TEPUNG TERIGU
Bahan utama dari tepung terigu adalah gandum.
Sampai sekarang belum ada bahan dasar lain sebagai
pengganti gandum untuk membuat terigu, karena
gandum adalah satu-satunya jenis biji-bijian yang
mengandung GLUTEN.
a. Gandum SOFT atau Lunak
b. b. Gandum HARD atau Keras
Jenis-jenis tepung terigu yang terdapat di pasaran :
1). Tepung terigu dengan kadar protein 12.5% - 14.0 %.
2). Tepung terigu dengan kadar protein minimum 12%.
3). Tepung terigu dengan kadar protein 105 – 11%
4). Tepung Terigu dengan kadar protein 9% - 10%
5). Tepung Terigu dengan kadar protein 8% - 9%
6). Tepung Terigu dengan kadar protein 8.5% - 9.5%
Air lunak 0 – 50 ppm mineral
Air sedang 50 – 100 ppm mineral
Air sadah > 100 ppm mineral.
Air Alkali
Compressed Yeast
Mengandung sekitar 70% kadar air.
Active Dry Yeast
Mengandung kadar air sekitar 7.5%
Instan Dry Yeast
Fungsi garam :
1). Menambah rasa gurih
2). Membangkitkan rasa bahan-bahan lainnya
3). Mengontrol waktu fermentasi dari adonan beragi
4). Menambah kekuatan gluten
5). Mengatur warna kulit roti
6). Membantu menghindari bakteri-bakteri dalam
adonan
Biasanya terdiri dari 3 macam zat conditioning :
1). Conditioning untuk air : Calsium (carbonat atau
sulfat) dan magnesium (phospat atau chlorida)
2). Conditioning untuk yeast : Garam ammonium
untuk makanan yeast.
3). Conditioning untuk dough : Bahan pengoksidasi
(bromate, Vitamin C dan sebagainya untuk
memperkuat gluten.
Makanan bagi yeast
Penambah gizi
Memberikan rasa manis
Mengatur fermentasi
Memberikan warna kulit
Menambah keempukan roti
Fungsi Susu :
Menambah gizi
Memperkuat gluten-kalsium
Menambah absorpsi air sekitar 1% tiap 1% bahan padat
Menambah toleransi terhadap fermentas
Fungsi penggunaan telur dalam formula :
Pengembangan
Warna
Rasa
Gizi
Richness (kaya)
1. HIDROGENASI LEMAK
Yaitu suatu proses memasukkan gas Hidrogen (H2) ke dalam
lemak untuk mengontrol kepadatan lemak tersebut.
2.EMULSIFIED SHORTENING
yaitu lemak yang mengandung emulsifier (mono dan
digliserida) untuk meningkatkan daya absorpsi dan daya
menahan air. Lemak ini cocok digunakan untuk creaming.
3. BUTTER
Butter terbuat dari Fat yang terkandung dalam susu. Kadar
fat kira-kira 80%.
Kadar garam dalam butter harus diperhatikan terutama
untuk roti-roti beragi, dimana kelebihan garam akan
menghambat fermentasi.
4.MARGARINE
Margarine terbuat dari lemak tumbuhan mengandung
sekitar 80% fat. Sifat dari margarine adalah lunak dan
biasanya mengandung emulsifier untuk sifat creamingnya.
Komposisi margarine :
- Fat min 80%
- Air max 20%
- Garam 2% - 4%
5. PASTRY MARGARINE
Pastry margarine adalah margarine yang mempunyai titik
cair lebih tinggi dari margarine biasa. Pastry margarine
dipakai untuk membuat Danish Pastry dimana kita
menghendaki margarine yang lebih keras/ plastis untuk
roll-in sehingga margarine tidak cepat melelh. Sebab kalau
margarine tersebut meleleh akan masuk ke dalam adonan
dan tidak akan membentuk laipsan-lapisan lemak dalam
adonan.
6. PUFF PASTRY (SHORTENING)
Yaitu lemak yang mempunyai titik cair diantara lemak-
lemak pastry margarine lainnya. Digunakan untuk
membuat puff pastry tersebut lebih keras
dibandingkan dengan Sweet Dough/Danish Pastry.
1. Seleksi Bahan-bahan
Harga yang layak
Kualitas yang baik
Stock yang cukup, harus diingat daya tahan bahan-
bahan
Penyimpanan yang baik, hindarkan susut atau rusak
Pengetahuan sifat bahan masing-masing
2. Penimbangan Bahan-Bahan
Yeast, garam, additive harus ditimbang dengan teliti.
Hindarkan pemakaian sendok/cangkir sebagai takaran
3. Pengadukan – Mixing
Fungsi :
Untuk mencampur secara rata-rata semua bahan
Untuk mendapatkan hydrasi yang sempurna dari kanji
dan protein.
Untuk pembentukan gluten, pelunakan, mendapatkan
gas retention (kekuatan menahan gas) yang baik.
a. Pick up = semua bahan telah
tercampur jadi satu adonan.
11.Proofing
Mengembangkan adonan untuk mencapai bentuk dan
mutu pengunyahan yang baik.
Temperatur proofing 35 – 440 C.
Kelembaban relatif 80 85%.
Waktu proofing 55 – 65 menit
12. Proses Pembakaran
Volume adonan bertambah dalam waktu 5 – 6 menit
pertama di dalam oven.
Aktifitas yeast berhenti pada 650 C temperatur adonan.
Karamelisasi dari gula-kulit mulai terbentuk
Denaturasi dari protein dan gelatinisasi dari pati. Untuk
menghasilkan remah yang kukuh terjadi pada 60 – 820 C
temperatur adonan.
Untuk menghasilkan remah roti yang kukuh temperatur
adonan harus mencapai 770C.
13. Depanning
Setelah keluar dari oven kemudian langsung roti
dikeluarkan dari cetakan untuk didinginkan.
14. Pendinginan
Untuk memungkinkan pemotongan tanpa mengalami
kerusakan
Biasanya pada udara terbuka sekitar 45 – 70 menit.
Kehilangan berat karena penguapan air sekitar 2 – 3%.
Tempertaur pemotongan/slicing 32 – 490 C.
15. Pembungkusan
untuk mencegah tercemarnya roti dari bakteri yang
tidak dikehendaki.
Menghindari pengerasan kulit akibat menguapnya
kandungan air.
Roti yang masih hangat disarankan tidak dibungkus
dulu supaya tidak cepat berjamur.
1. Sistem Cepat atau No – Time - Dough
Adalah sistem membuat roti yang apling cepat
sehingga dalam waktu sekitar 3 jam biasa dihasilkan.
Adapun ciri-ciri sistem ini adalah :
Pengadukan satu kali
Peragian hanya 0 – 45 menit
Resepnya ada penambahan, pada ragi dan Bread Improver
(untuk mempercepat mengembang dan volumenya tetap
bagus).
Hasilnya cukup bagus, hanya daya tahan tidak lama sekitar 3
hari.
Hasilnya lebih banyak karena kehilangan berat pada waktu
fermentasi sedikit
2. Sistem Langsung atau Straight - Dough
Adalah sistem yang cukup banyak dipakai di
Indonesia.
Ciri-cirinya adalah :
Pengadukan satu kali
Peragian 1 – 3 jam.
Resepnya tidak ada perubahan
Hasilnya cukup bagus, daya tahan roti sekitar 5 hari
3. Sistem Biang atau Sponge - Dough
Adalah sistem pembuatan roti yang pada masa
dahulu sering digunakan dan saat ini jarang.
Ciri-cirinya adalah :
Pengadukan dua kali yaitu pengadukan pertama untuk
biang atau sponge dan adukan kedua untuk bahan lain
dan spongenya.
Peragian 3 – 6 jam.
Resepnya tidak ada penambahan.
Hasilnya cukup bagus dan daya tahan roti sekitar satu
minggu.
4. Sistem Roll atau Dough – Break - Roll
Sistem pembuatan roti ini dianggap sebagai modifikasi dari
sistem cepat atau No – Time Dough. Dimana roti dibuat dengan
cepat dan hasilnya lebih halus dari teksturnya.
Ciri-ciri sistem ini adalah :
a. Adonan mula-mula diaduk hanya asal campur saja (sekitar 5
menit), lalu diroll berkali-kali dengan mesin roll khususnya
sampai kalis. Seterusnya sama dengan sistem lain.
b. Resepnya ada sedikit perubahan :
Air dikurangi 5 – 7 %.
Bread Improver ditambah sampai maksimal 1%
c. Biasanya tidak ada peragian (fermentasi)
d. Hasil rotinya adalah :
tekstur paling halus bila dibandingkan dengan sistem lain
kulit roti agak pucat
rasa roti hambar
hasil roti lebih banyak.
Keuntungan dan Kerugian masing-masing Sistem
1. Sistem Cepat
Keuntungannya :
- Penghematan waktu dengan pengurangan peragian.
Tidak perlu tempat untuk sponge dan dough
- Sedikit peralatan yang dibutuhkan
- Lebih sedikit tenaga untuk perawatan alat-alat.
Tidak perlu ruang fermentasi/peragian
Hasil roti lebih banyak.
Kerugian :
- Hasil roti tidak mempunyai aroma fermentasi.
- Daya tahan roti tidak lama.
2. Sistem Langsung
Keuntungan :
- Mempunyai toleransi yang lebih baik terhadap waktu
aduk.
- Lebih sedikit peralatan dan karyawan.
- Lebih sedikit kehilangan berat karena fermentasi.
- Lebih pendek waktu produksi (daripada sistem
sponge)
Kerugian :
- Berkurangnya toleransi terhadap waktu fermentasi.
- Kesalahan tidak dapat dikoreksi bila terjadi dalam
proses pengadukan.
Sistem Biang / Sponge
Keuntungan :
- Mempunyai toleransi yang baik terhadap waktu
fermentasi
- Aroma roti paling baik.
- Daya tahan roti lebih baik daripada yang lain.
Kerugian :
- Sedikit toleransi terhadap waktu aduk.
- Lebih banyak peralatan
- Lebih banyak karyawan.
- Lebih banyak kehilangan berat karena fermentasi.
Sistem Roll
Sistem roll ini banyak dipakai untuk perusahaan roti
yang mempunyai konsumen tingkat bawah dimana
selera dan cita rasa agak kurang diperhatikan.
Keuntungan :
- Waktu produksi bisa lebih cepat (daripada sistem
langsung dan biang)
- Jumlah produksi lebih banyak.
- Tekstur paling halus.
Kerugian :
- Aroma roti tidak ada.
- Kulitnya agak pucat.