Anda di halaman 1dari 12

DAYA SAING EKSPOR

PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Yuza
Icil
Apa itu perdagangan internasional ???
Perdagangan internasional adalah perdagangan
yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama.
DAYA SAING PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Daya saing ekspor adalah kemampuan suatu
komoditi untukmemasuki pasar luar negeri
dan kemampuan untuk dapatbertahan dalam
pasar itu.
Suatu komoditi memiliki potensi untuk
ekspor mempunyai ciri-ciri antara lain :
• Mempunyai surplus produksi dalam arti kata total
produksibelum dapat dikonsumsi seluruhnya
didalam negeri.
• Mempunyai keunggulan tertentu seperti langka,
murah, mutu,unik, bila dibandingkan dengan
komoditi serupa yangdiproduksi negara lain.
• Komoditi disengaja diproduksi untuk tujuan
ekspor (outwork looking industries )
• Komoditi itu memperoleh izin pemerintah untuk
diekspor.
Faktor yang menentukan tingkat daya
saing suatu komoditi ekspor
a. Faktor langsung, yang terdiri dari :
1) Mutu komoditiMutu komoditi pada dasarnya ditentukan olehkomposisi antara nilai
seni dengan nilai tekhnis, sertaselera nilai pemakai.
2) Ketepatan waktu penyerahan.
3) Intensitas promosi.
4) Penentuan saluran pemasaran.
5) Layanan purna jual.
b. Faktor tidak langsung
1) Kondisi saran pendukung ekspor seperti :
a) Fasilitas perbankan.
b) Fasilitas transportasi
c) Fasilitas birokrasi pemerintah.
d) Fasilitas surveyor.
e) Fasilitas bea cukai.
2) Kondisi ekonomi global seperti :
a) Resesi dunia.
b) Proteksionisme.
c) Restrukturisasi perusahaan (modernisasi)
d) Kerja sama ekonomi global (Re-groupage global)
3. Cara-cara meningkatkan daya saing ekspor.
Daya saing ekspor dapat ditingkatkan
dengan cara antara lain :
• a. Melakukan evaluasi dan perbaikan dari semua
faktor dayasaing secara bekesinambungan baik
faktor langsung maupuntidak langsung.
• b. Melakukan penelitian dan
pengembangan teknologi sendiri,disamping
intensifikasi alih teknologi dan membeli
teknologi.
• c. Mengeksploitasi berbagai keunggulan nasional
denganmempergunakan teknologi ciptaan
sendiri.
Sebagai contoh mari kita lihat daya
saing komoditi kakao indonesia di
pasar dunia

• Kakao merupakan salah satu komoditas


pertanian unggulan ekspor Indonesia. Pasar
kakao memiliki potensi yang besar dilihat dari
peningkatan konsumsi dunia, sehingga
Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan
peluang yang ada.
• Kakao merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang merupakan komoditas
unggulan nasional, dengan volume produksi
terbesar kelima setelah kelapa sawit, kelapa,
karet, dan tebu (BPS, 2011), dan memberikan
sumbangan devisa ketiga terbesar setelah
kelapa sawit dan karet (Goenadi et al. 2007).
Ditinjau dari perdagangan internasional, walaupun
Indonesia merupakan salah satu eksportir utama
biji kakao di pasar internasional setelah Pantai
Gading dan Nigeria dengan pangsa pasar 15%,
tetapi untuk produk olahan berupa pasta kakao,
kakao butter, dan kakao bubuk, posisi Indonesia
berada di posisi yang lebih rendah dengan
pangsa pasar kurang dari 6% (ITC, 2011). Pada
tahun 2012, total ekspor kakao mencapai
387.776 ton, namun kakao Indonesia sebagian
besar masih diekspor dalam bentuk mentah yakni
biji kakao.
Ekspor kakao didorong dari sisi permintaan,
yakni adanya pertumbuhan konsumsi dunia
akan kakao selama sepuluh tahun terakhir,
yaitu sebesar rata-rata 3% per tahun
(Damayanti, 2012)
Pada perdagangan di pasar internasional, kakao
Indonesia memiliki keunggulan komparatif baik
pada biji kakao, kakao pasta, kakao butter
maupun kakao powder. Dari keempat produk
kakao yang diekspor Indonesia, kakao dalam
bentuk biji yang memiliki daya saing tertinggi,
sedangkan kakao butter memiliki daya saing
terendah. Di sisi lain, kita memiliki daya saing
internal untuk komoditas lain yang diekspor, daya
saing kakao Indonesia di dunia masih rendah bila
dibandingkan negara eksportir kakao lainnya di
pasar biji kakao maupun olahan.
Terdapat hubungan yang cukup tinggi antara
daya saing biji kakao Indonesia dengan Ghana,
dan daya saing kakao pasta Indonesia dengan
Malaysia dan Belanda dalam perebutan
pangsa pasar dunia. Hubungan tersebut
semuanya positif dan ketiga negara eksportir
tersebut memperebutkan pasar yang sama
dengan Indonesia. Di pasar kakao butter dan
kakao powder, Indonesia tidak memiliki
korelasi dengan negara eksportir lainnya.

Anda mungkin juga menyukai