Anda di halaman 1dari 29

5.7.

Pantulan dan Transmisi oleh sebuah Perintang

5.8. Efek Terobosan

5.9. Osilator Harmonik


5.7. Pemantulan dan Transmisi oleh sebuah Perintang

Mekanika Sebuah partikel yang menumbuk


Klasik sebuah dinding tegar tidak
berpeluang untuk menembusnya.

Sebuah partikel berenergi kinetik


Mekanika
Kuantum berhingga tidak dapat memasuki
daerah yang energi potensialnya
V 
Bagaimana untuk dinding yang tidak
sedemikian hebat, dinding tidak keras tak
berhingga, namun diperlukan lebih banyak
energi V untuk menembusnya daripada energi
partikel E ?

Mekanika Partikel akan terpental


Klasik

Terdapat peluang tertentu - tidak


Mekanika terlalu besar, namun tidak nol –
Kuantum bahwa partikel itu dapat melalui
energi perintang walaupun E < V.
Walaupun partikel
itu tidak memiliki
energi cukup untuk
memanjat
perintang, namun
partikel dapat
menerobos
melaluinya.

Lebih tinggi perintangnya dan lebih tebal


perintangnya, lebih kecil peluang partikel
untuk menembusnya.
Efek terobosan dapat dimengerti dengan memakai prinsip
ketaktentuan.

Jika kita mengatakan bahwa partikel yang datang tidak


dapat memasuki perintang, maka ketaktentuan
kedudukan ∆x harus nol, tetapi karena ∆x ∆p ≥ h/2,
ketaktentuan momentum ∆p yang bersesuaian harus
menjadi tak berhingga di dalam perintang itu.

Ketaktentuan tak berhingga dalam p berarti bahwa p


serta E harus tak berhingga, hal ini tidak cocok dengan
kenyataan bahwa partikel itu bermomentum dan
berenergi berhingga. Jadi partikel itu mampu untuk
memasuki perintang, dan sekali ada di dalamnya,
partikel itu mempunyai peluang untuk meneruskan
pergerakannya.
Menunjukkan tiga fungsi
gelombang yang pertama
dan kerapatan peluang yang
bersesuaian untuk partikel
dalam sumur potensial
berhingga.

Fungsi gelombangnya tidak nol


diluar sumur, tidak seperti partikel
dalam potensial yang tak
berhingga. Panjang gelombang
partikel juga lebih panjang yang
berarti momentumnya lebih kecil,
sehingga tingkat energinya lebih
rendah.
Untuk partikel dalam sumur potensial
tak berhingga
Jika sebuah partikel dengan
energi E mendekati perintang yang
tingginya V < E

Maka partikel tersebut terus


saja melewati perintang itu

Mekanika
Klasik

Terdapat peluang tertentu


bahwa perintang itu Mekanika
memantulkan partikel itu Kuantum
Ketika partikel itu melewati
perintang, energi kinetiknya
E – V lebih kecil dari energi
kinetik di kedua belah sisi
kanan-kirinya.

Lebih kecil energi berarti


lebih besar panjang
gelombang, sehingga 
mempunyai panjang
gelombang lebih besar di
situ.

Dalam optika gelombang cahaya telah diamati bahwa jika


gelombang cahaya berada dalam daerah yang menimbulkan
perubahan panjang gelombang (yaitu daerah dengan indeks bias
berbeda), maka pemantulan dan transmisi terjadi.
5.8. Efek Terobosan

Gambar 5-8 Gambar skematik dari


penerobosan melalui perintang
Bentuk persamaan untuk partikel yang diberikan
oleh fungsi gelombang adalah sebagai berikut :

Pemecahan dari persamaan di atas adalah


sebagai berikut :
dengan

menyatakan bilangan gelombang de Broglie yang


memberikan partikel di luar perintang. Karena
Ditinjau dari daerah I maka dapat ditulis

dan ditinjau dari daerah III dapat ditulis

sehingga peluang transmisi T dari partikel yang melalui


perintang adalah
Ditinjau dari daerah dua persamaan Schrodinger partikel
dapat ditulis

Merupakan persamaan
real, dan gelombang
yang terjadi adalah
pemecahannya dapat ditulis semakin melemah

dengan
Supaya kita mendapatkan peluang
transmisi T, kita harus menerapkan
persyaratan batas pada , , dan
Gambar berikut menunjukan bayangan
syarat batas yang dapat menolong untuk
kita dapat menhitung peluang transmisi.
Kita akan menganggap bahwa rintangan potensial adalah
tinggi, relatif terhadap energi partikel datang, sehingga
berlaku

Sehingga dapat ditulis

dan peluang transmisi T


5.9. Gerak Harmonik
→ F= - k𝑥 (Hukum Hooke); (Hukum II Newton) F= ma, jadi
𝑑2𝑥 𝑑2 𝑥 𝑘 𝑥
-kx = m → + = 0 .... (5.66)
𝑑𝑡2 𝑑𝑡2 𝑚
Salah satu cara memecahkan pers. (5.66) ialah :
𝑥 = A cos (2𝜋𝑓𝑡 + ∅) dengan
1 𝑘
𝑓= (Frekuensi osilator harmonik)
2𝜋 𝑚

merupakan frekuensi osilasi, A amplitudo, & harga ∅, tetapan


fase, bergantung besar harga 𝑥 pada saat 𝑡 = 0
* Setiap gaya pemulih yang merupakan fungsi 𝑥 diurai ke deret
Maclaurin disekitar kedudukan setimbang 𝑥 = 0
dF 1 𝑑2𝐹 1 𝑑3𝐹
F(𝑥)= Fx=0 + ( )X=0 𝑥+ ( ) 𝑥2 + ( ) 𝑥3 + .....
dx 2 𝑑𝑥2 X=0 6 𝑑𝑥3 X=0
𝑥 =0 kedudukan setimbang, Fx=0 =0 karena untuk harga 𝑥 yang
kecil 𝑥 2, 𝑥 3,... menjadi sangat kecil dibanding 𝑥, → suku ke-3 &
selanjutnya dapat diabaikan.
Salah satu suku penting bila 𝑥 kecil → suku kedua :
dF dF
→ F(x)= ( )X=0 𝑥 , memenuhi hukum Hooke bila ( )X=0negatif,
dx dx
selalu dipenuhi gaya pemulih.
∴ Semua osilasi punya karakter harmonik sederhana jika
amplitudenya cukup kecil.

Fungsi Ep V 𝑥 bersesuaian hukum gaya Hooke diperoleh


dengan menghitung kerja yang diperlukan untuk membawa
partikel dari 𝑥 =0 ke 𝑥 = 𝑥 terhadap gaya semacam itu. Hasilnya :
𝑥 𝑥
1 2
𝑉 𝑥 = − න 𝐹 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑘 න 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑘𝑥
0 0 2
Hasilnya diplot dalam gambar 5.10
(5.10) Kurva V(𝑥) terhadap 𝑥parabola

Jika partikel energi osilator E bergetar bolak-balik antara 𝑥=-A dan


𝑥=+A, E dan A berhubungan menurut persamaan E=12𝑘𝐴2
Tiga macam modifikasi mekanika kuantum pada gambaran klasik.
• Tidak terdapat spektrum malar dari energi yang ijinkan, tetapi
hanya ada spektrum diskrit terdiri dari harga tertentu saja.
• Energi terendah yang diperbolehkan bukan E=0, tetapi terdapat
harga minimum E=E0 .
• Terdapat peluang tertentu partikel dapat menembus sumur
potensial dan melewati batas –A dan +A.
1
Persamaan Schrodinger untuk osilator harmonik dengan V= 𝑘𝑥2 :
2
𝑑2 ѱ 2𝑚 1
+ (E - 𝑘𝑥2)ѱ = 0
𝑑𝑥2 ħ2 2
Dengan menyederhanakan pers tersebut dengan memperkenalkan
kuantitas tak berdimensi

y= (1ħ 𝑘𝑚)1/2 x = 2𝜋𝑚𝑣


ħ
𝑥 (5.71) ,𝛼= 2𝐸
ħ
𝑚 2𝐸
𝑘
=
ℎ𝑣
.....(5.72)

Dengan 𝑣menyatakan frekuensi klasik osilasi, ditentukan oleh


persamaan
1 𝑘
𝑣=
2𝜋 𝑚
ℎ𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 → mengubah satuan x dan E dari meter dan joule,
menjadi tak berdimensi, dinyatakan dalam y dan 𝛼 persamaan
Schrodinger menjadi
𝑑2ѱ
+ (𝛼 – y2)ѱ = 0 ,
𝑑𝑥2
pemecahan persamaan yang dapat diterima dibatasi oleh
persyaratan ѱ → 0 ketika y → ∞ supaya

‫׬‬−∞ ѱ 2 𝑑𝑥 = 1

Sifat matematis persamaan


𝑑2 ѱ
+ (𝛼 – y2)ѱ = 0
𝑑𝑥2
syarat terpenuhi hanya jika [ 𝛼=2n+1 dengan n=0, 1, 2, 3,... ]
Karena 𝛼= 2E/h𝑣menurut pers.5.72, tingkat energi osilator
harmonik yang memiliki frekuensi klasik 𝑣diberikan oleh rumus
En = (n + 12)h𝑣dengan n=0, 1, 2, 3,... (tingkat energi osilator
harmonik)
(a) En 𝛼(− 1Τ𝑛2) (b) En 𝛼 𝑛2 (c) En 𝛼(𝑛 + 12)
Gambar 5.11 merupakan perbandingan tingkat energi
• osilator harmonik
• atom hidrogen
• partikel dalam kotak yang berdinding keras tak berhingga.
→ Jarak antar tingkat energi berharga konstan hanya untuk osilator
harmonik.

Untuk setiap pilihan parameter 𝛼𝑛terdapat fungsi gelombang


berbeda ѱ 𝑛.Setiap fungsi terdiri dari suatu polinomial Hn(y)
(polinomial Hermite) yang y-nya berpangkat genap atau ganjil,
2
faktor (𝑒 −𝑦 /2 )& koefisien numerik diperlukan untuk memenuhi
syarat normalisasi.

‫׬‬−∞ ѱ 2 𝑑𝑥 = 1 dengan n = 0, 1, 2, 3,...
Rumus umum fungsi gelombang ke n ialah
2
ѱ n = ( ħ ) (2 n!) Hn(y) 𝑒 /2
2𝑚𝑣 1/4 n -1/2 −𝑦
Tabel 5.1
Beberapa polinomial Hermite
n Hn(y) 𝜶𝒏 En
0 1 1 1
ℎ𝑣
2
1 2y 3 3
ℎ𝑣
2
2 4y2-2 5 5
ℎ𝑣
2
3 8y3-12y 7 7
ℎ𝑣
2
4 16y4-48y2-12 9 9
ℎ𝑣
2
5 32y5-160y3-120y 11 11
ℎ𝑣
2
Fungsi gelombang yang bersesuaian dengan keenam tingkat
energi pertama dari sebuah osilator harmonik

(Gambar 5.12) Enam fungsi gelombang osilator harmonik,


garis vertikal menunjukkan batas –A dan +A yang menyatakan
batas osilator klasik bergerak jika energinya sama.
Kita bandingkan kerapatan peluang osilator harmonik klasik dan
osilator harmonik mekanika kuantum dengan energi sama
besar.(Gambar 5.13)
Kurva (a) kerapatan peluang osilator klasik : peluang P untuk
mendapatkan partikel pada suatu kedudukan terbesar pada titik
ujung gerak tersebut ketika partikel itu bergerak lambat, dan
terkecil dekat kedudukan kesetimbangan (x=0) ketika partikel itu
bergerak cepat.
Kelakuan bertentangan ditunjukkan oleh osilator mekanika
kuantum pada energi terendahnya dengan n=0.
seperti telah diperlihatkan kerapatan peluang ѱ0 2 mempunyai
harga maksimum untuk x=0 dan menurun dikedua belah sisi titik
itu.
(a) Kerapatan peluang keadaan n=0,
Kerapatan peluang osilator
harmonik klasik dengan energi sama
ditunjukkan dengan lengkungan biru.
Namun ketakcocokan ini makin pudar ketika n bertambah :
grafik kurva (b) bersesuaian dengan n=10 dan jelas bahwa
ѱ10 2 jika dirata-ratakan terhadap x mempunyai sifat umum yang
sama dengan peluang klasik P.
(b)

Pada keadaan n=10, panjang gelombang terkecil untuk x=0 dan


terbesar untuk n = ±𝐴

Anda mungkin juga menyukai