Anda di halaman 1dari 29

LATAR BELAKANG

• PASAL 56 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara menyatakan:
1. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan
jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban
kerja.
2. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
3. Berdasarkan penyusunan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), menteri menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
PNS secara nasional.
DASAR HUKUM
 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ;
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil;
 PERMENDAGRI No. 12 Tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah
 PERMENPAN & RB No. PER/15/M.PAN/7/ 2008 Tentang Pedoman Umum
Reformasi Birokrasi;
 PERMENPAN & RB No. 26 Tahun 2011 tentang Pedoman Perhitungan Jumlah
Kebutuhan PNS untuk Daerah;
 KEPMENPAN No. KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan
Formasi Pegawai Negeri Sipil
 PERMENPAN & RB No. 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan;
 PERMENPAN & RB No. 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan;
 PERMENDAGRI No. 35 Tahun 2012 tentang Analisis Jabatan di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah
 PERATURAN GUBERNUR NOMOR 160 TAHUN 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Jabatan Pada SKPD.
TUJUAN UTAMA UU ASN

Terwujudnya ASN yang memiliki


integritas, profesional, melayani &
sejahtera
PRINSIP DASAR UU ASN

memindahkan ASN dari


Comfort Zone
ke
Competitive Zone

 Seleksi & promosi berdasarkan kompetensi


secara kompetitif & adil
 Menerapkan prinsip fairness

MERIT SYSTEM
JABATAN ASN

Jabatan Pimpinan
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama (Ka. LPNK);
b. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya (Sekjen, Sekjen LNS, Sestama,
Staf Ahli Menteri, Setda Prov); dan
c. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Direktur, Karo, Asdep,
Tinggi Setditjen, Set. Itjen, Kapus, Inspektur, Set.DPR, Ka.Balai, Setda
Kab/Kota dan jab lain yg setara)

a. Jabatan Administrator (memimpin pelaksanaan seluruh


kegiatan publik serta adm. pemerintahan dan pembangunan);

Jabatan Administrasi b. Jabatan Pengawas (mengendalikan pelaksanaan kegiatan yg


dilakukan oleh pejabat pelaksana); dan
c. Jabatan Pelaksana (melaksanakan kegiatan pelayanan publik
serta adm pemerintahan dan pembangunan)

Keahlian Keterampilan
a. Ahli Utma; a. Penyelia;
Jabatan Fungsional b. Ahli Madya;
c. Ahli Muda; dan
b. Mahir;
c. Terampil; dan
d. Ahli Pertama d. Pemula
MANAJEMEN ASN DISELENGGARAKAN BERDASARKAN
SISTEM MERIT (MERIT SYSTEM)

Kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan


pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil
dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi
kecacatan.
MEKANISME PENYUSUNAN
KEBUTUHAN PEGAWAI

TUGAS • NAMA JABATAN


ANALISIS INFORMASI
POKOK DAN • IKHTISAR JABATAN
JABATAN JABATAN
FUNGSI • URAIAN TUGAS

ANALISIS BEBAN
KERJA

PETA JABATAN KEBUTUHAN


KEBUTUHAN PEGAWAI
ANALISIS JABATAN
ANALISIS JABATAN

Proses, metoda, dan teknik untuk


memperoleh data jabatan yang diolah
PERMENPAN & RB menjadi informasi jabatan dan disajikan
No.33 tahun 2011 untuk kepentingan program
kepegawaian serta memberikan umpan
balik bagi organisasi, tatalaksana,
pengawasan dan akuntabilitas.

Proses, metode dan teknik untuk


PERMENDAGRI mendapatkan data jabatan yang diolah
No. 35 Tahun 2012 menjadi informasi jabatan.
BUTIR INFORMASI JABATAN
No Identitas Jabatan Uraian Jabatan Syarat Jabatan
Pangkat dan Golongan
1 Nama Jabatan Uraian Tugas
Ruang
2 Kode Jabatan Bahan Kerja Pendidikan
3 Unit Kerja Jabatan Alat Kerja Kursus/Pelatihan
4 Letak dalam Struktur Hasil Kerja Pengalaman Kerja
5 Ikhtisar Jabatan Tanggung Jawab Pengetahuan
6 Wewenang Keterampilan
7 Korelasi Jabatan Bakat Kerja

8 Kondisi Lingkungan Kerja Temperamen Kerja

9 Keadaan/Resiko Bahaya Minat Kerja

10 Upaya Fisik
11 Kondisi Fisik
12 Fungsi Pekerja

11
PEMANFAATAN INFORMASI JABATAN

• Analisis beban kerja


PERENCANAAN (Analisis kebutuhan pegawai)
PEGAWAI

REKRUTMEN & • Standar kualifikasi


SELEKSI • Kriteria seleksi

PERENCANAAN • Pola karier


HASIL ANJAB KARIER
• PETA JABATAN
PENGANGKATAN • Standar kompetensi kerja/jabatan
• URAIAN JABATAN
DALAM • Penilaian kompetensi
• SYARAT JABATAN
JABATAN

PENILAIAN • Standar kinerja


• Kriteria kinerja
KINERJA
• Evaluasi jabatan
REMUNERASI (Bobot&peringkat jabatan)

DIKLAT • Analisis kebutuhan diklat


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG DIBUTUHKAN
BERDASARKAN HASIL ANJAB

Pendidikan Formal
a. DIII Umum
b. DIII Kesehatan Masyarakat
c. DIII Epidemiologi
d. DIII Statistik
e. DIII Fisioterapi
f. DIII Laboratorium
g. DIII Perekam Medis
h. DIII Apoteker
i. DIII Kebidanan
j. DIII Perawat Gigi
k. DIII Perawat
l. DIII Akuntansi
m. S1 Umum
n. S1 Kedokteran Umum
o. S1 Kedokteran Gigi
p. S1 Apoteker
q. S1 Kesehatan Masyarakat
r. S1 Teknik Informatika/Sistem Informasi
s. S1 Ekonomi
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG DIBUTUHKAN
BERDASARKAN HASIL ANJAB

Kursus/Pelatihan Teknis
a. Program Gizi
b. Program PPSM
c. Promkes
d. Pelatihan di bidang Apoteker
e. Kesehatan Lingkungan
f. Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga
g. Asuhan Keperawatan
h. Epidemilogi
i. Sistem Manajemen Mutu
j. Auditor Mutu Internal
k. Lead Auditor
l. Management Representative
m. Analisis Data
n. Pelayanan Prima
o. Peraturan Perundang-undangan
p. Komputer/Jaringan/Pemrograman
q. Program Pengelola Program Penyakit Menular
r. SPSS
s. Pengadaan Barang/Jasa
t. Keuangan
ANALISIS BEBAN KERJA
ANALISIS BEBAN KERJA
Analisis Beban Kerja
(Workload Analysis) adalah suatu teknik
manajemen yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh informasi
mengenai tingkat efektivitas dan
efisiensi kerja organisasi berdasarkan
volume kerja

BEBAN KERJA:
“Besaran pekerjaan yang harus dipikul
oleh suatu jabatan/unit organisasi dan
merupakan hasil kali antara volume kerja
PERMENDAGRI No. 12 Tahun 2008 dan norma waktu”
HASIL ANJAB DAN ABK
DINAS KESEHATAN
A. Jenis dan Jumlah Jabatan

JENIS NAMA JUMLAH


NO
JABATAN JABATAN JABATAN
1. Jabatan Pimpinan Tinggi Kepala Dinas 1
2. Jabatan Administrator  Sekretaris 1
 Kepala Bidang 4
 Kepala Sudin 5
 Kepala UPT 6
3. Jabatan Pengawas  Kepala Seksi 45
 Kepala Subbagian 366
4. Jabatan Pelaksana  Pengelola 95
 Penata 8
 Pelaksana 4
 Penghimpun dan Pengolah 5
 Pengadministrasi 802
HASIL ANJAB DAN ABK
DINAS KESEHATAN
JENIS NAMA JUMLAH
NO
JABATAN JABATAN JABATAN
5. Jabatan Fungsional  Dokter Umum 2
 Dokter Gigi 2
 Perawat 356
 Perawat Gigi 2
 Asisten Apoteker 2
 Fisioterapi 2
 Nutrisionis 2
 Radiografer 2
 Pranata Laboratorium 4
 Bidan 356
 Spesialis Anak 1
 Spesialis Kebidanan dan 1
Kandungan 1
 Spesialis Penyakit Dalam 1
 Spesialis Kedokteran Kelautan 1
HASIL ANJAB DAN ABK
DINAS KESEHATAN
JENIS NAMA JUMLAH
NO
JABATAN JABATAN JABATAN
 Spesialis Bedah 1
 Spesialis Anestasi 1
 Sanitarian 1
 Epidemiolog Kesehatan 1
HASIL ANJAB DAN ABK
DINAS KESEHATAN
B. Hasil ABK

NO FORMASI JUMLAH

1. Konvensional 4.724

2. Efektif 4.015
TINDAK LANJUT HASIL
PENYUSUNAN ANJAB DAN ABK

Biro Ortala telah menyusun Peraturan


Gubernur Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Formasi Jabatan Pegawai Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat
Daerah
TUJUAN
(PASAL 3)

Formasi Jabatan Pegawai bertujuan untuk


mewujudkan tertib dan kepastian dalam
perencanaan, rekruitmen, penempatan,
pengendalian dan pengembangan pegawai
untuk skala SKPD/UKPD dan skala
Pemerintah Daerah.

22
PRINSIP-PRINSIP
(PASAL 6)

Formasi jabatan yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur


ini dihitung berdasarkan hasil analisis jabatan, analisis beban
kerja dan telah melalui proses validasi bersama Biro Ortala
dengan SKPD/UKPD yang bersangkutan, dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

• Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dalam


pelaksanaan tugas pejabat struktural dan pejabat
fungsional;

• Setiap jabatan struktural terendah sekurang-kurangnya


memiliki 2(dua) orang pejabat fungsional umum/tertentu;
23
PRINSIP-PRINSIP
(PASAL 6)

• SKPD/UKPD yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan


Layanan Umum Daerah mempunyai PNS dan Pegawai non PNS
secara proporsional;

• Formasi jabatan PNS pada SKPD/UKPD yang menerapkan Pola


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah tidak bisa diisi
olah Pegawai Non PNS, sebaliknya formasi Pegawai Non PNS dapat
diisi PNS;

• Kejelasan nama jabatan fungsional umum;

• Ketersediaan kualitas dan kuantitas pegawai dalam rangka kadernisasi;


dan

• Pembakuan formasi jabatan untuk tugas dan fungsi yang sama.


24
KEGUNAAN
(PASAL 7)

(1) Formasi jabatan dalam Peraturan Gubernur dipergunakan untuk


penataan pegawai dalam hal :

a.Perencanaan kebutuhan pegawai;

b. Rekruitmen calon pegawai;

c. Penempatan pegawai;

d. Pengendalian pegawai;

e. Pendidikan dan pelatihan pegawai;

f. Pengembangan pegawai;

g. Evaluasi analisis jabatan dan analisis beban kerja pegawai.


25
KEGUNAAN
(PASAL 7)

(2) Penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh:


a. SKPD/UKPD yang bersangkutan sesuai kewenangannya;

b. Badan Kepegawaian Daerah sesuai kewenangannya;

c. Badan Pendidikan dan Pelatihan sesuai kewenangannya; dan

d. Biro Ortala sesuai kewenangannya.

26
LAMPIRAN

E:\Dinas Kesehatan Repaired.doc


PUSKESMAS

• Berdasarkan validasi pada Tahun 2013,


disepakati bahwa formasi jabatan PNS dan
Non PNS di Puskesmas baik Puskesmas
Kecamatan maupun Puskesmas Kelurahan
adalah sebesar 60 % untuk PNS dan 40%
untuk Non PNS.

Anda mungkin juga menyukai