Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN ACIDIZING PADA SUMUR MINYAK

DENGAN MEMPERHATIKAN KARAKTERISTIK


RESERVOIR

KOMPREHENSIF

Oleh :
FELIK FERDIYANTO
113141003 / TM

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
OUTLINE
• LATAR BELAKANG • PERENCANAAN
• MAKSUD DAN TUJUAN • OPERASI STIMULASI
• DEFINISI • EVALUASI KEBERHASILAN
• KARATERISTIK RESERVOIR • STUDI KASUS
• JENIS ACIDIZING • KESIMPULAN
• JENIS ACID DAN ADDITIVE
LATAR BELAKANG

Penurunan Penurunan Indikasi


Produksi produktivitas kerusakan
Minyak formasi formasi

Metode Stimulasi
Wokover Acidizing
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud

Agar dapat mengetahui semua faktor yang berpengaruh dalam


perencanaan acidizing sehingga dapat menghasilkan perencanaan
acidizing yang optimum berdasarkan karakteristik reservoirnya.

Tujuan

Agar dapat merencanakan acidizing baik dalam penanggulangan problem


produksi maupun dalam usaha meningkatkan produktivitas sumur.
DEFINISI

• Acidizing adalah suatu stimulasi yang menginjeksikan asam ke dalam


formasi untuk memperbaiki permeabilitas formasi.
• Asam yang diinjeksikan, digunakan untuk melarutkan batuan dan
padatan-padatan yang menyumbat pori-pori batuan atau perforasi
agar fluida dapat mengalir dengan lancar.
• Acidizing dapat diterapkan untuk sumur yang mengalami kerusakan
(damaged well) dan yang tidak mengalami kerusakan (undamaged
well).
KARAKTERISTIK RESERVOIR
Batuan • Batu Pasir
Reservoir • Batu Karbonat

• Minyak
Karateristik Fluida
• Gas
Reservoir Reservoir
• Air Formasi

Kondisi • Tekanan
Reservoir • Temperatur
JENIS ACIDIZING

Salah satu metode acidizing yaitu menginjeksikan


Acid asam ke dalam formasi pada tekanan yang cukup
Fracturing tinggi untuk merekahkan formasi.

Matrix Penginjeksian asam ke dalam formasi pada tekanan


Acidizing di bawah tekanan rekah formasi.

Operasi yang direncanakan untuk menghilangkan


Acid endapan scale yang dapat larut dalam larutan
Washing asam yang terdapat dalam lubang sumur atau
untuk membuka perforasi yang tersumbat.
JENIS ASAM DAN ADDITIVE

Jenis Acid Jenis Additive


1. Mineral Acids
Hydrochloric acid
Hydrofluoric acid
Hydrochloric acid-Hydrofluoric
1. Corrosion Inhibitor
acid 2. Surfactant
2. Organic Acids 3. Demulsifier Agent
Acetic acid
4. Anti Sludge Agent
Formic acid
3. Acids Mixtures 5. Mutual Solvent
Acetic-hydrochloric acid 6. Friction Reducer
Formic-hydrochloric acid 7. Acid Fluid Loss Additive
Formic-hydrofluoric acid
4. Retarded Acid Systems
8. Diverting Agent
Gelled acids 9. Complexing Agent
Chemically retarded acids 10. Clean Up Additive
Emulsified acids
PERENCANAAN
(MATRIX ACIDIZING)

Laju Injeksi Dan


Gradien Rekah Tekanan
Data Formasi
Formasi Permukaan
Maksimum

Fluida Yang Evaluasi


Rasio Stimulasi
Akan Digunakan Keberhasilan
PERENCANAAN
(ACID FRACTURING)

Data Fluida
Geometri
Data Formasi Yang Akan
Rekahan
Digunakan

Konduktivitas Jarak
Evaluasi
Rekahan Dan Penetrasi
Keberhasilan
Rasio Stimulasi Asam
OPERASI STIMULASI

URAIAN PEKERJAAN PERHITUNGAN DESIGN


PENGASAMAN PENGASAMAN
URAIAN PEKERJAAN PENGASAMAN

PREFLUSH

FLUSH/MAIN TREATMENT

OVERFLUSH
PERHITUNGAN DESIGN PENGASAMAN
PENENTUAN FRACTURE
GRADIENT FORMASI YANG
AKAN DIINJEKSIKAN

PENENTUAN TEKANAN
PERMUKAAN MAKSIMUM

PENENTUAN INJEKSI ASAM


MAKSIMUM
EVALUASI KEBERHASILAN
Laju Produksi

IPR
Evaluasi
Keberhasilan
Skin

Efisiensi
Aliran
STUDI KASUS
• . Sumur kajian yang digunakan adalah sumur “X” di struktur Cemara Barat dan
sumur “Y” struktur Jatibarang dengan lithologi batuan karbonat. Pada kedua sumur
kajian tersebut terjadi kerusakan formasi yang diidentifikasian oleh hasil PBU dimana
harga skin pada sumur “X” sebesar +13,995 dan harga skin sumur “Y” sebesar +5.
Adanya faktor skin yang positif yang berarti terjadi penurunan permeabilitas batuan
formasi disekitar lubang sumur dan laju produksi.
• Dari hasil analisa air formasi yang telah dilakukan terhadap sumur-sumur kajian
dengan menggunakan metode Stiff dan Davis dengan memperhitungkan
kecenderungan terbentuknya scale CaCO3 (Scaling Index, SI) menunjukan
terbentuknya scale tersebut yang terjadi di formasi dan di sekitar lubang perforasi.
Ini dapat diperlihatkan dari hasil perhitungan yang berharga positif atau lebih besar
dari nol (SI>0). Endapan scale ini akan menghambat aliran fluida yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas formasi.
PELAKSANAAN STIMULASI
PENGASAMAN MATRIKS
Sumur “X” merupakan sumur minyak yang ditajak pada tanggal 11 Maret 2004 dan diselesaikan
pada tanggal 20 Juli 2004 sebagai sumur penghasil minyak pada lapisan “M” selang 1982-1986
m. Sumur “X” adalah sumur produksi baru dengan hasil produksi minyak (2 Agustus 2004) 42
bbl/day dan kandungan kadar air 16,2%.
Pada tanggal 7 Agustus 2004 dilakukan stimulasi pengasaman matriks pada sumur “X” lapisan
“M” dengan uraian sebagai berikut:
• Melakukan “Safety Meeting” sebelum pelaksanaan kerja dimulai.
• Uji tekan saluran permukaan 2000 psi sampai kerangan induk.
• Pompakan minyak mentah kurang lebih 10 bbls kedalam annulus.
• Pompakan kurang lebih 25 bbls diesel untuk sirkulasi selama masuk CT sampai kurang lebih
1986,5m.
• Pompakan larutan preflush mutual solvent 35bbl+N2 500scfm.
• Pompakan 53 bbl larutan main treatment SXE-20.
• Pompakan larutan overflush 30 bbl N2.
• Dorong larutan dengan 25 bbl N2.
• Unloading dengan N2 sampai bersih (PH=7)
• Lakukan uji produksi.
PENGASAMAN MATRIKS PADA SUMUR “X” MEMBUTUHKAN BAHAN-
BAHAN MATERIAL SEBAGAI BERIKUT:
No Material Preflush HCL Pickle SXE-20 Displace Total Sat

1 Fresh Water 1329 331 89 206 1624 Gal

2 A261 (Corrosion Inhibitor) - 2 - - 2 Gal

3 A201(Inhibitor Aid) - - 45 - 45 gal

4 A262 (Corrosion Inhibitor) - - 23 - 23 gal

5 L041 (Iron Chelating Agent) - 7 - - 7 Lbs

6 H032 (15% HCl) - 88 1309 - 1397 gal

7 U066 (Mutual Solvent) 165 - - - 165 gal

8 L042 (Clay Stabilizer) - - 22 - 22 gal

9 M003 (Soda Ash) - - - - 440 Lbs

10 U080(Emusifier) - - 44 - 44 gal

11 N002 (Liquid Nitrogen) - - - 2000 2000 gal

12 KCl Brine 247 - - 35 282 Lbs

13 Diesel - - 684 - 684 gal


Sumur “Y” merupakan sumur produksi minyak yang ditajak pada tanggal 4 Maret 1999
pada lapisan “C”. Kemudian pada tanggal 4 April lapisan “C” ditutup dan dibuka lapisan
“N” selang 1084-1087 m. Pada sumur “Y” lapisan “N” produksi minyaknya adalah 503,2
bbl/day, produksi gas 300 Mscfd dan kadar airnya 32%. Kemudian kinerja sumur
mengalami penurunan yang cukup signifikan, dimana dapat dilihat dari data produksi
pada tanggal 21 April 1999 laju produksinya sebesar 182,41 bbl/day, produksi gas 350
Mscfd dan kadar airnya 15%.
Pada tanggal 22 April 1999 dilakukan stimulasi pada sumur “Y” lapisan “N” dengan uraian
pekerjaan sebagai berikut:
• Melakukan “Safety Meeting” sebelum melakukan pekerjaan.
• Uji tekan saluran permukaan 2500 psi sampai kerangan induk.
• Pompakan 30 bbl minyak mentah untuk “jepitan dan sirkulasi” selama masuk CT sampai
kurang lebih 1087 m.
• Pompakan 30 bbl larutan preflush.
• Pompakan 47 bbl larutan MSR-150.
• Dorong dengan 13 bbl minyak mentah.
• Rendam larutan selama 30 menit.
• Ablas dan alirkan ke balong sisa cairan hasil reaksi dengan bantuan gas lift.
• Lakukan uji produksi.
STIMULASI PENGASAMAN MATRIKS PADA SUMUR “Y” LAPISAN “N”
MEMBUTUHKAN BAHAN-BAHAN MATERIAL SEBAGAI BERIKUT:

Tahap Main Treatment


Tahap Preflush
(Larutan MSR-150)
1. Air industri = 843 gallon
Air industri = 892 gallon
2. HCl 15% = 273 gallon
HCl 15% = 855 gallon Sirkulasi/Jetting
3. A-260 = 6 gallon
A-260 = 10 gallon Minyak mentah = 1806
4. L-041 = 25 lbs
L-041 = 296 lbs gallon
5. F-052 = 4 gallon
F-052 = 10 gallon
6. W-053 = 6 gallon
W-053 = 10 gallon
7. U-066 = 22 gallon
U-066 = 197 gallon
EVALUASI KEBERHASILAN STIMULASI PENGASAMAN MATRIKS

Hasil Perhitungan qo untuk Beberapa Harga Pwf pada Hasil Perhitungan qo untuk Beberapa Harga Pwf pada
Sumur “X” Sumur “Y”
Dengan Menggunakan Metode Pudjo Sukarno Dengan Menggunakan Metode Pudjo Sukarno
Qo (bbl/d)
Qo (bbl/d)
Pwf (psia)
Sebelum Sesudah Pwf (psia)
Pengasaman Pengasaman Sebelum Sesudah
2266 0,65 11,2 Pengasaman Pengasaman

715 0,024 10,753


2000 8,43 46,2
700 8,994 34,259
1700 16,4 82,6

1500 21,22 104,7 600 65,356 182,115

1300 25,67 125,2 500 115,738 314,585

1000 31,61 152,8 400 160,140 431,670

700 35,18 176,8 300 198,565 533,369

500 39,6 190,8 200 231,007 619,683

100 44,25 213,89 100 257,471 690,611

0 45,17 218,64 0 277,955 746,153


PERHITUNGAN PADA SUMUR KAJIAN SESUDAH DILAKUKAN
PENGASAMAN MATRIKS MENUNJUKAN ADANYA KENAIKKAN
PRODUCTIVITY INDEX (PI).

Productivity Index (PI)

Sumur

Sebelum Pengasaman Sesudah Pengasaman

X 0,014 1,6759

Y 0,423 1,351
KESIMPULAN
• Acidizing merupakan metode stimulasi untuk mengatasi kerusakan formasi dengan menginjeksikan
asam ke dalam sumur ataupun ke dalam formasi sehingga produktivitas sumur dapat diperbaiki.
Acidizing dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu acid fracturing, matrix acidizing, dan acid
washing. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda, masing-masing memiliki keuntungan dan
kerugiannya.
• Matrix acidizing dapat dilakukan baik pada formasi batu pasir maupun karbonat, sedangkan acid
fracturing baik dilakukan pada formasi karbonat.
• Faktor yang berperan penting dalam acidizing yaitu reaksi asam dengan formasi. Reaksi asam ini
dipengaruhi oleh perbandingan luas permukaan formasi per unit volume asam, tekanan,
temperatur, komposisi batuan, konsentrasi asam, dan kecepatan aliran pengasaman. Selain itu,
terdapat faktor lain yang ikut berpengaruh yaitu kesetimbangan dan stoikiometri reaksi asam.
• Penggunaan metode acidizing tidak terlepas dari pemakaian asam beserta additivenya. Dalam
metode ini, terdapat beberapa jenis asam yang umum digunakan yaitu mineral acids, organic
acids, powdered acids, acids mixtures, dan retarded acid systems. Setiap jenis asam memiliki
karakter yang berbeda dengan keunggulan dan kerugiannya masing-masing. Namun dalam
pelaksanaannya, asam HCl, asam HF, dan campuran keduanya sering digunakan.
• Additive yang digunakan dalam acidizing yaitu corrosion inhibitor, surfactants, demulsifier agents,
antisludge agents, mutual solvent, friction reducer, fluid loss additive, diverting agents, complexing
agents, dan cleanup additive. Semua additive memiliki fungsi yang berbeda dan dapat
digunakan secara bersamaan.
• Parameter yang digunakan untuk menentukan keberhasilan acidizing adalah laju produksi,
productivity index (PI), skin, flow efficiency (FE), dan inflow performance relationship (IPR)

Anda mungkin juga menyukai