Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN REFLEKS PUPIL

RINAIMAH ZAHRA AMALIAH


N 111 16 077
Pembimbing :
dr. Neni Parimo, SpM
PUPIL

• Pupil adalah apertura di mata yang terbentuk oleh otot-otot dan


stroma berpigmen.
• Pupil merupakan tempat masuknya cahaya ke dalam bola mata.
• Fungsi pupil:
• Mengatur jumlah cahaya yang mencapai retina.
• Mengurangi aberasi sferis dan aberasi kromatis.
• Memperdalam fokus.

• Diameter pupil normal pada adaptasi gelap adalah 4,5 - 7 mm,


sedangkan pada adaptasi terang adalah 2,5 – 6 mm. Pupil yang
kecil disebut miosis dengan diameter kurang dari 3 mm, dan
pupil yang lebar disebut midriasis dengan diameter 6 mm.
• Otot pada pupil:
• M. sfingter pupilae (dipersarafi serabut parasimpatis nervus III)
• M. dilatator pupilae (dipersarafi saraf simpatis)
• Pupil anak-anak ukurannya cenderung lebih kecil dikarenakan
belum berkembangannya saraf simpatis.
• Pupil orang dewasa berukuran sedang, dan pupil akan mengecil
karena rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.
Penilaian Pupil

• Penilaian pemeriksaan pupil:


• Kesimetrisan
• Ukuran
• Bentuk
• Letak
• Jumlah
• Warna
• Respon terhadap cahaya
• Bentuk kedua pupil adalah sama yaitu berbentuk
bulat dan berbatas licin.
• Perbedaan diameter pupil kanan-kiri sampai 1
mm masih dianggap normal.
Jalur Refleks Cahaya
• Stimulus cahaya diteruskan oleh serabut
eferen (N.II) ke nukleus pretektal
• Setelah bersinaps di nukleus ini, impuls
diteruskan ke:
• Nukleus Edinger Westphal sisi yang sama
• Nukelus pretektal kontralateral, dari nukleus ini
impuls diteruskan ke nukleus Edinger Westphal
kontralateral dari sumber cahaya
• Dari masing-masing nukleus Edinger Westphal
ini, impuls diteruskan ke ganglion siliaris.
• Dari ganglion ini, impuls diteruskan ke otot
konstriktor pupil melalui serabut eferen
parasimpatis
REFLEKS CAHAYA LANGSUNG (DIREK)

• Kepala pasien dipegang dengan tangan kiri agar terfiksir.


• Lalu salah satu pupil disorot dengan lampu senter dari samping
agar pupil satunya tidak ikut tersorot.
• Perhatikan diameter pupil yang diperiksa.
• Tes ini positif bila timbul miosis pada pupil tersebut. Bila sinar
dimatikan, pupil akan melebar kembali.
REFLEKS CAHAYA TIDAK LANGSUNG
(INDIREK)
• Kepala pasien dipegang dengan tangan kiri agar
terfiksir.
• Lalu salah satu pupil disorot dengan lampu senter
dari samping agar pupil satunya tidak ikut tersorot.
• Mengamati perubahan diameter pupil pada mata
yang tidak disorot cahaya ketika mata yang satunya
mendapatkan sorotan cahaya langsung.
• Penyinaran terhadap pupil se-sisi akan menyebabkan
miosis pada kedua sisi. Miosis yang terjadi pada pupil
yang tidak disinari ini disebut refleks konsensual.
Kelainan pada pupil
Kelainan pada Pupil
• Anisokoria : Ukuran pupil kedua mata tidak sama, terdapat pada uvieitis,
glaukoma monokular, pada etnis tertentu anisokoria adalah bentuk normal
• Miosis : terjadi pada spastik miosis (meningitis, ensefalitis, dan perdarahan
vertikel, intoksikasi morfin.
• Midriasis : terjadi akibat obat parasimpatolitik (atropin, simpatomimetik
(adrenalin atau kokain).
• Leukokoria, pupil yang berwarna atau memeberikan refleks putih, terdapat
pada katarak, endoftalmitis, tumor retina atau retinablastoma.
• Hipus: ukuran pupil berubah-ubah nyata dengan irama
dalam detik, terdapat pada meningkatnya daya iritatif
sistem saraf autonom
• Oklusi pupil: pupil tertutup oleh jaringan radang yang
terletak didepan lensa
• Seklusi pupil: seluruh lingkaran pupil melekat pada
dataran depan lensa
Polikoria
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai