Anda di halaman 1dari 21

KEYBOARD PADA MASYARAKAT SUKU GAYO

(Studi di Kampung Gajah Putih Kecamatan Gajah Putih Kabupaten


Bener Meriah)

NOVA SAKRINA
NIM 130250029
Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman membawa perubahan seluruh aspek kehidupan umat
manusia. Salah satunya perubahan dalam budaya masyarakat. Ada perubahan
budaya yang bisa diterima oleh masyarakat, namun ada juga menimbulkan
penolakan dari masyarakat. Seperti adanya perubahan dalam budaya
masyarakat di Kampung Gajah Putih Kecamatan Gajah Putih Kabupaten
Bener Meriah dengan mengadakan keyboard di berbagai acara dalam
gampong tersebut. Masyarakat di Kampung Gajah Putih terutama suku
Gayo sering menyewa keyboard dalam berbagai acara di Kampung, seperti
acara pesta pernikahan, acara hakikah bayi, sunnat rasul dan acara lainnya.
Keberadaan keyboard di Kampung tersebut tidak semua masyarakat
mengadakannya, hanya masyarakat suku Gayo yang mengadakan keyboard
dalam berbagai kegiatan. Sedangkan masyarakat suku Aceh di Kampung
tersebut tidak menggunakan keyboard dalam berbagai acara di Kampung.
Masyarakat sering mengadakan marhaban di acara pesta pernikahan, hakikah
bayi, dan sunnat rasul
 Awal mula adanya keyboard di Kampung Gajah Putih pada tahun 1980-
an. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hasbi selaku Reje bahwa keyboard
baru ada tahun 1980 an. Namun di tahun sebelumnya setiap kegiatan
di Kampung hanya ada gamelang. Pada masa sekarang hanya keyboard
yang sering diadakan oleh masyarakat suku Gayo di berbagai kegiatan
dalam Kampung Gajah Putih. Awal mula adanya keyboard di Kampung
tersebut diterima oleh seluruh masyarakat karena dapat menghiburkan
masyarakat. Namun semenjak diadakan keyboard hingga pagi
menimbulkan perilaku yang melanggar syariat Islam seperti perilaku
bernyanyi dengan busana erotis bagi perempuan dan perilaku
pergaulan bebas yang dilakukan oleh masyarakat yang menonton
keyboard. Pergaulan bebas seperti berkumpulnya antara lelaki dan
perempuan hingga pagi dan melakukan perbuatan yang tidak baik.
Selanjutnya, adanya keyboard kerap menjadi tempat untuk berjudi
seperti judi domino dan gaple .
 Melihat fenomena perilaku yang ditimbulkan adanya keyboard
membuat aparatur Kampung dan masyarakat untuk meniadakan
keyboard. Upaya meniadakan keyboard disampaikan secara lisan oleh
aparatur Kampung kepada seluruh masyarakat. Akan tetapi
masyarakat suku Gayo tidak mematuhinya, dan tetap mengadakan
keyboard, sehingga membuat aparatur Kampung mengadakan
musyawarah dengan seluruh masyarakat untuk membahas tentang
pengadaan keyboard. Namun, dalam musyawarah tersebut, masyarakat
suku Gayo menolak untuk ditiadakan keyboard dan mereka ingin tetap
keyboard ada di Kampung tersebut.
 Banyaknya masyarakat suku Gayo di Kampung tersebut membuat
aturan untuk meniadakan keyboard tidak terlaksana sehingga aparatur
Kampung dan masyarakat lainnya membuat kesepakatan dengan
masyarakat suku Gayo bahwa mengizinkan keyboard diadakan dengan
memenuhi persyaratan yaitu masyarakat terutama aparatur Kampung
akan mengawasi pelaksanaan keyboard dan keyboard hanya dilaksanakan
hingga pukul 22.00 wib. Jika melawati jadwal ketentuan akan
dilakukan penutupan paksa, dan jika kedapatan masyarakat
berperilaku melanggar syariat Islam akan dikenakan sanksi. Sanksi
yang diberikan tergantung perilakunya. Sanksi yang diberikan seperti
teguran, mengusir untuk pulang, hingga ancaman seperti melaporkan
ke Polisi. Selanjutnya, dimandikan dengan air paret jika kedapatan
berbuat mesum
Rumusan Masalah
 Bagaimana pandangan masyarakat di Kampung Gajah Putih terhadap
keyboard ?
 Motif apa yang mendorong masyarakat suku Gayo mempertahankan
keyboard untuk diadakan di berbagai kegiatan ?
Metode Penelitian
1. Penelitian ini akan dilakukan di Kampung Gajah Putih Kecamatan Gajah
Putih Kabupaten Bener Meriah.
2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif.
4. Dalam penelitina ini, penulis menggunakan sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data hasil observasi dan data hasil wawancara
dengan informan. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini
yaitu bahan yang berhubungan dengan penelitian penulis yang diperoleh
dari buku bacaan, jurnal dan skripsi yang berhubungan dengan
penelitian ini.
5. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi
6. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan dan verifikasi
Landasan teoritis
Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme
simbolik Perspektif W.I.Thomas
W.I. Thomas memperkenalkan konsep The definition of the situation
dalam sosiologi interaksi. Yang dimaksud Thomas dengan konsep
tersebut ialah bahwa manusia tidak langsung memberikan tanggapan
(response) terhadap rangsangan (stimulus) sebagaimana halnya makhluk
lain. Sebelum bertindak untuk menangapi melakukan penilaian dan
pertimbangan terlebih dahulu, mendefinisikan suatu rangsangan dari
luar, individu selalu melakukan seleksi, mendefinisi situasi, memberi
makna pada situasi yang dihadapinya
Hasil Penelitian
Pandangan masyarakat terhadap keyboard di Kampung Gajah Putih adalah
sebagai berikut:
1.Masyarakat memandang keyboard dapat menghiburkan mereka. Keyboard dapat
memainkan berbagai jenis musik seperti musik dangdut dan pop yang
menjadi musik yang banyak disukai oleh masyarakat, sehingga setiap
pengadaan keyboard banyak masyarakat terutama pemuda yang melihat dan
menikmati musik keyboard dan ikut bernyanyi bersama di atas panggung
keyboard. Dengan adanya keyboard suasana acara kegiatan menjadi lebih
meriah dan menghiburkan.
2.Masyarakat memandang keyboard dapat menimbulkan pergaulan
bebas. Pergaulan bebas yang dilakukan masyarakat yaitu
berkumpulnya lelaki dan perempuan yang bukan muhrim yang duduk
berdekatan dan berpasangan, lelaki dan perempuan yang bernyanyi
bersama menampilkan goyangan erotis dan perempuan
berpenampilan serbab ketat yang menampakkan aurat. Perilaku
pergaulan bebas lainnya yaitu berjudi dan mengkonsumsi ganja.
Perilaku pergaulan bebas telah melanggar syariat Islam sehingga
masyarakat merencanakan meniadakan keyboard.
3.Masyarakat memandang bahwa pengadaan keyboard perlu adanya
pengawasan terhadap keyboard. Pengawasan dalam mengadakan
keyboard perlu dilakukan karena telah menimbulkan perilaku yang
melanggar syariat Islam, seperti pergaulan bebas. Masyarakat
memandang bahwa aparatur gampong telah membuat inisiatif yang
baik dengan memusyawarahkan bersama tentang meniadakan
keyboard. Walaupun upaya tersebut tidak sepenuhnya tercapai,
namun ada solusi dalam mencegah terjadinya perilaku pergaulan
bebas yaitu pengawasan. Aparatur gampong telah membuat aturan
tentang pelaksanaan keyboard dan sanksi bagi masyarakat yang
melakukan perilaku pergaulan bebas.
4.Masyarakat memandang bahwa masyarakat yang mengadakan
keyboard sebagai penanda orang mampu dan memiliki biaya dalam
menyewa keyboard. Masyarakat yang mengadakan keyboard dalam
berbagai acara resepsi seperti resepsi pernikahan maupun sunnat
rasul mengadakan acara resepsi yang besar dan mewah, dan memiliki
jumlah tamu undangan lebih banyak. Hal ini berbeda dengan
masyarakat yang tidak mengadakan keyboard biasanya pelaksanaan
resepsi secara sederhana dan tamu undangan yang hadir tidak
sebanyak pada resepsi yang mengadakan keyboard.
Motif yang mendorong masyarakat Suku Gayo mempertahankan
keyboard adalah sebagai berikut:
1. Keyboard dapat menghiburkan masyarakat, hal ini terlihat setiap
diadakan keyboard, masyarakat selalu ramai yang menontonnya.
Masyarakat terhibur dengan adanya keyboard sebab ada penyanyi
yang melantunkan lagu dengan suaranya yang merdu, bahkan
dengan adanya keyboard, masyarakat juga bisa ikutan bernyanyi
sesuai dengan lagu yang disukainya. Keyboard juga dapat
menghasilkan berbagai jenis musik, seperti musik dangdut dan pop
yang menjadi musik kesukaan masyarakat.
2.Keyboard dapat meramaikan tamu undangan. Hal ini terlihat dari
setiap acara seperti resepsi pernikahan, sunnat rasul dengan diadakan
keyboard banyak masyarakat yang menghadirinya terutama pemuda,
ketimbang acara resepsi yang tidak diadakan keyboard dimana tamu
undangan tidak seramai pada resepsi yang diadakan keyboard. Dengan
adanya keyboard tidak hanya masyarakat di gampong sendiri yang
menghadirinya, namun ada juga masyarakat terutama di gampong
tetangga yang hadir untuk melihat keyboard, sehingga acara bertambah
meriah.
3.Keyboard dapat mempererat hubungan antara sesama masyarakat.
Hal ini terlihat di saat ada keyboard semua masyarakat berkumpul
dan saling berinteraksi, saling berbicara dan duduk bersama
sambil mengamati dan mendengar keyboard. Masyarakat juga
saling bernyanyi bersama di atas panggung dengan diiringi musik
keyboard sehingga tidak ada yang membedakan antara masyarakat
suku Gayo maupun masyarakat lainnya dan dapat membangun
hubungan yang harmonis antara sesama masyarakat.
Keterkaitan Teori dengan Hasil Penelitian Penulis
Keterkaitan antara teori interaksionisme simbolik menurut W.I. Thomas
dengan hasil penelitian penulis yaitu pada konsep The definition of the
situation dalam sosiologi interaksi, yaitu manusia tidak langsung
memberikan tanggapan (response) terhadap rangsangan (stimulus)
sebagaimana halnya makhluk lain. Sebelum bertindak untuk menangapi
melakukan penilaian dan pertimbangan terlebih dahulu, mendefinisikan
suatu rangsangan dari luar, individu selalu melakukan seleksi, mendefinisi
situasi, memberi makna pada situasi yang dihadapinya. Dalam
mendefinisikan situasi antara masyarakat suku Gayo dan masyarakat
Kampung Gajah Putih terhadap pengadaan keyboard memiliki perbedaan.
Bagi masyarakat suku gayo mendefinisikan situasi yaitu mengadakan
keyboard untuk menghiburkan masyarakat sehingga diadakan pada acara
resepsi pernikahan maupun sunnat rasul. Dengan adanya keyboard
masyarakat tidak akan merasa bosan jika pergi ke resepsi, dan masyarakat
akan terhibur karena ada penyanyi dengan suara merdu menyanyikan
lagu. Dengan adanya keyboard, masyarakat akan terhibur sebab masyarakat
dapat memilih lagu kesukaannya dan dapat bernyanyi. Keyboard juga dapat
menghasilkan berbagai jenis musik seperti dangdut dan pop yang disukai
oleh masyarakat.
 Masyarakat suku Gayo mendefinisikan pengadaan keyboard untuk
meramaikan tamu undangan. Dengan diadakan keyboard, dapat
menarik perhatian masyarakat supaya dapat menghadiri acara resepsi
sehingga dapat memeriahkan pelaksanaan acaranya. Pelaksanaan acara
dalam Kampung yang ada keyboard lebih ramai tamu undangan, tidak
hanya masyarakat di Kampung sendiri, melainkan masyarakat di
Kampung tetangga terutama pemuda juga ikut hadir untuk melihat
keyboard, sehingg masyarakat suku Gayo lainnya. Masyarakat suku
Gayo juga mendefinisikan keyboard untuk mempererat hubungan
antara sesama masyarakat. Dengan adanya keyboard, masyarakat akan
hadir dan berkumpul bersama sehingga akan saling berinteraksi dan
duduk bersama sambil menonton keyboard. Mereka juga akan saling
berbicara bahkan saling bernyanyi bersama sehingga tidak ada yang
membedakan antara masyarakat suku Gayo maupun masyarakat
lainnya dan dapat membangun hubungan yang erat antara sesama
masyarakat.
Dengan mendefinisikan pengadaan keyboard oleh masyarakat suku
Gayo yang demikian menjadi motif yang mendorong mereka tetap
mempertahankan keyboard. Namun pada saat yang bersamaan,
masyarakat di Kampung Gajah Putih mendefinisikan keyboard sebagai
penyebab timbulnya perilaku pergaulan bebas, seperti berkumpulnya
lelaki dan perempuan yang bukan muhrim yang duduk berdekatan
dan berpasangan, lelaki dan perempuan yang bernyanyi bersama
menampilkan goyangan erotis dan perempuan berpenampilan serbab
ketat yang menampakkan aurat. Perilaku pergaulan bebas lainnya
yaitu berjudi dan mengkonsumsi ganja. Perilaku pergaulan bebas
telah melanggar syariat Islam sehingga masyarakat ingin meniadakan
keyboard.
Perbedaan dalam mendefinisikan situasi tentang mengadaan keyboard
membuat rencana meniadakan keyboard tidak tercapai sehingga
dimusyawarahkan bersama dan hasil kesimpulannya bahwa keyboard
dapat dilaksanakan dan masyarakat akan mengawasi pelaksanaannya,
sehingga melahirkan norma tentang aturan yang disepakati bersama
dalam pengadaan keyboard, dan sanksi yang akan diterima jika ada
anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang dari syariat
Islam.
Kesimpulan
1.Pandangan masyarakat terhadap keyboard di Kampung Gajah Putih
adalah (1) keyboard sebagai hiburan bagi masyarakat, (2) keyboard
dapat menimbulkan pergaulan bebas, (3) Perlu adanya pengawasan
terhadap keyboard, dan (4) keyboard sebagai penanda orang mampu
dalam mengadakan resepsi.
2.Motif yang mendorong masyarakat Suku Gayo mempertahankan
keyboard adalah (1) keyboard dapat menghiburkan masyarakat, (2)
keyboard dapat meramaikan tamu undangan, dan (3) keyboard dapat
mempererat hubungan antara sesama masyarakat.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai