinas Pendafataran dan Pencatatan Balik nama Kapal. (SK Direktur DirJenHubLa No. Kab
4/3/4 tanggal 11 April 1970)
KAPAL TERDAFTAR DIALIHKAN KE PIHAK
LAIN
(Ps. 162 UU No. 17 Th. 2008)

1 2 3 4
•Dilaksanakan
dengan Membuat
•Kapal yang •Wajib dilakukan akta balik nama da •Sebagai bkti
dialihkan dengan cara balik dicatat dalam pengalihan hak
(dijual/diwariskan) nama di tempat daftar induk kapal milik atas kapal
ke pihak lain kapal tersebut yang kepada pemilik
didaftarkan. bersangkutan. baru, kemudian
diberikan gross
acte
BENTUK SURAT TANDA
KEBANGSAAN KAPAL
• Surat laut • Pas Besar • Pas kecil • Kapal yang
untuk untuk untuk hanya
kapal kapal kapal berlayar di
berukuran berukuran berukuran perairan
175 GT 7 GT krang dari sungai dan
atau lebih. sampai 7 GT danau
dengan sampai diberikan
ukuran dengan pas sungai
175, atau ukuran dan danau
kurang dari (Ps. 163
175 GT. UU No. 17
Th 2008)
HIPOTEK KAPAL

• Kapal yang sudah didadapat • Artinya, kapal yang telah • Pembebanan hipotek atas
dibebani hipotek. didaftar dianggap sebagai kapal mengikuti tata cara
barang tetap sehingga pembebanan hipotek, dan
dapat dijadikan jaminan dilaksanakan sesuai dengan
hutang. ketentuan peraturan per
UU an yang berlaku.
Ketentuan tentng hipotek
diatur dalam KUHPdt.

1 2 3

Anda mungkin juga menyukai