KOMPREHENSIF
Oleh :
FELIK FERDIYANTO
113141003 / TM
Metode Stimulasi
Wokover Acidizing
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Tujuan
• Minyak
Karateristik Fluida
• Gas
Reservoir Reservoir
• Air Formasi
Kondisi • Tekanan
Reservoir • Temperatur
JENIS ACIDIZING
Data Fluida
Geometri
Data Formasi Yang Akan
Rekahan
Digunakan
Konduktivitas Jarak
Evaluasi
Rekahan Dan Penetrasi
Keberhasilan
Rasio Stimulasi Asam
OPERASI STIMULASI
PREFLUSH
FLUSH/MAIN TREATMENT
OVERFLUSH
PERHITUNGAN DESIGN PENGASAMAN
PENENTUAN FRACTURE
GRADIENT FORMASI YANG
AKAN DIINJEKSIKAN
PENENTUAN TEKANAN
PERMUKAAN MAKSIMUM
IPR
Evaluasi
Keberhasilan
Skin
Efisiensi
Aliran
STUDI KASUS
• . Sumur kajian yang digunakan adalah sumur “X” di struktur Cemara Barat dan
sumur “Y” struktur Jatibarang dengan lithologi batuan karbonat. Pada kedua sumur
kajian tersebut terjadi kerusakan formasi yang diidentifikasian oleh hasil PBU dimana
harga skin pada sumur “X” sebesar +13,995 dan harga skin sumur “Y” sebesar +5.
Adanya faktor skin yang positif yang berarti terjadi penurunan permeabilitas batuan
formasi disekitar lubang sumur dan laju produksi.
• Dari hasil analisa air formasi yang telah dilakukan terhadap sumur-sumur kajian
dengan menggunakan metode Stiff dan Davis dengan memperhitungkan
kecenderungan terbentuknya scale CaCO3 (Scaling Index, SI) menunjukan
terbentuknya scale tersebut yang terjadi di formasi dan di sekitar lubang perforasi.
Ini dapat diperlihatkan dari hasil perhitungan yang berharga positif atau lebih besar
dari nol (SI>0). Endapan scale ini akan menghambat aliran fluida yang akan
menyebabkan penurunan produktivitas formasi.
PELAKSANAAN STIMULASI
PENGASAMAN MATRIKS
Sumur “X” merupakan sumur minyak yang ditajak pada tanggal 11 Maret 2004 dan diselesaikan
pada tanggal 20 Juli 2004 sebagai sumur penghasil minyak pada lapisan “M” selang 1982-1986
m. Sumur “X” adalah sumur produksi baru dengan hasil produksi minyak (2 Agustus 2004) 42
bbl/day dan kandungan kadar air 16,2%.
Pada tanggal 7 Agustus 2004 dilakukan stimulasi pengasaman matriks pada sumur “X” lapisan
“M” dengan uraian sebagai berikut:
• Melakukan “Safety Meeting” sebelum pelaksanaan kerja dimulai.
• Uji tekan saluran permukaan 2000 psi sampai kerangan induk.
• Pompakan minyak mentah kurang lebih 10 bbls kedalam annulus.
• Pompakan kurang lebih 25 bbls diesel untuk sirkulasi selama masuk CT sampai kurang lebih
1986,5m.
• Pompakan larutan preflush mutual solvent 35bbl+N2 500scfm.
• Pompakan 53 bbl larutan main treatment SXE-20.
• Pompakan larutan overflush 30 bbl N2.
• Dorong larutan dengan 25 bbl N2.
• Unloading dengan N2 sampai bersih (PH=7)
• Lakukan uji produksi.
PENGASAMAN MATRIKS PADA SUMUR “X” MEMBUTUHKAN BAHAN-
BAHAN MATERIAL SEBAGAI BERIKUT:
No Material Preflush HCL Pickle SXE-20 Displace Total Sat
10 U080(Emusifier) - - 44 - 44 gal
Hasil Perhitungan qo untuk Beberapa Harga Pwf pada Hasil Perhitungan qo untuk Beberapa Harga Pwf pada
Sumur “X” Sumur “Y”
Dengan Menggunakan Metode Pudjo Sukarno Dengan Menggunakan Metode Pudjo Sukarno
Qo (bbl/d)
Qo (bbl/d)
Pwf (psia)
Sebelum Sesudah Pwf (psia)
Pengasaman Pengasaman Sebelum Sesudah
2266 0,65 11,2 Pengasaman Pengasaman
Sumur
X 0,014 1,6759
Y 0,423 1,351
KESIMPULAN
• Acidizing merupakan metode stimulasi untuk mengatasi kerusakan formasi dengan menginjeksikan
asam ke dalam sumur ataupun ke dalam formasi sehingga produktivitas sumur dapat diperbaiki.
Acidizing dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu acid fracturing, matrix acidizing, dan acid
washing. Ketiganya memiliki karakter yang berbeda, masing-masing memiliki keuntungan dan
kerugiannya.
• Matrix acidizing dapat dilakukan baik pada formasi batu pasir maupun karbonat, sedangkan acid
fracturing baik dilakukan pada formasi karbonat.
• Faktor yang berperan penting dalam acidizing yaitu reaksi asam dengan formasi. Reaksi asam ini
dipengaruhi oleh perbandingan luas permukaan formasi per unit volume asam, tekanan,
temperatur, komposisi batuan, konsentrasi asam, dan kecepatan aliran pengasaman. Selain itu,
terdapat faktor lain yang ikut berpengaruh yaitu kesetimbangan dan stoikiometri reaksi asam.
• Penggunaan metode acidizing tidak terlepas dari pemakaian asam beserta additivenya. Dalam
metode ini, terdapat beberapa jenis asam yang umum digunakan yaitu mineral acids, organic
acids, powdered acids, acids mixtures, dan retarded acid systems. Setiap jenis asam memiliki
karakter yang berbeda dengan keunggulan dan kerugiannya masing-masing. Namun dalam
pelaksanaannya, asam HCl, asam HF, dan campuran keduanya sering digunakan.
• Additive yang digunakan dalam acidizing yaitu corrosion inhibitor, surfactants, demulsifier agents,
antisludge agents, mutual solvent, friction reducer, fluid loss additive, diverting agents, complexing
agents, dan cleanup additive. Semua additive memiliki fungsi yang berbeda dan dapat
digunakan secara bersamaan.
• Parameter yang digunakan untuk menentukan keberhasilan acidizing adalah laju produksi,
productivity index (PI), skin, flow efficiency (FE), dan inflow performance relationship (IPR)